Cerita ABG Montok : Si Pedang Tumpul 4

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Selasa, 07 Agustus 2012

Cerita ABG Montok : Si Pedang Tumpul 4-Cerita ABG Montok : Si Pedang Tumpul 4-Cerita ABG Montok : Si Pedang Tumpul 4-Cerita ABG Montok : Si Pedang Tumpul 4-Cerita ABG Montok : Si Pedang Tumpul 4-Cerita ABG Montok : Si Pedang Tumpul 4


Ho Gwat-ji sadar dia terlalu terburu-buru, tapi dia tidak mau
mengakui kesalahannya maka dia berteriak, “Dengan cara apa
kau ingin membalas dendam? Apakah kau tidak mendengar
kata-katanya, kita semua tidak akan diberi jalan hidup! Kalau
kau hanya menunggu kau sendiri pun tidak akan hidup!”
Ciam Giok-beng menghela nafas dan berkata, “Ho lihiap,
orang yang kejam, akan di hukum mati oleh Tuhan, Ciu Giokhu
begitu kejam, Tuhan pasti akan menghukumnya, kau lihat
Liauw Hwan Toako, meski kepalanya terputus, dia masih
berusaha menggigit Ciu Giok-hu berarti rohnya tidak mau
diam, sekarang walaupun kita tidak bisa membalas dendam
tapi roh kedua kakakmu tidak akan melepaskan dia!”
Ciu Giok-hu memang merasa takut setelah mendengar
kata-kata Ciam Giok-beng malah membuat keganasannya
bertambah, pedangnya diayunkan membelah mayat kedua
hweesio menjadi beberapa bagian lagi, dia tertawa sadis, “Aku
tidak takut, biar roh mereka datang mencariku!”
Sambil bicara dia melemparkan rantai besi ke arah kepala
Liauw Hwan, membuat kepala Liauw Hwan hancur, semua dia
lakukan karena ketakutan, menurut perkataan orang-orang
roh setan selalu menempel di tubuh mayat bila mayat hancur
dia tidak akan bisa menempel dan tidak akan mencelakai
orang lagi.
Tindakan sadis ini membuat Ciam Giok-beng yang paling
sabar di antara mereka mulai marah, dia membentak, “Ciu
Giok-hu, sungguh kau seperti binatang!”
Ciu Giok-hu tertawa sadis, “Ciam Giok-beng, aku punya
kebiasaan bila sudah membunuh mayatnya harus dihancurkan
ini hanya sebagai contoh, hari ini kalian semua akan
mendapatkan hukuman seperti ini, apakah kau ingin
mencobanya?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Pedang Kie Tiang-lim sudah dikeluarkan, dia pun dengan
pelan berjalan ke tengah, berkata, “Ciu Giok-hu, semenjak aku
belajar ilmu pedang aku belum pernah membunuh orang, tapi
untuk menghadapi orang gila seperti ini, terpaksa aku harus
melanggar aturan ini!”
“Suheng, apakah kau mau bertarung? Lebih baik aku yang
bertarung dulu,” kata Kie Tiang-lim.
Ciam Giok-beng menggelengkan kepala, “Sute, dalam ilmu
pedang aku lebih dalam, kalau aku kalah kau jangan sedih,
kau harus tenang membawa semua orang keluar dari sini, kau
jangan terburu-buru membalas dendam, asalkan gunung
masih hijau jangan takut tidak ada kayu bakar, untung ilmu
perguruan kita sudah kuajarkan kepada beberapa anak muda,
membalas dendam harus mengandalkan pada mereka, ingat
kata-kataku ini!”
Dengan sedih Kie Tiang-lim mengangguk, Ciam Giok-beng
berpesan lagi, “Pi-sia, Goan Hiong, Toa-suheng kalian sangat
baik dan mantap, hanya kurang berbakat, bila hari ini aku
terbunuh, kalian berdua bertanggung jawab untuk
membangun kembali perguruan kita, harap kalian ingat rasa
tanggung jawab, kalian harus menyayangi tubuh kalian
sendiri, jangan sembarangan mengorbankan diri, ingat itu!”
Kie Pi-sia dan Goan Hiong dengan sedih mengangguk.
Ciam Giok-beng berpesan kepada Pui Ciauw-jin, “Adik Pui,
kau memang bukan murid Kian-kun-kiam-pai, tapi Goan Hiong
dan putramu adalah muridku, di antara semua orang yang
bersamaku kau yang paling cekatan juga bisa mengambil
keputusan tepat, bagaimana pun kau harus melindungi
generasi muda, dan kalian juga jangan lupa kalian harus maju,
aku titip semuanya kepada kalian suami istri.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Pui Ciauw-jin dengan sedih mengangguk, “Ciam Toako,
tenanglah aku pasti akan berusaha semaksimal mungkin.”
Ciam Giok-beng berpesan kepada Goan Jit-hong, “Goan
Lote, aku tidak berpesan apa-apa kepadamu, Hiong-ji adalah
putramu, Pi-sia adalah putri dari Kie Sute, demi generasi
penerus kalian berdua harus tahu bagaiamana
membereskannya, anak muda cepat marah, kalian harus bisa
menahan diri, yang terpenting jangan membawa mereka
berjalan menuju kematian.”
Goan Jit-hong tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
Ciu Giok-hu tertawa dingin, “Ciam Giok-beng, kau sungguh
pandai, tahu tidak akan bisa melawanku, maka kau
menyampaikan dulu semua pesanmu!”
“Karena aku adalah seorang pemimpin perguruan, aku
harus mempersiapkan dulu segala sesuatunya, bukan berarti
aku pasti akan kalah di depanmu!” kata Ciam Giok-beng.
Ciu Giok-hu tertawa sombong, “Tapi pesan terakhirmu
percuma saja, kalau kau mati apakah yang lain tidak akan
mati?”
Ciam Giok-beng tertawa dingin, katanya, “Ilmuku tidak lebih
tinggi dari Pui Ciauw-jin dan Goan Jit-hong, satu lawan satu
mungkin aku bisa kalah, apakah hanya kau seorang diri, bisa
membunuh kami semua? Tidak mungkin karena mereka tidak
akan bertarung denganmu seperti bertarung di panggung!”
Ciu Giok-hu tertawa terbahak-bahak, “Apakah kau kira
dengan banyak orang akan ada gunanya? Orang-orang Cengseng
lebih banyak beberapa kali lipat dari kalian, apakah
kalian sanggup melarikan diri?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciam Giok-beng berkata dengan tenang, “Ciu Giok-hu,
dengan kelakuanmu seperti itu aku tidak percaya di Ceng-seng
masih ada orang yang mau membantumu, mereka semua
tidak bergabung untuk menghadapimu itu sudah beruntung,
kalau tidak percaya, silahkan tanyakan pada mereka!”
Ciu Giok-hu terpaku, dia melihat dua bersaudara Bun
mereka berdua hanya diam.
Liu Hui-hui segera berkata, “Paman Bun, kalau kalian
berdua membantu Ciu Giok-hu, aku akan membantu mereka,
dan bertentangan dengan Ceng-seng!”
“Asal lawan tidak bergabung dan menyerang Ciu Toako
kami tidak akan ikut campur,” kata Bun Tho-hoan.
Kata Ciam Giok-beng, “Tentu saja tidak, kalau aku tidak
bisa menang, orang-orang itu akan keluar dari Ceng-seng,
kelak orang yang kami cari hanya Ciu Giok-hu, kami tidak ada
dendam dengan kalian, malah kami merasa sangat berterima
kasih kepada kalian, tapi kalau Ciu Giok-hu mengejar kami dan
tidak membiarkan kami pergi dari sini, kami akan membela
diri!”
“Bagaimana pendapat Bun Toako?” tanya Liu Ta-su.
“Mengapa Liu Toako harus bertanya kepadaku?”
“Karena aku sudah mengambil keputusan akan
meninggalkan Ceng-seng, yang pasti aku akan mengambil
kesempatan ini ikut dengan mereka pergi dari sini, kalau tidak,
akan sulit menjadi kenyataan, maka aku harus bertanya
dengan jelas supaya ada persiapan.”
“Bila Ciu Toako bertarung dengan Ciam Giok-beng, kami
dua bersaudara tidak akan membantunya, tapi bila lawan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mengepung dan mengeroyok Ciu Toako kami tidak akan
berpangku tangan!”
Liu Ta-su tertawa, berkata, “Kelak di Ceng-seng hanya
kalian dua bersaudara yang masih tenang, Bun Toako lebih
baik bersiap-siap pergi juga!”
Bun Tho-hoan tertawa, berkata, “Aku tidak melarangmu
pergi, Liu Toako, karena Hui-hui menolak menikah dan Pek-ho
sangat mencintai Hui-hui, dia tidak akan berhenti sampai di
sini, maka kalau kalian ayah dan anak masih di Ceng-seng
tentu akan bentrok, waktu itu malah akan membuat kami
kesulitan, untung kami berdua tidak mempunyai anak, maka
tidak akan terjadi kerepotan, maka kami tidak perlu
meninggalkan kampung halaman yang sudah kami tinggal
selama beberapa generasi.”
“Apalagi kami sudah lama tinggal di Ceng-seng, jarang
berkelana ke dunia luar, belum tentu di luar sana kami bisa
betah!” kata Bun Tho-hoan.
“Paman Bun, kau sudah meninggalkan Ceng-seng selama
10 tahun, bukan kau baik-baik saja?” tanya Liu Hui-hui.
“Di danau Seng-soat selama 10 tahun berlatih ilmu silat,
selama berlatih setiap tahun dengan giat kecuali salju, gunung
dan air, makan daging, tidak ada makanan lain, maka begitu
aku sudah berhasil mempelajari ilmu pedang, aku buru-buru
pulang, sebab aku merasa tempat yang paling indah adalah
kampung halaman sendiri, orang yang paling baik adalah
orang yang berasal dari kampung halaman sendiri, tempat lain
tidak ada yang bisa menandinginya,” kata Bun Tho-hoan.
“Su-chuan dan Kang-lam ada di puisi-puisi, kalau kau
benar-benar sampai di Kang-lam, ke indahan di sana benarbenar
ratusan kali lebih indah dari di sini,” kata Liu Hui-hui.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Liu Ta-su tertawa, katanya, “Paling bagus adalah kampung
halaman sendiri, orang paling baik adalah orang di kampung
halaman sendiri, tapi itu belum tentu, setelah lama tinggal di
Ceng-seng kau akan tahu kalau kata-kataku itu benar.”
Ciu Giok-hu marah, “Liu Ta-su, bila kau mau pergi, pergilah
tidak ada orang yang mengusirmu, mengapa kau harus
menghancurkan persatuan Ceng-seng?”
Liu Ta-su tertawa dingin, “Dulu karena Hui-hui dan putramu
ada ikatan akan menikah, aku terpaksa mengikuti
kemauanmu, sekarang Hui-hui sudah membatalkan ikatan
pernikahan ini, tidak ada orang yang tenang bila tinggal
bersamamu, apalagi hari ini melihat wajah aslimu, aku sudah
tahu isi hatimu, aku percaya bila aku pergi orang Ceng-seng
yang akan pergi dari sini pun sangat banyak!”
Ciu Giok-hu melihat ke belakang dan bertanya, “Apakah
kalian akan meninggalkan Ceng-seng?”
Tidak ada yang menjawab.
Kata Liu Ta-su, “Bila kalian ingin meninggalkan tempat ini,
hari ini adalah kesempatan yang baik, aku masih berada di sini
dan bisa membantu kalian sedikit-sedikit, kelak bila kalian di
tekan oleh Ciu Giok-hu dan sudah tidak tahan, kalian sudah
tidak akan mempunyai kesempatan lagi.”
Setengah dari orang-orang itu ingin pergi termasuk penjaga
pintu masuk Ceng-seng, keluarga Liu.
Liu Ta-su tertawa dingin, “Hei orang she Ciu, apakah kau
sudah melihatnya? Mereka yang tinggal sedikit banyak
mempunyai hubungan denganmu selain itu tidak ada yang
mau bekerja sama denganmu!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Wajah Ciu Giok-hu terlihat sangat seram. Dia membentak,
“Baiklah, pergi saja kalian! Bukan hanya di Ceng-seng kalian
baru bisa berdiri, dengan begitu aku bisa membunuh lebih
banyak orang, dan mendirikan perguruan Ceng-seng-pai yang
baru!”
“Ciu Toako, masalah ini tidak sama dengan keputusan
kami!” kata Bun Tho-hoan.
“Setelah adanya perubahan ini, Ceng-seng sudah tidak
mungkin tenang lagi, apalagi setelah Liu Ta-su pergi,
perjanjian antara 3 keluarga kita juga sudah bubar, kalau tidak
membuat Ceng-seng yang baru kita tidak akan bisa berdiri
tegak,” kata Ciu Giok-hu.
“Paling sedikit kita bisa menjaganya seperti dulu, tinggal
dengan tenang dan tidak perlu bersaing dengan dunia luar!”
kata Bun Tho-hoan.
Ciu Giok-hu tertawa dingin, “Itu sudah tidak mungkin, hari
ini datang Kian-kun-kiam-pai, Liu Ta-su membawa setengah
orang Ceng-seng pergi dari sini kalau sampai kabar ini
tersebar luas, Lu-bwee-kok di Thian-san pasti yang akan
datang mencari kita, karena mereka sudah lama iri pada Cengseng,
aku melatih begitu banyak pesilat pedang bukan untuk
diriku sendiri.”
Dua bersaudara Bun terdiam.
Ciu Giok-hu berkata lagi, “Aku mengakui terkadang aku
terlalu bersikap kuasa, tapi itu semua demi kebaikan semua
orang, Bun Lo-toa, kau serba tidak mau tahu, Liu Ta-su yang
dari luar selalu terlihat setuju akhirnya malah dia yang menarik
kaki kita, berarti semua ini sudah dia rencanakan!”
Liu Ta-su tersenyum, berkata, “Tidak juga, semenjak Huihui
pulang dan dia menolak menikah dengan Pek-ho, aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
sudah tahu hubungan di antara kita tidak akan bisa langgeng
lagi, terpaksa aku harus bersiap-siap, Hui-hui senang merobah
pendiriannya, tadinya aku pikir mungkin bisa ada kesempatan
untuk mempertahankan hubungan mereka maka aku diam
saja, hari ini setelah melihat tekad Hui-hui dan melihat dia
begitu membenci putramu, maka hal ini sudah tidak bisa
dipertahankan lagi, kau menyayangi putramu aku juga
menyayangi putriku, yang salah adalah putramu yang tidak
ada seorang pun yang menyukainya!”
Ciu Giok-hu marah, berkata, “Pergi! Pergilah! Gadis bau,
begitu aku sudah mendirikan Ceng-seng yang baru, akan ada
banyak gadis yang ingn menjadi menantuku, waktu itu
walaupun kalian merangkak memohon-mohon padaku, aku
akan menendang kalian jauh-jauh!”
Liu Ta-su marah, katanya, “Putriku tidak akan memohonmohon
kepadamu, tapi kau juga tidak berhak menyuruh kami
pergi dari sini, bila aku ingin pergi semua ini karena aku yang
mau, bila kau yang menyuruhku pergi tidak akan begitu
mudah, aku minta kau menarik lagi kata-katamu tadi!”
Dengan sombong Ciu Giok-hu berkata, “Bila aku sudah
mengeluarkan kata-kata tidak akan kutarik kembali!”
Liu Ta-su mencabut pedangnya dan berkata, “Kita lihat saja
siapa yang keluar dari sini!”
Hati Ciu Giok-hu telah tertutup oleh keserakahan, dia juga
berteriak, “Kau yang pergi! Aku memerintahkanmu pergi dari
sini!”
Pedang Liu Ta-su sudah diayunkan tapi di tahan oleh Bun
Tho-hoan, “Liu Toako, bukankah tadi kau sendiri yang
mengatakan tidak akan ikut campur dalam masalah ini,
mengapa tiba-tiba kau berubah pikiran?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dengan serius Liu Ta-su menjawab, “Bun Lo-toa, apakah
kau memihak Ciu Giok-hu?”
“Tidak, kalian berdua adalah rekanku, aku tidak akan
membantu siapa pun, begitu selesai membereskan masalah
kita dengan Kian-kun-kiam-pai, kalian berdua ingin bertengkar
pun aku tidak akan melihatnya, tapi sekarang aku tidak akan
membiarkan kalian berdua bertengkar,” kata Bun Tho-hoan.
“Apakah Bun Lo-toa menganggap aku yang harus pergi dari
sini?” tanya Liu Ta-su.
“Meninggalkan Ceng-seng adalah keinginanmu, Ciu Toako
salah berkata, semua ini adalah kesalahannya, kalau Liu Toako
dendam kepadanya, benar-benar tidak pantas,” kata Bun Thohoan.
Liu Hui-hui datang sambil tertawa, “Ayah, Paman Bun
berdiri di posisi netral, dia membereskan masalah ini dengan
adil, ayah jangan salah paham!”
“Apa? ternyata kau juga berkata demikian!” Liu Ta-su
berteriak.
Masih dengan tertawa Liu Hui-hui berkata kepada Bun Thohoan,
“Paman Bun, bila kami mengatakan kami ingin pergi
dari ini kami pasti akan pergi, tapi sebelum kami pergi di
antara 3 tetua Ceng-seng ada urutannya, aku kira kata 'pergi'
hanya Paman Bun yang pantas mengeluarkannya, apakah
Paman Bun juga bermaksud demikian?”
“Aku tidak bermaksud seperti itu!”
“Baiklah kalau begitu, kami bukan ingin membuat masalah,
ayahku hanya ingin Ciu Giok-hu menarik kata 'pergi' apakah
hal ini keterlaluan?” tanya Liu Hui-hui.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Ciu Toako hanya keceplosan, sebenarnya dia tidak berniat
seperti itu, di depan umum menyuruhnya menarik kembali
kata-kata ini, sepertinya akan terlalu sulit baginya,” kata Bun
Tho-hoan.
“Ini adalah perkataan Paman, 3 keluarga Ceng-seng ada
urutannya, Ciu Giok-hu tidak menghormati Paman, tapi kami
sangat menghormati Paman, kalau Paman mengira ayahku
pantas menerima kata 'pergi' dari sini, aku merasa ayahku
akan menerimanya demi Paman, kami sedang menunggu
persetujuan Paman.”
Bun Tho-hoan menghela nafas panjang, “Mulutmu benarbenar
lihai, membuatku tidak bisa memilih, Ciu Toako, bila kau
masih ingin aku tetap di Ceng-seng, tarik kembali kata-katamu
tadi, kalau tidak aku tidak akan membiarkanmu bentrok
dengan Liu Toako, aku dan adikku terpaksa akan pergi dari
sini, Hui-hui, kalau kau benar-benar menganggap aku adalah
pamanmu, aku akan pergi dari sini, bila ayahmu akan pergi
dari sini pun tidak akan terlalu ditekan!”
“Aku dan ayah selalu menghormati Paman Bun, asal Paman
mengajak kami pergi kami pasti akan menurut, tidak perlu
membuat masalah menjadi rumit!” kata Liu Hui-hui.
Bun Tho-hoan berkata kepada Ciu Giok-hu, “Ciu Toako,
bukan aku membela Liu Toako, melainkan kata-kata Hui-hui
membuatku teringat pada hak-hak di Ceng-seng, sebelum Liu
Toako meninggalkan Ceng-seng dia tetap masih salah satu
dari ketua Ceng-seng, bagaimana pun kau tidak boleh berkata
dengan nada seperti itu, menyuruhnya pergi dari sini!”
Ciu Giok-hu tidak bisa berkata apa-apa, dalam situasi
seperti ini dia benar-benar membutuhkan bantuan dari dua
bersaudara Bun terpaksa dia menundukkan kepala dan
berkata, “Baiklah, aku tarik kembali kata-kataku tadi, Liu TaTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
su, kau memang mempunyai putri yang hebat!” Liu Ta-su
tertawa dengan senang, “Putramu juga lumayan, sayang dia
terluka, kalau tidak dia tidak akan membiarkanmu terhimpit!”
Kata-kata Liu Ta-su baru selesai, Ciu Pek-ho yang terluka
keluar dan berkata, “Paman Liu, ayahku sudah menarik
kembali kata-katanya, untuk apa Paman membuatnya marah
kembali?”
Liu Ta-su dengan dingin berkata, “Baru saja
membicarakanmu, kau sudah keluar, Ciu Siau-ya, apakah kau
mau mengambil kembali muka ayahmu?”
Dengan serius Ciu Pek-ho berkata, “Tidak, sebenarnya aku
datang untuk meladeni kalian kalau tadi aku ada di sini kalian
dua orang tua tidak akan bentrok, Hui-hui, aku tidak akan
membuat paman marah!”
Karena kata-kata Ciu Pek-ho itu Liu Ta-su jadi terdiam,
hanya Ciu Giok-hu yang masih marah berteriak, “Binatang, kau
benar-benar tidak berguna, apakah kau tahu apa yang dia
katakan tentangmu?” Dengan sedih Ciu Pek-ho berkata,
“Ayah, putramu tidak akan mengecewakanmu, tapi yang
lainnya merupakan penghinaan kepadaku, aku harap ayah
jangan mengurusi hal ini lagi!”
“Kau adalah putraku, mana mungkin aku akan lepas
tangan?” teriak Ciu Giok-hu.
Dengan serius Ciu Pek-ho berkata, “Ayah, selain Hui-hui
dan Paman Liu, yang lainnya akan kubereskan karena telah
menghinaku, tidak perlu sampai merepotkan ayah, aku tidak
akan melepaskan mereka!”
Liu Ta-su diam-diam mundur, Liu Hui-hui juga terdiam, Ciu
Pek-ho berkata lagi, “Paman Liu, Hui-hui, apakah kalian harus
pergi dari sini?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Benar, kami sudah tidak bisa tinggal di Ceng-seng lagi,”
kata Liu Hui-hui.
Ciu Pek-ho menghela nafas, “Baiklah, aku sulit menasihati
ayah, aku harap kalian bisa pergi dari sini supaya tidak
bentrok dengan ayah dan membuatku serba salah!”
Dai juga berkata kepada Ciu Giok-hu, “Ayah, kalau ayah
bertarung dengan Ciam Giok-beng harus hati-hati, jurus
pedangnya tidak aneh hanya mantap, dalam satu jurus bila
ayah tidak bisa menang ayah harus mengganti dengan jurus
yang lebih mantap untuk melawannya. Ilmu pedang memang
harus matang tapi pertahanan tetap yang paling penting, ayah
lebih muda darinya 20 tahun, ini adalah keunggulan ayah!”
“Apakah harus kau yang mengajariku?” tanya Ciu Giok-hu.
“Putramu pernah bertarung dengannya, ini adalah
pengalamanku, aku harus memberitahu ayah, bila dengan
cara ayah yang biasa ingin mendapatkan kemenangan, ayah
akan kalah, hari ini aku kalah dari Goan Hiong karena terlalu
terburu-buru!”
Bun Tho-hoan mengangguk, “Ciu Toako, kata-kata Pek-ho
benar, memang usianya masih muda, tapi dia pintar dan bisa
mengumpulkan semua pengalamannya, kau harus
mendengarnya!”
Ciu Giok-hu tertawa sombong, lalu berkata, “Aku tahu,
sebenarnya aku dan Bun Toako sudah mengetahui celah-celah
lawan, tapi dia tidak mengatakannya, kita tidak akan kalah!”
Ciu Giok-hu berkata kepada Ciam Giok-beng, “Pak tua Ciam,
apakah kau dengar, kalau kau ingin menang kau harus
mengandalkan jurus pertama, bila jurus pertama kalah, hari ini
kau pasti kalah!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciam Giok-beng tetap berkata dengan tenang, “Silakan!”
Ciam Giok-beng adalah seorang guru besar, kata-kata Ciu
Giok-hu memang terdengar sangat sombong, tapi dari sikap
dia tetap sangat serius, setelah berkata 'silakan' mereka
segera mendekat dan bersiap-siap mengeluarkan jurus
pertama yang menentukan.
Mereka berdua bersama-sama menyerang, tapi juga tidak
berani terus menyerang, dua pesilat terkenal bertarung. Dalam
satu jurus saja akan menentukan menang dan kalah,
mendahului menyerang akan membuka kelemahan, sehingga
akan membuat kalah, terlambat menyerang keadaan akan
dikuasai lawan, ingin mambalas serangan pun sulit, maka
yang mereka berdua inginkan adalah tidak terlalu awal juga
tidak terlambat, dengan saat yang tepat mereka akan
menyerang, sehingga mereka berdua tidak berani
sembarangan bergerak.
Kemudian mereka seperti sudah berjanji sebelumnya, dalam
waktu yang bersamaan mereka menyerang, cahaya pedang
keluar seperti kilat, tapi tidak saling beradu, tidak ada yang
menyerang maupun bertahan, mereka sangat memperhatikan
serangan pertama.
Setelah bayangan orang lewat, mereka saling
menghembuskan nafas, pundak Ciu Giok-hu lecet terkena
sabetan pedang, baju Ciam Giok-beng bagian bawah tersabet
dengan ukuran besar.
Kalau di nilai tempat yang terkena pedang, Ciam Giok-beng
menang sedikit, karena bajunya yang tersabet dengan
tubuhnya masih ada jarak, pundak Ciu Giok-hu terkena
pedang, itu sudah mengenai kulitnya, tapi di pandang dari
sudut lain, karena kedua belah pihak sama-sama tidak terluka,
membuktikan kalau Ciu Giok-hu mengambil keputusan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
tepat, ilmunya lebih tinggi dari Ciam Giok-beng, dia berani
menggunakan tubuhnya mencoba ilmu pedang Ciam Giokbeng
dan mendapatkan luka ringan di pundaknya.
Tapi serangan dari kedua orang ini sama-sama mengenai
sasaran, dan sama-sama sudah mencapai tahap yang tinggi,
begitu menyerang langsung mengenai sasaran.
Ciu Giok-hu tersenyum, katanya, “Berlatih ilmu pedang bisa
mencapai tahap seperti Tuan sungguh tidak mudah, tadinya
kukira di luar Ceng-seng tidak ada yang bisa menandingiku,
ternyata ada juga, tapi kata-kata ini tidak akan bisa bertahan
lama, bila jurus pertama tidak berhasil, kau sudah tidak
mempunyai kesempatan lagi, begitu kau mati di bawah
pedangku, aku percaya tidak ada Ciam Giok-beng yang
kedua.”
Ciam Giok-beng tertawa, berkata, “Tuan terlalu sombong,
kau memang sedang memujiku, tapi aku tidak berani
menerimanya, sebab sejak aku belajar ilmu pedang aku tidak
berani mengatakan sebagai pesilat pedang nomor satu di
dunia, karena orang yang mempunyai ilmu lebih tinggi dariku
masih banyak!”
“Tentu saja bukan kau yang nomor satu, di Ceng-seng
banyak orang yang mempunyai ilmu pedang lebih tinggi
darimu!”
“Aku belum pernah bertarung dengan pesilat disini, orang
yang kumaksud tadi mungkin tidak ada di Ceng-seng!”
“Siapakah dia?” tanya Ciu Giok-hu.
“Di laut banyak mutiara yang tersembunyi, apalagi mutiara
yang indah belum pernah ditemukan, pesilat tangguh sangat
banyak, mengenai hal ini kami tidak perlu berkomentar,
contohnya murid-murid Kian-kun-kiam-pai, bakat mereka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
berada di atasku, dan mereka mendapatkan ilmu pedang
dariku selama 3-5 tahun, mereka akan lebih kuat dariku!”
Ciu Giok-hu tertawa terbahak-bahak, “Ternyata yang kau
maksud adalah masa depan, masa depan sulit dibicarakan,
apakah mereka bisa maju atau tidak apa yang kau harapkan
tidak ada seorang pun yang bisa menjaminnya!”
“Tapi aku berani menjamin, kekurangan mereka hanya
pengalaman dan waktu, kalau kita beri kesempatan kepada
mereka, bisa muncul 5-6 orang dan akan lebih baik dariku!”
Ciu Giok-hu tertawa dingin, “Kalau kata-katamu benar,
apakah mereka bisa mempertahankan nyawa mereka?
Setahuku Kian-kun-kiam-pai tidak akur dengan golongan
hitam, sekarang masih ada pak tua Ciam, kalau kau mati
murid-muridmu akan berat menghadapi hidup ini!”
Dengan serius Ciam Giok-beng berkata, “Kian-kun-kiam-pai
dengan golongan hitam hanya saling menaruh kekesalan, di
antara kami tidak tersimpan dendam, apalagi golongan hitam,
mereka mempunyai wilayah tersendiri, asalkan muridku tidak
keluar dari Kim-leng, apakah golongan hitam akan mencari
sampai di markas kami? Aku hanya mengkhawatirkan ada
orang licik yang akan membasmi mereka!”
Arti dari kata-kata ini sangat jelas menunjuk kepada Ciu
Giok-hu yang akan membunuh mereka dan tidak akan
memberi kesempatan kepada generasi muda untuk muncul,
Ciu Giok-hu pura-pura tidak mengerti dengan tersenyum dia
berkata, “Kekhawatiranmu masuk akal juga, berdirinya Kiankun-
kiam-pai terlalu mencolok sehingga membuat orang iri,
kalangan persilatan banyak yang tidak suka, mereka pasti
akan berusaha mencari gara-gara, kau harus hati-hati!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Melihat Ciu Giok-hu membelokkan maksud kata-kata Ciam
Giok-beng, dia tertawa dingin, “Kalau hari ini aku tidak mati,
aku tidak perlu hati-hati, bila aku mati aku tidak bisa apa-apa,
tapi keadilan selalu berada di hati setiap orang, apalagi di
dunia persilatan hal ini sangat diperhatikan, kalau ada orang
yang mengambil kesempatan melakukan serangan kepada
perguruan kami, pasti akan ada yang keluar membantu.”
Ciu Giok-hu tertawa terbahak-bahak, “Orang seperti itu sulit
didapatkan, semua muridmu memang mempunyai ilmu silat
tinggi, tapi orang yang membuat mereka terancam pasti orang
yang sulit dihadapi, demi menegakkan keadilan tapi tidak
sayang nyawa, aku kira teman seperti itu tidak ada.”
Liu Ta-su merasa telinganya panas, berkata, “Kata siapa
orang seperti itu tidak ada, aku adalah salah satunya memang
aku dan Kian-kun-kiam-pai bukan teman, tapi siapa pun yang
berani mengancam generasi penerus mereka aku akan
berhadapan dengan orang itu!”
Ciu Giok-hu sama sekali tidak menyangka kalau Liu Ta-su
akan berkata seperti itu, dia terpaku lalu berkata, “Masalah
antara kau dan In Tiong-ho saja belum beres untuk apa ikut
campur dalam masalah ini lagi?” Liu Ta-su tertawa dingin, “Itu
masalah yang berbeda, hari ini aku sudah mengatakan kalau
Kian-kun-kiam-pai akan maju atau mundur bersamaku, aku
kira nanti pun akan demikian juga!”
“Apakah orang-orang itu akan menyambut niat baikmu?
Apalagi kapur putih itu masih ada di punggungmu, itu adalah
lukisan dari Pui Ciauw-jin berarti ilmumu tidak lebih tinggi
darinya!” kata Ciu Giok-hu.
“Membela Kian-kun-kiam-pai berhutang pada
kepentinganku juga, apakah mereka akan setuju atau tidak,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
tidak akan menjadi masalah bagiku, yang penting aku
bertekad untuk mengurusnya!”
Kata-kata ini sangat jelas, yang membuat Kian-kun-kiam-pai
kerepotan adalah Ciu Giok-hu, dia ingin membela Kian-kunkiam-
pai karena Ciu Giok-hu.
Kalau Ciu Giok-hu terus membela diri, hal ini akan membuat
dua bersaudara Bun marah, dalam keadaan sekarang ini dia
masih butuh bantuan orang lain, padahal tidak dibantu pun
tidak akan membuat dua bersaudara Bun berpihak kepada
lawan, maka dia tertawa dingin, “Baiklah, orang she Liu yang
keluar untuk berhubungan, paling sedikit mempunyai
dukungan yang kuat, aku harus ikut senang untuk Kian-kunkiam-
pai.”
Supaya tidak membuat dua bersaudara Bun marah, Liu Tasu
tidak bicara lagi, Ciu Giok-hu merasa dia harus
membereskan masalahnya dengan Ciam Giok-beng, maka dia
mengangkat pedangnya dan berkata, “Ciam Giok-beng, kita
teruskan pertarungan!”
Dari jurus pertama, Ciam Giok-beng mulai merasa ilmu
pedang Ciu Giok-hu memang ganas dan lincah, dengan sikap
serius dia berkata, “Silakan!”
Ooo)d-e*w-i(ooO
BAB 19 Apa keinginannya sulit ditebak
Pedang sudah diayunkan, Ciu Giok-hu menyerang beberapa
jurus tipuan, Ciam Giok-beng sudah ada persiapan, pedang
belum sampai sikap bertahan pun sudah dikeluarkan, Ciu Giokhu
menyerang dengan tidak serius, maka pedang kedua belah
pihak tidak beradu, hanya ada jurus-jurus kosong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Memang semangat pertarungan dua orang itu tidak kendur,
tapi orang yang melihat dari sisi tahu kalau pertarungan ini
dalam waktu singkat tidak akan keluar jurus-jurus yang
berbahaya, maka orang-orang yang melihat terbagi menjadi
beberapa bagian, mereka sedang berunding.
Memang yang menyerang selalu Ciu Giok-hu, maksudnya
hanya ingin menjajaki, Ciam Giok-beng hanya kadang-kadang
menyerang balik, mereka berdua sepertinya sedang menyusun
rencana bagaimana mencari celah-celah lawan supaya bisa
menang.
20 jurus telah berlalu, orang-orang yang melihat masih
mengira sekarang belum waktunya untuk menyerang, tiba-tiba
Ciu Giok-hu menyerang tiga kali berturut-turut, serangannya
sangat ganas, memang Ciam Giok-beng bertahan dengan
ketat tapi karena tidak menyangka musuh akan menyerang
dengan tiba-tiba, dua serangan masih bisa ditahannya,
serangan ketiga yang masuk ke celah-celah pertahanannya
tidak bisa dibendung lagi. Dalam situasi berbahaya ini dia
membiarkan tubuhnya terkena tusukan tapi pedangnya pun
mengeluarkan jurus yang bagus.
Tidak ada orang yang menyangka kalau Ciam Giok-beng
akan balas menyerang, dan dia bisa melakukannya,
sebenarnya pedang Ciu Giok-hu bisa menembus tubuh Ciam
Giok-beng, tapi baru saja pedangnya masuk 2 sentimeter,
pedang Ciam Giok-beng sudah masuk ke sisi telinganya,
mungkin pedang itu bisa membabat kepalanya terpaksa dia
menarik kepalanya, dan dengan cepat mundur, pedangnya
hanya lewat terasa dingin juga panas.
Kedua-dua terluka lagi, Ciam Giok-beng tertusuk di bawah
ketiaknya, hanya tertusuk se dalam 2 sentimeter tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
membuatnya mengalami luka parah atau terkena organ
dalamnya, tapi darahnya terus menetes.
Sebaliknya Ciu Giok-hu kehilangan separuh telinganya,
darah pun menutupi separuh wajahnya membuatnya terlihat
lebih seram, dia sudah terluka, tapi dia tidak berniat untuk
berhenti bertarung, sebelah tangannya memegang telinga,
sebelah lagi mengayunkan pedang dia terus menyerang,
seranganya malah bertambah gencar, mulutnya masih
terdengar tawa aneh, “Baiklah, Ciam Giok-beng, dengan jurus
tadi kau benar-benar pantas menjadi ketua sebuah perguruan
kau pantas mendapat julukan guru besar pedang, tapi aku
masih ingin tahu berapa jurus andalan yang belum kau
keluarkan!”
Semenjak Liu Ta-su dan putrinya bertentangan dengan Ciu
Giok-hu, mereka mulai dekat dengan Kie Tiang-lim dan
kawan-kawan, Liu Ta-su pelan-pelan mendekati Kie Tiang-lim
dan berkata, “Kie Tayhiap, kita siap-siap melawan sambil
keluar dari sini, kelihatannya ketua kalian sudah tidak bisa
bertahan lama, lebih baik kita pergi dari sini sekarang juga!”
Tentu saja Kie Tiang-lim tidak akan meninggalkan
Suhengnya, dia berkata, “Dari mana kau tahu kalau Suhengku
akan kalah? Sampai sekarang belum terlihat siapa yang kalah
atau menang.”
“Ilmu silat Ciam Tayhiap benar-benar hebat, tapi dia terlalu
berbaik hati, maka Ciu Giok-hu hanya kehilangan sebelah
telinganya, kalau ujung pedangnya maju 2 sentimeter lagi
paling sedikit bisa membutakan sebelah matanya, karena
Suhengmu kurang kejam maka dia harus mengaku kalah,
kalau sekarang tidak pergi nanti kita tidak akan bisa pergi dari
sini!'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Pi-sia tidak terima, katanya, “Guruku terluka, begitu
juga dengan lawannya, apalagi jurus-jurus pedangnya kacau,
mana mungkin dia akan kalah?”
“Karena Ciam Tayhiap terluka di bawah ketiaknya dan dia
harus terus bertarung maka darah akan terus mengalir,
walaupun tenaga dalamnya kuat, tapi tetap tidak akan bisa
bertahan lama, kau lihat wajah Ciu Giok-hu sudah berhenti
mengeluarkan darah, dia terus membuat gurumu
menyerangnya, dia bermaksud supaya Ciam Tayhiap
kehabisan darah.”
Penjelasan Liu Hui-hui ini membuat semua orang
mengetahui rencana busuk Ciu Giok-hu, walaupun Ciam Giokbeng
membuat lukanya berhenti mengeluarkan darah dengan
bantuan tenaga dalamnya, memang darah mengalir lebih
lambat tapi tidak bisa menghentikannya, lukanya masih
meneteskan darah, luka Ciu Giok-hu tidak begitu meneteskan
darah, kalau begitu Ciam Giok-beng yang akan dirugikan.
“Aku akan ke sana menggantikan guru!” teriak Kie Pi-sia.
Tapi Liu Hui-hui menariknya, “Jangan, ayahku dan Paman
Bun saja tidak berani membantu, kalau kau keluar membantu,
akan membuat masalah bertambah rumit.”
“Kita harus berusaha! Apakah kita hanya diam melihat guru
terbunuh?” tanya Kie Pi-sia.
“Kita tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali dari pihak kalian
ada yang berilmu sama tinggi dengan Ciam Tayhiap, baru bisa
mencoba, menghadapi dua bersaudara Bun, aku hanya bisa
mengatasi satu sedangkan yang satu lagi tidak ada yang bisa
mengatasinya, kita tetap akan kalah juga!”
“Memang kita tidak sekuat Ciam Toako, tapi untuk bertahan
sementara tidak akan menjadi masalah, dalam waktu yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
singkat ini bisa membuat Ciam Toako bisa menarik nafas,
mungkin bisa membuat lukanya berhenti mengeluarkan
darah,” kata Pui Ciauw-jin.
“Memang jumlah orang kalian banyak, tapi orang Cengseng
lebih banyak lagi, apalagi sekarang orang-orang Cengseng
masih berada di sini, semua adalah pesilat tangguh,
maka jika terjadi pertarungan massal yang rugi adalah kalian!”
kata Liu Ta-su.
“Bukankah separuh orang Ceng-seng ini akan ikut Ketua Liu
meninggalkan Ceng-seng?” tanya Pui Ciauw-jin.
“Separuh orang ini harus meninggalkan Ceng-seng dulu
baru dikatakan putus hubungan dengan Ceng-seng, sekarang
istri dan anak mereka masih ada di sini, mereka tidak akan
mendukung kalian, aku dan putriku juga tidak akan leluasa
membantu kalian.”
Pui Ciauw-jin adalah orang yang paling tenang di antara
mereka, dia menghela nafas, “Setiap tempat ada aturan
mainnya, kita tidak bisa memaksa Ketua Liu membantu kita,
kalau tidak kita ingin mundur pun tidak bisa, lebih baik kita
memakai cara yang tadi dianjurkan Ketua Liu.”
“Aku sudah mengambil keputusan akan meninggalkan
Ceng-seng, masalahnya adalah yang mana yang lebih
beruntung, bila sekarang bertarung massal, posisi kita tidak
menguntungkan, aku sendiri sangat ingin menyelamatkan
Ciam Tayhiap!” kata Liu Ta-su.
“Kita tidak akan menyerang, Ciam Suheng adalah ketua
perguruan kalau kita menggantikan dia bertarung akan
merusak citranya, aku kira dia juga tidak akan mau
menerimanya,” kata Kie Tiang-lim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Benar, sebelum guru bertarung, dia sudah berpesan
kepada yang lebih tua harus tenang dan bisa menguasai diri,
mungkin ini yang dimaksud oleh guru, harapan kita sekarang
adalah guru bisa mengeluarkan jurus aneh untuk
mendapatkan kemenangan, kalau tidak pertanggungjawaban
kepada perguruan akan menjadi tugas kita,” kata Goan Hiong.
“Benar, Ciu Giok-hu ingin mendirikan Ceng-seng-pai kalian
harus mempertahankan Kian-kun-kiam-pai supaya tidak
musnah, baru bisa melawan dia!” kata Liu Ta-su.
Dengan mata berkaca-kaca Kie Pi-sia berkata, “Bagaimana
kalau kita melihat hasil akhir pertarungan, walaupun tidak bisa
membantu guru tapi paling sedikit kita bisa membawa pulang
mayat guru, ini adalah tanggung jawab kita sebagai
muridnya!” Liu Ta-su berpikir sebentar, katanya, “Mungkin
akan sulit tapi aku sudah berjanji kepada dua bersaudara Bun,
kukira mereka akan menepati janjinya, tidak akan menyulitkan
kalian, ada mereka berdua Ciu Giok-hu tidak akan berani
bertindak semena-mena.”
Karena itu semua hanya bisa melihat pertarungan, sejak Ciu
Giok-hu dirugikan, dia selalu berhati-hati, ilmu pedangnya
memang keras, tapi dia hanya mengurung Ciam Giok-beng,
dia sedang menunggu kesempatan, karena dia takut Ciam
Giok-beng akan mengeluarkan jurus aneh lagi maka dia tidak
berani bertindak macam-macam, apalagi sekarang ini dia
sudah berada di atas angin.
Luka Ciam Giok-beng terus mengeluarkan darah, darah
memenuhi seluruh tubuhnya tapi pertahanan tubuhnya di luar
dugaan semua orang, darah yang menetes ke tanah ada 1/3
bagian dari darah di tubuhnya tapi semangatnya masih sangat
tinggi, dia tidak terlihat lelah!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
200 jurus telah lewat, Liu Ta-su menghela nafas, “Sungguh
Ciam Tayhiap seorang guru besar, dengan ilmunya yang kuat
kalau dari awal dia sudah menyerang Ciu Giok-hu bukan
lawannya, tapi hatinya terlalu baik dia tidak berniat
membunuh maka membuat dia masuk ke dalam kondisi
berbahaya!”
Di antara banyak orang hanya Kie Pi-sia yang paling lama
tinggal dengan Ciam Giok-beng, maka perasaan kepada
gurunya lebih dalam, dengan suara tercekat dia berkata,
“Seumur hidupnya guru rajin meneliti ilmu pedang tapi beliau
selalu menjaga satu peraturan, pedang tidak boleh melukai
siapa pun, sebenarnya sabetan tadi bisa membuat kepala Ciu
Giok-hu hilang separuh tapi guru pernah bersumpah
pedangnya tidak akan mem-bunuh seorang pun, maka
hasilnya menjadi seperti itu.”
“Ini adalah pesan kakek guru, Siau Couwsu seumur
hidupnya tidak mempunyai musuh maka pedangnya belum
pernah membunuh....” kata Kie Tiang-lim.
“Kelak aku akan mengubah aturan ini, guru tidak mau
membunuh orang tapi nyawanya sendiri bisa melayang,
menghadapi musuh yang tidak mempunyai perasaan
pedangku lebih tidak berperasaan!” seru Kie Pi-sia.
“Pedang Ciam Tayhiap penuh perasaan dan persahabatan,
tapi kata-kata Nona Kie seakan ingin menegakan keadilan dan
kebenaran, kedua pendapat ini tidak bisa dibaurkan menjadi
satu, ini adalah contohnya, aku lebih mendukung pendapat
Nona Kie, mengorbankan diri untuk melindungi orang lain, itu
adalah hati Budha, dengan hati ingin menolong orang di
dunia, ini memang tindakan mulia, jadi orang jangan berlatih
ilmu pedang kalau pedangnya hanya digunakan untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kekerasan, pedang harus digunakan untuk membangun
persahabatan dan juga perasaan!”
Kata-katanya baru selesai, tiba-tiba ada yang menjawab,
“Belum tentu, ilmu pedang adalah ilmu persahabatan dan
penuh perasaan, hati pedang adalah hati Budha, hati Budha
adalah pedang, maka pedang sama dengan Budha.”
Sesudah terdengar suaranya dari balik semak-semak
melayang seseorang, dia seperti seekor burung besar dan
dengan cepat mendarat, dan langsung menerjang ketengahtengah
lapangan, terlihat cahaya berkilauan, hanya terdengar
suara pedang beradu, dia sudah menahan serangan Ciu Giokhu
yang cepat dan membuat Ciu Giok-hu mundur 3 langkah
dan dalam waktu yang bersamaan Ciam Giok-beng terduduk di
bawah pedangnya terkulai dengan lemas ke bawah.
Wajahnya terlihat tenang dan tidak kelelahan, tapi nafasnya
sudah melemah, Ciam Giok-beng berusaha keras untuk
bertahan, tenaganya sudah terkuras habis, karena telah
mengeluarkan banyak darah. Dari luar dia tidak terlihat lelah
bila tadi tidak ada orang yang menahan serangan dari Ciu
Giok-hu, pedang itu akan menembus dadanya, yang membuat
siapa pun merasa aneh adalah bukan perubahan dari hasil
pertarungan melainkan cara Ciam Giok-beng bisa begitu rapat
menutupi kondisi tubuhnya. Dalam keadaan berbahaya ini
semua akan mengira kalau Ciam Giok-beng bisa terus
bertahan dan tidak akan selesai bertarung sekarang ini.
Yang membuat siapa pun terkejut adalah tenaga orang itu,
dalam waktu yang tepat dia bisa menahan mundur Ciu Giokhu
dan menghindarkan pembunuhan yang akan terjadi.
Dia adalah lelaki dengan wajah penuh cambang, bajunya
berwarna hijau, yang pertama berteriak adalah Ciu Pek-ho,
“Ayah, dialah orang yang muncul di Pa-tong!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Karena Goan Hiong mengenal orang itu dia kelepasan
berteriak, “Lim Hud-kiam!”
Teriakan Goan Hiong membuat semua orang terkejut
apalagi Liu Hui-hui, dia sangat tegang, “Apakah dia adalah Lim
Hud-kiam, mengapa dia jadi seperti itu?” tanya Liu Hui-hui
dalam hati.
Lim Hud-kiam tersenyum, dia menarik cambang yang
dipasang di wajahnya, juga membersihkan cat warna di
wajahnya, dan terlihatlah wajah aslinya, dengan nada tenang
dia berkata, “Goan-heng, tadinya aku tidak ingin muncul
dengan wajah asli tapi teriakanmu tadi telah membuat semua
orang tahu, terpaksa aku harus muncul dengan wajah asli!”
Liu Ta-su dengan gembira berkata, “Hud-kiam, kau datang
pada waktu yang tepat, Hui-hui mengatakan kalau kau pasti
akan datang, mengapa harus mengubah penampilan?”
Lim Hud-kiam tersenyum, berkata, “Sewaktu aku
meninggalkan Ceng-seng aku pernah bersumpah tidak akan
kembali lagi sekarang karena terpaksa aku harus datang
kemari dan dengan terpaksa pula aku datang dengan
menyamar.”
Dengan suara gemetar Liu Hui-hui berkata, “Aku sudah
membatalkan pernikahanku dengan keluarga Ciu, sumpahmu
tidak berlaku lagi!”
Wajah Lim Hud-kiam terlihat tenang dia berkata, “Kau tidak
perlu melakukan hal ini!”
“Membatalkan pernikahan dengan keluarga Ciu adalah
masalahku bukan demi dirimu,” kata Liu Hui-hui.
“Aku pulang demi ibuku, bukan demi dirimu!” Wajah Liu Tasu
terus berubah dia membentak, “Hud-kiam, Hui-hui dulu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
memang pernah bersalah kepadamu, demi dirimu dia tersiksa,
demi dirimu aku harus bersebrangan dengan Ciu Giok-hu, kita
jangan membicarakan antara kau dan Hui-hui, kita sudah
menjadi tetangga selama beberapa generasi, kau tidak pantas
mengeluarkan kata-kata yang tidak mengandung perasaan,
apakah kau kira kau sudah berjaya?”
“Paman Liu, keponakanmu disini masih memiliki, setiap
orang harus tahu urutan generasi, apakah aku harus
mengatakan demi Hui-hui aku kembali ke sini dan menomor
duakan ibuku? Mungkin kalau yang bicara Paman, kau sendiri
pun tidak akan sanggup mengatakannya.”
Dia merasa sedikit terhibur, tapi Liu Ta-su membentak lagi,
“Aku tidak menyuruhmu menelantarkan ibumu, tapi kepada
Hui-hui kata-katamu tadi tidak pantas diucapkan!”
“Dulu Paman ingin setelah aku menikah harus masuk ke
keluarga Paman, bagaimana nasib ibuku? Keponakan adalah
anak tunggal.”
Liu Ta-su tidak bisa menjawab, saat dia bersiap-siap akan
membentak, Liu Hui-hui sudah menyela, “Ayah, dulu kita yang
salah, jangan menyalahkan orang lain lagi.”
Liu Ta-su menghela nafas panjang, “Hui-hui, apa kau baikbaik
saja? Ayah meninggalkan Ceng-seng demi siapa? Apakah
kau tahu?”
Liu Hui-hui tertawa, berkata, “Nanti akan kita bicarakan
lagi, yang penting aku merasa tidak bersalah, dulu aku setuju
menikah dengan keluarga Ciu karena aku ingin membuatnya
marah suapaya dia meninggalkan Ceng-seng, di sini
selamanya dia tidak akan pernah maju, sekarang dia sudah
berhasil, cita-citaku sudah tercapai, kelak apa yang akan dia
tempuh itu akan menjadi tanggung jawab dirinya!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tapi kau harus mendengarkan penjelasannya!” kata Liu
Ta-su.
“Untuk apa? Aku percaya aku tidak buruk, sampai tidak ada
orang yang tidak mau menikah denganku, aku senang
kepadanya ini adalah kenyataan sebenarnya, tapi aku tidak
memintanya menikahi aku, dulu aku setuju menikah dengan
Ciu Pek-ho karena aku ingin membuatnya marah dan
menjadikan dia sebagai orang sukses, sekarang dia sudah
sukses, rencanaku sudah berhasil mengenai masalahku
menikah dengan marga Ciu itu bukan demi dirinya, ayah, apa
yang harus dia jelaskan? Aku akan menjadi orang macam
apa?”
Liu Ta-su menghembuskan nafas, “Semua ini adalah
rencanamu, aku tidak akan peduli lagi, aku benar-benar lelah
karena perbuatanmu!”
Liu Hui-hui melihat Lim Hud-kiam kemudian berkata, “Ayah
tidak perlu mengurusi masalah ini lagi, dulu kalau ayah tidak
terlalu ikut campur tidak akan terjadi hal seperti itu!”
Sebenarnya Liu Ta-su masih ingin mengatakan sesuatu, tapi
dia mengurungkan niatnya. Dia hanya menghembuskan nafas
panjang, tapi Ciu Giok-hu sambil marah dan sambil tertawa
berkata, “Liu Ta-su, dulu kalau kau tidak memaksa Lim Hudkiam
masuk ke keluargamu sekarang masalah kalian selesai,
tapi keluarga Ciu menjadi pelampiasan kalian, mengapa harus
putraku yang menerima perlakuan kalian ini?”
“Ayah, semua ini tidak ada hubungannya dengan orang
lain!” kata Ciu Pek-ho.
“Kata siapa tidak ada hubungannya, apakah kau tidak
mendengar kata-kata perempuan jahat itu, dia
menganggapmu sebagai mainan, sekarang melihat si marga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Lin sudah sedikit berhasil, dia ingin menikah dengan orang itu
lagi, maka dia sengaja berkata seperti tadi....”
“Hei marga Ciu, apa yang kau kentutkan tadi?” tanya Liu
Ta-su.
“Kau yang kentut, putri tersayangmu selalu mengatakan
tidak ingin menikah dengan orang itu, tapi setiap kata dalam
setiap kalimat selalu memamerkan kebaikan dirinya, apakah
kau mengira aku adalah orang bodoh tidak mengerti apa yang
dimaksud olehnya? Hanya keluarga Liu lah yang bisa
melakukan hal-hal yang memalukan begitu!”
Tangan Liu Ta-su sudah berada di pegangan pedang nya,
Liu Hui-hui keluar dan dengan tegas berkata, “Ciu Giok-hu,
aku mengakui apa yang kau tuduhkan barusan, sebab sejak
kecil hingga dewasa aku selalu bersama Lim Hud-kiam, aku
menyukai dia ini adalah benar, tapi aku tidak merasa ini hal
yang memalukan, malah kau sendiri yang begitu jahat dulu
aku masih memandangmu sebagai teman lama ayahku, aku
malu menyebutkan kejahatanmu, hari ini kau malah
mengatakan aku melakukan perbuatan yang memalukan, jadi
jangan salahkan jika aku mengeluarkan kata-kata yang tidak
enak didengar!”
Wajah Ciu Giok-hu menjadi pucat karena saking marahnya,
dia berteriak, “Katakan! Katakan saja!”
Dengan tenang Liu Hui-hui berkata, “Awalnya ayahku tidak
memaksa Lim Hud-kiam setelah menikah harus tinggal di
rumahku, kau lah yang dari sisi terus memaksa ayah, kau
bilang Ceng-seng adalah milik keluarga Liu, Ciu, dan Bun,
orang lain tidak penting, masa kau harus membuat dirimu
menjadi rendah menyuruh putri sendiri menikah dengan orang
biasa, ayahku terpengaruh oleh kata-katamu....”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciu Giok-hu tertawa dingin, “Ini adalah kenyataan
sebenarnya, sampai sekarang aku akan tetap berkata seperti
itu, pernikahan yang terjadi harus sederajat kalau tidak
putraku sudah menikah dari dulu, untuk apa dia harus
menunggumu mempermainkan dia?”
Liu Hui-hui tertawa dingin, “Kau tahu kalau aku dan Lim
Hud-kiam saling mencintai, dan tidak menyukai putramu,
untuk membantu putramu mendapatkan cintaku, selain kau
mempengaruhi ayahku dan mengajukan permintaan yang
tidak masuk akal, kau masih membicarakan rencana
membunuh Lim Hud-kiam!”
“Jangan sembarangan bicara! Aku tidak memikirkan hal
seperti itu!” bentak Ciu Giok-hu.
“Jangan licik! Kau berkali-kali menyuruh putramu mencari
gara-gara dengan Lim Hud-kiam, kemudian mengajaknya
bertarung, kau ingin menggunakan kesempatan ini untuk
membunuhnya, kalau aku tidak mengancam putramu nyawa
Lim Hud-kiam sudah lama melayang!”
Liu Hui-hui melihat Lim Hud-kiam kemudian berkata lagi,
“Hud-kiam, aku sudah beberapa kali menyuruhmu
meninggalkan Ceng-seng, kau selalu menolaknya, alasanmu
sangat banyak, sebenarnya aku tahu alasanmu yang
sebenarnya semua itu demi diriku, aku juga melihat keluarga
Ciu mulai curiga kepadamu, kalau kau tidak pergi, kau akan
mati di tangan mereka, maka aku terpaksa membuat kita
bertengkar, kemudian menghina dan mengejekmu
mengatakan kalau kau tidak berguna, pada hari kedua tibatiba
aku mengumumkan kalau aku akan bertunangan dengan
Ciu Pek-ho, akhirnya luka hatimu dan keluar dari Ceng-seng!”
Lim Hud-kiam menghela nafas panjang, “Sebenarnya di
kemudian hari aku jadi sadar.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apa yang belum kau ketahui masih banyak, sebenarnya
kau tidak mudah meninggalkan Ceng-seng, karena kau tidak
bisa melewati barisan pedang Thian-kong, aku dan Ciu Pek-ho
membuat perjanjian tidak tercatat, kalau dia harus
melepaskanmu, baru aku akan setuju menikah dengannya.”
Lim Hud-kiam tetap dengan tenang berkata, “Aku sudah
terpikir kalau mereka memang sengaja melepaskanku, aku
tidak bisa dengan mudah melewati barisan pedang Thiankong!”
Akhirnya Liu Hui-hui dengan suara tercekat berkata, “Kalau
kau sudah tahu semua, mengapa di Kim-leng kau tidak mau
bertemu denganku? Perasaanku kepadamu masih seperti dulu
apakah kau sudah lupa semuanya?”
Dengan sedikti bingung Lim Hud-kiam berkata, “Aku tidak
lupa, kalau aku lupa mengapa aku takut mendengar lagu
'sebelum tua jangan pulang kampung, kalau pulang kampung
akan membuatmu sedih'?”
Mata Liu Hui-hui telah berkaca-kaca, “Beritahu kepadaku,
mengapa kau tidak mau bertemu denganku di Kim-leng?
Apakah karena dua gadis marga Yu itu?”
“Hui-hui, mengenai hal ini lain waktu kita akan bicarakan!”
Lim Hud-kiam berkata sambil menghela nafas.
“Boleh, asalkan kau janji memberitahu dan tidak ada yang
kau sembunyikan dariku, kelak rumahku tidak di Ceng-seng
lagi, kemana pun kau pergi aku akan ikut, di antara kita tidak
ada halangan lagi.”
Sepertinya Lim Hud-kiam ingin mengatakan sesuatu, tapi
akhirnya dia hanya menghela nafas panjang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Liu Hui-hui bertanya, “Apakah kau mengkhawatirkan Ciu
Pek-ho?”
Lim Hud-kiam menggelengkan kepala, dengan pelan
berkata, “Hui-hui, mengenai hal ini akan kita bicarakan nanti,
sekarang aku harus menyelesaikan masalah ini dulu.”
Keadaan Ciam Giok-beng sudah kembali normal, dia
memberi hormat kepada Lim Hud-kiam, “Siauhiap, terima
kasih telah menolongku!”
Lim Hud-kiam tertawa dengan santai, berkata, “Ciam
Cianpwee, jangan sungkan, sebenarnya tadi Cianpwee tidak
kalah, aku hanya mengeluarkan jurus yang membuat kedua
belah pihak tidak terluka, itu saja!”
“Aku terpaksa harus mengeluarkan jurus membunuh
sebenarnya aku sendiri tidak menginginkannya, tapi apakah
jurus tadi akan berhasil aku sendiri tidak tahu!”
“Lawan pun tidak yakin, karena kedua belah pihak tidak
merasa yakin, maka pedang sulit dikuasai, terpaksa aku keluar
mengurusi hal ini.”
Tapi Ciu Giok-hu marah, “Lim Hud-kiam, kau adalah orang
Ceng-seng yang sudah keluar dari sini, kau tahu aturan Cengseng,
bila membantu musuh, kau pun akan dihukum!”
“Ketua, aku tidak membantu pihak mana pun, aku menahan
jurus tadi untuk Ketua pun sama baiknya!”
“Jangan sembarangan bicara, pak tua Ciam tidak yakin, tapi
aku merasa yakin, kalau bukan karena dirimu Ciam Giok-beng
sudah mati oleh pedangku!”
“Belum tentu, jurus Ciam Cianpwee bisa menyerang 7 nadi
pentingmu, Ketua tidak akan tahu pedangnya akan mengarah
ke nadi yang mana,” ujar Lim Hud-kiam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Menyerang di nadi mana pun tidak akan jadi masalah,
semua sudah direncanakan, yang kutunggu hanya datangnya
kesempatan!” kata Ciu Giok-hu.
“Kata-kata Ketua benar-benar kelewatan, ilmu pedang Ciam
Cianpwee tidak berada di bawahmu, tempat yang terkena
pedang kalau tidak mati pasti akan terluka, Ketua tidak akan
bisa menahannya!”
Ciu Giok-hu tertawa dingin, “Kalau aku minta bukti jurus
tadi tidak akan membuat nyawaku terancam, apa yang akan
kau katakan!”
“Kalau begitu aku yang akan bertanggung jawab, terserah
apa yang Ketua inginkan!” jawab Lim Hud-kiam.
Wajah Ciu Giok-hu berubah, “Baiklah, semua ini kau yang
menjanjikannya!”
Dia membuka baju luarnya, mengeluarkan baju dan celana
ketat, hal ini membuat semua orang terkejut.
Di baju dan celana menempel banyak kain bulat besar
setiap kain bulat sebesar uang logam, terbuat dari kulit emas,
berwarna hitam, bulatan-bulatan hitam ini melindungi semua
nadi penting.
Ciu Giok-hu tertawa seram, “Barang ini terbuat dari kulit
rubah, setelah direndam dalam minyak baru dibuat menjadi
baju pelindung ini, kulit ini bisa menahan semua tenaga dalam
siapa pun, dan apakah Ciam Giok-beng bisa melukaiku?”
Ciam Giok-beng merasa aneh, “Dengan ilmu silat yang
Ketua miliki apakah masih harus menggunakan pelindung
seperti itu? Sepertinya tidak masuk akal!”
“Siapa yang menentukan tidak boleh memasang ini?” tanya
Ciu Giok-hu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciam Giok-beng tidak bisa menjawab.
Lim Hud-kiam lama baru memberi komentar, “Ini bukan
termasuk pelanggaran, kalau senjata beradu pasti akan
terluka, seseorang mempunyai hak melindungi dirinya sendiri.”
Ciu Giok-hu tertawa, berkata, “Benar, kita bukan bertarung
secara persahabatan, kita bertarung untuk menentukan hidup
dan mati, maka aku berhak memakai cara sendiri untuk
melindungi diriku, tadi kau bernasib baik, Lim Hud-kiam telah
membantumu menahan seranganku, kau harus berterima
kasih kepadanya.” Kemudian dia berkata lagi, “Bagaimana
sekarang? Apa yang akan kau katakan?”
“Biar Ketua sendiri yang menentukannya!” jawab Lim Hudkiam.
Liu Hui-hui berteriak, “Hud-kiam, kau sudah meninggalkan
Ceng-seng aturan di sini tidak perlu kau turuti, mengapa kau
membiarkan dia yang menentukan nasibmu?”
Lim Hud-kiam tertawa santai, “Aku memang sudah
meninggalkan Ceng-seng tapi ibuku masih di sini, aku tetap
masih harus mendengarkan dia yang akan menentukan
nasibku, supaya tidak mencelakai orang rumahku!”
Lim Cu-goan dengan cepat menjawab, “Keponakan, aku
sudah siap pergi dari Ceng-seng ikut dengan Ketua Liu, aturan
di sini tidak akan berlaku bagi keluarga Lim lagi!”
“Paman, itu urusan nanti, sebelum kita keluar dari Cengseng
kita tetap orang Ceng-seng dan harus dihukum sesuai
dengan aturan di sini!”
Ciu Giok-hu tertawa senang, “Baiklah, Lim Hud-kiam,
sebenarnya kau harus dihukum dengan berat tapi aku melihat
kau sangat taat kepada aturan Ceng-seng, maka aku akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
memberimu kelonggaran, aku hanya akan menghukummu
dengan cara memotong kedua tanganmu dan nyawamu masih
bisa selamat!”
“Tidak, kalau sebelum orang-orang meninggalkan Cengseng
aturan Ceng-seng masih harus ditaati, mengenai
hukuman yang akan dijatuhi aku juga masih berhak
memberikan pendapat, aku tidak setuju dengan hukuman
yang diberikan kepada Lim Hud-kiam!”
“Kau sudah mengumumkan akan pergi dari sini, lepaskan
hakmu!” teriak Ciu Giok-hu.
“Keluarga Lim juga mengumumkan akan keluar dari sini,
mengapa mereka tetap harus menerima hukuman?”
Ciu Pek-ho tertawa, “Yang pasti Paman Liu masih
mempunyai hak, menurut peraturan hal ini harus dirundingkan
oleh 3 tetua Ceng-seng untuk mengambil keputusan, sekarang
Paman Liu dan ayahku saling bertentangan, sekarang tinggal
Paman Bun yang bisa memberikan pendapat, bila Paman Bun
setuju kepada pihak mana pun, berarti itu keputusan yang
akan kita ambil.”
Bun Tho-hoan benar-benar kesulitan, lama dia baru
berkata, “Hud-kiam, kau benar-benar keterlaluan, aku tidak
bisa melindungimu, tapi hukuman yang diberikan Ciu Toako
terlalu berat, aku kira dengan memotong 2 jarinya itu sudah
cukup, itu untuk menghukum dia karena terlalu ceroboh!”
Karena Lim Hud-kiam telah menahan 2 jurus membunuh
yang datang dari kedua belah pihak, ilmunya benar-benar
sangat hebat, dalam hati Ciu Giok-hu ada sedikit gentar, maka
dia ingin memotong kedua tangan Lim Hud-kiam supaya kelak
Lim Hud-kiam tidak bisa menggunakan pedang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Bun Tho-hoan tidak ingin melepaskan kedudukannya di
Ceng-seng, maka dia lebih membela Ceng-seng, tapi dia juga
orang yang berpandangan lurus, dia tidak tega melihat Lim
Hud-kiam harus kehilangan kedua tangannya maka
pendapatnya hanya memotong dua jari telunjuk Lim Hud-kiam
bila Lim Hud-kiam kehilangan kedua jari telunjuknya, kelak
ilmu silatnya tidak bisa maju, karena jari telunjuk adalah jari
yang paling penting untuk menguasai ilmu pedang.
Ciu Giok-hu sangat mengerti maksud Bun Tho-hoan, asal
Lim Hud-kiam tidak mengancam Ceng-seng dia akan setuju
saja, karena itu dia langsung setuju, “Kalau Bun Ji-ko
mempunyai ide seperti itu aku setuju saja, aku akan menuruti
pendapat Bun Ji-ko!”
“Ketua benar-benar menyayangiku!” kata Lim Hud-kiam.
Bun Tho-hoan sedikit malu, “Pertarungan antara Ciu Giokhu
dan Ciam Giok-beng menyangkut wibawa kita, kau telah
merusaknya aku tidak bisa membelamu lagi.”
Liu Hui-hui berkata dengan sedih, “Paman Bun, kau sudah
melihat sangat jelas bahwa Lim Hud-kiam di luaran sana
sudah berhasil, sekarang kau berusaha mencelakainya!”
Wajah Bun Tho-hoan menjadi merah, dia mengakui,
“Benar, di Ceng-seng ada satu peraturan, tidak mengijinkan
ilmu pedang orang luar lebih tinggi dari orang Ceng-seng,
kalau ketahuan Ceng-seng akan berupaya merusaknya semua
ini demi menjaga ketenangan Ceng-seng, mengenai hal ini
sebenarnya kau sudah tahu, hanya saja Lim Hud-kiam belum
mencapai tahap itu, untuk kebaikannya aku harus
menghentikan kemajuan ilmu pedangnya, hukuman
memotong dua jari telunjuk sudah sangat ringan, menurut
aturan dulu nyawa akan sulit dipertahankan!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Lim Hud-kiam memberi hormat, berkata, “Ketua Bun, Anda
adalah orang yang jujur dan berpandangan lurus, aku selalu
menghormati Anda, tapi Anda belum pernah keluar dari Cengseng
dan belum pernah melihat dunia luas, maka Anda tidak
tahu keadaan dunia luas!”
Bun Tho-hoan tersenyum, “Bocah, kau berani mengajariku?
Aku memang tidak pernah keluar dari Ceng-seng, tapi apa
yang terjadi di luar Ceng-seng aku tetap tahu!”
“Kalau begitu kau tentu tahu Ceng-seng tidak lebih bagus di
bandingkan dengan dunia luar, di luar banyak orang berbakat
pesilat tangguh pun sangat banyak, pandangan Anda sudah
tidak bisa berlaku lagi!”
“Kau bergurau, jangan anggap aku tidak tahu, walaupun di
luar Ceng-seng yaitu dunia persilatan sedang bergolak, tapi
mereka hanyalah tikus-tikus kecil, mereka bukan orang
berbakat, kalau tidak mana mungkin Kian-kun-kiam-pai bisa
menjadi perguruan terkuat? Tiang-kang-cui-cai pun hanya
memiliki kemampuan seperti itu saja? Apalagi pesilat lain!”
kata Bun Tho-hoan.
“Itu karena Kian-kun-kiam-pai di luar sudah punya nama
baik, mereka tidak akan menggunakan ilmu silat menghina
orang-orang maka semua orang tidak mau mencari masalah
dengan mereka, kalau Anda masih mempunyai sikap bahwa
Ceng-seng harus yang terkuat, tidak mengijinkan orang lain
lebih maju, aku kira Ceng-seng akan hancur di tangan kalian,
aku memang sudah keluar dari Ceng-seng tapi di sini adalah
kampung halamanku, aku tidak ingin melihat tanah yang
begitu indah dan tenang, tergulung dalam keributan, maka
aku memberanikan diri datang ke sini, bahkan mungkin aku
akan mati untuk menghalangi terjadinya bencana
persengketaan ini!” kata Lim Hud-kiam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Bun Tho-hoan tertawa dingin, berkata, “Kau benar-benar
sombong, dengan kemampuan apa kau berani melakukan ini?”
“Ilmu silatku tidak tinggi, hanya mengandalkan semangat
dan hati yang setia, mencairkan hati yang kejam menjadi hati
seperti Budha,” kata Lim Hud-kiam.
Tidak menunggu Bun Tho-hoan bicara, Ciu Giok-hu segera
berkata, “Baik, baik sekali, kau mempunyai hati ingin
menolong dunia, aku merasa kagum, tapi hari ini aku sudah
membuat permusuhan dengan Kian-kun-kiam-pai, dengan
cara apa kau menyudahinya?”
“Menjelajahi dunia, hanya satu kata 'kebenaran dan aturan
main',” kata Lim Hud-kiam.
Ciu Giok-hu tertawa dingin, “Putraku telah membunuh dua
orang perusahaan perjalanan Su-hai, aku pun telah
membunuh dua hweesio kalau menuruti kebenaran dan aturan
main, apakah kita harus mengganti nyawa mereka?”
Lim Hud-kiam bengong, kemudian dia berkata kepada Ciam
Giok-beng, “Ciam Cianpwee, aku ingn berunding dengan Anda,
apakah hal ini bisa dianggap selesai?”
Ciam Giok-beng merasa serba salah, Kie Pi-sia mulai
melotot, “Mengapa? Apakah orang kami yang mati begitu
tidak berharga? Mereka mati sia-sia!”
Lim Hud-kiam tertawa santai, katanya, “Menjalankan usaha
perusahaan perjalanan adalah mencari makan dengan taruhan
nyawa, ilmu silat lebih rendah dari orang lain mati pun harus
siap menerimanya, maka aku selalu menasihati kalian untuk
melepaskan usaha ini, ini alasannya bila kau sanggup
membalas dendam aku tidak berani melarangmu, tapi kau
tahu sangat jelas, gurumu pun belum tentu sanggup
menangggung beban ini....”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kie Pi-sia masih ingin membantah, Kie Tiang-lim mulai
membentak, “Pi-sia, jangan bicara lagi, apa yang dikatakan
Lim Siauhiap memang benar, kalau ilmu silatmu lebih rendah
dari orang lain, kau harus menerimanya, apakah kau ingin
membuat perguruan kita musnah?”
“Kematian dua orang perusahaan perjalanan membuktikan
kalau kita kurang melindungi mereka, sekarang kita belum
mempunyai cukup tenaga membalas dendam terpaksa kita
hanya bisa diam. Tapi usaha perusahaan perjalanan tetap
harus dijalankan, itu adalah jalan kita menegakan keadilan dan
kebenaran, pandanganmu tidak sama, kami tidak mungkin
mengubah pandangan karena Tuan,” kata Goan Hiong.
Lim Hud-kiam tersenyum, berkata, “Sudahlah, masalah ini
bukan hanya dengan satu dua kata bisa diselesaikan, kelak
bila kalian merasa tidak bisa membuka perusahaan perjalanan
lagi, kalian akan berhenti dengan sendirinya, sekarang hanya
butuh kalian untuk memberi pendapat.”
Kata Ciam Giok-beng, “Mengenai kematian dua orang Suhai
kami bisa mengambil keputusan, tapi dua hweesio mati
demi kami, dengan alasan apa pun tidak akan bisa dibiarkan
begitu saja.”
Ho Gwat-ji tahu kalau Ciam Giok-beng serba salah, dengan
cepat dia berkata, “Ciam Tayhiap, kedua kakakku mati karena
mereka tidak tahu diri, Anda sudah berusaha menghentikan
mereka hanya saja mereka tidak mau mendengar, aku kira
kedua kakakku tidak akan menyalahkan Anda, apalagi mereka
dari golongan hitam, mengenai penguburan mereka pasti akan
ada saudara yang datang dari golongan hitam dan
membereskan semuanya!”
Kata-kata ini benar-benar membuat Ciam Giok-beng lega,
Ciam Giok-beng tahu kalau Ho Gwat-ji memberi komentar dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
posisinya sebagai orang golongan hitam, maka dia hanya
menghela nafas panjang, “Sungguh aku berutang budi kepada
kedua teman ini!”
Ciu Giok-hu tertawa dingin, katanya, “Lim Hud-kiam,
apakah kau sudah melihat, bila hari ini aku melepaskan
mereka masalah ini belum tentu akan selesai, untuk apa kau
meninggalkan bisul ini?”
Lim Hud-kiam tertawa dingin, “Ketua Ciu sepertinya kau
hanya mencari-cari alasan, kekuatan golongan hitam
kebanyakan dikuasai oleh Biauw-eng, aku kira tidak ada orang
yang kemari mencari masalah.”
“Biauw-eng tidak akan sanggup menguasai orang-orang
golongan hitam yang terpencar!” kata Ciu Giok-hu.
“Kalau begitu lebih-lebih tidak perlu mengkhawatirkan
golongan hitam yang terpencar, tapi ilmu silat mereka tidak
ada yag lebih tinggi dari dua hweesio atau Ho Lihiap, apalagi
hubungan mereka tidak dekat dengan Su-chuan-sam-yu (Tiga
sahabat dari Sichuan), sekarang Ho Lihiap sudah
mengeluarkan perjanjian, orang lain tidak akan datang untuk
mengantarkan nyawa mereka.”
“Baik, aku juga akan melakukan suatu perjanjian
denganmu, masalah ini cukup sampai di sini, kita anggap
hubungan kita sudah selesai, kelak bila mereka tidak datang
mencari kemari, aku juga tidak akan mencari mereka. Bila
mereka datang mencari masalah aku tidak akan memaafkan
mereka.”
Dengan tenang Lim Hud-kiam berkata, “Mengenai hal ini
Ketua tidak perlu merasa khawatir, aku percaya Ciam
Cianpwee bukan orang yang tidak suka menepati janji, apalagi
Kian-kun-kiam-pai baru berdiri, mereka sedang mendirikan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
dasar untuk generasi muda, mereka tidak akan menggunakan
nama perguruan dijadikan barang taruhan, bila kelak Ketua
tidak mencari alasan hingga membuat mereka harus membela
diri, aku percaya mereka tidak akan mencari masalah juga!”
“Apa maksudmu?” Ciu Giok-hu marah.
“Aku bilang 'kalau', aku tidak bilang Ketua akan
melakukannya, karena Ketua bukan orang seperti itu, untuk
apa Ketua curiga dengan kata-kataku?”
Ciu Giok-hu tidak bisa menjawab, tapi saking marah
membuat wajahnya menjadi pucat pasi, dia membentak,
“Hukuman dari Ketua Bun apakah kau bisa menerimanya?”
“Hukuman itu adil, aku pasti akan menerimanya,” kata Lim
Hud-kiam sambil tertawa.
“Ini tidak adil!” bantah Liu Hui-hui.
“Hal yang telah disetujui oleh dua ketua, pasti adil!” kata
Lim Hud-kiam sambil tertawa.
Liu Ta-su marah, “Hui-hui, dia sendiri yang ingin mencari
mati, untuk apa kau menjadi begitu tegang? Kalau dari awal
tahu dia begitu lemot, lebih baik biarkan dia mati!”
Lim Hud-kiam tertawa, berkata, “Ketua Liu, ingin
membunuhku tida gampang!”
“Mengapa tidak? Aku juga salah satu dari ketua, bila aku
mempertahankan akan membunuhmu, tidak ada orang yang
bisa melarangku!” kata Liu Ta-su.
“Ketua Ciu yang tidak akan setuju!” kata Lim Hud-kiam
sambil tertawa.
“Dia? Mimpi! Dia ingin kau cepat mati, semakin cepat
semakin bagus!” kata Liu Ta-su sambil tertegun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Walaupun dia ingin aku cepat mati, tapi aturannya sudah
ada, dia akan menjamin kebebasanku dan tidak akan
membiarkan aku mati satu kali, ketua akan memberikan bukti
dan disetujui oleh yang lain. Bisa dibebaskan satu kali dari
hukuman mati, Ketua Ciu berhutang budi kepadaku satu kali,
maka dia harus menjamin aku lolos dari kematian satu kali,”
kata Lim Hud-kiam.
“Jangan sembarangan bicara, kapan aku berhutang budi
kepadamu?” tanya Ciu Giok-hu benar-benar marah.
“Tadi sewaktu Ketua melawan Ciam Cianpwee, kalau bukan
karena aku datang tepat pada waktunya Ketua sulit terlepas
dari kematian!”
Ciu Giok-hu berteriak, “Kentut! Pedang Ciam Giok-beng
belum nentu bisa menyentuhku, sekalipun bisa, tubuhku
dilindungi oleh perisai, aku tidak akan terluka!”
“Kulit dari perisai belum tentu bisa melindungimu tidak
mati!” kata Lim Hud-kiam.
“Pedang yang tadi menyerangku, tidak akan bisa
membuatku kehilangan nyawa!” seru Ciu Giok-hu.
“Mulut bukan benda sakti, harus ada bukti sekarang aku
akan mewakili Ciam Cianpwee mengulangi kejadian tadi, aku
bisa membuktikan kalau kata-kataku benar!”
Ciu Giok-hu sama sekali tidak menyangka kalau Lim Hudkiam
berani mengajukan permintaan seperti itu, dia bertanya,
“Dengan apa kau akan mewakili Ciam Giok-beng?”
“Aku tidak akan mewakilinya, karena jurusnya tadi adalah
jurus Kian-kun-kiam-pai yang tidak boleh diwariskan dan
sangat rahasia, Ciam Cianpwee tidak akan dengan mudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mengeluarkan jurus ini, maka aku yang harus mewakili
beliau!”
Ciu Giok-hu masih ingin mengelak, tapi Ciu Pek-ho malah
berkata, “Kalau itu adalah jurus rahasia dan tidak boleh
diwariskan dari Kian-kun-kiam-pai, mengapa kau bisa
mengetahuinya?”
“Aku mempunyai cara tertentu mengetahuinya, hanya saja
aku tidak bisa mengatakannya, aku ingin belajar jurus-jurus
mereka yang handal,” kata Lim Hud-kiam.
“Ayah, kita coba saja, kita lihat bocah ini akan melakukan
tipu muslihat apa lagi?”
Ciu Giok-hu mengerti maksud putranya, dan tahu kalau Lim
Hud-kiam telah mengalami kemajuan, melalui kesempatan ini
mereka bisa tahu, begitu Lim Hud-kiam menahan serangan
pedang, mereka akan segera mengetahuinya, musuh terkuat
mereka bukan Ciam Giok-beng melainkan anak muda ini,
karena dia sangat misterius, membuat orang sulit menebak
keinginannya, hal inilah yang membuat Ciu Giok-hu khawatir,
maka dia tidak berani mencoba-coba.
Lim Hud-kiam tertawa, katanya, “Ilmu pedang Ketua begitu
lihai, yang pasti tidak akan membuat Ketua terluka karena
pedangku, apalagi pedangku adalah pedang tumpul, tidak
akan melukai siapa pun.”
Kata-kata ini membuat Ciu Giok-hu tidak tahan, dia
berteriak, “Apakah kau kira aku akan takut kepadaku? Hatihati,
jangan mengantarkan nyawa sendiri!
“Kalau aku mati, berarti aku tadi menahan serangan pedang
untuk membantumu supaya tidak terluka dan perbuatanku itu
salah, maka aku pantas mati, aku siap mati oleh pedang
Ketua!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciu Giok-hu tidak bisa berkata-kata lagi, pedang diayunkan
dan berkata, “Apakah kita akan sama mengulangi lagi kejadian
tadi?”
“Tadi aku sudah melihat dari samping, aku merasa semua
kejadian sudah diatur oleh Ketua, kalau kita maju 3 jurus baru
memulainya pasti akan masuk ke tahap tadi, itu tidak akan
salah!” kata Lim Hud-kiam.
Ooo)d-w*k-z(ooO
BAB 20 Matahari dan bulan tertutup bayangan
dingin yang terpancar dari pedang
Kata-kata Lim Hud-kiam membuat Ciam Giok-beng maupun
Ciu Giok-hu terkejut, Ciam Giok-beng Terkejut karena tadi
terpancing lawan dan masuk dalam bahaya, dari sini dapat
diketahui kalau ilmu silat Ciu Giok-hu lebih tinggi darinya,
jurus membunuh tadi tidak mungkin dia bisa menang dari Ciu
Giok-hu.
Ciu Giok-hu Terkejut dengan ketelitian Lim Hud-kiam, Lim
Hud-kiam memang dari Ceng-seng dan dia sedikit mengenal
ilmu keluarga Ciu, tapi banyak ilmu andalan yang belum
pernah dia keluarkan di depan umum, Ciu Pek-ho pun belum
tentu bisa mengerti, tapi Lim Hud-kiam bisa mengetahuinya,
karena itu dia semakin waspada, dengan tertawa dia berkata,
“Kau punya daya ingat begitu bagus, aku tidak percaya,
bagaimana kalau kita mencobanya.”
Lim Hud-kiam memberi hormat, dia melangkah keluar, lalu
menyerang dengan gaya persis sama seperti Ciam Giok-beng,
Ciu Giok-hu melayaninya tiba-tiba Ciu Giok-hu mengeluarkan
jurus terakhirnya, pedang bertambah cepat dia berusaha
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menusuk Lim Hud-kiam supaya bisa membunuhnya, Lim Hudkiam
mengayunkan pedang, caranya tetap tidak berubah tapi
diikuti jurus bertahan, ujung pedang menitik tubuh Ciu Giokhu
beberapa kali, kemudian mengetarkan pedang Ciu Giok-hu
dan membuat Ciu Giok-hu tergetar mundur dua langkah.
Wajah Ciu Giok-hu berubah, tapi dia berusaha menutupinya
dan tertawa terbahak-bahak, “Bocah, kau sungguh hebat bisa
memecahkan jurusku.”
Ciu Pek-ho merasa terkejut dan berkata, “Lim Hud-kiam,
kau memang bisa memecahkan jurus maut ayahku, tapi itu
tidak aneh, sebab itu adalah jurusmu sendiri bukan jurus Ciam
Giok-beng, aku yakin Ciam Giok-beng tidak mempunyai ilmu
setinggi ini, Ciam Giok-beng, kau adalah guru besar ilmu
pedang, katakan apakah kau bisa melakukan ini?”
Ciam Giok-beng memang sangat berterima kasih karena
Lim Hud-kiam sudah menolongnya tapi dia juga mengerti
dengan cara ini Lim Hud-kiam ingin memberi tahu bagaimana
menghadapi cara cepat Ciu Giok-hu tapi dia malu mengaku dia
punya ilmu handal ini, terpaksa dia berkata, “Aku mengaku
aku tidak bisa melakukannya.”
Lim Hud-kiam tertawa, katanya, “Jurus terakhir adalah
jurusku, Ciam Cianpwee tidak perlu menggunakan jurus ini,
kalau sekarang aku menggantikan Ciam Cianpwee, serangan
terakhir Ketua Ciu tidak akan sampai pada sasaran ini.”
Ciu Giok-hu marah, “Mengapa tidak bisa sampai pada
sasaran?”
“Sebab kalau Ketua sudah terkena pedang beberapa kali,
apakah masih bisa setenang itu?” Lim Hud-kiam tertawa.
Ciu Giok-hu melihat tubuhnya, tubuh yang di pasang kulit
dari seng setiap lembar ada beberapa titik tusukan pedang,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
semua titik tepat berada di tengah, jumlahnya ada 6 titik, dia
sedikit Terkejut tapi mulut tetap berkata, “Ini tidak aneh,
karena aku sudah memakai pelindung, maka aku tidak akan
memperhatikan pertahanan, 6 tempat ini bukan titik
berbahaya.”
“Ciam Cianpwee menyerang 7 titik, Ketua hanya terkena di
6 titik, satu titik lagi berada di atas tenggo-rokanmu, apakah
itu bukan tempat berbahaya?” tanya Lim Hud-kiam.
“Tapi tenggorokanku tidak terkena pedang!” Ciu Giok-hu
membantah.
“Yang pertama terkena pedangku adalah tenggo-rokanmu!”
Lim Hud-kiam tertawa.
“Bila aku terkena pedang, mengapa aku tidak
merasakannya?” Ciu Giok-hu berteriak.
“Aku takut Ketua tidak akan mengaku, maka aku memberi
tanda, aku membubuhkan sedikit pemerah pipi di ujung
pedang, jadi di leher Ketua ada noda pemerah pipi.”
Ciu Giok-hu memegang lehernya, benar saja di lehernya
ada noda berwarna merah, walaupun digosok tetap tidak bisa
hilang, hal ini membuat semua orang dapat melihat dengan
jelas.
Orang-orang Ceng-seng merasa aneh, Bun Tho-hoan
berteriak, “Lim Hud-kiam, ilmu pedangku mengutamakan
kecepatan, tapi aku tidak melihat perubahan pedangmu.”
“Kalau bisa melihat berarti tidak sakti!” kata Lim Hud-kiam.
Ciu Giok-hu benar-benar tergetar dengan marah dia
berkata, “Bocah, kau memang lihai, tapi aku percaya Ciam
Giok-beng tidak akan sanggup melakukan ini, kau sendiri yang
merencanakan semuanya.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Aku tahu jurus pertama Ciam Cianpwee tidak akan
menyerang tenggorokanmu, bukan beliau tidak bisa atau tidak
sanggup, tapi beliau tidak mau melakukannya, jurus ini adalah
jurus dari Ciam Cianpwee bila Ketua tidak percaya, Ketua
boleh bertarung lagi dengan Ciam Cianpwee untuk
membuktikannya.”
Ciu Giok-hu berteriak, “Aku akan mencobanya lagi!”
Bun Tho-hoan membentak, “Tidak boleh, jurus Lim Hudkiam
tadi adalah jurus Ciam Giok-beng, kemudian sudah
dirobah, kita tidak mengerti tapi Ciam Giok-beng mengerti,
walaupun awalnya dia tidak bisa, tapi sekarang dia sudah bisa,
bila dicoba lagi yang rugi adalah Ciu Toako!”
Lim Hud-kiam tertawa, “Tapi sepertinya ketua Ciu sangat
yakin, dia sudah melihat perubahan tadi maka Ketua ingin
mencobanya lagi, aku kira ketua Ciu tidak akan sampai terluka
untuk apa Ketua Bun begitu tegang?”
Di semprot oleh Lim Hud-kiam membuat Ciu Giok-hu
bertambah marah, tapi dia benar-benar tidak melihat kapan
pedang itu menyerang lehernya, supaya tidak mendapat
bahaya dengan terpaksa dia berkata, “Lim Hud-kiam, aku
mengaku aku berhutang budi kepadamu dan kau bisa lolos
dari hukuman mati.”
“Terima kasih, Ketua!” sahut Lim Hud-kiam.
Ciu Giok-hu tertawa dingin, “Tapi Ketua Bun ingin kau
sendiri yang memotong kedua jarimu, aku tidak bisa
menolongmu, dan kau harus menerimanya.”
Liu Ta-su benar-benar marah, dia berteriak, “Ciu Giok-hu,
kau sungguh tidak tahu malu! Orang lain sudah menolong
nyawamu tapi kau membalas kebaikannya dengan membalas
dendam!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Dia menolongku berdasarkan perasaan pribadi, Kakak Bun
menghukumnya karena aturan Ceng-seng, urusan pribadi dan
aturan tidak bisa dicampur menjadi satu, aku harus menjaga
disiplin.”
“Kalau hal seperti itu disebut menjaga disiplin, Ceng-seng
akan menjadi apa? Aku orang pertama yang tidak suka.”
“Masalah apa yang pernah kau suka? Sejak kau mengambil
keputusan akan meninggalkan Ceng-seng semua hal yang
terjadi di sini tidak ada yang membuatmu puas.”
“Betul! Inilah salah satu alasannya mengapa aku ingin
meninggalkan Ceng-seng,” jawab Liu Ta-su.
“Aturan Ceng-seng sudah ada dari ratusan tahun yang lalu,
kalau kau ingin meninggalkan Ceng-seng pasti karena kau
merasa tidak puas, kami tidak bisa karena dirimu mengubah
peraturan, aturan ini harus kami terus jalankan,” kata Ciu
Giok-hu.
Dia melihat pada 2 bersaudara Bun berharap mendapat
dukungan mereka, terpaksa Bun Tho-hoan berkata, “Liu
Toako, kalau kau mau pergi, lebih baik dengan cara damai
supaya kelak kita masih bisa berteman lagi, bukan aku tidak
mau mendukungmu, kalau kau seperti aku masih berada di
Ceng-seng, kau juga pasti akan mempunyai pola pikir seperti
diriku.” Liu Ta-su tertawa, “Bun Ji-ko, kalau kau berpikiran
seperti itu, aku tidak bisa membuat semua orang menjadi
rukun, karena Ciu Giok-hu pasti tidak akan melepaskanku,
kelak bila terjadi bentrokan, Bun Ji-ko pasti akan berdiri di
pihak Ceng-seng dan mendukungnya, waktu itu aku juga akan
bentrok dengan Toako.”
“Tidak akan, aku tidak akan mendukung yang salah!” jawab
Bun Tho-hoan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kalian begitu mengapa membenci Lim Hud-kiam, apa
salahnya?” tanya Liu Ta-su dengan dingin.
Wajah Bun Tho-hoan menjadi merah, dia terdiam sebentar
baru menjawab, “Aku tidak bisa menjawab apa-apa karena
pandangan setiap orang tidak sama, begitu pun dengan
caranya aku hanya ingin dia memotong sendiri kedua jarinya,
artinya dia sudah diberi kelonggaran paling besar, aku hanya
bisa memberikan hukuman.”
Liu Ta-su melihat Lim Hud-kiam dan dengan dingin berkata,
“Menghadapi orang-orang yang pura-pura baik ini, tidak perlu
memakai aturan dan keadilan.”
Lim Hud-kiam tersenyum, berkata, “Keadilan dunia
persilatan selalu di dasarkan pada kekuatan, sekarang
kekuatan Ceng-seng lebih dari kita, maka keadilan akan ikut
pada mereka!”
“Untuk apa kau takut? Separuh orang ini akan ikut
denganku pergi dari sini, ditambah kau kita bisa melawan
mereka!” kata Liu Ta-su.
Lim Hud-kiam menggelengkan kepala, “Berbuat seperti itu
tidak akan membereskan masalah, apa lagi semua ini demi
diriku, semua orang akan bertarung ini bukan kehendakku!”
Liu Ta-su benar-benar kecewa, dengan dingin dia berkata,
“Kalau begitu, kau sudah siap menerimanya?”
“Betul, bila harus memotong kedua jariku untuk
menghindari bentrokan besar-besaran, aku merasa pantas
berkorban, dukungan Ketua Liu aku sangat berterima kasih,
tapi aku tetap memohon kepada Anda untuk menahan emosi
dulu supaya tidak terjadi bentrokan berdarah.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Liu Ta-su benar-benar kecewa, “Lim Hud-kiam, dulu aku
memang tidak menyukaimu, tapi aku tetap senang kau
mempunyai semangat pantang menyerah, tidak disangka
sekarang kau jadi begitu lemah, aku tidak bisa bilang apa-apa,
sebab ini adalah masalahmu, tidak ada hubungannya
denganku!”
Lim Hud-kiam tertawa, katanya, “Terima kasih Ketua Bun
sudah memberi hukuman yang ringan.”
Bun Tho-hoan merasa malu, “Kau jangan sungkan,
sebenarnya kau sudah memperoleh ilmu silat begitu lihai di
luar sana, untuk apa kau kembali ke sini?”
Lim Hud-kiam berkata, “Ketua Bun menghukum bahwa aku
harus memotong jariku karena aku melarang Ketua Ciu
membunuh musuh, tapi setelah pertarungan diulang lagi dan
mendapat bukti kalau jurus Ketua Ciu tidak bisa membunuh
malah akan membuat dia sendiri terluka, maka aku menahan
serangan Ciam Cianpwee hanya untuk menolong Ketua Ciu,
seharusnya aku mendapat jasa bukan dituduh berbuat salah,
mengapa aku harus dihukum?”
Bun Tho-hoan tidak bisa menjawab, sekarang Liu Ta-su
baru mengerti maksud Lim Hud-kiam, dia tertawa terbahakbahak,
“Bocah, kau sungguh pintar, kukira kau sudah tunduk
kepada mereka! Kalau tadi aku tahu alasanmu, aku tidak usah
ribut sampai wajah menjadi merah juga kesal karena kau!”
Liu Hui-hui tertawa, berkata, “Ayah, kau sendiri yang terlalu
tergesa-gesa, Paman Bun adalah orang yang tahu aturan dan
selalu menuruti aturan menurunkan perintah, tapi yang pasti
apakah cocok dengan keinginan Paman Bun, baru bisa
mendukung.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Liu Ta-su tertawa dengan senang, “Bun Ji-ko, tindakan Lim
Hud-kiam adalah untuk menolong Ciu Giok-hu, ada jasa dan
tidak berbuat kesalahan, apa yang akan kau katakan
sekarang?”
Wajah Bun Tho-hoan segera penuh kemarahan, “Lim Hudkiam,
aku menghukummu memotong 2 jari, itu sudah sangat
sungkan kepadamu, kau berani mempermalukanku?”
“Aku tidak berani berbuat kurang ajar,” kata Lim Hud-kiam.
“Jangan macam-macam, perintahku tetap dijalankan, tidak
ada alasan yang bisa mengubahnya, apakah kau bisa
menerimanya?” tanya Bun Tho-hoan.
Liu Ta-su berteriak, “Mengapa harus menerimanya? Bunheng,
aku menghormatimu karena kau adalah orang yang
tahu aturan, kalau bersikap seperti itu....”
Bun Tho-hoan menjawab, “Demi menjaga kedudukan Cengseng
di mata dunia persilatan, tidak ada alasan apa pun, tapi
aku bisa memberi kepadamu keterangan yang adil.”
“Aku ingin mengetahuinya.”
“Kau dan aku berada dalam suasana hati yang sangat jelas,
perubahan ilmu pedang Ciam Giok-beng tidak akan bisa
seperti Lim Hud-kiam, kalau Lim Hud-kiam tidak ikut campur,
Kakak Ciu tidak akan kalah dengan alasan ini aku mengatakan
yang salah adalah Lim Hud-kiam, kukira kau tidak beralasan
untuk membantah.”
“Apa yang Lim Hud-kiam peragakan adalah kenyataan
sebenarnya, Kakak Bun hanya menduga, dan alasan seperti itu
sulit membuatku bisa menerimanya,” kata Liu Ta-su.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Aku tidak butuh tanggapan tapi aku harus
mempertahankan hukumanku, siapa yang tidak setuju bisa
bertarung denganku,” kata Bun Tho-hoan.
Liu Ta-su tertawa, “Kalau benar bertarung, Ceng-seng
belum tentu menang!”
Ciu Giok-hu tertawa, “Kau bergurau, Lim Hud-kiam hanya
bisa mengatasikan sebuah jurus mautku, tapi kalau benarbenar
bertarung, belum tentu aku akan kalah darinya.”
“Kalau begitu, coba saja,” jawab Liu Ta-su.
“Paman Liu, jangan terlalu emosi, kalau terjadi pertarungan,
Ceng-seng tidak akan kalah, aku sudah mengaturnya!” kata
Ciu Pek-ho.
“Apa siasatmu?” tanya Liu Ta-su.
“Kalau benar terjadi pertarungan, kita tidak mungkin
bertarung satu lawan satu, ayahku dan 2 Paman Bun akan
bergabung, ditambah orang-orang kami, Lim Hud-kiam
memang bisa di dukung oleh Kian-kun-kiam-pai, tapi aku kira
tidak akan lebih baik,” kata Ciu Pek-ho.
“Jangan lupa kami masih memiliki pembantu!” kata Liu Tasu.
“Paman Liu, ini tidak mungkin, dan orang-orang yang akan
ikut dengan Paman Liu pun tidak akan bisa ikut bertarung,
kalau tidak, akan tejadi pertumpahan darah.”
“Apa maksudmu?” tanya Liu Ta-su.
“Aku mendengar ada sebagian orang yang ingin pergi dari
sini, maka aku sudah menyuruh 36 pesilat Thian-kong
mengawasi rumah mereka, bila mereka akan memberontak,
aku hanya tinggal memberi isyarat maka 36 pesilat Thian-kong
akan bergerak,” kata Ciu Pek-ho.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Bun Tho-hoan marah, “Pek-ho, mengapa kau melakukan
ini?”
“Paman Bun, aku harus bersiap-siap, tidak ada maksud lain,
asal mereka mengikuti aturan meninggalkan Ceng-seng, aku
tidak akan membuat mereka sulit, tapi bila mereka membantu
orang luar berseberangan dengan Ceng-seng, tindakanku
tentu tidak akan terlalu kejam.”
Sebagian orang yang akan pergi dari Ceng-seng benarbenar
marah, tapi tidak ada yang berani banyak bicara.
Liu Ta-su dengan marah berteriak, “Kakak Bun, apakah
begini caramu memperlakukan orang sendiri?”
“Kalau mereka berniat jahat, berarti mereka bukan orang
sendiri!” kata Ciu Pek-ho.
“Pek-ho biasanya aku tidak setuju dengan caramu, tapi kali
ini aku mendukungmu!” kata Bun Tho-hoan.
Kemudian dia berkata kepada Liu Ta-su, “Kakak Liu, aku
harap kau menguasai emosimu, datang dengan baik, pergi
juga harus dengan baik, kita masih teman dan saudara, kalau
kau tidak memimpin mereka pergi mereka tidak akan mudah
terpengaruh, tapi sekarang mereka sudah berniat
meninggalkan Ceng-seng, demi orang-orang ini kau harus
berpikir panjang.”
Liu Ta-su terdiam, Bun Tho-hoan berkata kepada Lim Hudkiam,
“Kau harus memotong 2 jarimu, baru aku akan
melepaskan seluruh keluargamu pergi, kalau tidak dengan
ilmu silat, kami bisa menangkapmu, tapi waktu itu
hukumannya bukan memotong 2 jari lagi, semua ini harus kau
pikirkan baik-baik.”
“Bagaimana dengan keluargaku?” tanya Lim Hud-kiam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kalau aksimu tidak menyangkut orang lain, aku tidak akan
melukai keluargamu, kalau tidak, kita tidak perlu bicara hal
lain.”
Lim Hud-kiam berpikir sejenak dan berkata, “Ketua Bun
telah memaksaku sehingga tidak ada pilihan, aku ingin tanya,
apakah setelah kedua jariku dipotong masih ada hukuman
yang lain?”
“Aku jamin tidak ada,” kata Bun Tho-hoan.
“Baiklah, aku percaya pada kata-kata Ketua Bun!” kata Lim
Hud-kiam.
Liu Hui-hui berteriak, “Hud-kiam, kau jangan terlalu jujur,
begitu jarimu putus, ilmu silatmu akan terganggu, mereka
lebih-lebih tidak akan melepaskanmu, sekarang mereka
sungkan kepadamu karena tidak bisa mengukur ilmu silatmu.”
Lim Hud-kiam menarik nafas, “Aku tidak boleh mencelakai
keluargaku, aku meninggalkan Ceng-seng sehingga tidak bisa
mengurus ibu, itu sudah salah besar, kalau karena gara-gara
aku, ibu jadi celaka lagi, aku benar-benar bukan manusia.”
“Apakah kalau jarimu putus, kau bisa menjaga
keluargamu?” tanya Liu Hui-hui.
Lim Hud-kiam tertawa kecut, “Aku tidak bisa menjaminnya,
tapi sekarang aku tidak bisa memilih, terpaksa aku harus
percaya pada jaminan Ketua Bun.”
Kemudian dia mengeluarkan kedua tangannya dan berkata,
“Lihatlah dengan jelas, Ketua Bun, jari telunjukku sudah putus,
apakah aku bisa meninggalkannya di sini?”
Di kedua tangannya hanya tersisa 8 jari, dua jari
telunjuknya sudah terputus, bekas lukanya bersih dan bagus
tampak jarinya sudah lama dipotong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apa yang terjadi?” kata Bun Tho-hoan tertegun.
“Setelah aku meninggalkan Ceng-seng, aku belajar ilmu
pedang kepada seorang pesilat yang sedang menyepi, pesilat
pedang ini mengajarkanku pedang dengan cara sangat
istimewa, dia tidak memberi makan kepadaku selama 2 hari,
setelah itu menaruh makanan enak di depanku, dia berkata
bila aku bisa bertahan selama 3 jam dan jari telunjukku tidak
bergerak, dia akan mengajariku ilmu silat, aku hanya bertahan
2 jam, karena aku khawatir kehilangan kesempatan untuk
belajar ilmu silat, terpaksa aku mencabut pedang lalu
membacok kedua jari telunjukku, dengan cara seperti itu
membuat pesilat yang sedang menyepi itu terpaksa
mengajariku ilmu pedang.”
“Ternyata bocah ini dari awal bergurau denganku!” kata
Bun Tho-hoan.
Ciu Pek-ho bersiul panjang, kemudian mundur ke sisi, Bun
Tho-hoan bertanya, “Pek-ho, apa yang kau lakukan?”
“Aku akan memberitahu orang yang ada di sana untuk
menangkap ibunya, kalau orang ini tidak dibasmi, Ceng-seng
tidak akan bisa tenang!” seru Ciu Pek-ho.
“Ketua Bun, bagaimana jaminanmu?” kata Lim Hud-kiam
dengan serius.
“Karena kau sudah menipuku, maka aku tidak bisa
memberimu jaminan lagi!” seru Bun Tho-hoan.
Liu Hui-hui marah, “Paman Bun, Anda adalah Ketua Cengseng,
juga tetua kami, mengapa kata-katamu selalu putar
balik tidak bisa dipegang?”
“Dia yang menipuku dulu!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Ketua hanya memintaku memotong jari telunjuk,” sergah
Lim Hud-kiam.
“Betul, tapi jari telunjukmu sudah lama putus maka
jaminanku sudah tidak berlaku lagi, kecuali kau memotong
kedua tanganmu, baru aku akan melepaskanmu,” kata Bun
Tho-hoan.
Lim Hud-kiam tertawa dingin, “Begitu kedua tanganku
putus, mungkin Ketua ada permintaan yang baru lagi, kecuali
aku memenggal kepalaku, kalau tidak Ketua tidak akan
merasa puas.”
Ciu Giok-hu menjawab dengan tenang, “Betul, kalau kau
ingin menolong ibumu, lebih baik kau penggal sendiri
kepalamu, Ceng-seng tidak menginginkan ada orang yang
mengganggu namanya!”
Dengan serius Lim Hud-kiam berkata, “Ketua Ciu, aku lahir
dan tumbuh besar di sini, sebetulnya aku tidak ingin
menjelekkan nama Ceng-seng, tapi aku sudah tidak tahan,
terpaksa aku harus pergi dari tempat ini, jelas kalian tidak
ingin bersahabat denganku, kedua, juga karena aturan turun
temurun yang tidak masuk akal, mengapa Ceng-seng harus
berseberangan dengan orang yang mempunyai ilmu silat lebih
tinggi dari kalian?”
“Ini adalah satu-satunya cara untuk membuat kita hidup
tenang, kalau kita mempunyai ilmu silat paling kuat baru bisa
menjaga tempat ini dan tidak diserang musuh,” kata Bun Thohoan.
“Dunia luar tidak sejahat seperti yang Anda kira, orang luar
juga tidak sejahat dan tidak tahu aturan seperti yang Anda
kira, kalau Ceng-seng selalu menjaga ketenangan dan tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mau ribut dengan dunia luar, tidak akan ada orang yang
datang mencari masalah.”
“Ini adalah aturan nenek moyang,” kata Bun Tho-hoan.
Lim Hud-kiam protes, “Aturan nenek moyang belum tentu
benar, mungkin jaman mereka harus begitu, seharusnya
aturan harus pelan-pelan di sesuaikan!”
“Tapi aturan ini tetap ada benarnya, seperti masalah Kiankun-
kiam-pai, Ceng-seng tidak membuat masalah dengan
mereka tapi mereka datang sendiri mencari masalah,” kata
Bun Tho-hoan.
“Kata siapa kami mencari masalah, Ciu Pek-ho sudah
membunuh 2 orang kami, kalau tidak, kami tidak akan
kemari!” kata Goan Hiong.
Ciu Giok-hu tertawa dingin, “Ini bukan alasan tepat, dari
awal kalian sudah berniat kemari, putraku menghadang kalian
maka membuat orang kalian terbunuh!”
Goan Hiong tidak bisa menjawab, tapi Kie Pi-sia berkata,
“Ini semua karena Nona Liu, dia membuat masalah di Kimleng
menghina perusahaan perjalanan Su-hai!”
Liu Hui-hui menjawab, “Nona Kie, kalau bicara harus hatihati,
aku memang bentrok dengan kalian, tapi aku kalah di
tangan Ciam Tayhiap, wibawa kalian sama sekali tidak
tercoreng, kalian tidak ada alasan mencariku sampai kemari!”
Kie Pi-sia pun tidak bisa menjawab, Ciam Giok-beng
menyela, “Sebelum bertemu Nona Liu, kami sudah mendengar
tentang Ceng-seng, itu gara-gara Lim Kongcu, Goan-heng dan
keluarga Lim mempunyai perjanjian dan kami melihat jurus
pedang Lim Kongcu ada persamaan dengan ilmu pedang adik
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kami, Lok Su-hoan, karena kami sedang mencarinya, maka
kami mencarinya sampai kemari.”
“Hud-kiam, apakah kau dengar, semua masalah berasal
darimu, kau harus bertanggung jawab,” kata Bun Tho-hoan.
“Aku tidak perlu bertanggung jawab, karena aku belum
pernah menggunakan nama Ceng-seng beraksi di luar, apa
dosaku? Sekarang Anda tidak suka kepadaku tidak perlu
mencari-cari alasan lagi, Anda hanya tinggal mengatakan
keinginan Anda!”
“Kakak Ciu sudah mengatakan syaratnya, pertama, kau
harus memotong kedua tangan mu, kalau tidak, ibumu yang
akan jadi tumbalnya, kau pilih sendiri jalanmu,” kata Bun Thohoan.
“Kalau Ketua Bun bukan orang yang tidak bisa memegang
teguh janji, mungkin aku akan memotong kedua tanganku
untuk ibu yang kucintai, tapi aku takut bila kepentingan Anda
terganggu, Anda tetap tidak akan melepaskan ibuku, maka 2
tanganku akan terpotong sia-sia.”
“Kurang ajar, kau benar-benar tidak tahu aturan!” kata Bun
Tho-hoan marah.
Dengan tenang Lim Hud-kiam berkata, “Aku masih bisa
percaya pada Ketua Bun, sedangkan untuk Ketua Ciu, sebelum
dia berhasil membunuhku, dia tidak akan merasa puas, Ketua
Bun ingin mengandalkan dia mendukung Ceng-seng, Anda
pasti akan mendengar semua kata-katanya, maka aku juga
mulai tidak percaya kepada Anda.”
“Ceng-seng milik semua orang, kita punya tanggung jawab
melindunginya,” kata Bun Tho-hoan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Anda memang mempunyai pikiran seperti ini, tapi Ketua
Ciu tidak, dia sudah mengumumkan akan mendirikan
perguruan Ceng-seng, untuk menguasai dunia persilatan,
bukankah ini bukti keserakahannya?” tanya Lim Hud-kiam.
Bun Tho-hoan mulai goyah, Ciu Giok-hu dengan cepat
berkata, “Bun Ji-ko, jangan dengarkan kata-kata bocah itu, Liu
Ta-su akan pergi dari sini, dia akan membawa separuh orang
Ceng-seng, bila Ceng-seng masih ingin terus berdiri dan tidak
roboh, harus menambah orang, apa lagi nama Ceng-seng
sudah tersebar ke mana-mana, tidak mungkin kita bertahan
saja disini, kita harus mendirikan Ceng-seng dan
mengumumkan kepada orang lain, selain itu juga bisa
membuat Ceng-seng kokoh seperti besi.”
“Orang seperti Ciam Giok-beng bisa mendirikan sebuah
perguruan yang berjaya, kita lebih kuat dari mereka, nenek
moyang kita pernah berpesan, bila ingin menjadikan Cengseng
berjaya, tidak boleh menutup pintu bertahan, kita harus
menerima orang baru, untuk memperbesar kekuatan,
membuat Ceng-seng berdiri kokoh di dunia persilatan.”
“Aku tidak berniat ingin menguasai dunia persilatan, tapi
Ceng-seng pun tidak boleh hancur karena keadaan sudah
seperti ini, maka hanya dengan mengandalkan dan dukungan
Kakak Ciu, itu adalah satu-satunya cara!” kata Bun Tho-hoan.
“Cara apa? Ceng-seng milik semua orang, walau pun ingin
diperbarui harus secara bertahap, yang penting adalah Bun Jiko
menentukan semua masalah, aku yang membantu dari
pinggir.”
“Kukira aku tidak berbakat menjadi pemimpin, Kakak Ciu
tidak perlu sungkan, kami 2 bersaudara pasti akan
mendukungmu,” kata Bun Tho-hoan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciu Giok-hu tersenyum, katanya, “Semua belum selesai,
tidak perlu kita bicarakan dulu, yang penting adalah masalah
Lim Hud-kiam.”
“Masalahku mudah sekali dibereskan, pamanku siap untuk
ikut, maka kami harap Ketua bisa melepaskan kami pergi,”
kata Lim Hud-kiam.
“Semua orang boleh pergi hanya kau yang tidak boleh
pergi,” kata Ciu Giok-hu.
“Tidak boleh juga harus, aku tidak ingin bersikap tidak
sopan terhadap Ketua, tapi kalau Ketua akan mencelakai
ibuku, terpaksa aku akan bertarung,” kata Lim Hud-kiam.
Keadaan semakin tegang, Ciu Giok-hu mencabut pedang, 2
bersaudara Bun juga bersiap-siap mencabut pedang, Liu Ta-su
dan putrinya siap akan pertarungan.
Lim Hud-kiam tertawa, katanya, “Paman Liu, Anda jangan
ikut campur dalam pertarungan ini, karena Anda masih harus
menanggung keselamatan banyak orang, sebelum mereka
menyerang, cepat bawa mereka meninggalkan Ceng-seng!”
“Pergi dari sini? Tidak akan mudah, memang aku dan
putriku ada di sini, tapi yang lain mereka belum siap untuk
pergi, maka tidak mungkin pergi sekarang.”
“Suruh semua orang bersiap-siap, tidak perlu bawa barang
banyak, asal orangnya pergi sudah cukup, karena semua
orang sudah lama tinggal di Ceng-seng belum pernah terpikir
akan pergi dari sini, maka semua orang jarang menyimpan
perhiasan dan uang dalam jumlah banyak, aku sudah
menyimpan uang di kota Seng-touw di Bank Tung-tai, cukup
untuk hidup dalam jangka waktu tertentu, asal Paman
menyebutkan namaku, mereka akan memberikan uang itu!”
kata Lim Hud-kiam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Hud-kiam, kau sudah menyiapkan uang untuk kami?”
tanya Liu Hui-hui.
Lim Hud-kiam mengangguk, “Aku tidak terpikir kalian akan
pergi dari sini, uang itu adalah uang persediaan kalau tiba-tiba
dibutuhkan, sekarang sudah waktunya digunakan.”
“Bila kami pergi, bagaimana denganmu?”
Lim Hud-kiam tertawa angkuh, katanya, “Aku pun pasti
akan pergi, aku percaya mereka tidak sanggup
menghadangku, karena jurus andalanku belum kukeluarkan.”
“Jurus andalan apa?” tanya Liu Hui-hui.
Lim Hud-kiam menunjuk, “Di sana ada 2 orang, setiap saat
pun dia bisa mencabut nyawa Ciu Pek-ho, ini adalah
jaminanku!”
Semua orang mengikuti arah yang ditunjuknya, tapi tidak
terlihat ada orang, Liu Ta-su bertanya, “Mana orang yang kau
maksud?”
“Di sini!”
Ciu Pek-ho melihat Lim Hud-kiam yang berkata di
belakangnya, tiba-tiba meloncat ke depan, pedang Lim Hudkiam
terus menempelnya, sebelah tangan memegang pisau
belati menempel di punggungnya, “Ciu Pek-ho, kau jangan
bergerak terus, kalau tidak pisau belati ini akan menancap di
pinggangmu, tempatnya adalah di nadi penting dan kau tidak
akan tertolong lagi.”
Ciu Pek-ho benar-benar tidak berani bergerak, karena pisau
belati Lim Hud-kiam diarahkan dari depan, maka kalau dia
maju malah akan melukai.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Melihat putranya dikuasai lawan, Ciu Giok-hu benar-benar
menyesal dengan marah berkata, “Binatang, kau benar-benar
tidak berguna!”
Ciu Pek-ho tidak berani menjawab, dengan sabar Bun Thohoan
berkata, “Ciu Toako, jangan salahkan putramu, Lim Hudkiam
benar-benar licik, dengan cara memecahkan konsentrasi
mambuat orang tertangkap, gerakannya terlalu cepat, posisi
putramu di belakangmu dan aku, dia melewatimu dan aku,
baru bisa mendekat putramu, kita pun tidak merasakannya.”
Ciu Giok-hu tidak bisa mengatakan apa-apa, Lim Hud-kiam
tertawa dan berkata kepada Ciu Pek-ho, “Perintahkan, supaya
tarik kembali pesilat-pesilat Thian-kong.”
Dia menekan pisau kecil itu lebih keras lagi, ujung belati
sudah menyobek baju Ciu Pek-ho dan mengenai kulitnya, rasa
dingin pedang masuk ke jantungnya, tapi dia tetap tertawa
dan berkata, “Namamu Hud-kiam, pedang tumpul sebagai
senjatamu, berarti kau tidak akan membunuh orang, kau juga
tidak suka melihat orang bercucuran darah, apakah kau berani
membunuhku?”
“Kau boleh mencobanya, membunuhmu tidak sulit juga
tidak perlu merasa malu, karena kau seekor ular beracun
bukan manusia, kalau tidak, kau tidak akan dengan cara ini
menghadapi tetangga lamamu!” kata Lim Hud-kiam dengan
dingin.
Mendengar nada bicara Lim Hud-kiam yang dingin, terpaksa
Ciu Pek-ho diam, dia tidak bisa melakukan apa-apa, dia hanya
diam-diam melihat ayahnya, Bun Tho-hoan tahu Ciu Pek-ho
sulit mengatakan sesuatu, dia berkata, “Orang terpaksa
bertindak karena menerima ancaman, Pek-ho, jangan terlalu
memaksa, sebenarnya kami pun akan melepaskan orangorang
itu pergi.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Akhirnya Ciu Pek-ho bersiul tinggi, tidak lama dari tempat
jauh terdengar ada yang menyahut, kemudian sekelompok
laki-laki membawa sekelompok orang, ada laki-laki,
perempuan, anak-anak, orang tua, mereka terlihat ketakutan,
begitu melihat mereka, mereka menceritakan apa yang terjadi
kepada saudara-sauadaranya.
Lim Hud-kiam sedang mengabsen jumlah orang, kalau tidak
banyak, mereka akan bersiap-siap pergi sekarang juga.
Liu Hui-hui membantu mengabsen, “Semua sudah lengkap
hanya tinggal keluargamu.”
“Keluarga Lim tinggal jauh di pintu lembah, aku tidak
menyuruh orang pergi ke sana!” kata Ciu Pek-ho.
Begitu pisau belati ditarik kembali, Ciu Pek-ho dengan cepat
meloncat ke tempat jauh.
Liu Ta-su berteriak, “Dari 36 pesilat Thian-kong yang
datang hanya 30 orang.”
Tapi teriakan Liu Ta-su sudah terlambat, Ciu Pek-ho sudah
jauh dia tertawa, “Kata-kata Paman Liu benar, aku tidak akan
ingkar janji melepaskan orang, tapi keluarga Lim Hud-kiam
tidak akan kulepaskan, 6 orang itu masih tetap mengawasi
keluaragmu.”
Liu Hui-hui marah, “Mengapa kau selalu ingkar janji?”
“Lim Hud-kiam selalu dengan cara licik menghadapiku maka
aku tidak perlu memegang teguh janji kepadanya, Lim Hudkiam,
kali ini kau tidak bisa mengancamku lagi, keluarga Lim
memang banyak tapi tidak ada yang panjang umur, yang lakilaki
hanya tinggal kau dan pamanmu, sisanya adalah
perempuan-perempuan yang tua dan lemah, ada 6 orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
pesilat pedang Tian Gong sedang mengawasi mereka, aku kira
tidak ada satu pun yang bisa kabur dari sini!” kata Ciu Pek-ho.
Lim Hud-kiam diam tidak berkata apa-apa, Ciu Giok-hu
berkata dengan senang, “Lim Hud-kiam, apakah kau akan
terima hukumanmu kalau tidak aku akan melaksanakan
pembunuhan massa.”
Lim Hud-kiam berpikir sebentar, “Paman, bagaimana
pendapatmu?”
Lim Cu-goan tertawa kecut, “Jangan tanya aku, kau yang
ambil keputusan, paman kedua dan ketiga sudah meninggal,
aku hanya memiliki seorang putri yang masih kecil, kau tidak
pantas mengorbankan nyawamu, yang penting kakak ipar
tertua, ibumu sudah janda dan tua!”
“Paman adalah satu-satunya orang tuaku, maka aku harus
mendengar pendapat Paman,” kata Lim Hud-kiam.
“Tidak perlu berpikir jauh, kalau kau mati, ibumu pasti akan
putus asa, dia pun tidak akan mau hidup sendiri apa lagi
pengorbananmu belum tentu ada gunanya!” kata Liu Ta-su.
“Ayah, biar dia yang mengambil keputusan! Kita jangan
membuatnya jadi orang berdosa.”
“Aku sedang menerangkan kejelekan dan kebaikan semua
ini!”
Ciu Giok-hu tertawa terbahak-bahak, “Dia lebih tahu
darimu.”
“Ciu Giok-hu, kau benar-benar licik sampai tidak tahu malu,
kalau bukan karena orang-orang itu aku benar-benar ingin
bertarung untuk menentukan hidup atau mati denganmu!”
kata Liu Ta-su marah. Lim Hud-kiam mulai membuka suara,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Aku sudah mengambil keputusan, hati yang menyayangi
keluarga, semua orang harus mempunyainya.”
Ciu Giok-hu tertawa, berkata, “Akhirnya kau terima juga,
tenanglah aku tetap akan menghormati keputusan Bun Ji-ko,
kau sendiri yang harus membacok kedua tanganmu, aku akan
membiarkanmu terus hidup supaya bisa menyayangi ibumu!”
Lim Hud-kiam tertawa dingin, “Kau salah, tubuh, rambut,
kulit semua pemberian orang tua, tidak bisa dikurangi, kalau
dikurangi berarti dosa, maka aku akan terus hidup dengan
tubuh sempurna!”
“Kalau begitu, kau tidak mau melindungi ibumu yang sudah
tua itu?” tanya Ciu Giok-hu merasa aneh.
“Aku mati, ibu pun akan mati karena itu aku sudah
mengambil keputusan aku harus melindungi diriku sendiri
supaya tidak terluka, Paman Liu, pergilah kalian!”
“Ini putusan yang benar, pandangan kita harus jauh, kalau
kau mati, keluarga Lim tidak ada keturunan lagi, ibumu pun
tidak akan tertolong, lebih baik keluar dari sini, mungkin masih
bisa menolong ibumu,” kata Liu Ta-su.
“Aku akan memotong anak durhaka ini!” teriak Bun Thohoan.
Dia berusaha mengeluarkan pedangnya, Liu Ta-su segera
berkata, “Bun Ji-ko, jangan paksa aku, kalau kau menghalangi
kami, jangan salahkan kalau aku tidak mengakui kalau kau
adalah kakakku lagi!”
Ciam Giok-beng pun berkata, “Lim Kongcu, hari ini kau
datang demi kami, maka dengan segenap tenaga, kami akan
mendukungmu.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Penduduk yang akan keluar dari Ceng-seng memilih
wakilnya dan berkata, “Kakak Lim, tadi kau telah menolong
istri dan anak-anak kami, tapi kau malah tidak sempat
mengurus keluargamu, kami pun tidak akan berpangku
tangan, walaupun mati kami akan tetap mendukungmu!”
Semua orang membuat lingkaran, anak-anak dan
perempuan-perempuan lemah berada di tengah, mereka siap
bertarung, melihat keadaan itu, Ciu Giok-hu jadi ragu karena
pertarungan ini sulit ditebak, kalau menang akan memakan
banyak korban ada yang mati atau terluka, apa lagi ilmu
pedang Lim Hud-kiam masih sangat misterius, tapi bisa
dipastikan kemampuannya berada di atas putranya, Ciu Pekho,
bila bertarung dengannya Ciu Pek-ho akan jatuh ke tangan
mereka, itu benar-benar tidak boleh terjadi.
Karena itu dia tersenyum, “Untuk apa kalian ikut campur, ini
adalah masalahnya sendiri, dia tidak mau dihukum, maka kami
ingin membunuh ibunya, Lim Hud-kiam, kalau kau benarbenar
tidak mau tahu keadaan ibumu, kami tidak akan
menahanmu, kami akan melepaskanmu dan membiarkanmu
pergi dari sini, biar selamanya kau dikejar oleh dosa!”
Lim Hud-kiam tetap dengan tegas berkata, “Mari kita pergi !”
Kelompok mereka tetap jalan dengan cara siap bertarung
dan pelan-pelan mundur ke mulut lembah, Ciu Giok-hu dan
Bun Tho-hoan berlari-lari mengejar dari belakang, mereka
hampir tiba di depan rumah keluarga Lim.
“Aku hanya akan berjalan sampai di sini kalau kalian
kembali ke lembah, aku akan menjadikan kalian musuh, Lim
Hud-kiam, apakah kau sudah mengambil keputusan?” tanya
Ciu Giok-hu.
“Sudah, aku tidak akan terima hukuman itu!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Baiklah, bila kau berjalan 10 langkah lagi, aku akan
menyuruh orang yang menjaga ibumu untuk mulai membunuh
keluargamu, pintu lembah ini kau sendiri tahu, bagaimana
kuatnya kau, tidak akan bisa masuk kembali.”
Dengan dingin Lim Hud-kiam berkata, “Kau pun harus tahu,
di luar lembah semua jebakan dipegang oleh keluarga Lim,
kalau orang-orang Ceng-seng ingin keluar dengan selamat
kalian harus menunggu kami keluar dan memasang jebakan
yang baru.”
Ciu Giok-hu tertawa terbahak-bahak, “Baiklah, tempat yang
kurancang untuk melawan musuh tidak sangka dipakai kalian
untuk melawan kami, tapi tidak apa-apa, sekarang kekuatan
kita sama kuat, maka kita bisa keras melawan keras, tapi kami
tetap akan menang, karena mati atau hidup ibumu berada di
tangan kami.”
Lim Hud-kiam tetap tidak bersuara, dia tetap berjalan,
semua orang mengikutinya baru 10 langkah lebih, Ciu Giok-hu
berteriak, “Lim Hud-kiam, kau sendiri yang ingin ibumu mati,
jangan salahkan kami, Pek-ho, keluarkan perintah, bunuh
semua!”
“Ciu Toako, sudahlah, dia sama sekali tidak menyayangi
ibunya, untuk apa kita membunuh seorang perempuan tua?
Biarkan dia pergi,” kata Bun Tho-hoan.
“Tidak bisa, aturan Ceng-seng harus dijaga, kalau tidak,
kelak perbuatannya akan diikuti orang lain apa jadinya nanti?
Ibunya bisa terbunuh karena dia tidak menyayangi ibunya!”
kata Ciu Giok-hu.
Bun Tho-hoan menarik nafas panjang, siulan panjang Ciu
Pek-ho mulai terdengar, kemudian dari rumah yang jauh
terdengar suara bertarung dan teriakan yang memilukan, Lim
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Cu-goan ingin melihat, Lim Hud-kiam menariknya, “Paman,
pergi ke sana pun sudah tidak keburu.”
Melihat sikap Lim Hud-kiam begitu tenang, Lim Cu-goan
benar-benar marah, “Hud-kiam, apakah hatimu terbuat dari
besi, apakah kau tidak peduli pada ibumu?”
“Apakah keponakanmu adalah orang seperti itu?” kata Lim
Hud-kiam tertawa.
Lim Cu-goan masih marah dan berkata, “Aku tidak tahu kau
seperti apa, tapi saat seperti sekarang ini kau bisa tertawa,
aku benar-benar tidak habis pikir!”
Lim Hud-kiam tertawa lagi, “Aku tidak sedih, kenapa tidak
boleh tertawa? Yang tidak boleh tertawa adalah Ciu Giok-hu
dan Ciu Pek-ho.”
Kata-kata ini membuat semua orang Terkejut, tanya Lim
Cu-goan, “Apa yang kau katakan? Apakah di rumah sudah ada
anak buahmu?”
Lim Hud-kiam tertawa dan berteriak, “Bwee-nio, Leng-nio,
bagaimana keadaan di dalam? Keluarlah untuk menyapa!”
Segera dari dalam rumah keluar seseorang, dia berlari
seperti terbang, ternyata dia adalah Yu Leng-nio, sampai di
depan Lim Hud-kiam dia baru tertawa berkata, “Tidak ada
masalah, semua sudah beres, karena kau sudah berpesan
tidak boleh membunuh mereka, maka harus memerlukan
banyak waktu untuk membereskan mereka.”
“Ada berapa orang?” tanya Lim Hud-kiam.
“Tepat 6 orang, tidak kurang tidak lebih, diam-diam aku
dan cici sudah membereskan tiga orang, 3 orang lainnya baru
muncul, 2 terkena jarum terbangku, yang satu masuk ke
kamar Lim Tay-hujin, cici tidak berani melepaskan senjata
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
rahasia karena takut terkena Lim Tay-hujin, terpaksa dengan
tangan kosong bertarung dengan mereka, sekali menendang
dengan ujung sepatu dia langsung roboh!”
Lim Hud-kiam mengerutkan alis, “Ujung sepatu kalian
tersimpan pisau beracun, kalau terkena dia tidak akan
tertolong, bukankah aku sudah berpesan jangan melukai atau
membunuh? Mengapa masih....”
Yu Leng-nio tertawa, “Tidak perlu menggunakan senjata,
sekali tendang sudah cukup, di depan Lim Tayhujin, kami tidak
berani bertindak macam-macam! Apa lagi kau sudah berpesan
sebelumnya!”
Lim Hud-kiam mengangguk, “Itu lebih baik, mana
orangnya?”
“Semua berada di pekarangan, kakak sedang menjaga Tayhujin,
kami takut ada serangan susulan,” kata Yu Leng-nio.
Lim Hud-kiam menggelengkan kepala, “Tidak perlu, tempat
ini sangat berbahaya dan tidak boleh tinggal berlama-lama,
apakah ibuku sudah siap pergi, kalau begitu kita pergi
sekarang juga!”
Kata Yu Leng-nio, “Lim Tay-hujin mengatakan kalau tempat
ini adalah tempat lahirnya juga kuburannya, Tay-ya juga
dikubur di sini, maka dia tidak mau meninggalkan tempat ini.”
Wajah Lim Hud-kiam terlihat sedih, kata Lim Cu-goan,
“Mungkin kakak ipar belum tahu apa yang terjadi, mungkin
harus aku yang ke sana untuk memberitahu.”
“Paman ke-4, aku harap Paman bisa menasehati ibuku
supaya mau pergi bersama, kalau tidak kita tidak bisa berbuat
apa-apa, biar bibi kedua dan beberapa pembantu menemani
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
ibu, Paman dan bibi ke-4 harus bawa Adik Ceng pergi dari
sini.”
Lim Cu-goan terkejut, “Apa katamu? Kita sudah terangterangan
bermusuhan dengan Ceng-seng, apakah masih bisa
meninggalkan mereka di sini?”
Lim Hud-kiam tertawa kecut, “Tidak ada cara lain karena
ibu adalah orang yang pendiriannya kukuh, kalau dia tidak
mau pergi, tidak ada orang yang bisa menasehati dia.”
“Kalau begitu, aku juga tidak mau pergi, aku tidak bisa
meninggalkan ketiga kakak iparku di sini sementara aku pergi
dari sini, bagaimana aku harus menghadapi kakak-kakakku
yang telah meninggal?”
“Aku juga tidak tega meninggalkan mereka, tapi bila ibu
tidak mau pergi, apakah aku harus memaksanya? Memang
Paman adalah adik ipar ibuku, apakah Paman tetap tidak akan
melakukan ini?”
“Aku coba menasehatinya, mungkin kakak ipar mau
mendengar kata-kataku!” kata Lim Cu-goan.
Lim Hud-kiam menarik nafas panjang, “Aku harap begitu,
tapi jangan memaksanya, kalau ibu ingin tinggal di sini, dia
pasti punya cukup alasan.”
“Aku tidak menganggap dia mempunyai alasan yang baik,
apakah selama beberapa tahun ini penghinaan yang
diterimanya belum cukup? Rumah usang dan sawah tidak
perlu dirindukan lagi!” kata Lim Cu-goan.
“Betul, kalau bibi tinggal di sini akan dicelakai oleh keluarga
Ciu, aku akan ke sana untuk menasehati-nya, aku harap dia
bisa ikut kita!” kata Liu Hui-hui.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tidak, Paman tidak perlu pergi ke sana, ibuku adalah
penganut agama Budha yang taat, dia tidak akan ribut dengan
siapa pun, keluarga Ciu ingin mencelakainya karena aku, asal
aku meninggalkan tempat ini, dia tidak akan mengalami
bahaya aku tidak bisa menasehatinya supaya mau pergi,
paman ke-4 saja tidak sanggup, apa lagi kau, tidak akan ada
hasilnya!”
Lim Cu-goan ragu sebentar baru berjalan.
“Mengapa keluargamu begitu aneh?”
Lim Hud-kiam tertawa kecut, tidak menjawab.
Semua orang berada di depan rumah, Lim Hud-kiam
berkata kepada Ciam Giok-beng, “Rumahku sempit dan kecil
seperti rumah keong, maka aku tidak bisa mempersilakan
kalian masuk, Lo-cianpwee sudah tahu bagaimana kekuatan
Ceng-seng dan keinginan Ciu Giok-hu untuk memperluas
kekuasaannya, mungkin dia akan bentrok kembali dengan
perguruan kalian, maka Cianpwee dengan waktu singkat harus
memperdalamkan kepandaian anak-anak muda supaya bisa
menahan serangannya, supaya tidak terpecah perhatian dalam
mendidik dan meningkatkan ilmu, Cianpwee harus berhenti
menjalankan usaha perusahaan perjalanan!”
Goan Hiong menjawab, “Budi Lim Toako yang terus
menolong kami membuat kami merasa sangat berterima kasih,
tapi apa alasan Lim Toako yang selalu melarang kami
membuka perusahaan perjalanan?”
“Bila Ciu Giok-hu akan memperluas kekuatannya, Tiangkang-
cui-cai akan jadi kaki tangannya apa lagi kalian berselisih
dengan Tiang-kang-cui-cai kelak akan repot!”
“Menghadapi orang-orang Tiang-kang-cui-cai, kami tidak
peduli, ancaman orang-orang Ceng-seng pun tidak akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
membuat kami takut, kecuali Lim Hud-kiam datang mengacau
kami akan terpaksa menutup usaha, karena kami tidak bisa
melawanmu!” kata Kie Pi-sia.
Kie Tiang-lim marah dan membentak, “Pi-sia, jangan bicara
seperti itu!”
“Sebab orang lain lebih kuat dari kita!” jawab Kie Pi-sia
sambil tertawa dingin.
Lim Hud-kiam dengan cepat berkata, “Jangan salah paham,
Tay-lok-kiam-hoat adalah ilmu pedang nomor satu di dunia ini,
aku akan tidak bisa mengalahkannya!”
“Kata-kata Lim Kongcu tidak jujur, jurusmu yang menahan
Ciu Giok-hu adalah perubahan dari jurus Tay-lok-kiam, kukira
kau sudah menguasainya melebihi ilmu yang kukuasai!” kata
Ciam Giok-beng.
Lim Hud-kiam tersenyum, berkata, “Tetua terlalu sungkan,
jurus yang aku gunakan adalah Tay-lok-kiam-hoat yang asli,
hanya Cianpwee terlalu baik hati tidak meneruskan jurus-jurus
yang bisa membunuh orang, semua ini karena Cianpwee tidak
pernah berkelana di dunia persilatan, bila jurus-jurus ini
sampai di tangan murid Anda, pasti akan bisa maju pesat.”
“Jurusmu yang terakhir adalah perubahan dari jurus Hieliong-
sam-yauw (Tiga ikan naga meloncat) aku melihat anak
muda sering mempunyai aura membunuh, maka aku tidak
berani mengajari mereka, jurus-jurus Tay-lok-kiam-hoat
datang dari ajaran lurus bukan untuk membunuh, tapi untuk
mencegah orang saling membunuh maka aku harus
menunggu mereka agak matang dan dewasa baru
menurunkan jurus ini kepada mereka!” kata Ciam Giok-beng.
Kata Lim Hud-kiam, “Jangan, pedang jangan hanya untuk
menjaga diri, sekarang di dunia persilatan dipenuhi hawa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
pembunuhan, bukan hanya Ciu Giok-hu dan lain-lain ingin
menguasai dunia persilatan, masih ada pesilat-pesilat lain,
mereka sedang mencoba-coba dan orang-orang seperti itu
sudah mempunyai ilmu pedang tinggi, mereka menganggap
mereka sudah bisa bergerak untuk memperlihatkan kekuatan
mereka, maka di dunia persilatan akan timbul keramaian,
mereka yang berunjuk gigi, tentu ada yang dari perguruan
lurus atau sesat, apa yang akan terjadi waktu itu, tidak ada
orang yang bisa menebak, tapi sikap menghadapi perubahan
ini, Cianpwee tidak bisa memakai cara 30 tahun yang lalu, kita
harus menjaga diri terhadap hawa pembunuhan untuk
mencari cara damai, hati tidak mengandung nafsu membunuh,
tapi pedang tidak bisa berkompromi.”
“Kebaikan di dalam hati, tapi dikuatkan dan didirikan
dengan wibawa ujung pedang, hanya dengan pedang yang
kuat kita baru bisa mengimbangi jangan sampai terbunuh atau
bisa berdiri tegak.”
Dengan sikap sangat hormat Ciam Giok-beng berkata,
“Pendapat Lim Kongcu benar-benar serius, aku tidak bisa
bilang apa-apa, tapi aku takut tidak akan cukup tenaga untuk
melawan.”
“Jangan berkata demikian, Tay-lok-kiam-hoat milik
Cianpwee sangat dahyat, apa lagi kalau bisa diselesaikan,
tidak akan kalah dari ilmu Ciu Giok-hu!”
“Sulit dikatakan, apa yang diperagakan Ciu Giok-hu hari ini
hanya 2/10 dari ilmunya, kalau bukan karena terkejut dengan
jurus bertahanmu, dia tidak akan berhenti!” kata Liu Ta-su.
“Paman belum mengerti inti sari Tay-lok-kiam-hoat,
sebenarnya jurus Tay-lok-kiam sangat dalam seperti jala, aku
percaya Ciam Cianpwee sendiri belum mengerti semuanya,
apa lagi orang lain, akan lebih sulit menebaknya, tapi bila
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciam Cianpwee mau memperdalam lagi jurus Tay-lok nya,
beliau pasti akan mengerti lebih dalam,” kata Lim Hud-kiam.
“Apa yang kutahu, kiranya tidak akan lebih dari Lim
Kongcu!” kata Ciam Giok-beng.
Awalnya Lim Hud-kiam terpaku, kemudian dia berkata,
“Tetua pasti kebingungan gara-gara pemerah pipi yang ada di
leher Ciu Giok-hu.”
“Betul, dengan pengalaman ilmu pedangku, aku percaya
boleh dikatakan berdasarkan pengalaman, tapi aku sampai
sekarang tidak terpikir, kapan Lin Kongcu menyerangnya,
benar-benar tidak terpikir, ini benar-benar di luar ilmu
pedang.” kata Ciam Giok-beng.
Lim Hud-kiam tertawa, katanya, “Memang jurus itu tidak
semua orang bisa melakukannya.”
Kie Pi-sia tidak terima, katanya, “Kalau begitu berarti kau
sudah melewati kemampuan orang biasa!”
“Mana mungkin bisa terjadi seperti itu? Mungkin sekarang
aku hanya lebih kuat sedikit darimu, tapi tidak akan melewati
Ciam Cianpwee atau Paman Liu, ilmu pedang harus
berdasarkan pengalaman, tidak bisa sekaligus di dapatkan,
kita bisa menanam pohon 10 tahun atau 100 tahun, tapi kita
tidak bisa menguasai ilmu pedang sampai 1.000 tahun, karena
ilmu pedang tidak ada batasnya.”
“Aku tidak bicara mengenai aturan pedang, aku tanya jurus
yang tadi!” kata Kie Pi-sia.
“Jurus itu sangat sederhana, Goan-heng mungkin bisa cepat
mengerti, pemerah pipi berada di sebelah tanganku, dengan
jurus-jurus pedang aku sentilkan pemerah itu ke lehernya,
kemudian aku mengatakan kalau aku sudah memberi pemerah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
pipi di ujung pedang, sebetulnya Paman Liu melihat dengan
jelas, jurus pedang itu aku menipu dia.”
“Apakah benar hanya untuk menipu? Sampai aku pun
tertipu,” Liu Ta-su heran.
“Kalau Paman Liu terkena tipuan itu tidak apa-apa, untung
Ciu Giok-hu juga tertipu, kalau tidak kita tidak akan bisa pergi
dari lembah ini!”
“Bocah, kau benar-benar jago menipu, aku kira ilmu silatmu
benar-benar setinggi itu, maka aku selalu ingin bertarung
dengan Ciu Giok-hu,” kata Liu Ta-su.
“Ilmu pedang 3 Tetua Ceng-seng sama kuat, mereka sudah
ada 2 orang, Ciu Pek-ho selalu mengancam perempuan atau
anak-anak lemah, kalau melawan mereka kita selalu berada di
posisi yang dirugikan, ilmu pedang cepat Bun Tho-hoan sangat
sulit dijaga, orang-orang yang tinggal di Ceng-seng masih ada
beberapa keluarga, kekuatan mereka berada di atas kita, Ciu
Giok-hu hanya takut kita mencari dia untuk bertarung, maka
dia selalu khawatir, kalau tidak dia tidak akan melepaskan kita
tinggalkan lembah ini.”
Ciam Giok-beng dan lain-lain Terkejut, Lim Hud-kiam
berkata lagi, “Hari ini untung Paman Liu dengan Ceng-seng
sudah putus hubungan, maka kita lebih aman, kalau tidak aku
benar-benar tidak tahu harus dengan cara apa menghentikan
bencana ini ! Ciam Cianpwee, kelak Anda harus lebih hati-hati,
jangan sembarangan membawa semua orang pergi ke suatu
tempat asing kalau tidak hati-hati akan membuat satu
perguruan musnah, itu benar-benar tidak pantas kita
dapatkan!”
Ciam Giok-beng terdiam, kemudian baru memberi hormat,
“Aku terima apa yang kau katakan, kita pamit dulu!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Semua orang dengan diam mengikuti Ciam Giok-beng
meninggalkan tempat itu, Goan Hiong menoleh dan berkata,
“Lim Toako, kau sudah menolong kami, budi ini tidak akan
kami lupakan kami akan membalasnya di kemudian hari, tapi
usaha perusahaan perjalanan Su-hai tetap akan kami jalankan,
sebab ini adalah usaha Kian-kun-kiam-pai, Su-hai akan hidup
atau mati bersama perguruan kami.”
Kata Lim Hud-kiam, “Ini adalah urusan kalian, tapi kalau di
tanganku tidak ada uang, mungkin aku akan ke sana untuk
meminjam uang!”
“Kami berhutang budi kepadamu, kalau kau menginginkan
uang dan aku yang sedang mengantarkan barang itu, aku
akan memberikannya dengan 2 tangan dan mengaku salah
kepada orang yang menitipkan barang, tapi ini hanya akan
terjadi satu kali, kalau terjadi untuk kedua kali kami akan
mengambilnya kembali darimu.”
“Sewaktu di Seng-touw, aku sudah merampok satu kali
barang yang kalian bawa, kalau kelak aku merampok lagi, itu
adalah untuk kedua kalinya maka kalian tidak perlu sungkan
tagihlah kepada aku, bila Su-hai terus dibuka, aku juga tidak
akan berhenti.”
“Itu lebih baik supaya tidak rugi besar, kami tidak terima
bisnis besar, dengan kekuatan kami sekarang Su-hai harus
terus berjalan, sampai kami tidak bisa mengganti rugi, kami
baru akan mengaku kalah.”
“Waktu itu kepala kami juga akan dijadikan pengganti
kerugian terakhir, kalau kau berani, terimalah!” tantang Kie Pisia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Mereka pelan-pelan berjalan ke depan, Liu Hui-hui berkata,
“Hud-kiam, aku tidak mengerti, kenapa kau selalu
bertentangan dengan mereka?”
Lim Hud-kiam tertawa, katanya, “Karena mereka terlalu
mudah mencari keuntungan, sedangkan aku tidak bisa usaha
juga tidak mau jadi orang miskin, maka aku harus mencari
keuntungan dari mereka, cara mengambilnya mudah bisa
menolong fakir miskin lagi.”
“Hud-kiam, ini bukan alasanmu yang sebenarnya!” kata Liu
Hui-hui.
Lim Hud-kiam hanya tertawa dan tidak berkata apa-apa,
kebetulan Lim Cu-goan sudah datang sambil membawa
seorang perempuan setengah baya dan seorang gadis, di
belakangnya ada Yu Bwee-nio yang mengikuti mereka, hal ini
membuat Lim Hud-kiam tidak perlu menjelaskan lagi apa
alasannya.
Lim Hud-kiam segera bertanya, “Paman ke-4, apakah ibu
tetap tidak mau pergi?”
Lim Cu-goan menarik nafas, “Aku tidak tahu apa yang dia
pikirkan, dia tidak mau pergi, dan dia mengusir kami bertiga
dari sana.”
“Tay-hujin masih berpesan menyuruhmu cepat pergi dari
sini, tidak perlu berpamitan kepadanya, dia akan masuk kuil
dan tidak mau bertemu denganmu!” kata Yu Bwee-nio.
“Paman ke-4, benarkah Paman pun tidak sanggup
menasehati ibu?” tanya Lim Hud-kiam.
“Aku sudah berusaha, dengan posisi sebagai kakak ipar dia
memerintahkanku membawa bibi dan adikmu pergi dari sana,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kakak ipar paling tua, dia seperti ibu, aku harus melakukan
tindakan apa lagi?” kata Lim Cu-goan.
“Paman pun tidak sanggup, apa yang harus kukatakan?
Lebih baik Paman ikut Paman Liu, di Seng-touw aku sudah
menyimpan uang di bank cukup untuk menghidupi satu
kampung kecil, tapi ingat kalian harus bersatu jangan
terpencar, kita tidak perlu seperti Ciu Giok-hu mendirikan
perguruan, tapi kita harus punya kekuatan untuk melindungi
diri,” kata Lim Hud-kiam.
“Sepertinya ada orang yang ingin mencari masalah dengan
kita, aku tahu Ciu Giok-hu tidak akan dengan mudah
melepaskan kita, tapi kalau dia tidak berkelompok menyerang,
aku percaya kita masih bisa mengatasinya, apakah masih ada
orang lain lagi?” tanya Liu Ta-su.
Kata Lim Hud-kiam, “Ciu Giok-hu baru akan berdirikan
perguruan, dia masih sibuk sendiri dan tidak akan mencari
kalian! Aku juga tidak mengatakan pasti ada orang yang akan
mencari masalah dengan kalian, hanya saja kalau keadaan
begitu, kita harus hati-hati dengan tenaga baru yang akan
muncul, bukan hanya Ceng-seng saja, kalian sudah tidak bisa
hidup tenang seperti di Ceng-seng lagi!”
“Kalau tahu begitu untuk apa kita meninggalkan Cengseng?”
tanya Liu Ta-su.
“Kita harus meninggalkan Ceng-seng, tempat itu sangat
berbahaya, aku sudah memberitahu Hui-hui!” kata Lim Hudkiam.
“Ceng-seng adalah tempat tinggal kita secara turun
temurun, tidak mudah meninggalkan tempat itu, mungkin Ciu
Giok-hu tidak akur denganku, tapi dia juga tidak bisa
mengusirku dari Ceng-seng, apa maksudmu?” tanya Liu Ta-su.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kalau di dunia persilatan terjadi perubahan, Ceng-seng
pasti menjadi nomor satu maka tempat bahaya itu tidak
pantas ditinggali lebih lama, aku ingat Paman Liu dulu sangat
menyayangiku, maka aku menyuruh Bwee-nio memberikan
surat kepada Hui-hui supaya Paman Liu meninggalkan Cengseng.”
“Begitu beratkah, sampai kau begitu tegang? Siapakah dia?
Sepertinya Ciu Giok-hu juga mulai merasakannya, apakah dari
Thian-san lembah Giok-kiam-kok dan Tiang Leng-cu?”
Kata Lim Hud-kiam, “Kita tidak perlu takut kepada lembah
Lu-bwee, Tiang Leng-cu bersahabat baik dengan keluarga
Bun, 2 bersaudara Bun berada di Ceng-seng, bila Tiang Lengcu
berencana buruk, dia akan bergabung dengan Ceng-seng,
maka Ciu Giok-hu berusaha keras menarik 2 bersaudara Bun,
dulu aku mengira Bun Tho-hoan bisa menjaga diri dan tidak
berniat menguasai dunia luar, tapi melihat keadaan hari ini,
aku takut dia sudah berencana bersama Ciu Giok-hu.”
“Aku juga merasa aneh, mengapa hari ini Bun Lo-toa begitu
mendukungku pergi dari Ceng-seng, padahal biasanya dia
tidak seperti itu, dulu dia selalu ingin 3 keluarga kita bersatu,
menasehati aku harus bersabar,” kata Liu Ta-su.
Lim Hud-kiam tertawa, katanya, “Karena Hui-hui
membatalkan pernikahannya dengan Ciu Pek-ho, maka
mereka merasa Paman Liu adalah orang luar, apa lagi Paman
selalu tidak mau tunduk kepada mereka, dalam situasi baru
yang akan mereka bangun sulit mengatur posisi Paman, tapi
Bun Tho-hoan masih mempunyai hati nurani, dia hanya ingin
Paman Liu pergi dari Ceng-seng, kalau Ciu Giok-hu tidak akan
berpikir seperti itu! Ceng-seng adalah tempat berbahaya, lebih
baik Paman Liu meninggalkan Ceng-seng!”
“Kecuali mereka, masih ada siapa lagi?” tanya Liu Ta-su.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Aku tidak tahu, aku hanya diberi petunjuk oleh seorang
pesilat tangguh yang sedang menyepi, dia mengatakan kalau
di dunia persilatan akan terjadi perubahan besar dan
menyuruhku mengatasinya, tapi kekuatanku sangat terbatas,
aku hanya mengerjakan apa yang bisa kukerjakan,” kata Lim
Hud-kiam.
“Aku tidak bisa mengurusi hal-hal yang tidak kuketahui, aku
hanya bertanya kepadamu, bagaimana hubunganmu dengan
Hui-hui, sekarang aku sudah meninggalkan Ceng-seng, kalau
kalian sudah menikah tidak perlu masuk ke rumahku lagi, aku
hanya mempunyai seorang putri....” kata Liu Ta-su.
“Paman Liu, mengenai hal ini, kita bicarakan nanti....” jawab
Lim Hud-kiam.
“Tidak bisa, kau harus memberikan jawabannya kepadaku,
aku meninggalkan Ceng-seng demi dirimu, dan sekarang aku
setuju bila menikah masuk ke keluargamu!” kata Liu Ta-su.
“Hui-hui, mari kita bicara sebentar di sana,” ajak Lim Hudkiam.
Liu Hui-hui mengangguk.
“Mengapa tidak di depanku membicarakannya?” tanya Liu
Ta-su.
“Paman, sebagian percakapan ini lebih baik hanya kami
berdua yang membicarakannya!” kata Lim Hud-kiam.
“Baiklah! Hui-hui, kau harus ingat, demi dia kau sudah
berkorban banyak hal, jangan tertipu oleh kata-katanya yang
manis, kalau dia ingin meninggalkanmu, aku akan memenggal
kepalanya,” kata Liu Ta-su.
Mereka berdua tidak menjawab, Lim Hud-kiam
melambaikan tangan, Liu Hui-hui segera mengikutinya masuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
ke dalam hutan, setengah jam kemudian mereka masih belum
keluar dari hutan, orang yang berdiri di luar sudah tidak sabar,
Liu Ta-su berteriak, “Hui-hui, apakah pembicaraan kalian
belum selesai?”
Liu Hui-hui menyahut dan hanya dia sendiri yang keluar dari
hutan, dia berkata kepada 2 bersaudara Yu, “Pergilah kalian
ke tempat yang sudah dia tunjukkan, dia menunggu kalian di
sana.”
Dua bersauadara Yu melangkah pergi, Liu Hui-hui berkata
lagi, “Nona Yu, Lim Kongcu menyuruhmu hati-hati jangan
sampai terlalu lelah.”
Wajah Yu Bwee-nio menjadi merah dan menundukan
kepala menjawab, “Aku tahu.” Kemudian dia bertanya, “Apa
hasil perundingan kalian?”
Liu Hui-hui tertawa sedih, “Hitung-hitung tidak ada
hasilnya!”
Liu Ta-su marah, “Apa? Bocah itu berani menolakmu?
Mengapa kau tidak bertarung dengannya, malah melepaskan
dia?”
“Ayah, kau belum tahu dengan jelas apa yang terjadi sudah
marah-marah? Dia tidak menolakku tapi juga tidak menyetujui
usulku.”
“Apa maksudnya?”
“Dia membuat perjanjian denganku 10 tahun!”
“Apa? 10 tahun, itu terlalu lama!”
“Dia masih banyak pekerjaan, selama 10 tahun ini sulit
tinggal di satu tempat, kadang ke timur atau ke barat, pagi
dan malam nyawanya tidak terjamin, maka dia tidak mau
menikah denganku, itu demi kebaikanku, karena aku adalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
anak tunggal, begitu masuk ke keluarga Lim, aku sudah bukan
putri keluarga Liu lagi, kalau aku jadi janda, apakah ayah tetap
akan menyuruhku menikah lagi?”
Liu Ta-su berpikir sejenak, “Kata-kata ini masuk akal juga,
10 tahun tidak begitu lama, waktu itu umurmu sudah 31
tahun, hanya saja aku harus mundur 10 tahun baru bisa
melihat cucu!”
“10 tahun lagi harapan ayah menggendong cucu pasti akan
terwujud, tapi belum tentu itu anakku dengan Lim Hud-kiam!”
kata Liu Hui-hui dengan sedih.
“Mengapa bisa begitu?”
“Orang yang mengajarinya ilmu silat adalah seorang
hweesio, dia memberi syarat kepada Hud-kiam, Jika dalam
waktu 10 tahun dia tidak bisa melaksanakan tugasnya, dia
harus masuk menjadi murid Budha, menjadi seorang hweesio
untuk menolong orang di dunia ini.”
“Syarat apa itu?” teriak Liu Ta-su.
“Orang yang berilmu tinggi itu melihat Hud-kiam berbakat,
juga berjodoh dengan Budha, tapi Hud-kiam tidak bisa
meninggalkan duniawi, maka dia membuat perjanjian 10
tahun, selama 10 tahun akan mengujinya.”
“Aku tidak mau tahu tentang hal ini, sebetulnya apa mau
kalian?” tanya Liu Ta-su.
“Dalam waktu 10 tahun ini aku akan menunggunya, kalau
dia dikabarkan sudah mati, baru aku akan menikah dengan
orang lain, kalau dalam 10 tahun ini dia bisa membereskan
tugasnya, saat itu adalah waktunya dia menikah denganku,
bila dalam waktu 10 tahun tugasnya tidak berhasil, dia akan
jadi hweesio, aku akan menikah dengan orang lain!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Dia benar-benar kurang ajar, mengapa selalu merugikan
putriku?” Liu Ta-su marah.
Sambil menangis Liu Hui-hui berkata, “Ini adalah
permintaanku, dia tidak melarangku menikah dengan orang
lain dia menyuruhku sekarang juga mencari jodoh.”
“Apa tanggapan 2 bersaudara Yu?” tanya Liu Ta-su.
“Kami hidup bukan demi keluarga Lim, tapi bila mati kami
akan menjadi setan keluarga Lim!” jawab Yu Bwee-nio.
“Kalian macam-macam, aku jadi bingung.”
Kata Yu Bwee-nio, “Dalam hati Lim Kongcu sudah ada gadis
pilihannya, kami bukan perempuan yang akan dia nikahi dan
kami tidak berharap bisa menikah dengannya, kami hanya bisa
terus mengikutinya!”
“Untuk apa kalian terus mengikutinya?” tanya Liu Ta-su.
Yu Bwee-nio tertawa kecut, berkata, “Kata-kata Paman
benar-benar membuatku tidak bisa menjawab, kami bisa
dikatakan adalah pembantu atau istri mudanya, tapi dia bilang
dia belum menikah, dari mana datangnya istri, kalau menjadi
pembantunya, posisi kami sedikit lebih tinggi, kami berharap
dalam waktu 10 tahun ini dia akan berhasil, sesudah Nona Liu
menikah dengannya, kami baru menjadi istri mudanya, kalau
tidak, kami pun tidak tahu harus melakukan apa, bila Lim
Kongcu mati, kami masih ada harapan menjaganya, tapi kalau
dia jadi hweesio kami tidak bisa mengikutinya lagi, kami akan
selalu merindukan dia!”
Liu Ta-su tidak mengerti isi hati 2 gadis Yu yang lebih setia
dari putrinya, tidak ada perkataan yang bisa dia ucapkan,
terpaksa dia bergurau, “Kalian masih bisa mengikutinya! Jika
Hud-kiam membaca bacaan Budha, kalian yang memukul ikan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kayu, jika dia meminta makanan di jalan, kalian yang
membawa piringnya!”
Dengan serius Yu Bwee-nio berkata, “Kalau bisa begitu
kami akan mengikutinya, tapi kata Lim Kongcu, jenis hweesio
yang akan dia lakukan adalah jenis hweesio yang hidupnya
paling sulit, bajunya usang begitu juga sepatunya dan akan
menjadi orang yang tidak berperasaan, maka dia tidak ingin
kami mengikutinya lagi.”
Liu Ta-su benar-benar ingin marah sekaligus ingin tertawa,
“Sudahlah, kalau kalian membicarakan dia, aku benar-benar
tidak tahan dan ingin membunuhnya, apakah di dunia ini lakilaki
sudah mati semua, hingga kalian harus terus
mengikutinya?”
“Tentang hal ini, kau boleh tanyakan kepada Nona Liu!”
kata Yu Bwee-nio.
“Cepat kalian pergi dari sini!” kata Liu Hui-hui.
Dua bersaudara Yu segera membalikkan tubuh dan
berjalan, melihat sosok belakang mereka, Liu Ta-su tertawa
dingin, “Hui-hui, bagaimana denganmu? Apakah kau juga
akan seperti mereka begitu rendah?”
“Ayah, kau bicara begitu kasar, harus kuakui sebenarnya
aku lebih rendah dari mereka!”
“Apa?” Liu Ta-su melotot.
“Memang mereka tidak mendapat posisi di hatinya, tapi
mereka mau terus mengikutinya sedangkan aku hanya
mempunyai harapan kosong, bisanya menunggu dan
menunggu.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Liu Ta-su sangat marah, Liu Hui-hui memohon, “Ayah, demi
kebaikanku, ayah jangan memaksaku menikah dengan orang
yang tidak kucintai!”
“Kalau bukan demi kau, aku tidak akan berseberangan
dengan Ciu Giok-hu, tidak akan keluar dari Ceng-seng, tidak
akan meninggalkan kampung halaman, kau tidak boleh terlalu
menuruti orang lain!” kata Liu Ta-su.
“Kalau ayah dulu tidak memaksa dia harus tinggal di rumah
kita dan mengganti marga, dia tidak akan pergi juga tidak
akan terjadi hal seperti ini, kalau ayah sayang kepadaku,
buktikanlah kasih sayang ayah! Yang penting aku tidak akan
membuat keluarga Liu tidak tahu aturan.”
“Baiklah, kau boleh tunggu dia selama 10 tahun, apakah
setelah 10 tahun kau bisa menjamin aku bisa menggendong
cucu?”
Wajah Liu Hui-hui jadi merah, dia tetap berkata, “Aku tidak
bisa menjamin, kalau aku tidak bisa melahirkan, keluarga Liu
tidak ada keturunan, ini tidak bisa menyalahkan siapa pun!”
Liu Ta-su terdiam kemudian berkata, “Aku lupa bertanya
kepadanya, dulu dia tidak mau tinggal dengan kita katanya
keluarga Lim hanya dia anak laki-laki satu-satunya, sekarang
dengan cara hidup dia seperti itu, apakah keluarga Lim masih
ada generasi penerus?”
“Itu sudah diatur sebab Yu Bwee-nio sudah hamil, laki-laki
atau perempuan yang penting keluarga Lim sudah ada
penerusnya, maka bila aku melahirkan anak, semua adalah
cucumu, dia sendiri yang berjanji kepadaku.”
“Dia sudah mempunyai generasi penerus seperti punya
akar, tapi kedua kakiku masih tergantung di tengah-tengah
udara,” kata Liu Ta-su dingin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Ayah! Bila ayah setuju pun, putrimu tidak bisa berbuat
seperti itu!”
“Ayah tidak setuju, dia juga tidak setuju, demi aku dia tidak
menikah, ini sudah membuatku puas, tapi belum tentu harus
menunggu begitu lama, bila masih bisa menunggunya, hati
dan tubuhku miliknya, kalau tidak bisa, hatiku pun akan mati
tubuhku tetap milik putrimu, maka semua ayah yang atur!
Ayah, aku mohon biarkan aku hidup selama beberapa tahun
lagi, jangan paksa aku, sekarang hatiku sudah mati, aku sudah
jadi mayat hidup?”
Beberapa kalimat ini benar-benar dingin dan tidak
berperasaan, Liu Ta-su tahu sifat putrinya, permintaan ini
tidak bisa dikompromi lagi, dia menarik nafas panjang dan
berkata, “Aku benar-benar berharap aku bisa tega menghabisi
nyawaku sendiri, supaya tidak repot seperti sekarang ini!”
Liu Hui-hui bersandar ke pundak ayahnya, lalu masuk ke
pelukan ayahnya, sambil tertawa berkata, “Ayah, mengapa
kau tidak membunuhku supaya bisa hidup lebih tenang?”
Liu Ta-su mengelus-ngelus rambutnya, “Hui-hui, lebih baik
aku membunuh diriku sendiri karena aku ingin kau tahu,
bahwa memiliki seorang putri yang bandel adalah hal yang
menyusahkan juga akan membuatmu tahu, bila ayahmu sakit
kau akan senang!”
Memang kata-katanya seperti marah, tapi Liu Hui-hui tahu
hati ayahnya sudah luluh, paling sedikit dia diijinkan
menunggu, maka dia tertawa, “Ayah, mari kita pergi! Setelah
tiba di Seng-touw, kita beli satu kampung kecil, setiap hari aku
akan menemanimu dan menyayangimu, kalau aku sudah
menikah dan punya anak, ayah akan menyayangi cucu tidak
akan menyayangiku lagi.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Liu Ta-su tahu putrinya sedang menghiburnya, maka dia
juga bergurau, “Hui-hui, mukamu benar-benar tebal, jangan
lupa, kau masih seorang gadis yang belum menikah dan anak
orang kaya, kau berani berkata demikian, apakah kau tidak
malu?”
“Kita sudah meninggalkan Ceng-seng, tidak punya rumah,
tidak punya uang, aku sudah bukan putri orang kaya lagi, apa
lagi apa yang aku katakan tadi sangat manusiawi, untuk apa
malu, aku adalah putri Liu Ta-su, tidak ada orang yang berani
menertawakanku, kecuali dia tidak takut kepalanya
berpindah!”
“Anak, kita sudah bukan orang Ceng-seng, jangan
sembarangan membunuh, kita harus ada aturan!”
“Aku hanya bergurau, sampai sekarang aku tidak pernah
membunuh tapi aku tidak setuju kata-kata ayah, aku pernah
berkelana, aku tidak pernah menggunakan nama Ceng-seng,
tetap tidak ada orang yang menghinaku.”
Liu Ta-su tertawa sambil menepuk pundaknya, “Sudahlah,
jangan bicara terus, sudah waktunya kita pergi, dalam
kelompok ini hanya kau yang pernah keluar maka kau yang
harus membawa jalan!”
“Mana mungkin aku menjadi pemimpin? Walau ayah sudah
bukan Ketua Ceng-seng lagi tapi tetap ketua kami!” jawab Liu
Hui-hui.
“Aku tidak tahu jalan, bagaimana bisa jadi pemimpin? 20
tahun yang lalu aku pernah kerkelana, tapi dunia luar
sekarang sudah berubah, jalan pun sudah lain, kelompok kita
orangnya sangat banyak tapi semua seperti aku, tidak tahu
keadaan dunia luar, maka kita harus hati-hati, kau harus lebih
cape!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Liu Hui-hui mengangguk, dia bertanya kepada Lim Cu-goan,
“Paman keempat, Bibi Lim masih berada di Ceng-seng, apakah
beliau aman?”
“Semenjak kakak ipar menjanda, hatinya dingin seperti es,
dia tidak akan bertanya apa yang terjadi, aku kira Ciu Giok-hu
pun tidak akan melakukan apa-apa kepadanya!” kata Lim Cugoan.
“Aku harap begitu, mari kita pergi!” ucap Liu Hui-hui.
Kelompok orang itu mulai berjalan, angin gunung dan kabut
terus menyelimuti gunung, Ceng-seng sudah berada di dalam
kabut dan awan.
Ooo)d*w(ooO
BAB 21 Dunia persilatan sungguh berbahaya.
Semenjak Ciam Giok-beng membawa murid-murid Kiankun-
kiam-pai kembali ke Kim-leng, dia hanya diam tidak
tertarik pada apa pun, selain mengajar muridnya ilmu pedang,
dia selalu diam berpikir, tidak mau bicara dengan siapa pun
juga tidak keluar mencari teman, bila ada teman yang datang
berkunjung, selalu dilayani oleh Kie Tiang-lim.
Orang yang datang berkunjung adalah orang terkenal di
dunia persilatan atau pesilat pedang terkenal, ada juga tetuatetua
dari perguruan terkenal.
Tujuan mereka mengunjungi Ciam Giok-beng semua sama,
mereka ingin menanyakan hasil kunjungan Kian-kun-kiam-pai
ke Ceng-seng. Dan bagaimana ilmu pedang Ceng-seng?
Jawaban Kie Tiang-lim sangat sederhana, ilmu pedang
Ceng-seng sangat tinggi, pesilat tangguh di sana sangat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
banyak, ilmu pedang mereka bermacam-macam dan aneh,
sepertinya berada di atas semua perguruan, di Ceng-seng
mereka tidak kalah atau tidak menang, juga tidak bisa
dihitung sama kuat dan tidak ada hasilnya.
Jawabannya tidak membuat orang yang datang berkunjung
merasa puas, paling-paling Kie Tiang-lim akan menambahkan,
mereka beberapa kali bertarung, ada yang menang dan ada
yang kalah.
Apa alasan sebenarnya Kie Tiang-lim tidak akan bercerita,
hanya mengatakan bahwa ini adalah masalah pribadi.
Di dunia persilatan ada satu aturan, kalau menyangkut hal
pribadi kecuali orang itu berniat memberitahukannya maka
mereka boleh bertanya, kalau tidak mau mereka akan diam,
hubungan mereka dengan Kian-kun-kiam-pai hanya teman
biasa, tidak ada alasan terus bertanya, Kie Tiang-lim mewakili
perguruan mereka memberikan alasan dengan bukti yang
tepat, dia menjawab mereka tidak kalah di Ceng-seng, itu
sudah cukup berarti, kalau ingin tahu siapa yang kalah atau
menang di Ceng-seng akan menyangkut nama baik orang lain,
maka dia tidak mau menjawab, yang lain tidak bisa bertanya.
Malah perusahaan perjalanan Su-hai di bawah pimpinan Kie
Pi-sia dan Goan Hiong usaha mereka terus berkembang dan
berapa pun harga barang tetap diterima, akan diterima untuk
diantar, Ketua dan wakil ketua berada di kantor pusat mereka
tidak akan keluar untuk mengantarkan barang, kereta Su-hai
hanya dipasang bendera Su-hai, dan hanya ada 1-2 orang
pegawai yang mengantar dan tidak akan terjadi apa-apa.
Mereka berdua setiap hari pasti ke rumah Ciam Giok-beng
untuk menengok, kadang-kadang langsung pulang, kadangkadang
agak lama di sana, waktu sekarang ini adalah waktu
yang paling menegangkan bagi Su-hai, murid-murid berjaga,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
generasi tua seperti Kie Tiang-lim, Goan Jit-hong, Pui Ciauwjin,
dan Ho Gwat-ji tetap membantu menjaga.
Su-hai sudah membangun nama baiknya di Kim-leng, dua
cabang di ibu kota dan Hang-ciu juga sangat ramai, mereka
lebih teliti setiap kali mengantar barang pasti ada 1-2 pesilat
tangguh yang mengikuti rombongan.
Thio Ceng-koan (Nama asli Thio Yan-to) dan putranya
berkongsi membuka Su-hai, setiap hari mereka berebut
menghitung keuntungan, dalam waktu setengah tahun mereka
berhasil mendapat untung 100 ribu tail perak, mereka
mendapat 30%, paling sedikit mereka mendapat 500 tail
perak.
Pensiunan pejabat ini setiap kali bertemu teman lama selalu
memuji dirinya telah mengambil keputusan yang benar,
dengan hasil yang didapat seperti sekarang ini bila dia masih
menjadi pejabat, harus 2-3 tahun baru bisa mendapatkannya,
itu pun harus hati-hati supaya tidak ketahuan kalau itu hasil
korupsi, sekarang begitu gampang dia mendapat uang.
Perusahaan perjalanan Su-hai dalam waktu setengah tahun
sudah mengumpulkan begitu banyak uang, itu pasti akan
membuat sesama perusahaan perjalanan menjadi iri, tapi Suhai
sangat loyal, uang dari hasil keuntungan kecuali untuk
memenuhi keperluan, sisanya disimpan di bank, bila ada
perusahaan perjalanan saat menjalankan tugas dirampok di
tengah jalan, asal ada bukti kuat semua akan dibantu oleh Suhai.
Uang untuk ganti rugi dalam waktu setengah tahun
mencapai beberapa puluh ribu tail, hal ini membuat sesama
perusahaan perjalanan merasa sangat berterima kasih. Tidak
akan terjadi iri di antara mereka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Semua orang merasa aneh untuk apa perusahaan
perjalanan Su-hai melakukan hal seperti ini?
Sebagai ketua perusahaan Kie Pi-sia menjelaskan,
“Membuka perusahaan perjalanan tujuannya adalah supaya
orang-orang berilmu silat bisa mencari makan dan pekerjaan
ini sangat lurus, nasib Su-hai lebih bagus, maka mendapat
keuntungan lebih baik, orang lain belum tentu akan bernasib
baik, bila kerugian terlalu besar akan membuat mereka beralih
ke jalan tidak baik, itu sangat disayangkan bila orang itu jujur,
mungkin dia akan menjual rumah, sawah, dan lain-lain, atau
masuk penjara!”
“Su-hai mendapat hasil melalui ilmu silat, digunakan untuk
menegakan keadilan dan kebenaran, demi sesama perusahaan
perjalanan mengatasi kesulitan, pembawaan mereka yang
lurus ini membuat dunia pesilat tidak terbenam, mereka tidak
mencari nama juga tidak mencari untung, hanya minta hati
yang tenang.”
Kata-kata ini memang sangat indah pasti tidak ada orang
yang bisa membantah, satu-satunya yang membuat mereka
merasa tidak puas adalah 'nasib', orang membuka perusahaan
perjalanan tidak ada yang mengandalkan nasib, semua harus
mengandalkan kekuatan, Su-hai mempunyai kekuatan luar
biasa.
Tapi ketidakpuasan dengan sesama perusahaan perjalanan
hanya bisa disimpan di hati, karena perusahaan perjalanan Suhai
bisa dikatakan cukup baik kepada mereka, memang
mereka tidak pernah menolak orang-orang yang menitipkan
barang, tapi harga yang mereka buka sangat tinggi, lebih
tinggi dari perusahaan perjalanan lain satu kali lipat, mereka
berharap karena mahal mereka jadi mundur dan mencari
perusahaan perjalanan yang lain, tapi karena hanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mengandalkan bendera Su-hai dan 2 pegawai sudah bisa
berjalan ke semua tempat, membuat keuntungan Su-hai tetap
sangat besar.
Su-hai selalu menerima barang dari perusahaan perjalanan
lain yang tidak berani diterima seperti Tiang-kang-cui-cai yang
dikuasai Biauw-eng hanya Su-hai yang bisa lewat, hanya Suhai
yang punya wibawa, semua ini membuktikan kalau
perjalanan Kie Tiang-lim ke Ceng-seng tidak salah, sebab
Biauw-eng yang ada di Pa-tong sudah bertemu dengan Kiankun-
kiam-pai, dan sudah tersebar ke mana-mana, mereka
juga tahu kalau Biauw-eng sangat takut dan hormat kepada
Ceng-seng.
Kalau Kie Tiang-lim dan lain-lain kalah di Ceng-seng, Tiangkang-
cui-cai tidak akan memberi jalan kepada Su-hai, maka
melihat Su-hai bisa makmur, perusahaan perjalanan lain hanya
bisa menelan ludah, kadang-kadang barang yang hilang bila
meminta tolong kepada Su-hai untuk mencarikannya kembali,
Su-hai akan menggantikannya.
Yang paling akrab dengan perusahaan perjalanan Su-hai
adalah perusahaan perjalanan Kim-leng, hanya perusahaan
perjalanan ini. yang tahu, Kie Pi-sia melakukan semua ini
karena Lim Hud-kiam.
Goan Hiong dan Lim Hud-kiam pernah berjanji, bila barang
yang dikirim pertama kali hilang, itu berarti setiap kali tidak
ada pesilat tangguh yang ikut mengantarkan barang, berarti
mereka ingin memberikannya kepada Lim Hud-kiam, Goan
Hiong pernah berjanji asal barang yang diambil oleh Lim Hudkiam,
berapa pun harga barang terbut mereka akan
memberikannya, selain Lim Hud-kiam tidak ada orang yang
berani merampok barang Su-hai, mereka menyimpan banyak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
uang karena siap mengganti kerugian supaya tidak
mengganggu nama baik Su-hai.
Tapi selama setengah tahun ini, Lim Hud-kiam tidak
muncul-muncul, Ciu Giok-hu dan Bun Tho-hoan yang ingin
mendirikan perguruan pun tidak ada kabar beritanya, Tiangkang-
cui-cai yang dipimpin Biauw-eng semakin besar dan
kuat, banyak golongan hitam kelompok kecil masuk menjadi
anggota Biauw-eng, dia benar-benar sudah menjadi pemimpin
semua golongan hitam.
Sesudah Ho Gwat-ji menikah, dia benar-benar mundur dari
dunia golongan hitam, tapi teman lama di dunia persilatan
masih banyak yang datang mengunjunginya, maka terhadap
keadaan golongan hitam perusahaan perjalanan Su-hai masih
sangat hafal, sejak Biauw-eng mendapat uang yang diantar
Yu-sam-tong, uang dalam jumlah begitu banyak cukup untuk
membayar anak buahnya, maka anak buahnya jarang
merampok lagi.
Sering terjadi perampokan terhadap perusahaan perjalanan,
kebanyakan karena orang dunia golongan hitam yang tidak
ingin dikuasai Biauw-eng karena butuh maka mereka sering
bergabung, merampok perusahaan perjalanan.
Tapi mereka selalu mengikuti peraturan golongan hitam
yaitu mengambil barang tidak melukai orang, sesudah itu
mereka akan memberitahu Ho Gwat-ji, berharap agar Su-hai
jangan meminta barang yang mereka rampok, maka uanguang
yang dikeluarkan Kie Pi-sia sebenarnya adalah diberikan
kepada orang-orang seperti ini, dengan begitu golongan hitam
juga garis lurus menjadi akrab.
Orang-orang yang merampok ini separuh uangnya sering
digunakan untuk menolong fakir miskin, mereka juga tidak
ingin meminta uang dari Su-hai, maka mereka melakukannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
dengan cara seperti ini, sesudah itu mereka memberitahu Suhai,
hanya tidak ingin bermusuhan dengan Kian-kun-kiam-pai.
Awalnya Kie Pi-sia tidak suka, tapi sesudah beberapa kali
berkelana di dunia persilatan, dia mulai bisa menerimanya.
Semua ada aturan tersendiri, semua ini tidak bisa dia
dobrak, apa lagi sudah beberapa kali dia gagal, hampir-hampir
nyawa gurunya Ciam Giok-beng hilang di Ceng-seng, dengan
begitu kesombongannya mulai memudar, dia hanya mengurusi
masalah Su-hai, tidak mau gara-gara barang sesama
perusahaan perjalanan yang dirampok, dia yang mengurusinya
dengan golongan hitam, sebab ini akan membuat golongan
hitam marah dan membuat mereka masuk ke kelompok
Biauw-eng, membuat Biauw-eng bertambah kuat, malah akan
salah paham dengan Ho Gwat-ji, kalau tidak ada kabar dari Ho
Gwat-ji mengenai dunia golongan hitam, Su-hai akan repot.
Apa lagi dalam waktu setengah tahun ini Kie Pi-sia sangat
sibuk kecuali setiap hari mengunjungi Ciam Giok-beng, dia pun
memperdalam ilmu silatnya, Ciam Giok-beng selalu diam
berpikir, dia sedang memikirkan beberapa kali pertarungannya
untuk mengubah Tay-lok-kiam-hoat yang masih kurang
sempurna.
Goan Hiong, Kie Pi-sia, dan Ciam Giok-beng sering
berunding, bertujuan membuat Tay-lok-kiam-hoat lebih
sempurna, tapi hal ini hanya mereka bertiga yang menelitinya
yang lain tetap seperti dulu.
Pui Ciauw-Kim-tan Ho Gwat-ji meneliti senjata rahasia dan
membuat senjata-senjata baru, Kie Tiang-lim dan Goan Jithong
juga sibuk meneliti jurus-jurus pedang dari masingmasing
perguruan untuk mengubah ilmu pedang mereka, ilmu
Ciam Giok-beng memang lebih tinggi tapi hanya sebatas ilmu
perguruannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Semua orang mencatat apa yang mereka dapat dari
penelitiannya, yang merapikan adalah Souw Thian-sia, hasil
penelitiannya kemudian dijilid menjadi sebuah buku, ini adalah
buku untuk mengajar generasi baru Kian-kun-kiam-pai.
Selama setengah tahun ini, teknik ilmu pedang semua
orang maju pesat, hal ini membuat mereka mengetahui
kesombongan yang dulu sudah membuat mereka
menghabiskan banyak waktu untuk maju.
Pada suatu musim panas, sejak mereka pulang pada bulan
ke-7.
Ciam Giok-beng, Goan Hiong, dan Kie Pi-sia berada di
dalam rumah, meneliti ilmu Tay-lok-kiam-hoat, mereka juga
memperagakannya, mereka merasa ilmu ini sudah cukup
sempurna, Ciam Giok-beng menarik nafas dan berkata,
“Hiong-ji, Pi-sia, semua penelitian kita sudah selesai, tapi aku
merasa masih bisa lebih maju, hanya saja kemampuanku
sudah terbatas, bila ingin terus maju, semua harus
mengandalkan kalian berdua.”
Kie Pi-sia dan Goan Hiong saling berpandangan, mereka
tidak tahu harus menjawab apa, Pui Thian-hoa yang
bertanggung jawab menjaga pintu tiba-tiba mengetuk pintu,
dia berkata, “Kie Suci, ada bisnis yang baru datang, Tay-ya
berharap kalian sendiri yang bertemu dengan pelang-gan.”
Kie Pi-sia mengerutkan alis, “Sute, kau tahu kami tidak ada
waktu, kalau ada bisnis datang, suruh kasir yang
mengurusnya, asal pelanggan kuat membayar, seperti biasa
kita akan menerimanya!”
“Yang datang sekarang adalah 3 Tosu, dengan sikap
sungkan pada Kie Tay-ya menerima mereka, dan mengobrol
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
secara rahasia, kemudian menyuruh aku memangguk kalian,”
kata Pui Thian-hoa.
“Aneh, ada barang rahasia apa sampai-sampai Tosu pun
menyuruh kita mengantarnya? Uang yang di dapat menjadi
dukun, lebih baik untuk membetulkan kuil-kuil yang sudah
usang!” kata Kie Pi-sia.
Kata Pui Thian-hoa, “Pakaian mereka sangat biasa, tidak
seperti orang kaya, tapi barang yang mereka titipkan berhaga
400 ribu tail perak, dan mengatakan dengan harga berapa pun
mereka akan menitipkannya, kasir tidak berani menentukan,
maka mempersilakan Kie Tay-ya menanganinya begitu Kie
Tay-ya bertemu mereka, beliau segera membawa mereka
masuk, tidak lama Kie Tay-ya menyuruh aku kemari untuk
memanggil Kie Suci, sikap Tay-ya sangat serius, sepertinya hal
ini bukan hal sederhana.”
“Mungkin ada hal serius, kalau tidak ayahmu tidak akan
mengganggu kita yang sedang mempelajari ilmu pedang Taylok,
mari kita bersama-sama kesana melihatnya!” kata Ciam
Giok-beng.
Pui Thian-hoa berkata, “Kie Tay-ya berpesan, Goan Suheng
juga boleh ikut karena orang yang datang adalah orang dunia
persilatan, guru seperti kurang leluasa!”
Ciam Giok-beng merasa lebih aneh lagi dan berkata, “Pi-sia,
kalian segera kesana melihat apa yang terjadi, bila orang itu
adalah orang dunia persilatan, itu bukan bisnis biasa!”
Kie Pi-sia dan Goan Hiong pergi dengan tergesa-gesa, Ciam
Giok-beng merasa tidak tenang, tidak lama kemudian Kie
Tiang-lim dan Goan Jit-hong datang, wajah mereka terlihat
sangat serius.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Adik, siapa yang datang? Katanya adalah 3 Tosu, apa yang
ingin mereka titipkan?” tanya Ciam Giok-beng.
“Mereka adalah 3 Tianglo Cing-seng-goan di Bu-tong, nama
mereka adalah Cia-cing, Cia-bu, dan Cia-hui, mereka adalah
generasi Cia yang tersisa, mereka tidak ingin diketahui nama
aslinya, terpaksa aku berpura-pura bingung,” kata Kie Tianglim.
Ciam Giok-beng terpaku, “Ada apa 3 Tianglo mencari kita?
Mereka dari perguruan lurus, terhadap perguruan pedang kita
selalu dianggap perguruan tidak lurus dan biasanya jarang
berhubungan, mengapa sekarang mereka bisa mencari kita?”
“Dia mencari kita untuk minta mengantarkan barangnya,
mereka mengatakan barang yang diantar berharga 400 ribu
tail, tapi hanya berupa sebuah kotak kecil, mungkin harganya
tidak lebih 40 tail!” kata Kie Tiang-lim.
“Apa isi kotak itu?” tanya Ciam Giok-beng.
“Di dalam kotak ada sebuah plakat terbuat dari batu giok,
kalau diperhitungkan dengan harga sekarang nilainya tidak
lebih dari 40 tail perak, tapi bila hilang kita sungguh tidak akan
bisa menggantikannya, karena itu adalah barang yang tidak
ternilai!” kata Goan Jit-hong sambil tertawa.
Ciam Giok-beng terpaku, “Plakat giok, apakah itu adalah
plakat dunia persilatan?”
“Kecuali mainan itu benda apa yang nilainya bisa mencapai
400 ribu tail? Plakat giok itu adalah plakat dunia persilatan,
yang diperebutkan setiap 3 tahun sekali oleh 5 perguruan
besar, plakat itu memang tidak berharga tapi merupakan
melambangkan prestasi tertinggi dalam ilmu pedang, siapa
pun yang memegang plakat itu berarti dia adalah orang nomor
satu dalam ilmu pedang di dunia persilatan, setiap kali selalu 5
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
perguruan yang memperebutkannya siapa yang
mendapatkannya hanya 5 perguruan ini yang tahu.”
“Plakat giok itu berada di tangan mereka, berarti tahun
kemarin Bu-tong yang menjadi nomor satu, untuk apa mereka
mencari kita?” tanya Ciam Giok-beng.
“Kalau aku tahu, masalahnya akan beres, mereka benarbenar
tidak ingin memberitahukannya, apa lagi memberitahu
apa tujuan mereka, mereka hanya ingin kita bertanggung
jawab mengantarkan kotak kecil ini, sebelum bulan 9 tanggal
satu, tempatnya adalah Tai-san Tiang-jin-hong, tempat yang
biasa digunakan untuk bertarung antar 5 perguruan besar,
apakah bulan 9 tanggal satu adalah waktunya 5 perguruan
besar bertarung?” tanya Kie Tiang-lim.
“Kira-kira begitulah!” kata Goan Jit-hong.
“Ilmu pedang Bu-tong-pai nomor satu di dunia persilatan,
mengapa harus kita yang mengantarkannya?” tanya Kie Tianglim.
“Mereka pun tidak berani memberitahu identitas mereka,
untung dulu aku pernah bertemu dengan 3 orang ini, tapi
mereka sudah lupa padaku maka aku juga pura-pura tidak
tahu!” kata Kie Tiang-lim.
“Mereka bisa mengeluarkan plakat giok lambang dunia
persilatan berarti mereka tidak berpura-pura tidak kenal,
mereka juga memakai nama palsu meminta tolong kepada
kita, aku harap kita harus berhati-hati,” kata Ciam Giok-beng.
“Aku tahu, maka aku juga pura-pura tidak tahu, mereka
mencari penanggung jawab perusahaan perjalanan Su-hai jadi
mereka harus bertemu dengan Pi-sia, setelah itu mereka baru
mau bicara, terpaksa aku memanggil Pi-sia!” kata Kie Tianglim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Itu sangat sederhana, mereka pasti tidak sanggup
mengantar plakat itu ke sana, maka meminjam tenaga kita!”
kata Goan Jit-hong.
“Sama-sama orang dunia persilatan, mereka meminta
tolong, kita tidak ada alasan untuk menolaknya!” ucap Ciam
Giok-beng.
“Tapi aneh, kedudukan mereka sangat tinggi di dunia
persilatan, bila mereka membuka suara minta tolong kepada
perguruan lain, mau di taruh di mana muka mereka, kalau
dunia luar mengetahui akan menjadi bahan ejekan, setiap
tahun pertarungan antar 5 perguruan ujung-ujungnya selalu
tidak enak, untung ada beberapa ketua perguruan yang
pembawaannya lebih sabar, maka tidak sampai membuat
murid-murid mereka bentrok dan terjadi pertarungan
berdarah, maka mereka merasa lebih baik mencari perusahaan
perjalanan untuk membantu mereka dari pada meminta
bantuan kepada perguruan lain.”
“Tapi plakat itu adalah lambang kemenangan, tidak ada arti
yang lain, mengapa takut hilang?” tanya Ciam Giok-beng.
“Tidak jelas alasannya, mungkin plakat giok itu harus
diperlihatkan di rapat akbar itu, kemudian akan diberikan
kepada pemenang berikutnya, kalau sampai waktu itu tidak
bisa diserahkan, bagaimana mereka akan mengatakannya
kepada 4 perguruan lain?” tanya Goan Jit-hong.
“Aku kira alasannya bukan ini, aku minta Hiong-ji mencari
tahu, sementara kita jangan cuma menebaknya, kita tunggu
mereka yang bicara baru akan lebih jelas,” Kie Tiang-lim
menyambung.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Mereka terus menebak-nebak tapi tetap tidak ada hasilnya,
terpaksa mereka menunggu dengan sabar, setelah lama
mereka baru melihat Kie Pi-sia datang dengan Goan Hiong.
Ciam Giok-beng segera bertanya, “Bagaimana kalian
mengambil keputusan?”
“Mereka mengaku bahwa mereka dari Bu-tong bermaksud
menitipkan plakat itu untuk diantar ke Tai-san, harga yang
diajukan terserah kita, asal bukan sengaja dihilangkan, maka
tidak perlu mengganti kerugian.”
“Mana ada perusahaan perjalanan yang sengaja
menghilangkan benda yang dibawa?” tanya Ciam Giok-beng.
“Menurut mereka sewaktu plakat itu keluar dari Bu-tong
orang yang mengantarkannya berjumlah 40, sepanjang jalan
mereka terbunuh satu persatu sekarang hanya tersisa mereka
bertiga, perjalanan masih ada jalan lagi, terpaksa mereka
meminta bantuan kepada kita,” Goan Hiong bercerita.
Dengan aneh Goan Jit-hong bertanya, “Mengapa aku tidak
pernah mendengar cerita ini?”
“Mereka melaksanakan semua ini secara rahasia, tapi tetap
tidak bisa lolos dari mata pembunuhnya, sepanjang jalan
orang mereka selalu ada yang terbunuh, setelah melewati
pertarungan ketat ketiga tianglo ini di bantu murid Bu-tong
yang lain baru bisa lolos, sesudah mereka menyuruh orang
mencari tahu, mayatnya pun sudah hilang, karena itu mereka
tidak berani menyebarkan kabar ini !”
“Apakah mereka tahu pihak mana yang melakukan semua
ini?” tanya Ciam Giok-beng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tidak ada yang tahu, jumlah lawan tidak banyak, tapi
mereka terbagi jadi beberapa kelompok, wajah mereka sangat
asing,” jawab Goan Hiong.
“Mengapa kelompok itu harus merampok plakat giok itu?”
tanya Kie Tiang-lim.
“Mengenai hal ini aku sudah menanyakannya menurut
mereka plakat ini sebelum bertanding harus diperlihatkan
kepada umum, kalau tidak bisa diperlihatkan kelompoknya
yang harus bertanggung jawab, seperti membubarkan
perguruan mereka atau mengundurkan dari dunia persilatan,
maka setiap perguruan yang menang, sangat ketat menjaga
plakat giok itu, bila dibawa selalu disimpan di tempat yang
sangat rahasia, karena khawatir hilang, kali ini entah mengapa
rombongan yang membawa plakat giok ini diketahui oleh
musuh, untungnya musuh tidak tahu plakat giok itu berada di
tangan siapa, kalau tidak 3 tianglo Bu-tong ini tidak akan bisa
sampai di Kim-leng, tapi mereka sadar bila hanya
mengandalkan tenaga mereka bertiga, plakat itu tidak akan
sampai di tempat tujuan....” kata Goan Hiong.
“Apakah 4 perguruan itu ingin membuat Bu-tong jatuh,
maka mereka melakukan perbuatan seperti itu?” tanya Ciam
Giok-beng.
“Aku juga pernah menanyakannya, tapi menurut mereka
tidak mungkin, sebab 4 perguruan yang lain adalah perguruan
lurus, memang demi nama mereka saling berhadapan tapi
mereka tidak akan melakukan hal seperti itu, apa lagi orang
yang membunuh mereka mempunyai ilmu pedang sangat
aneh, ilmu pedang mereka bukan dari 4 perguruan itu, mereka
juga bukan orang-orang Tionggoan yang mereka kenal, hal ini
membuat mereka merasa aneh dan Terkejut.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Lim Hud-kiam pernah memberitahu banyak pesilat pedang
yang bersembunyi, mereka mengambil kesempatan ini untuk
keluar, mungkin yang dimaksud adalah orang-orang ini!” kata
Ciam Giok-beng.
“3 Tianglo Bu-tong tidak tahu ada hal seperti ini, sesudah
dijelaskan mereka mengatakan ini sangat mungkin dan
membuat mereka lebih khawatir, mereka menganggap kalau
itu benar maka plakat giok itu lebih-lebih tidak boleh hilang!”
“Kalau mereka adalah pesilat yang bersembunyi dan
mereka ingin muncul kembali ke permukaan seharusnya
mereka menyerang 5 perguruan besar itu supaya mereka bisa
terkenal, untuk apa merebut plakat dunia persilatan? Plakat
giok ini hanya melambangkan kemenangan ilmu pedang dan
hanya berlaku untuk 5 perguruan besar dan harus
dipertaruhkan dalam rapat akbar terbuka, dengan cara seperti
itu walaupun plakat itu berhasil didapatkan, paling-paling
hanya membuat wibawa Bu-tong turun, setelah itu mereka
tidak akan mendapatkan kebaikan apa pun, kecuali plakat giok
itu apakah ada nilai lebih lain yang membuat semua orang
ingin merebutnya.”
“Aku pernah menanyakannya tapi mereka enggan
mengatakannya, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, tapi
menurutku, kejadian ini mirip dengan Paman Goan!” kata Kie
Pi-sia.
“Apakah kau pernah melihat plakat giok itu?” tanya Ciam
Giok-beng.
“Hanya sebentar, tapi tidak ada keistimewaannya,” jawab
Goan Hiong.
“Kita sisihkan dulu masalah ini, apakah kalian setuju untuk
mengantarkannya?” tanya Kie Tiang-lim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kami setuju, kita membuka perusahaan perjalanan tidak
bisa menolak bisnis yang datang, apa lagi mereka sudah
memberitahukan identitas mereka, bila ingin membangun
keadilan dunia persilatan, kita tidak bisa berpangku tangan,”
kata Kie Pi-sia.
Goan Jit-hong tertawa, “Keponakan Kie benar-benar berjiwa
besar seperti laki-laki, dengan posisi Bu-tong yang terkenal
minta bantuan kepada kita, ini adalah kebanggaan Kian-kunkiam-
pai, tapi jujur bicara bisnis ini bukan hal gampang, kalau
tidak, mereka tidak akan mencari kita.”
Kie Pi-sia tertawa, berkata, “Jadi aku akan ketat pada
mereka, aku akan mengajukan harga 2 kali lipat dari biasanya,
jadi jumlahnya 800 ribu tail perak.”
“Tidak baik begitu!” kata Ciam Giok-beng.
“Tidak apa-apa, Bu-tong-pai punya keuangan sangat kuat,
murid-murid mereka yang bukan pendeta kebanyakan adalah
orang kaya, mereka sangat menyayangi nyawa sendiri dan
ingin kita bertanggung jawab atas bahaya ini, meminta harga
lebih tinggi dari biasanya aku kira itu wajar,” kata Goan Jithong.
“Tapi kalau barang yang dibawa hilang, kita pun tidak perlu
menggantinya, meminta harga begitu tinggi sepertinya tidak
pantas,” Ciam Giok-beng berkata.
“Aku masih menerangkan kepada mereka kalau tidak
sampai di tempat tujuan, mereka tetap harus membayar
karena kita tidak secara sengaja menghilangkan barang yang
kita bawa, kalau terjadi sesuatu pasti nyawa kita akan
terancam, maka harga ini adalah harga nyawa kita!” kata Kie
Pi-sia.
“Itu lebih tidak masuk akal,” kata Ciam Giok-beng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Mereka menerimanya dan terlihat sangat senang, mereka
menganggap itu harga pantas, kalau kita tidak mengajukan
harga tinggi, mereka malah meragukannya, harga yang
diminta Kie Suci membuktikan kalau kita sungguh-sungguh
dalam melakukan tugas ini.”
“Siapa yang akan mengantarkan barang ini?” tanya Ciam
Giok-beng.
“Mereka akan ikut menjaga barang ini, bila perlu mereka
juga bisa membantu, aku tahu ini hanya alasan sebenarnya
mereka tidak tenang plakat giok ini dibawa oleh kita, karena
itu aku pastikan di balik plakat dunia persilatan pasti tersimpan
rahasia lain,” kata Kie Pi-sia.
“Walaupun ada rahasia, tidak ada hubungannya dengan
kita, menerima bisnis memang gampang, menjalankan
tugasnya yang sangat sulit!” kata Ciam Giok-beng.
“Aku tahu ini sulit, tapi ini adalah kesempatan untuk kita,
kalau kita berhasil kita bisa membuktikan kalau Kian-kun-kiampai
tidak kalah dengan perguruan lain,” kata Kie Pi-sia.
“Kau hanya memikirkan yang baik, kau harus tahu bisnis
kali ini mungkin saja akan membuat kita musnah, kemarin ini
di Ceng-seng, Lim Hud-kiam sudah memprotes kepadaku, dia
bilang aku ceroboh melakukan dan merencanakan hal-hal
penting, itu benar-benar membuatku tidak bisa menjawab!”
kata Ciam Giok-beng.
“Tapi kali ini tidak akan, murid dan Kie Suci sudah
mengambil keputusan, kami berdua yang akan ikut mengantar
barang, kami tidak akan merepotkan Guru,” kata Goan Hiong.
“Apa hanya kalian berdua?” Ciam Giok-beng terpaku.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Ini permintaan mereka, kata mereka bila merepotkan
Guru, berarti akan menjadi masalah Kian-kun-kiam-pai,
dengan permintaan mereka tidak sesuai,” kata Goan Hiong.
Ciam Giok-beng tertawa dingin, “Aku tidak mengerti apa
maksud mereka, jumlah mereka 40 orang, terbunuh 37 orang,
maka buru-buru minta tolong kepada kita, tapi mereka hanya
ingin kalian 2 anak muda yang menghadapi masalah, apakah
di antara murid Bu-tong tidak ada murid yang lebih kuat dari
kalian berdua?”
“Mereka terus menyatakan kalau mereka bukan meminta
bantuan kepada Kian-kun-kiam-pai, tapi meminta bantuan
kepada perusahaan perjalanan Su-hai, ini adalah bisnis, tidak
ada hubungannya dengan hal lain,” kata Goan Hiong.
Kie Tiang-lim berkata, “Aku mengerti maksud mereka,
kapan kalian akan berangkat, dengan cara apa kalian akan
melakukan perjalanan?”
“Cara tidak ditentukan, semua ikut cara kita, semakin cepat
berangkat semakin bagus, kalau bisa hari ini juga kita pergi!
Hanya butuh satu kereta tidak perlu persiapan apa pun,” kata
Goan Hiong.
“Mengapa begitu tergesa-gesa, hari masih pagi!” kata Kie
Tiang-lim.
“Lebih awal berangkat lebih baik, bila terjadi sesuatu masih
banyak waktu untuk membereskannya, kalau terlalu lama dan
terjadi sesuatu sulit mencari waktu lagi,” kata Goan Hiong.
Kie Tiang-lim mengangguk, “Betul juga, baiklah kalian siapsiap
berangkat!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Goan Hiong dan Kie Pi-sia tidak menyangka begitu mudah
Kie Tiang-lim akan setuju, mereka saling berpandangan,
akhirnya Kie Pi-sia bertanya, “Apakah Guru ada pesan?”
“Perusahaan perjalanan adalah usaha kalian, aku tidak
berhak bertanya, tapi sebagai guru aku menyarankan kali ini
kalian pergi untuk menempuh bahaya kalau bisa melewati hal
ini, itu paling bagus, kalau tidak bisa jangan dipaksa, kalian
harus tahu keadaan lawan, kita mungkin bisa membantu yang
penting harus menyayangi nyawa sendiri.”
“Murid tahu,” Goan Hiong dan Kie Pi-sia bersamaan
menjawab.
Ciam Giok-beng melambaikan tangan, “Pergilah, tidak perlu
pamitan lagi, hanya kalian harus ingat, sepanjang perjalanan
kalian harus memberi kode dan selalu menyuruh orang
memberi kabar.”
Sesudah memberi hormat, mereka pun keluar, Pui Ciauw-
Kim-tan Ho Gwat-ji kebetulan datang sesudah orang-orang
yang lebih tua berunding, akhirnya Pui Ciauw-jin tertawa,
berkata, “Tosu-tosu Bu-tong itu benar-benar licik, mereka tahu
kita pasti tidak akan tenang dan akan membantu maka
mereka melakukannya dengan cara seperti itu, tidak
mengijinkan kita mengikuti mereka.”
“Kita tidak bisa apa-apa, sebab dengan posisi sebagai 3
tianglo Bu-tong mereka tidak bisa meminta tolong kepada
orang lain, hanya dengan cara seperti ini baru berani bicara
kepada dunia luar, kita yang lebih tua harus secara diam-diam
membantu mereka, kalau secara terang-terangan, berarti
Kian-kun-kiam-pai sedang membantu Bu-tong, mereka pasti
akan merasa malu,” kata Kie Tiang-lim.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Selalu masalah muka, biar mereka tersiksa,” kata Pui
Ciauw-jin.
“Mereka masih mempunyai satu pikiran lagi, semakin sedikit
orang yang pergi semakin simpel, mungkin bisa menutup
perhatian orang lain, kalau terlalu banyak orang, malah
menarik perhatian orang, apa lagi ketua Kian-kun-kiam-pai
jangan sembarangan membantu.”
“Kali ini Ciam Toako jangan ikut, Adik Pui dan Gwat-nio
harus lebih sedikit direpotkan, harap kalian bisa berada di
depan anak-anak dan membantu mereka memperhatikan
orang yang patut dicurigai, aku dan Kie Toako akan ada di
belakang mereka, Adik Pui sudah menemukan cara membuat
peledak sampai radius 5 li, kita dengan jarak 5 li di depan dan
di belakang, bila terjadi sesuatu dalam jarak 5 li kita masih
bisa saling menolong,” kata Goan Hiong.
“Cara ini sangat baik, bukan karena aku malas, bila kalian
berempat tidak sanggup menghadapi, percuma juga aku pergi
ke sana,” kata Ciam Giok-beng.
“Maksudku juga seperti itu, Bu-tong-pai sangat menyayangi
nyawa murid-muridnya, mereka tidak ingin muridnya menjadi
korban lagi, tapi Kian-kun-kiam-pai tetap harus menjaga
murid-muridnya, lebih baik Ciam Toako tetap di sini mengajar
murid-murid berlatih ilmu silat, kami saja yang pergi, bila
terjadi sesuatu, paling sedikit Kian-kun-kiam-pai tidak
musnah,” kata Goan Jit-hong.
“Baiklah, Adik Pui berunding dulu dengan Hiong-ji mengenai
rute dan cara saling berhubungan, kemudian kalian siap
berangkat, aku bisa bermalas-malasan di rumah,” kata Ciam
Giok-beng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Pui Ciauw-Kim-tan Ho Gwat-ji sudah pergi dulu, Pui Thianhoa
membawa dua helai peta dan memberikan kepada Kie
Tiang-lim, “Kie Suci dan Goan Toako sudah berangkat, 3 To-su
dari Bu-tong naik kereta kuda, kedua kakak naik kuda, mereka
membawa 5 orang pegawai Su-hai, mereka juga membawa
satu kandang merpati pos, siap saling berhubungan.”
Kie Tiang-lim melihat peta perjalanan, “Dari Kim-leng ke
Tai-san, memang jalan ini paling dekat tapi juga jalan paling
sulit, sepanjang perjalanan adalah air dan gunung yang
berbahaya, sering dimanfaatkan oleh orang jahat, untung
waktunya masih panjang, mengapa tidak memilih jalan yang
agak datar?”
“Rute ini yang dipilih oleh ayah dan Bibi Gwat, dan Goan
Toako sudah menyetujuinya, kali ini kita tidak berharap bisa
aman, yang penting kita ingin tahu siapa yang mengacaukan
semua ini, maka kita memilih tempat yang berbahaya supaya
lawan ada kesempatan untuk menyerang kita!” kata Pui Thianhoa.
“Apakah 3 Tosu itu setuju?” tanya Goan Jit-hong.
“Kata mereka kita yang atur semua, tapi mereka pun
meragukannya, tidak berani tidak setuju, tadinya mereka ingin
berjalan melalui Ho-lam, kemudian ke Soa-tang melewati
Siong-san lalu berkunjung ke Siauw-lim,” kata Pui Thian-hoa.
“Bu-tong dan Siauw-lim selalu akrab, mungkin mereka ingin
meminta bantuan kepada Siauw-lim, tapi ini adalah sifat
manusia,” kata Goan Jit-hong sambil tertawa.
Pui Thian-hoa menggelengkan kepala, “Itu maksud mereka,
kata-kata Goan Toako membuka rencana busuk mereka!”
“Mereka menginginkan apa?” tanya Goan Jit-hong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Demi plakat giok ini, mereka sudah kehilangan banyak
pesilat tangguh, maka kekuatan mereka benar-benar turun
dengan drastis, mungkin mereka akan kalah kuat dari Siauwlim-
si, karena itu mereka ingin memancing penjahatnya ke
Siauw-lim, supaya Siauw-lim pun kena getahnya, Goan Toako
marah karena hati mereka yang picik, akhirnya mereka diam!”
kata Pui Thian-hoa.
“Kalau benar mereka begitu picik, kemarahan Hiong-ji
pantas mereka dapatkan, mengapa perguruan lurus itu bisa
berbuat seperti ini?” tanya Ciam Giok-beng.
“Siauw-lim dan Bu-tong berhubungan erat dan selalu
kompak, murid-murid mereka sangat lurus, kalau mengatakan
mereka mempunyai hati jahat, sepertinya tidak mungkin
mereka ingin ke Siauw-lim untuk minta bantuan.”
“Tapi mengapa mereka mau saja menerima kemarahan
Goan Toako?” tanya Pui Thian-hoa.
“Kekuatan mereka sama, Bu-tong tidak sanggup menjaga
plakat giok, Siauw-lim pun tidak akan bisa, apa lagi alasan
Goan Hiong membuat mereka tidak bisa menjawab, maka
mereka terpaksa diam, kalau benar mereka punya pikiran
seperti itu, Siauw-lim pun tidak bodoh, mereka akan
mengajukan permintaan ini, kalau melihat persahabatan
mereka, sebenarnya bisa meminta bantuan, tapi karena
Hiong-ji marah, mereka terpaksa mengurungkan niat ini,
karena itu akan membuat teman mereka juga terbawa,” kata
Kie Tiang-lim.
“Menurutku, kalau Bu-tong begitu tidak berguna kita tidak
perlu melayani mereka, tapi jalan ini tepat sekali, ke satu lebih
dekat, adik ipar Ho di sepanjang jalan banyak teman dari
golongan hitam, kita bisa menyapa mereka dulu, dengan
begitu kita bisa mendapat kabar lebih banyak, bila jalan ke
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ho-lam itu dalam lingkungan Siauw-lim, orang golongan hitam
tidak berani masuk ke wilayah ini, maka semua berita harus
kita sendiri yang mencari tahu!” kata Goan Jit-hong.
“Su-chuan tengah adalah wilayah kekuasaan Go-bi, tapi
Tiang-kang-cui-cai sama sekali tidak menganggapnya,
bagaimana dengan masalah ini?” tanya Ciam Giok-beng.
“Ciam Toako tidak begitu mengenal dunia persilatan, maka
Anda bertanya seperti itu, Go-bi adalah salah satu dari 5
perguruan yang terkenal, tapi selama beberapa tahun ini
kekuatan mereka semakin lemah, karena mereka tidak
menerima murid biasa, maka jumlah murid mereka terbatas
dan satu perguruan dibagi dua, yang satu nikoh, yang satu
hweesio, mereka tidak akur, seperti Kion-lai-pai yang aku
pernah masuk, sekarang hampir habis anggotanya, maka
mereka tidak ingin membuat masalah, Siauw-lim dan Bu-tong
banyak pesilat tangguh dan semakin besar, orang-orang
golongan hitam lebih berhati-hati bergerak di wilayah mereka.
“Memang aku tidak tahu begitu jelas, dengan rute ini
apakah Lo-te masih ada pendapatan lain?” tanya Ciam Giokbeng.
“Apa yang ditentukan oleh Adik Pui suami istri lebih baik
dariku, apa lagi mereka sudah berangkat, tidak setuju pun
tetap harus setuju!” kata Kie Tiang-lim.
“Kalau begitu kalian berdua boleh siap-siap dulu,
berangkatlah, kali ini tidak hanya menyangkut nama baik kita
juga menyangkut hidup dan mati dunia persilatan, aku harap
tidak ada masalah yang muncul,” pesan Ciam Giok-beng.
Kie Tiang-lim dan Goan Jit-hong pamit, Ciam Giok-beng
memberikan peta kepada mereka dan selembar lagi
dipegangnya, dia berdoa kemudian berkata, “Thian-hoa,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
panggillah Thian-sia kemari, kemudian kau beres-beres, kau
berdandanlah seperti seorang tuan muda kaya yang keluar
untuk melancong, lalu suruh Thian-sia menyiapkan satu stel
baju pelayan untuk menjadi pelayan tua.”
“Guru, semua ini untuk apa?”
“Tuan muda kaya yang keluar selalu membawa pengurus
tua, di perjalanan nanti kau pakai nama aslimu dan
memanggilku Lo-giok, marga Ciam terlalu menonjol nama
pertama menjadi marga lebih sulit diketahui orang,” kata Ciam
Giok-beng.
“Apakah Guru juga akan pergi?”
“Masalah ini begitu berat dan penting, kalau aku tidak pergi,
aku tidak akan tenang, kalau terjadi sesuatu dengan jarak
terlalu jauh, aku ingin ke sana pun tidak keburu, maka aku
harus mengikuti mereka supaya bisa membantu mereka!” kata
Ciam Giok-beng.
“Bila Guru pergi jangan menyamar jadi pelayan tua, aku
benar-benar akan merasa serba salah. Lebih baik aku yang
jadi pelayan yang mengurus Tay-ya.”
Ciam Giok-beng menggelengkan kepala, “Tidak, kali ini kita
harus melakukan dengan rahasia, maka aku tidak
memberitahu Kie Tiang-lim dan ayahmu, aku jadi pelayanmu
supaya tidak ada yang menyangka, kalau tidak percuma kita
menyamar, aku percaya lawan pun akan melakukan segala
cara untuk menutup identitas asli mereka, maka kita pun
harus lebih berhati-hati, baru bisa menipu mereka.”
Sewaktu Pui Thian-hoa akan membuka mulut memanggil
gurunya, segera Ciam Giok-beng berkata, “Ingat, harus
mengubah nama panggilan menjadi Lo-giok, kalau kau merasa
tidak enak, sepanjang jalan nanti kau bisa lebih menurut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kepadaku supaya mengurangi kerepotan, tapi mana tuan dan
mana pelayan jangan sampai salah, Siauya panggilah Thiansia
kemari, aku ingin menitip pesan kepadanya, aku akan pergi
melalui pintu belakang kita bertemu di luar pintu Ceng-liang,
barang yang harus dibawa biar aku yang bawakan, kau hanya
tinggal membawa uang yang cukup, yang lain tidak perlu kau
siapkan.”
Terpaksa Pui Thian-hoa keluar mencari Souw Thian-sia,
kemudian mengganti baju dan berjalan keluar ke Ceng-liangbun.
Dia menunggu dengan lama di depan pintu baru muncul
seorang pak tua berambut putih, dia memikul gembolan
sebuah topi usang bertengger di kepalanya melihat
keadaannya, tidak ada orang yang percaya kalau dia adalah
pesilat pedang yang sangat terkenal, pak tua itu berjalan
sampai di depan Pui Thian-hoa, dia menurunkan gembolannya
dengan suara rendah dia berkata, “Siauya sudah tunggu lama,
mari kita pergi sekarang.”
Mendengar suara Ciam Giok-beng yang berubah, Pui Thianhoa
dengan penuh curiga bertanya, “Guru, apakah benar ini
Anda?”
Suara Ciam Giok-beng sangat rendah, “Ingat, panggil aku
Lo-giok!”
Terpaksa Pui Thian-hoa berkata, “Baiklah, Lo-giok! Kita
jalan ke mana? Apakah kita akan mengejar mereka?”
“Mereka baru pergi, kita bisa berjalan agak lambat, lebih
baik kau merubah penampilanmu kalau Suhengmu tidak bisa
mengenalimu, itu paling bagus, lalu kita berjalan di depan
mereka.”
“Guru....”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dia sudah melihat sorot mata marah di bawah topi usang
itu, dia segera memanggil Lo-giok, Ciam Giok-beng baru
mengangguk dan berkata, “Di sini memang tidak ada orang,
tapi kau harus biasakan, kalau tidak bila terjadi sesuatu kau
akan memanggilku guru, rencana kita akan hancur semua, ada
pertanyaan apa?”
“Bukankah tadi aku disuruh memakai baju biasa?” tanya Pui
Thian-hoa.
“Betul, aku hanya menyuruhmu memakai baju agak rapi,
karena takut ada orang yang mencurigaimu, aku percaya
orang itu sudah memberitahu ke depan!” kata Ciam Giokbeng.
“Kalau begitu untuk apa kita menyamar lagi?” tanya Pui
Thian-hoa.
“Ada gunanya, kali ini dandananmu harus berubah semua,
termasuk baju menjadi seorang pelajar yang tidak lulus ujian,
kemudian berpasangan dengan pak tua seperti aku, dengan
begitu baru tidak ada orang yang memperhatikan atau
curiga!”
Pui Thian-hoa benar-benar kagum dengan pandangan
gurunya yang jauh, dia berhenti sebentar lalu berkata, “Tapi
tidak ada persiapan, baju, obat untuk mengubah wajah semua
tidak terbawa.”
“Tidak perlu, aku sudah menyuruh Thian-sia menyiapkan,
dia membawa Seng-cung dan menunggu kita di toko, kau
pesan kamar di sebelah kamarnya, kemudian tukar baju
dengannya, kau berdandan seperti Seng-cung dan mereka
berdandan seperti dirimu, dan akan berjalan ke tempat yang
lain, kemudian berputar dan kembali ke rumah, identitas kita
tidak akan ada yang tahu.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Adik Seng tidak mirip denganku.”
“Asal mirip sedikit sudah cukup, kalian di dunia persilatan
tidak terkenal, tidak ada orang yang mengenali kalian, hanya
ingat baju dan bentuk badan kalian sama pasti bisa menipu
mereka,” kata Ciam Giok-beng sambil tertawa.
“Tapi apa yang akan dilakukan Adik Seng?”
“Dia tidak akan melakukan apa pun hanya berputar
kemudian kembali ke rumah, membuat orang menyangka kau
sengaja mengacaukan perhatian orang lain, sesudah dia
pulang lawan tidak akan memperhatikan kita lagi.”
“Perjalanan kita tidak akan ada yang tahu lagi.”
“Lo-giok, kau benar-benar mempunyai rencana yang
matang!” Pui Thian-hoa memuji.
“Bukan karena aku bodoh, hanya malas saja, orang bodoh
sekali-kali memainkan kepintaraannya akan lebih berhasil dari
orang pintar, karena tidak ada yang menyangkanya, tapi ingat
kali ini kita keluar hanya untuk melindungi keselamatan Goan
toako dan Kie Sucimu, kecuali terpaksa kita tidak akan
bertarung, kau harus seperti seorang pelajar, jangan membuat
masalah, kalau bisa harus seperti seorang yang penakut,
nama pun harus diganti menjadi Hoa Thian-pui.”
“Bila hanya membalikkan nama mereka bisa menebaknya!”
kata Pui Thian-hoa.
“Tidak akan karena mereka sangat tegang, mereka tidak
akan berpikir panjang, kalau tahu pun tidak jadi masalah, yang
penting kita menipu lawan bukan orang sendiri.”
Pui Thian-hoa berpikir lalu berkata, “Lo-giok, menurut Tosu
Bu-tong-pai, musuh terdiri dari beberapa kelompok dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mereka saling tidak mengenal, apakah kita juga masuk ke
dalam kelompok itu untuk mengacaukan mereka?”
“Memang maksudku seperti ini, tapi kita tidak perlu sengaja
menonjolkan diri, sehingga pihak lawan memperhatikan kita,
karena kita terus mengikuti kereta, ini adalah peluang besar
kita,” kata Ciam Giok-beng.
Pui Thian-hoa mempunyai sifat seperti ayahnya, Pui Ciauwjin,
selalu tidak bisa diam, sesudah tahu rencananya begitu
hebat dia jadi senang dan lebih bersemangat.
“Semua orang bertujuan merebut plakat itu, kita juga akan
mengikuti rencana, bila ada kesempatan kita juga harus
merebut plakat ini!” kata Ciam Giok-beng.
“Kalau begitu kita akan bentrok dengan Kie Suci dan Goan
Toako!” kata Pui Thian-hoa.
“Tidak apa-apa? Kau juga orang perusahaan perjalanan,
bila bisa mendapatkan plakat itu, dan kau yang
mengantarkannya ke Thai-san, tetap menjadi kebanggaan
perusahaan perjalanan Su-hai!”
“Kereta mereka mulai berjalan sampai di pelabuhan lalu
menyeberang sungai, kereta Su-hai sudah sampai, mereka
sedang menunggu menyeberangi sungai.”
Ooo)*dw*(ooO
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Si Pedang Tumpul JILID KE EMPAT
Karya : Tong Hong Giok
Terjemahan : Liang Y L
Edisi Ke 1 : January 2009
Kiriman : Lavilla (trims yeee)
Edit & Ebook : Dewi KZ
http://kangzusi.com/ http://dewi-kz. info/
http://kang-zusi.info http://cerita-silat.co.cc/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
BAB 22 Harapan kosong
Pui Thian-hoa dan Ciam Giok-beng tidak tergesa-gesa,
mereka mencari penginapan yang sudah mereka sepakati dan
bertemu dengan Souw Thian-sia dan Seng-cung, Seng-cung
sekarang berpenampilan seperti pelajar yang tidak sukses,
wajah kurus dan pucat, sesudah bertukar baju dengan Pui
Thian-hoa, mereka pergi meninggalkan penginapan, Pui Thianhoa
menyamar menjadi orang lain, wajahnya kurus, mata
gelap dan tidak bersemangat, kedua alisnya yang tebal
dicukur menjadi kecil dan tipis, dia seperti Seng-cung yang
baru datang tadi, sesudah membayar uang menginap, mereka
bisa berada dalam satu perahu dengan kereta Su-hai untuk
menyeberang sungai.
Perahu ini sangat besar, maka kereta bisa dimasukkan ke
dalam perahu, dan perahu besar ini setelah sore hari baru ada
waktu kosong, Goan Hiong dan Kie Pi-sia sangat hati-hati,
sampai penumpang yang akan menyeberang pun mereka pilih
sendiri, tapi mereka tidak menyangka kalau Ciam Giok-beng
dan Pui Thian-hoa berada di perahu yang sama.
Di perusahaan perjalanan ada kereta juga ada kuda maka
gerakan mereka sangat cepat, karena mengejar waktu maka
malam mereka menginap, siang berjalan, gerakan mereka
selalu bisa diikuti oleh Ciam Giok-beng dan Pui Thian-hoa,
sesudah lewat 3 hari, Goan Hiong mulai curiga kepada pelajar
dan pelayan tua itu, hari ini mereka bertemu lagi, Goan Hiong
bertanya, “Kalian mau ke mana?”
Suara Pui Thian-hoa sudah berubah menjadi suara seorang
pelajar dia berkata, “Aku masuk ke dunia persilatan belum ada
nama juga belum berjasa, sudah membaca banyak buku tapi
tetap miskin dan tidak punya apa-apa, untung aku tidak
mempunyai keluarga maka aku bisa keluar untuk bermain, ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
adalah tempat pertama yang aku singgahi, aku akan ke Tonggwat
mau melihat kuil sakti di sana.”
Goan Hiong tertawa dingin, “Itu sangat kebetulan, secara
kebetulan pula kami akan ke sana.”
Pui Thian-hoa menjawab, “Sama-sama berjalan tapi tujuan
tidak sama!”
“Orang merantau, bertemu di jalan adalah saudara, jalan
satu arah berarti kita berjodoh, bagaimana kalau kita berjalan
bersama-sama?” tanya Goan Hiong.
Pui Thian-hoa menggelengkan kepala, “Kami tidak berani,
kalian mempunyai kuda dan kereta, kami hanya mempunyai 2
kaki, aku masih harus membawa seorang pelayan tua,
mungkin aku tidak akan bisa mengejar kalian!”
“Bukankah kalian berdua tidak pernah tertinggal dari kami?”
tanya Goan Hiong.
Pui Thian-hoa tertawa, katanya, “Sepanjang jalan kami
selalu menumpang pada kereta yang lewat, hanya
menghabiskan beberapa uang arak sudah cukup, tidak
disangka kalian juga berjalan lamban, maka kita selalu bisa
bertemu!”
“Aku bisa mencarikan kuda,” kata Goan Hiong.
“Tidak mungkin, aku sudah tua, pinggang dan kakiku sering
sakit, aku tidak bisa menunggang kuda, kita baru saling kenal,
tidak ada alasan mengganggu kalian!” kata Ciam Giok-beng.
“Tidak apa-apa, kami bisa menyewa sebuah kereta untuk
kalian,” kata Goan Hiong.
Pui Thian-hoa pura-pura marah berkata, “Kebaikan kalian
aku terima, aku memang orang miskin, tapi aku bukan orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
yang bisa menerima kebaikan orang lain dengan
sembarangan.”
“Kalau begitu kalian jangan mengikuti kami terus!”
“Apa katamu? Kalian berjalan sangat cepat dan kami
berjalan lambat, setiap kali kalian sampai dulu, kemudian
menunggu kami di sana, untung aku tidak membawa apa-apa,
kalau tidak aku curiga apakah kalian mau merampok barang
kami!”
'Benar juga', pikir Goan Hiong, lalu dengan ramah dia
berkata, “Perusahaan perjalanan kami membawa barang
penting, sepanjang perjalanan mungkin tidak aman, bila kalian
berdua tidak mau repot lebih baik menjauhlah dari kami, kau
adalah pelajar, jangan sampai masuk ke lingkungan kacau ini.”
Ciam Giok-beng pura-pura takut dan berkata, “Tuan Muda,
kita tunggu di sini saja sehari!”
Pui Thian-hoa tahu ini adalah pancingan gurunya, dia
segera tertawa dingin, “Mengapa? Kita hanya membawa
sedikit baju dan beberapa buku yang tua serta beberapa tail
perak, untuk apa takut kepada perampok? Apakah kebebasan
kita berjalan harus ditentukan oleh orang lain!”
Karena dia marah lalu pergi, tapi tidak lama kemudian dia
mendapat sebuah kereta kosong dan mengejar barisan
perusahaan perjalanan Su-hai, Goan Hiong tertawa dingin
kepada mereka, 3 Tosu tua terus memperhatikan mereka.
Sesudah barisan perusahaan perjalanan Su-hai lewat, Pui
Thian-hoa segera tertawa, “Sungguh lucu, kita bisa menipu
Goan Toako, dia percaya kita adalah orang yang mau
merampok!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Ini adalah tujuan kita, sekarang pasti ada orang yang
memperhatikan kita lagi, kita harus berjalan lebih cepat,” kata
Ciam Giok-beng.
Dia memberikan uang kepada kusir, berharap dia bisa
membawa kereta lebih cepat lagi.
Siang hari, mereka melewati sebuah kota, dan barisan
perusahaan perjalanan berhenti di kota itu untuk beristirahat,
Pui Thian-hoa juga ingin berhenti, tapi Ciam Giok-beng
menggelengkan kepala, “Mereka memperhatikan kita, hanya
belum ada bukti, kita jangan terlalu menonjol, kota ini sangat
ramai, tidak akan terjadi sesuatu, kita jalan dulu ke depan!”
Setelah berjalan 10 li, di sana adalah sebuah hutan lebat,
barisan perusahaan perjalanan harus melewati hutan ini,
mereka melihat ada beberapa toko di sisi jalan mereka
memasang beberapa tenda untuk menjual teh dan arak, ada
juga yang menjual makanan, semua ini tidak ada yang
mencurigakan karena ini adalah suatu kebiasaan bila berjalan
ke utara, tempat seperti ini dipakai pejalan kaki untuk
beristirahat.
Karena kusir sudah seharian bekerja di cuaca panas, maka
setelah sampai di tempat seperti ini dia seperti tidak ingin
berjalan terus, Pui Thian-hoa dan Ciam Giok-beng juga ingin
beristirahat, sebab mereka melihat Pui Ciauw-jin Ho Gwat-ji
sedang mengobrol, di sekeliling tempat itu banyak tamu juga,
tampak keadaan sedikit gawat, kalau tidak mereka berdua
tidak akan berhenti di sini.
Mereka pun mencari tempat duduk, bos toko ini adalah
seorang pak tua pincang, dia duduk di tempat kasir untuk
melayani para tamu, pelayannya adalah 2 orang perempuan
setengah baya, mungkin menantu pak tua ini, masih ada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
dapur yang terbuat dari kayu, dua koki sedang memasak,
rumah makan ini benar-benar ramai.
Pui Thian-hoa memesan arak juga sepiring daging dingin,
dia dan Ciam Giok-beng duduk sambil makan dan minum,
karena kusir ingin mengirit uang, dia hanya membawa
kudanya ke bawah sebuah pohon dan memberi minum kuda
juga memesan sepiring bakpau dia makan di bawah pohon
dengan air mentah.
Ciam Giok-beng dengan suara kecil berkata, “Ayahmu
berada di sini, berarti tamu yang makan di sini ada masalah.”
“Apa yang harus kita lakukan?”
“Biarkan saja, kita lihat dulu, kalau terjadi pertarungan, Kie
Sute dan Goan Lo-te akan datang, itu pun sudah cukup, kita
tetap diam, bila ada kesempatan, kita rebut plakat itu,” kata
Ciam Giok-beng.
Pui Ciauw-jin Ho Gwat-ji pun mengobrol pelan-pelan, tamu
yang makan di sana ada 3 atau 4 orang, mereka seperti
sedang menunggu sesuatu, keadaan terasa tegang.
Setengah jam kemudian, dari jauh terlihat jalan penuh
debu, ternyata barisan perusahaan perjalanan Su-hai sudah
datang, Goan Hiong dan Kie Pi-sia berada paling depan.
Melihat barisan penjual makanan, ditambah isyarat tangan
Pui Ciauw-jin, Goan Hiong dan Kie Pi-sia sudah tahu, maka
mereka melambaikan tangan menyuruh kereta jangan
berhenti.
Kusirnya adalah orang yang sudah lama berkerja di Su-hai,
dia sudah tahu keadaan tegang ini, dia segera melayangkan
pecutnya, dua kuda gagah segera berlari kencang, membuat
debu-debu di jalanan terus melayang, mereka bergerak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
dengan cepat, tapi ada orang yang bergerak lebih cepat lagi,
seorang lelaki setengah baya yang sedang duduk
melayangkan tangan, beberapa titik terang terlihat, hanya
terlihat bayangannya tidak terdengar suara, kuda yang
menarik kereta segera meringkik, kemudian kakinya menekuk
dan roboh, kereta pun ikut terguling.
3 Tosu yang berada dalam kereta adalah pesilat tangguh
sebelum kereta terguling, mereka sudah meloncat keluar dari
kereta, pedang pun di cabut keluar dari sarungnya, Goan
Hiong melihat pada kuda yang menarik kereta, di pantatnya
menancap beberapa batang sumpit yang terbuat dari bambu,
sumpit itu dipotong menjadi beberapa bagian, sumpit
dijadikan senjata rahasia yang melesat keluar dengan jarak
sekitar 10 tombak, hasil seperti ini dapat diketahui kekuatan
orang ini sangat mengejutkan.
Tapi Goan Hiong tetap diam, dia memberi hormat kepada
lelaki setengah baya itu, “Sobat dari mana, apa sebabnya
menghadang jalan kami?”
Lelaki setengah baya itu tertawa dingin, “Apakah kau tidak
melihat aku sedang makan, kalian menjalankan kereta begitu
cepat, debu dan tanah jatuh ke dalam makananku!”
“Apakah tempat di mana Tuan duduk, debu dan tanah bisa
terbang sampai ke sana?” tanya Goan Hiong.
Lelaki setengah baya itu tertawa, “Aku khawatir kalau debu
dan tanah jatuh ke dalam makananku, kalian begitu cepat
lewat tempat ini, ingin mencari kalian akan sulit dan sudah
terlambat!”
Goan Hiong tahu dia sedang mencari-cari alasan, maka dia
memberi hormat dan berkata, “Kami terburu-buru karena ingin
segera sampai di tempat tujuan, ini adalah kecerobohanku!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Lelaki setengah baya itu tertawa, berkata, “Sudahlah,
kudamu sudah terluka, kalian mau buru-buru juga sudah tidak
bisa, aku terlalu ceroboh, baiklah bagaimana kalau Tuan
duduk dulu untuk beristirahat, aku akan menyuruh orang
membeli 2 ekor kuda untuk mengganti kerugian kalian.”
“Tidak perlu, tadi kita sama-sama salah, untung kami
membawa 3 pendeta ini, tidak ada barang berat, jadi kami
bisa berjalan kaki!”
Tapi lelaki setengah baya ini sudah keluar dari tenda,
“Jangan begitu, kau belum mengotori makananku, tapi aku
sudah membuat kudamu terluka, itu harus diganti! Kemarilah
persilakan 3 pendeta itu kemari, dan aku akan segera membeli
kuda.”
3 lelaki yang satu meja dengannya sudah mendekat, Goan
Hiong tahu mereka tidak bermaksud baik, maka dia
menghalangi, “Tidak perlu mengganti kerugian, kami bisa
berjalan kaki.”
Wajah lelaki setengah baya itu segera cemberut dan
berkata, “Aku bilang harus mengganti rugi, kalian menunggu
apa? Persilakan 3 pendeta itu kemari!”
Tiga lelaki terus maju, Kie Pi-sia dan Ruan Wei
mengeluarkan pedang dan menghadang, 3 lelaki itu juga
mencabut pedang, salah satu dari 3 Tetua Bu-tong yang
bernama Cia-cing berkata, “Wakil Ketua, ketiga orang ini
pernah mencegat kami di tengah jalan.
“Aku sudah menduga, mohon tanya, kalian dari mana?”
kata Goan Hiong.
“Dari sebelah barat,” jawab lelaki setengah baya itu.
“Sebelah barat mana?” tanya Goan Hiong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tepat di barat, sangat jauh dari sini, namanya Ceng-hai
danau Seng-soat,” kata lelaki setengah baya itu sambil
tertawa.
Goan Hiong terpaku, katanya, “Apakah Cianpwee adalah
Tiang Leng-cu?”
Lelaki setengah baya itu berkata, “Kalian pasti tahu namaku
dari Ceng-seng Bun Lo-ji maka tidak terdengar asing.”
Ilmu pedang cepat Bun Tho-hoan dipelajari dari Tiang
Leng-cu, maka ilmu pedangnya pasti sangat hebat, diam-diam
Goan Hiong terkejut tapi dia menjawab, “Apakah Cianpwee
datang karena masalah Ceng-seng....”
“Masalah Ceng-seng tidak ada hubungannya denganku! Kali
ini aku ke timur mencari 3 pendeta ini, tidak ada hubungannya
dengan kalian.”
“Kalau begitu Cianpwee pasti keluar demi plakat dunia
persilatan itu bukan?” tanya Goan Hiong.
“Betul, kalau kau sudah tahu itu lebih bagus, Bu-tong
adalah perguruan silat terkenal di Tianggoan, maka kalian
tidak perlu melindungi mereka.”
“Tapi 3 Tosu ini sudah menitipkan barang mereka kepada
perusahaan perjalanan kami dan sudah menandatangani
kontrak, aku mohon Cianpwee bisa melepaskan kami!”
“Aku menyuruh kalian jangan ikut campur, aku sudah
memberi kelonggaran kepada kalian!”
“3 Tosu Bu-tong sudah membuat kontrak menitipkan
barang mereka kepada kami, dan kami sudah membuat
perjanjian, bagaimana mungkin kami bisa lepas tangan?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kalau tidak lepas tangan, maka kalian harus berjuang,
yang penting plakat dunia persilatan harus kalian serahkan
kepadaku, kau sendiri yang cari gara-gara!”
“Aku yang menerima bisnis ini, maka kalau kalian ingin
mendapatkan plakat ini, kalian harus melewati pedangku
dulu,” kata Kie Pi-sia.
Tiang Leng-cu tidak sudi melihat Kie Pi-sia, dia tertawa
keras lalu berkata, “Kau memang ketua perusahaan, bisnis Suhai
bisa lancar dan tidak terhadang, bukan karena pedangmu
tapi karena gurumu Ciam Giok-beng, pak tua Ciam kali ini
sangat pintar, dia mengira kalau dirinya tidak muncul dan
menyuruh 2 anak-anak yang keluar, kita akan malu untuk
merebutnya, kalau barang lain mungkin kita bisa melepaskan
kalian, tapi ini adalah plakat dunia persilatan, jangankan kalian
yang mengantar, bila Ciam Giok-beng yang mengantar pun
kami tetap akan merebutnya!”
Kie Pi-sia marah, berkata, “Tiang Leng-cu, orang lain tidak
tahu keadaanmu, tapi aku sangat jelas, jangan meremehkan
aku, kau harus cari tahu, Bun Tho-hoan dari Ceng-seng sudah
rugi di tanganku!”
Tiang Leng-cu terpaku, “Tapi Bun Lo-ji tidak mengatakan
apa-apa kepadaku?”
Sebetulnya Kie Pi-sia belum pernah bertarung dengan Bun
Tho-hoan, tapi sekarang ini dia sengaja memberi pukulan
kecil, apa lagi dia bisa menggunakan kesempatan ini untuk
menjelekkan 2 bersaudara Bun. Kie Pi-sia tetap tertawa dingin
dan berkata, “Tiang Leng-cu, Bun Tho-hoan dari Ceng-seng
sudah kalah, karena nama besarmu dia berusaha menutup
rasa malunya, dia mengatakan ilmu pedangnya didapat
darimu, sesudah melihat keadaannya, aku sudah tahu kira-kira
ilmu pedangmu seberapa tinggi, kali ini kau muncul pasti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
karena Ceng-seng yang menggosokmu, mereka tidak muncul
tapi menyuruhmu memegang paku-paku ini, berarti kau
benar-benar bodoh, bodohnya sampai harus dikasihani!”
Kata-kata Kie Pi-sia ini memang membuat hati Tiang Lengcu
tidak enak, tapi dia tetap tertawa dingin, “Apa yang kau
katakan, aku tidak mengerti!”
“Buat apa kau pura-pura tidak mengerti? Menurutku banyak
pesilat pedang ingin mengambil kesempatan ini, sebab
kesempatan ini bisa membuat mereka terkenal maka mereka
memilih sasaran pada plakat dunia perslatan, tapi kau harus
berpikir jauh, bila kau sampai kalah kau akan susah
merangkak lagi, Ceng-seng pasti bersekongkol denganmu,
kalau terkenal mereka pasti akan ikut terkenal, kalau kalah
kau sendiri yang akan menanggung malu, jadi, bukankah kau
orang yang bodoh?” tanya Kie Pi-sia.
Lama Tiang Leng-cu tidak ada suara, akhirnya dia berkata,
“Nona Kie, aku benar-benar kagum terhadap pengalamanmu,
tapi aku juga kasihan atas kebodohan-mu, karena kalian mau
saja menerima bisnis ini, apakah kau tahu barang yang kalian
bawa ini sangat berbahaya untuk kalian?”
“Orang yang membuka perusahaan perjalanan tidak takut
bahaya, Bu-tong-pai adalah perguruan pedang yang sangat
terkenal, karena mereka tidak bisa mengatasi masalah maka
mereka mencari kami hal ini bukan hal mudah, tapi 3 Tianglo
Bu-tong mencari kami meminta bantuan karena mereka
percaya kami sanggup melakukannya.”
Tiang Leng-cu tertawa, katanya, “Dulu Bu-tong memang
sangat terkenal, tapi sekarang hanya tinggal kerangkanya
saja, kalau tidak mereka tidak akan meminta bantuan kepada
suatu perguruan yang baru berdiri, kekuatan Kian-kun-kiampai
sekarang lumayan kuat, tapi dasarnya masih belum cukup
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kuat, pengalamannya pun tidak ada, maka bisa diperalat oleh
orang lain dan menerima bisnis yang harus menjual nyawa
kalian!”
“Perusahaan perjalanan Su-hai dan Kian-kun-kiam-pai sama
sekali tidak ada hubungannya, kau jangan mencampur
adukkan,” kata Kie Pi-sia.
“Semua orang perusahaan perjalanan adalah murid Kiankun-
kiam-pai, apa bedanya?” tanya Tiang Leng-cu.
“Tidak! Dari Kim-leng-su-seng, hanya Souw Suheng yang
murid Kian-kun-kiam-pai, sekarang dia juga tidak bekerja di
perusahaan perjalanan Su-hai, To, Pian, ki, Sam-seng juga
bukan murid Kian-kun-kiam-pai, tapi mereka orang penting
Su-hai,” kata Kie Pi-sia.
“Itu hanya cara untuk menipu anak-anak, kalau perusahaan
perjalanan Su-hai tidak mengandalkan Kian-kun-kiam-pai, dari
awal kalian sudah bangkrut, semua ini tidak ada sangkut
pautnya dengan kami, aku hanya ingin tahu kali ini kalian
mendapat berapa ongkosnya?” tanya Tiang Leng-cu.
“Laba yang di dapat dari perusahaan perjalanan adalah
rahasia, satu profesi dengan kami pun tidak bisa kami
beritahu, apa lagi Tuan, berbeda profesi seperti di hadang
oleh gunung besar, maka lebih-lebih kami tidak bisa
memberitahu!” kata Kie Pi-sia.
“Baik, aku tidak tanya tentang itu, berapa pun yang kalian
terima tidak ada hubungannya denganku, yang aku ingin
tanyakan adalah selain uang apa yang kalian dapatkan?” tanya
Tiang Leng-cu.
“Tentu saja ada, kalau tidak untuk apa kita menjual
nyawa?” tanya Kie Pi-sia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Tiang Leng-cu terpaku, “Aku tidak percaya, mana mungkin
Bu-tong bisa membagi rahasia dalam plakat dunia persilatan,
walau pun mereka bisa tapi mereka tidak mempunyai hak
untuk ini.”
Menggunakan kesempatan ini Kie Pi-sia bertanya, “Ada
rahasia apa di plakat itu?”
“Kalian sudah mendapat kebaikan lebih, tentu kalian tahu,
untuk apa bertanya lagi?”
“Yang aku maksudkan mendapat kebaikan lebih adalah
kebenaran dan keadilan dunia persilatan, tidak ada
hubungannya dengan rahasia plakat itu!” kata Kie Pi-sia.
Tiang Leng-cu tertawa terbahak-bahak, “Kalau begitu kalian
benar-benar bodoh, hanya karena keadilan dan kebenaran
mau saja diperalat orang lain, kasihan!”
Dengan serius Kie Pi-sia berkata, “Kalau orang dunia
persilatan tidak menegakan keadilan dan kebenaran lalu untuk
apa hidup di dunia ini?”
“Keadilan dan kebenaran mengandalkan rasa setia kawan,
tapi orang lain memperalat kalian untuk mati, ini sudah bukan
rasa setia kawan.”
Tiba-tiba Cia-cing To-jin berkata, “Ketua Kie, kita sudah ada
perjanjian, kau sudah menerimanya dan kami sudah sepakat,
kami tidak memperalatmu.”
Kie Pi-sia tertawa, berkata, “Tentu, biar dia bicara sendiri,
yang penting aku tidak menganggap kalian memperalatku,
tapi harus dijelaskan, kami menerima order ini karena
kebenaran dan keadilan, bukan menginginkan uang kalian,
kau sangat mengerti, sekarang keadaan sampai pada
penentuan hidup atau mati, dan pesilat tangguh yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menghadang bukan mereka saja, yang lain juga mencari
plakat ini, juga tahu dalam plakat ini tersimpan sebuah rahasia
dunia persilatan, sedang kami yang tidak mengetahuinya,
bukankah hal ini akan membuat kami tersinggung?”
Cia-cing To-jin berkata, “Kami mencari perusahaan
perjalanan untuk menitipkan barang kami, syaratnya sudah
sangat jelas, menerima atau menolak kalian boleh memilihnya,
tapi tidak termasuk rahasia apa pun.”
“Karena orang lain sudah mengetahuinya, apakah kami
tidak boleh bertanya?” tanya Kie Pi-sia.
Cia-cing To-jin menarik nafas, “Apa yang mereka bilang
tidak benar, bukankah kau sudah melihatnya, apakah ada
rahasia di sana, aku kira kau pasti mengerti.”
“Karena tidak ada rahasia, maka membuatku merasa aneh,
masa demi satu plakat kecil, bisa membuat semua orang
menjadi geger,” kata Kie Pi-sia.
“Memang di plakat ini ada sedikit rahasia, tapi bukan seperti
yang mereka kira, bila aku memberitahu mu, aku akan
melanggar peraturan perguruan kami, hal akan membuat
sesama murid Bu-tong marah, bila aku berbohong, aku
merasa malu sendiri, berarti aku sudah memperalat dan
menipu perusahaan perjalanan kalian, aku hanya bisa berkata
demikian, harap Ketua bisa melihat keadaan baru
menentukan, kalau Ketua merasa dirugikan, sekarang bila
ingin mundur, kami tidak bisa berbuat apa-apa!”
Kie Pi-sia berpikir sebentar lalu berkata, “Mendengar katakata
To-tiang tadi, dengan cara apa pun perusahaan
perjalanan kami dari awal sampai akhir akan mengantarkan
plakat ini sampai ke tempat tujuan!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dengan terharu Cia-cing To-jin berkata, “Kami merasa
sangat berterima kasih kepada Ketua, rahasia di plakat ini
Ketua boleh tanyakan kepada orang lain, aku tidak akan
melarangnya mungkin yang mereka ketahui tidak benar,
mungkin juga tidak salah semua.”
“Untuk apa bertanya kepada orang lain, aku sendiri bisa
menduganya,” kata Kie Pi-sia.
Sambil tertawa Tiang Leng-cu bertanya, “Rahasia apa yang
kau kira?”
“Plakat giok itu tidak ada keistimewaannya, tapi bisa
membuat banyak pesilat tangguh ingin merebutnya, tidak
perlu banyak bertanya, pasti ada hubungannya dengan
rahasia ilmu silat andalan.”
Tiang Leng-cu mengangguk, “Pintar! Pintar! Dengan begitu
kalian menerima titipan ini, pasti juga ada maksud lain.”
“Betul, kami sudah memikirkannya dengan teliti, baru
menerima titipan ini dan kami juga berencana dengan
matang!”
Wajah 3 Tianglo Bu-tong berubah, Kie Pi-sia berkata lagi, “3
To-tiang harap tenang, tujuan perusahaan perjalanan kami
tidak sama dengan mereka, mereka ingin merebut plakat itu,
dan perusahaan perjalanan kami akan sekuat tenaga
mengantarkan barang titipan kalian sampai di tempat tujuan.”
“Apakah kalian tidak tertarik pada rahasia yang berada di
dalam plakat?” tanya Tiang Leng-cu.
“Tidak! Kalau tidak di Kim-leng kami bisa saja merebutnya,
mana mungkin kalian ke bagian hari ini,” kata Kie Pi-sia.
“Jangan pura-pura bersih, aku tidak percaya kalian tidak
tertarik pada ilmu silat yang sangat langka ini, lebih-lebih tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
percaya kalian hanya ingin menegakan keadilan dan
kebenaran, demi satu perguruan biasa yang tidak ada
hubungannya, kalian menyiapkan diri menjual nyawa, kalian
tidak merebut plakat karena kalian tidak tahu ada rahasia di
plakat di itu,” kata Tiang Leng-cu.
“Apakah kalian tahu?” tanya Kie Pi-sia.
“Tentu tahu!”
“Apakah Bu-tong-pai tahu?”
“Pasti tahu, kalau tidak untuk apa mereka berupaya
menjaga plakat ini sampai-sampai menahan malu meminta
kalian menjaga plakat giok ini!” kata Tiang Leng-cu.
Kie Pi-sia berkata, “Sungguh aneh, bila plakat giok
tersimpan ilmu hebat, mengapa mereka tidak mempelajarinya
sendiri?”
“Karena mereka tidak mempunyai kunci yang bisa
memecahkan rahasia ini, sekarang aku beri sedikit informasi,
di plakat dunia persilatan itu tersimpan rahasia besar, dalam
plakat ini ada terkandung ilmu silat hebat, jika berhasil
mendapatkan buku rahasia ini, bisa berlatih ilmu silat yang
tidak terkalahkan dan bisa menguasai seluruh dunia
persilatan.”
“5 perguruan besar bergiliran mendapatkan plakat ini,
mengapa buku rahasia itu belum muncul sampai sekarang?”
tanya Kie Pi-sia.
“Karena bila ingin memecahkan bahasa rahasia yang
terdapat dalam plakat harus ada sepuluh petunjuk, 5
perguruan masing-masing sudah mempunyai satu, 5 petunjuk
lagi tersimpan di sehelai kertas di dalam plakat giok, harus
pecahkan plakat giok ini, sesudah mendapatkan lima petunjuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
ditambah 5 petunjuk dari 5 perguruan baru bisa mendapatkan
buku rahasia itu,” jelas Tiang Leng-cu.
“Kalau begitu, walaupun kalian mendapatkan plakat giok ini,
kalian hanya mendapat separuhnya, tetap tidak bisa tahu yang
lain!” kata Kie Pi-sia.
“Boleh dikatakan begitu, tapi boleh dikatakan juga tidak, 5
perguruan ini tidak pernah akur, tidak ada orang yang mau
mengeluarkan petunjuk rahasia ini, maka plakat giok ini selalu
utuh, dan aku diam-diam meneliti selama bertahun-tahun, aku
sudah mendapatkan lima petunjuk dari 5 perguruan itu,
berarti aku sudah mempunyai separuh rahasia, sekarang
hanya tertinggal setengah yang ada di plakat giok ini!”
“Tidak mungkin!” kata Cia-cing To-jin.
Tiang Leng-cu tertawa, katanya, “Di dunia ini tidak ada hal
yang tidak mungkin, 30 tahun yang lalu aku mengirim 5 anak
muda, masuk menjadi murid ke 5 perguruan, pelan-pelan
mereka sudah mendapatkan posisi tinggi, sampai akhirnya aku
bisa mendapatkan petunjuk rahasia dari 5 perguruan itu.”
“Di perguruan kami hanya angkatan Cia yang baru
mendapat petunjuk rahasia ini, pada angkatan Cia ini paling
sedikit mereka masuk perguruan sudah lebih dari 40 tahun
yang lalu,” kata Cia-cing.
“Jangan merasa terlalu yakin, di dunia ini tidak ada hal yang
tidak mungkin, angkatan Cia ada 19 orang, sedikitnya ada
sebagian yang tidak bisa dipercaya.”
Ke tiga Tosu Bu-tong saling pandang, kata Tiang Leng-cu
lagi, “Di antara sebagian orang ini, ada orangku, juga ada
orang suruhan perguruan lain, tujuannya adalah mendapatkan
petunjuk rahasia itu, perguruan kalian dan 4 perguruan
lainnya memiliki posisi yang sama, maka kalau kalian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mendapatkan plakat giok itu, walaupun dibuka kalian hanya
akan mendapatkan 6/10, sedangkan kami tidak sama dengan
kalian, jika mendapat plakat giok ini aku langsung bisa
menguasai semua rahasianya.”
Cia-cing To-jin berpikir sebentar, dia berkata, “Apa pun
yang kau katakan, aku tetap tidak percaya di tingkat Cia ada
pengkhianat!”
“Percaya atau tidak, terserah padamu, lebih baik tidak
percaya, dengan begitu kalian tidak perlu berusaha sekuat
tenaga menjaga plakat giok,” kata Tiang Leng-cu.
Kata Cia-cing, “Bila ingin memecahkan plakat giok dan
mengambil petunjuk di dalamnya harus disaksikan oleh 5
ketua dari 5 perguruan besar, selama beberapa tahun ini,
semua perguruan menganggap hal ini sudah tidak dibutuhkan
lagi maka plakat giok ini selalu dijaga oleh pesilat yang akan
ikut bertarung, 5 perguruan besar juga mempunyai perjanjian,
bila perguruan yang menjaga plakat giok ini menghilangkan,
memecahkan, atau merusak plakat giok, maka 4 perguruan
lainnya akan menyerang perguruan ini secara massal dan
membunuh semua orang perguruan itu dari posisi ketua
sampai murid terakhir, oleh sebab itu kami akan menjaga
plakat giok ini mati-matian.”
“Orang yang tidak berdosa pun akan ikut menanggung
dosa, kalian tidak menginginkan ilmu silat rahasia ini,
mengapa tidak dimusnahkan saja plakat giok ini?” tanya Kie
Pi-sia.
Cia-cing menarik nafas panjang, “Setiap kali bertanding
selalu ada yang mengeluarkan pendapat seperti ini, tapi selalu
ada satu atau dua perguruan yang tidak setuju.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Aku sungguh tidak mengerti pada kalian, mengapa sengaja
mencari begitu banyak kesulitan, kalau hari ini kami tidak bisa
melewati pertarungan ini dan plakat dunia persilatan direbut
mereka, apakah 4 perguruan lainnya akan memaafkan kami?”
“Aku tidak tahu, demi mengantar plakat giok ini perguruan
kami sudah mengerahkan 40 orang pesilat tangguh,
sepanjang jalan sudah banyak yang terbunuh, sekarang yang
tersisa hanya kami bertiga, maka kami bersumpah akan
sehidup semati dengan plakat ini, karena kalau plakat giok
hilang, kami tidak akan bisa hidup, apa yang akan terjadi
nanti, kami tidak berani banyak berpikir juga tidak mau tahu!”
kata Cia-cing.
Kie Pi-sia melihat Goan Hiong dan bertanya, “Goan Toako,
bagaimana menurutmu?”
“Semua keputusan terserah ketua!”
Kie Pi-sia bertanya kepada Cia-cing To-jin, “Apakah To-tiang
ada pendapat lain?”
“Sepanjang perjalanan kami selalu bertemu dengan musuh
yang mencegat dan kami selalu bertarung masing-masing,
supaya membuat lawan bingung, siapa yang menyimpan
plakat giok itu, maka kami masing-masing membawa sebuah
kotak, hanya satu kotak yang berisi plakat giok, sekarang aku
kira kami akan tetap menggunakan cara ini.”
“Membantu salah satu keluar pasti bisa dan kesempatan
akan lebih banyak, tapi membantu siapa? Kalau orang yang
membawa plakat dicegat dan tidak bisa keluar bagaimana?”
“Ya, itu nasib, karena kami bertiga juga tidak tahu siapa
yang menyimpan plakat giok, 3 kotak itu bentuknya sama dan
tertutup rapat, harus sampai di Tai-san baru dibuka, dan baru
tahu di kotak mana yang ada plakat gioknya!” kata Cia-cing.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kalau begitu, waktu kalian berangkat kemarin ini, berarti
ada 40 kotak yang dibawa?”
“Betul, ada 40 kotak, 39 plakat giok palsu, satu plakat asli,
yang palsu dan asli berbentuk sama, hanya di dalamnya tidak
ada rahasia.”
“Di Kim-leng yang dikeluarkan di perusahaan perjalanan Suhai,
apakah itu asli atau palsu?”
“Itu adalah plakat giok yang kubawa, aku sendiri tidak tahu
itu asli atau palsu,” jawab Cia-cing.
“Mungkinkah yang asli sudah dirampok dan yang 3 ini
adalah yang palsu?” tanya Goan Hiong.
“Mungkin juga, tapi melihat keadaan ini rasanya belum
terbuka mana yang asli, kalau tidak mereka tidak akan
mencariku dan ingin merampas plakat ini,” jawab Cia-cing.
Goan Hiong bertanya kepada Tiang Leng-cu, “Berapa
lempengan plakat yang berhasil kalian dapatkan?”
“19 plakat!”
“16 plakat lagi berada di tangan orang lain, percuma kalian
kemari,” kata Goan Hiong.
“Orang yang mendapatkan 16 plakat semuanya berada di
sini, mereka juga tidak membuka plakat ini, sebetulnya mana
yang asli atau palsu, tidak ada yang tahu, tapi di antara kami
sudah ada komitmen, begitu mendapatkan 4 plakat dari Butong,
baru kami akan membuka secara sama-sama, bila nasib
baik kami akan mendapat plakat asli, dan kami akan memilih
dia menjadi pemimpin dunia persilatan, yang pasti siapa yang
mendapat lebih banyak maka kesempatan yang didapat pun
semakin banyak, maka kami selalu mengambil kesempatan
yang ada, satu pun tidak akan kami lepaskan.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Ada berapa kelompok yang ikut merampok plakat?” tanya
Goan Hiong.
Tiang Leng-cu menunjuk, “5 kelompok, kami sudah berjanji,
kami sudah mendapat urutan bertindak, aku mendapat nomor
3, aku juga bernasib baik, mendapat 19 plakat, 4 kelompok
lainnya, hanya ada satu kelompok yang sial, karena mereka
bertemu 3 Tosu yang membawa murid-murid mereka,
kelompok ini paling kuat maka mereka hanya mendapatkan 2
plakat, dan 3 Tosu ini bisa lolos, kemudian mereka mencari
kalian untuk meminta perlindungan.”
“Plakat hanya tersisa 3, kalian ada 5 kelompok, bagaimana
membaginya? Kau mendapat berapa?” tanya Goan Hiong.
“Kami sudah membaginya secara rata, di sini ada 4 jalan
bercabang, karena plakat yang kudapat paling banyak, maka
aku mendapat bagian tengah untuk merebut plakat dari 3
Tosu ini, kalau aku tidak berhasil dan 3 Tosu ini bisa lolos, ke
arah mana lolosnya, waktu itu sudah ada bagian yang
bertanggung jawab, setiap kelompok menguasai daerah
sekitar 50 tombak, lewat batas adalah wilayah kelompok lain.”
“Kalau kami bisa melewati orang yang mencegat kami
bagaimana?”
Tiang Leng-cu berkata, “Kesempatannya jadi untuk semua
orang, siapa yang mendapatkannya dia jadi pemiliknya, ini
adalah cara yang sangat adil.”
“To-tiang terakhir bertarung dengan kelompok mana?”
tanya Goan Hiong.
Cia-cing To-jin menunjuk orang yang duduk di sebelah
utara, di sana ada 2 orang setengah baya laki-laki dan
perempuan, mereka membawa 2 anak muda yang berusia
sekitar 14-15 tahun, 2 anak muda itu laki-laki dan perempuan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
katanya, “Dari keempat orang itu! 2 anak mudanya sangat
lihai, kami sudah mengorbankan dua murid baru bisa melewati
kepungan mereka, di antara 5 kelompok, kelompok ini yang
paling lemah.”
“Kalau begitu, kita keluar dari arah sana, sekarang keadaan
tidak sama, mereka masing-masing bisa mencegat, kalau kita
berpencar akan lebih sulit, maka kita harus berkumpul di satu
arah.”
Cia-cing To-jin mengangguk, Tiang Leng-cu berkata,
“Caranya lumayan bagus, tapi kesempatan bisa lolos sangat
kecil, sebab kalian harus keluar dari wilayahku sekitar 100
meter!”
“Orang yang ada di sini, tidak hanya ada 5 kelompok, aku
kira masih ada kelompok lain yang akan ikut campur juga,
mereka tidak ikut berjanji, mereka tidak ada batas untuk
merebut plakat.”
Tiang Leng-cu tertawa, katanya, “Aku sudah
memperhatikan hal ini dari tadi, ada orang kalian, ada yang
tidak pernah bertemu semua ada di sini, dan tujuannya satu,
tapi kami tidak peduli, malah senang mereka bisa ikut, sebab
sesudah mendapatkan plakat ini mereka pasti akan bentrok
dengan 5 perguruan ini, semakin banyak orang semakin
bagus!”
“Kau pasti sangat yakin bisa menang,” kata Goan Hiong.
“Betul, sampai sekarang hanya aku yang sudah mendapat
petunjuk rahasia dari 5 perguruan, walaupun ada orang lain
yang bisa mendapat plakat, dia harus membaginya denganku,
yang penting aku tidak akan rugi, maka semakin banyak orang
ikut semakin seru!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kalau orang itu tidak ingin bekerja sama denganmu,
bagaimana?” tanya Goan Hiong.
“Tidak, semua orang tidak akan berani membuka kotak
plakat giok untuk membedakan mana yang asli dan mana
yang palsu karena khawatir bila mendapat plakat yang asli, dia
akan berhadapan dengan 5 perguruan, masih harus bersiapsiap
menghadapi orang lain yang menyerangnya, maka semua
orang harus bisa mengendalikan semua tenaga untuk bersiapsiap,”
kata Tiang Leng-cu.
Maksud Goan Hiong ingin membuat mereka berperang dulu,
baru mencari kesempatan keluar, tidak disangka, cara Bu-tong
membawa plakat malah membuat semua musuh menjadi
kompak, karena itu Goan Hiong kehabisan akal.
Pui Thian-hoa yang duduk mendapat kode dari Ciam Giokbeng,
dia berdiri dan berkata, “Kalau begitu, kami juga bisa
ikut dalam permainan ini.
Tiang Leng-cu melihatnya sebentar lalu berkata, “Sobat dari
Kim-leng, kau selalu mengikuti perusahaan perjalanan, aku
yakin kau pasti mempunyai tujuan yang sama, tapi kau
terlambat!”
Pui Thian-hoa tertawa, “Karena aku terlambat mendapatkan
kabar aku juga tidak mempunyai banyak orang, maka
sepanjang jalan aku harus menunggu, sekarang kesempatan
telah datang aku pasti tidak akan melepaskannya!”
Tiang Leng-cu tertawa, katanya, “Baik, sepanjang jalan
sobat selalu menggunakan nama Hoa Thian-pui, apakah itu
nama aslimu?”
“Aku bukan orang terkenal, untuk apa mengganti nama,
ketiga huruf namaku adalah asli!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Di mana kampung halamanmu?” tanya Tiang Leng-cu.
“Aku sering berkelana, semua tempat adalah kampung
halamanku!” jawab Pui Thian-hoa.
“Mulutmu memang sedang menjaga rahasia, tidak apa-apa,
orang yang berpengalaman selalu tidak ingin mengeluarkan
bakatnya, sekarang tinggal 3 kesempatan, dengan cara apa
kau bisa menggunakan?” tanya Tiang Leng-cu.
“Aku hanya membawa seorang pembantu tua, terpaksa
harus menunggu kesempatan tidak berani mengatakannya
dengan cara apa, asal bisa mendapatkan satu plakat giok, itu
sudah beruntung untukku.”
Tiang Leng-cu melihat mereka tapi karena ketrampilan
mereka mengubah wajah benar-benar lihai, dia jadi tidak bisa
mengetahui identitas mereka, terpaksa dia berkata, “Demi
sopan santun, aku kira aku harus memberi kesempatan dulu
untukmu mencobanya, bukan?”
Pui Thian-hoa tahu, pada kesempatan ini Tiang Leng-cu
ingin mengukur kekuatannya, maka dia tertawa dan berkata,
“Aku tidak berani, kalau punya kemampuan, dari awal aku
sudah mengambilnya, silakan Tuan saja, aku di sisi mencari
kesempatan dan menunggu nasib baik datang padaku.”
“Tapi aku harus mengingatkan bila aku sudah bergerak,
tidak ku ijinkan kau mengambil keuntungan dari samping,
makanya kau boleh menyerang dulu!” kata Tiang Leng-cu.
“Tenanglah Tuan, aku tidak akan ambil kesempatan di
wilayah kalian, aku akan menunggu kesempatan lain.”
“Baik. Setelah lewat wilayah kami semua orang ada
kesempatan, tapi kami 5 kelompok sudah berjanji, siapa yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mendapat kami tidak akan berebut, kami akan bergabung
untuk menyerang yang lain.”
“Memang harus begitu, kalau tidak berarti tidak adil, aku
dukung cara ini, kalau aku bernasib baik, bisa mendapat 1-2
plakat, aku pun berharap bisa didukung oleh Tuan!” kata Pui
Thian-hoa.
Tiang Leng-cu tertawa, “Tidak masalah, semakin banyak
kelompok semakin bagus, yang pasti harus ada plakat giok
baru bisa masuk kelompok kami!”
“Itu pasti, tidak ada plakat giok, berarti dia tidak sanggup
bergabung dengan kalian berarti cari mati sendiri, cara ini
memang sangat sempurna,” kata Pui Thian-hoa.
Tiang Leng-cu tertawa dan berkata kepada ketiga Tosu,
“Lebih baik kalian serahkan plakat giok itu, paling sedikit
nyawa kalian bisa selamat, jangan tunggu sampai kami
bergerak....”
“Tidak bisa, ada orang ada plakat!” kata Cia-cing.
“Baiklah, Bu-tong-pai tidak bisa apa-apa, yang ada hanyalah
tulang keras, 37 plakat dan 37 nyawa telah hilang, Kim-ta dan
Kim-ji, kalian yang bertarung!” pesan Tiang Leng-cu.
Kim-ta dan Kim-ji adalah kedua lelaki tadi, setelah
mendengar perintah Tiang Leng-cu, mereka langsung
menyerang ketiga tosu dengan pedangnya, Cia-bu dan Cia-hui
mengeluarkan pedang untuk menyambut serangan, Cia-cing
ikut maju, Goan Hiong dan Kie Pi-sia melindunginya, Tiang
Leng-cu tertawa keras, pedangnya berkelebat menjadi cahaya
menutupi kepala mereka.
Di antara 9 pesilat, dari Ceng-hai hanya ada 3 orang, tapi
mereka adalah pesilat pilihan, apa lagi Tiang Leng-cu, dia lebih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menonjol lagi, dengan sebilah pedang dia bisa menahan Goan
Hiong, Cia-cing dan Kie Pi-sia, pedangnya seperti tabir
tersusun dari titik-titik, setiap titik adalah satu jurus serangan,
dengan kekuatan sendiri dia bisa menghadang 3 pesilat
tangguh, membuat ketiga orang ini tidak bisa maju, untung
Cia-cing dilindungi oleh Kie Pi-sia dan Goan Hiong sehingga dia
tidak diserang langsung, Kie Pi-sia dan Goan Hiong juga
beruntung, sebab selama 2 bulan ini ilmu pedang mereka
maju pesat, jurus Tay-lok-kiam bisa melindungi mereka sangat
rapat sehingga mereka bisa bertahan meghadapi serangan
pedang Tiang Leng-cu yang sangat cepat.
Cia-bu dan Cia-hui tampak kesulitan mereka diserang Kimta
dan Kim-ji, keadaan mereka sangat berbahaya, mereka
berteriak, “Ketua Kie, cepat bantu, kami tidak kuat lagi!”
Kusir Su-hai adalah orang yang berpengalaman di dunia
persilatan, melihat keadaan darurat, dia segera melempar 3
kali petasan ke atas itu adalah tanda darurat.
Yang ada di belakang mereka adalah Kie Tiang-lim dan
Goan Jit-hong, sebenarnya sedari tadi mereka sudah berada di
daerah sini, hanya belum mendapat isyarat, maka mereka
menunggu setengah kilometer di atas sebuah pohon untuk
melihat keadaan, melihat tanda bahaya sudah muncul mereka
buru-buru ke sana tapi sudah agak terlambat.
Pedang Kim-ta sudah menyerang Cia-bu dan menusuknya
dari depan, serangannya membuat Cia-bu terguling jatuh dari
kuda, kemudian dia mendekat dan dari dalam baju Cia-bu dia
mengeluarkan sebuah kotak, dia tertawa, “Ketua, kita dapat
satu lagi!”
“Jika sudah dapat, cepat mundur!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Saat Kim-ta ingin mundur, Kie Tiang-lim sudah datang, dia
membentak, “Tinggalkan kotak itu, jangan harap kau bisa
mendapatkannya!”
Kim-ji sedang menyerang menggunakan pedang, Goan Jithong
dengan cepat datang membantu Cia-hui, mereka bisa
mengatasi bahaya yang mengancam.
Kim-ta yang dihadang oleh Kie Tiang-lim, gerakan ilmu
pedangnya sangat cepat, tapi begitu bertemu dengan Kie
Tiang-lim dia tidak bisa berbuat apa-apa, di Ceng-seng Kie
Tiang-lim pernah melihat jurus pedang cepat ini, maka dia bisa
berhati-hati dan tidak memberi kesempatan kepada Kim-ta.
Melihat pertarungan yang terjadi, Tiang Leng-cu mulai
merasa cemas, segera ilmu pedangnya digerakkan lebih cepat
lagi, Goan Hiong dan Kie Pi-sia dengan jurus Tay-lok-kiam
terus bertahan, tujuan mereka hanya ingin menjaga
keselamatan Cia-cing, mereka tidak memaksa menyerang
sehingga Tiang Leng-cu tidak bisa berbuat apa-apa.
Tiba-tiba Kim-ta menjerit, tampak pedang Kie Tiang-lim
telah membabat putus tangan kanannya, semua terjadi bukan
karena ilmu pedangnya tidak bagus, melainkan karena Cia-bu
yang sedang sekarat tiba-tiba melemparkan pedangnya dan
menusuk ke arah jantung Kim-ta melalui punggung, karena
kesakitan dan kurang konsentrasi maka tangan kanan yang
memegang pedang terkena babatan pedang Kie Tiang-lim.
Walaupun Kim-ta terluka berat, tapi dia masih mempunyai
sisa tenaga untuk meloncat ke depan, dan melemparkan kotak
itu sambil berteriak, “Ketua, sambutlah!”
Kotak melayang ke arah Tiang Leng-cu, saat dia
menjulurkan tangan untuk menyambut, Cia-cing dengan cepat
menyerang dada Tiang Leng-cu, tidak ada cara lain terpaksa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Tiang Leng-cu menyambut kotak itu dengan pedangnya, dia
terbang ke sana dan menahan Cia-cing dengan pedangnya,
tangannya siap mengambil kotak.
Tiba-tiba ada beberapa bayangan muncul, jumlahnya ada
tiga orang, yang satu Pui Thian-hoa, dua lagi adalah sepasang
anak muda laki-laki dan perempuan, ketiga orang ini dalam
waktu bersamaan mengambil kotak kayu itu, Tiang Leng-cu
tidak mau rela kotak plakatnya diambil mereka, dengan
pedangnya dia menyabet, tapi dua anak muda itu menahan
dengan pedang mereka, yang laki-laki berkata, “Tiang Lengcu,
kau sudah melewati batas!”
Yang perempuan muda mencoba merebut kotak kecil itu,
tapi dihalangi oleh Pui Thian-hoa, Ciam Giok-beng yang duduk,
dengan cepat mengait menggunakan pikulan kayunya dan
berhasil mengambil kotak itu, dia berkata, “Tuan Muda, kita
mendapatkan satu!”
Tiang Leng-cu dan sepasang anak muda itu ingin merebut
kembali kotak kayu itu, Pui Thian-hoa berkata sambil tertawa,
“Mengapa kalian bertiga lupa, bila kotak itu sudah ada di
tangan, dia yang jadi pemiliknya, orang lain tidak boleh
merebutnya lagi!”
“Kotak ini sudah jelas berada di tangan kami!” kata Tiang
Leng-cu.
“Betul, tapi kalian tidak memegangnya dengan kuat,
sehingga kotak itu jatuh ke tempat yang tidak bertuan,
sehingga semua orang berhak mendapatkannya, siapa yang
dapat dialah yang jadi pemiliknya.”
Anak muda itu dengan marah berkata, “Jangan
sembarangan bicara, setelah lewat batas Ceng-hai-pang, itu
menjadi milik kami.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Memang ini wilayah kalian, tapi benda ini tidak ada di
tangan kalian, berarti barang ini bukan milik kalian, coba saja
tanya orang lain!” kata Pui Thian-hoa.
Karena mereka bertengkar, pertarungan di sana pun ikut
berhenti, Kim-ta sudah mati, Cia-bu pun tidak bernafas lagi,
semua orang berkumpul.
Saat itu, laki-laki dan perempuan yang datang berbarengan
dengan 2 anak muda itu juga ikut menghampiri, yang laki-laki
berkata, “Memang kotak ini tadinya didapatkan oleh Ceng-haipang,
tapi mereka tidak memegang dengan benar dan terjatuh
di wilayah kami, seharusnya benda itu milik kami, tapi kami
juga tidak mendapatkannya, yang mendapatkannya adalah
sobat Hoa ini, maka hitung-hitung kotak itu menjadi miliknya.”
Tiang Leng-cu tidak bisa terima begitu juga dengan dua
anak muda itu, tapi laki-laki setengah baya ini terus memberi
isyarat kepada kedua anak muda ini melarang mereka terus
bicara, kemudian dia berkata lagi, “Tiang Leng-cu, saat kita
membuat perjanjian ini, belum terpikir ada masalah seperti ini,
dari pada kita ribut di sini, lebih baik kita berikan saja kepada
sobat Hoa ini, supaya kita tidak menambah musuh.”
Tiang Leng-cu melihat tidak ada harapan untuk
mendapatkan kotak itu kembali, apa lagi Kim-ta sudah mati,
terpaksa dia merelakan kepada Pui Thian-hoa, dia pun yakin
orang lain tidak tahu rahasia di dalam plakat itu, maka dia
mundur selangkah dan berkata, “Sobat Hoa, selamat! Kami
menyambut baik kau masuk barisan kami!”
Tapi gadis itu tidak terima dan berkata, “Paman, dengan
alasan apa dia berhak mendapatkannya, dia tidak bekerja tapi
malah mendapat hasilnya!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Lelaki setengah baya itu tertawa, “Itu karena nasib baiknya,
apa lagi dia telah membantu kita, kita memberikan satu plakat
untuk berterima kasih kepadanya.”
Gadis itu Terkejut, “Dengan apa dia membantu kita?”
Lelaki setengah baya itu tertawa menunjuk Cia-hui dan Ciabu,
“Dia membantu 2 orang ini masuk ke wilayah kita, hilang
satu dapat 2, kita harus berterima kasih kepadanya.”
Tiang Leng-cu sangat terkejut, saat dia sedang berusaha
mengejar Cia-hui dan Cia-cing kembali ke wilayahnya,
perempuan setengah baya itu berkata, “Tiang Leng-cu,
aturannya kau yang buat dan yang kentut kau juga yang
berbuat, apakah kau sendiri tidak akan menepati janji?”
“Tidak bisa, karena mereka diam-diam masuk ke wilayah
sini,” kata Tiang Leng-cu tergesa-gesa. Lelaki setengah baya
itu berkata, “Kalau dia tidak diam-diam masuk, apakah kau
mau mengantarkan mereka kemari? Inilah nasib, silakan pergi
dari sini!”
Tiang Leng-cu tetap tidak ingin melepaskan kesempatan ini,
anak muda laki-laki berteriak, “Bibi, kalau dia tidak mau pergi,
berarti aturan yang ditentukan dirusaknya sendiri, kita juga
tidak perlu ikut aturannya, kita bisa merebut 29 plakat
darinya!”
Tiang Leng-cu marah, “Thio Siauw-hun, kalau kau berani,
kau boleh mencoba, sudah lama aku ingin merasakan
kehebatan ilmu pedang Thian-san dari lembah Lu-bwee, tapi
selalu tidak ada kesempatan.”
Gadis yang bernama Thio Siauw-hun tertawa dingin, “Tiang
Leng-cu, kata-kata ini keluar dari mulutmu sendiri, apakah
betul berharga?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Tiang Leng-cu tidak rela diancam oleh seorang gadis, dia
mulai marah,katanya, “Yang pasti aku akan menepati apa
yang telah kuucapkan kalau Thian-san-pai ingin merebut
plakat dariku, silakan.”
Thio Siauw-hun tertawa, berkata, “Kau telah berbohong,
aku tahu plakat itu tidak ada padamu, tapi karena kau telah
berkata demikian, kau tidak bisa menarik kembali katakatamu,
Paman, mari kita bersama-sama menyerang!”
Kata-katanya baru selesai, pedangnya sudah menyerang
Tiang Leng-cu, jurusnya ganas, baru ditahan dengan
pedangnya, 3 orang lainnya mulai menyerang, Tiang Leng-cu
harus melawan 4 musuh sendirian, benar-benar di luar
dugaan, di antara ke empat orang itu sepasang anak muda lah
yang ilmu pedangnya paling ganas juga kejam, dan
kekompakan mereka sangat bagus, yang satu menyerang dari
atas, satu lagi pasti menyerang ke bawah, membuat Tiang
Leng-cu dengan susah payah baru bisa menahan serangan ini,
otomatis pedang cepatnya tidak bisa dikeluarkan.
Pasangan suami istri itu selalu mencari celah, jurus pedang
mereka tidak ada yang aneh tapi tenaga dalam mereka sangat
kuat.
Saat Tiang Leng-cu menahan serangan, dia harus
berkosentrasi penuh, tapi dia tetap merasa kewalahan, Kim-ji
yang melihat ketuanya terkepung, dia meletakkan mayat Kimta,
dan berusaha membantu.
Tapi Tiang Leng-cu berteriak, “Jangan membantuku, kau
awasi saja meja kita!”
Rupanya di meja mereka masih ada dua orang yang
membawa bungkusan kain, dan plakat yang mereka rebut
semua ada dalam bungkusan kain itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kedua orang itu berbaju biasa terlihat sangat kusut sedang
menunggu di meja itu, sepertinya mereka adalah orang yang
dibawa Tiang Leng-cu.
“Di meja tidak ada masalah!” jawab Kin-ji.
“Mana mungkin? Suami istri dari Lu-bwee-kok belum
muncul, hal yang begitu penting seharusnya mereka berada di
sekitar sini! Mereka pasti sedang mencari kesempatan untuk
merebutnya! Cepat kembali, jangan pedulikan aku!”
Terpaksa Kim-ji mundur ke sisi meja, tiba-tiba dari atap
rumah turun 2 bayangan, dengan kecepatan tinggi mendekati
meja.
Orangnya belum tiba, pedang sudah sampai dulu, kilatan
pedang terus menyerang 3 orang yang berada dekat meja,
pedang Kim-ji memang cepat, tapi dia tidak sanggup menahan
serangan keras orang itu, terdengar bentrokan pedang,
tangan kanan Kim-ji tampak putus dibabat pedang, sekarang 2
orang yang terlihat sangat biasa baru bergerak dengan ilmu
silat yang tidak biasa, yang satu mengambil payung yang ada
di sisinya, pelan-pelan melayangkan untuk menahan 2 pedang
yang menyerang, sedang yang satu lagi belum mengeluarkan
pedang, dia tenang seperti gunung mengawasi bungkusan
kain itu dan terlihat dia sama sekali tidak peduli pada keadaan
yang terjadi.
Dua orang yang turun dengan cepat, sekarang baru terlihat
jelas wajahnya, mereka adalah sepasang laki-laki dan
perempuan setengah baya, sikap mereka sangat anggun dan
tenang, kedua anak muda itu sangat mirip dengan mereka.
Mereka melihat orang yang melindungi bungkusan kain,
yang perempuan berkata, “Tiang Leng-cu, tidak disangka kau
sudah menyembunyikan 2 pesilat tangguh di sini.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Yang laki-laki tertawa dingin dan berkata, “Jangan bodoh,
meski tanah Ceng-hai dan Seng-siauw-ho dibalikkan pun tidak
ada pesilat yang punya ilmu silat begitu tinggi.”
“Kalau begitu siapakah mereka?”
“Kecuali 2 setan tua Ceng-seng, siapa yang bisa menahan
serangan gabungan kita berdua, Ciu Giok-hu, Bun Th-hoan,
kalian jangan pura-pura!”
Dua orang dimeja tidak meladeni mereka, suami istri itu
saling berpandangan, tiba-tiba yang laki-laki berputar dan
memberi hormat kepada orang yang ada di sekitarnya dan
berkata, “Semua orang yang ada di sini, namaku adalah Thio
In, aku adalah Ketua Thian-san lembah Lu-bwee, ini adalah
istriku Ciu Leng-hun, yang bertarung dengan Tiang Leng-cu
adalah adikku, Thio Ni dan istrinya Jie Ang, putraku Thio
Siauw-in, putriku Thio Siauw-hun!”
Saat terjadi pertarungan di sana, pertarungan Tiang Lengcu
malah berhenti, Tiang Leng-cu tertawa dingin, “Thio In,
kami sudah tahu seluruh keluargamu! Kau punya ide apa,
harap utarakan saja!” Thio In tertawa dingin, “Tiang Leng-cu,
kau sudah bergabung dengan Ceng-seng, mereka ingin
menguasai dunia persilatan, maka mereka mengeluarkan ide
licik ini, harap semua orang jangan sampai terkena
tipuannyaa!”
“Ini adalah persetujuan semua orang, mana bisa dikatakan
tipuan?” kata Tiang Leng-cu.
Thio In tertawa dingin, “Jangan menggunakan caramu
untuk menipuku, kau menyuruh semua orang jangan
membuka plakat dunia persilatan itu, apa alasanmu?”
“Karena aku ingin memberi kesempatan pada semua orang,
supaya ada persaingan adil, kami mendapatkan plakat paling
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
banyak, kami tetap menunggu hasil selanjutnya, supaya
semua orang bisa menyaksikan nya, apa salahku?” tanya
Tiang Leng-cu.
Thio In tertawa dingin, “Petunjuk rahasia plakat kau yang
paling banyak tahu, aku tidak percaya hati nuranimu bisa
membiarkan semua orang mencari kesempatan emas ini,
kalau kau berani, buka bungkusan kain itu dan keluarkan 29
plakat giok itu, dan plakat tetap tersegel....”
“Maksudmu, kami sudah membuka segelnya?”
“Betul, aku punya bukti, apakah kau berani membukanya
dan memperlihatkannya kepada semua orang?”
“Kalau aku buka dan ternyata masih tersegel, apa yang bisa
kau lakukan?” tanya Tiang Leng-cu.
“Bila tidak benar, aku akan pertaruhkan kepalaku, dan aku
akan memberikan 2 plakat giok yang kudapat, sebaliknya
kalau ketahuan kau curang, apa konsekuensinya?” tanya
Tianggoan.
Tiang Leng-cu berpikir sebentar dan berkata, “Aku akan
ikuti syaratmu.”
“Baik, kita taruhan!” Thio In berteriak.
“Baiklah, Bun Lo-ji, buka bungkusan kain itu!” Tiang Lengcu
tertawa.
Laki-laki yang memegang payung pelan-pelan membuka
bungkusan kain, di dalamnya berisi adalah kotak-kotak kecil
yang tersusun rapi, jumlahnya ada 29 dan tersegel rapi!
“Apakah kau sudah melihat dengan jelas, lihat segelnya
masih utuh, apa pendapatmu? Thio In penggallah kepalamu....
cepat!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Thio In tertawa dingin, “Apa gunanya segel itu, bila dikukus
dengan uap panas, segelnya pun akan terlepas, bukankah
kalian sangat sibuk di penginapan semalam, aku sudah
melihat semuanya!”
Wajah Tiang Leng-cu berubah, orang-orang yang ada di
sekeliling terus berteriak, 3 kelompok orang yang sudah
mendapat plakat bersamaan mengeluarkan senjata, mereka
mengurung Tiang Leng-cu!
Dengan senang Thio In berkata, “Aku tidak percaya kepada
mereka, maka aku menyuruh adik dan putra putriku terangterangan
bertarung dengan mereka, diam-diam kami suami
istri mengikuti mereka, semalam di penginapan aku melihat
mereka membuka kotak satu per satu, dan menghancurkan
semua plakat giok kalau kalian tidak percaya, kalian bisa
melihatnya, semua isi kotak itu sudah kosong.”
Teriakan dari 3 kelompok semakin besar, Bun Tho-hoan
yang memegang payung membuka topengnya, topeng itu
terbuat dari kulit manusia yang tipis, dipasang di wajah
sehingga mengubah wajah aslinya dan sama sekali tidak
berbekas.
Sesudah dia memperlihatkan wajah aslinya, dia tertawa
kepada orang yang memegang pedang, “Ciu Toako, kita sudah
dikenali mereka, lebih baik topengnya dibuka.”
Ciu Giok-hu mencopot topengnya, hal ini membuat orang
Kian-kun-kiam-pai merasa terkejut, apa lagi Ciam Giok-beng
dan Pui Thian-hoa yang masih tahu identitas mereka, mereka
mulai merasa masalah semakin berat.
Sesudah mencabut topengnya, Ciu Giok-hu tertawa
terbahak-bahak, “Kita sudah saling tahu hanya belum pernah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
bertemu, pada kesempatan ini kita bertemu, itu akan lebih
baik, Tiang Toako, tolong perkenalkan mereka.”
Tiang Leng-cu menunjuk mereka satu persatu, “Kenalkan,
ini adalah Lok-yang Hie Po-ping dan Hie Tio-ping, ini adalah
Huang-san Lie Hoan-tay, Tuan Lie, ini adalah suami istri
Shangguan Ki dan Ouwyang Ciauw, jumlah mereka memang
hanya beberapa orang, tapi ilmu pedang mereka sangat kuat,
sisa 8 plakat lagi ada di tangan mereka dan keluarga Thio,
setiap kelompok memiliki 2 plakat.”
Ciu Giok-hu tertawa, katanya, “Kalian bisa mendapatkan 2
plakat dari Bu-tong, memang kalian hebat dulu aku mengira
rahasia yang ada di balik plakat tidak banyak orang yang tahu,
tidak disangka akan datang begitu banyak pesilat, benar-benar
susah.”
“Ketua Ciu, yang lain tidak perlu dibicarakan, menurut
Ketua Thio, kalian sudah memeriksa isi plakat giok ini, apakah
benar?” tanya Hie Po-ping.
“Betul, tapi nasib kami memang jelek, 29 plakat itu
semuanya kosong,” kata Ciu Giok-hu.
Dia melayangkan tangannya, terlihat cahaya berkilauan,
pedangnya keluar dari sarung dan masuk kembali dalam
waktu cepat, begitu pedang masuk, 29 kotak yang ada di atas
meja jatuh ke bawah, setiap kotaknya terbelah di tengahtengah
menjadi dua bagian, plakat giok yang ada di dalam
kotak sudah hancur, hal ini membuat semua orang terkejut.
Mereka tidak menepati janjinya, kelompok-kelompok ini
merasa marah, tapi mereka juga terkejut melihat jurus yang di
peragakan Ciu Giok-hu tadi, kotak itu disusun menjadi 3
bagian, dia harus menyabetnya tiga kali, tapi karena
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
gerakannya sangat cepat, membuat orang tidak tahu kalau dia
sudah beberapa kali menyabet.
Tadinya kotak tersusun rapi dan saat Bun Tho-hoan
membuka bungkusan itu kotak itu sudah kacau balau, tapi
pedang Ciu Giok-hu bisa menepis setiap kotak tepat menjadi
dua bagian, dan kain pembungkusnya sama sekali tidak rusak,
dari sini dapat diketahui ilmu pedangnya sudah sampai pada
tahap sangat tinggi.
Begitu Ilmu pedang Ciu Giok-hu diperagakan, Tiang Lengcu
juga terkejut, setelah lama dia baru berkata, “Beberapa
tahun kita tidak bertemu, ilmu pedang Ciu Toako sudah maju
pesat!” Ciu Giok-hu tertawa, “Tiang Toako, jangan sungkan,
selama beberapa tahun ini semua orang mengotak atik ilmu
pedang, ilmu pedangku tidak aneh, aku percaya, semua orang
yang ada di sini pasti mempunyai ilmu andalan tapi tidak ingin
diperagakan di depan banyak orang!”
Dia tertawa kepada Thio In, “Apa kabar, Thio Toako,
kemarin ini putraku sudah mengunjungimu dan telah
merepotkan kalian, aku minta maaf!”
Thio In tertawa, “Tidak apa! Putramu sangat berwibawa, di
lembah Lu-bwee, tidak ada orang yang bisa melawannya, Ciu
toako memang bernasib baik mempunyai putra begitu hebat!”
Ciu Giok-hu tertawa terbahak-bahak, “Thio Toako jangan
merendah, ilmu silat putraku hanya begitu saja, Thio Toako
sengaja membuatnya senang dan menutupi kekuatan Lubwee-
kok, memang putraku tidak berpengalaman, tapi aku
tidak bodoh sampai mau mendengar kata-katanya dan
meremehkan Lu-bwee-kok.”
Kemudian dia melihat sekeliling dan berkata, “Bukan hanya
keluarga Thio, semua orang yang ada di sini selalu menutupi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kekuatannya sendiri? Kalau tidak, 40 plakat dari tangan Butong
siapa pun bisa menyapu bersih, tidak perlu setiap kali
selalu melepaskan beberapa orang, kemudian baru sedikit
demi sedikit dibereskan!”
“Apakah betul seperti itu?” tanya Tiang Leng-cu.
“Tebakanku tidak akan salah, plakat dunia persilatan ada di
tangan Bu-tong, setiap perguruan selalu menginginkannya,
dan siapa pun bisa dengan mudah mendapatkannya, satusatunya
yang terpikir adalah orang yang ingin
mendapatkannya terlalu banyak, maka semua sengaja
menyimpan kekuatan dan menunggu supaya plakat itu jangan
sampai jatuh ke orang lain baru dia akan merebutnya, jangan
melihat semua orang begitu semangat merebut plakat palsu,
kalau tahu plakat asli berada di tangan siapa, semua orang
tidak akan mau merebutnya, karena benda itu terlalu panas,
orang yang akan mendapatkannya tidak akan bernasib baik,
sebab dia akan menjadi orang yang diperebutkan kembali,
bukankah dia akan menjadi orang bodoh?”
Tiang Leng-cu terdiam, Thio In berteriak, “Ciu Giok-hu, kau
jangan pura-pura menutupi niatmu, kami sudah sepakat, bila
plakat sudah di tangan siapa pun walaupun itu palsu atau asli,
tidak akan dibuka, tapi kalian tidak menepati janji, apa yang
akan kalian katakan?”
“Semua orang harus mengikuti kesepakatan yang ada, tapi
kalau semua orang melanggarnya, perjanjian ini seperti
kentut!” kata Ciu Giok-hu.
“Apa maksudmu?” tanya Thio In.
“Dari 37 plakat itu, aku dan Tiang Toako berhasil
mendapatkan 2.9 dan sudah dibuka, juga membuktikan kalau
semua plakat itu palsu, apakah kalian yang mendapat 8 plakat
ada yang asli?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Mana kami tahu?” kata Thio In.
“Lebih baik Thio Toako berkata jujur, kalau tidak kau akan
tanggung sendiri resikonya, karena kalau semua orang akan
mengira kau yang mendapatkan plakat asli, semua orang akan
mencarimu,” kata Ciu Giok-hu.
Thio In berhenti sebentar, kemudian mengeluarkan 2 plakat
yang sudah hancur, “Kami sudah melihat 2 plakat ini tapi
kedua-duanya juga palsu.”
Dua bersaudara Lok-yang dan Hie mengeluarkan 2 plakat
yang sudah hancur juga, Lie Hoan-tay dan Shangguan Ki dan
Ouwyang Ciauw pun ikut mengeluarkan plakat mereka, tapi
tidak ada yang sempurna.
Ciu Giok-hu tertawa terbahak-bahak, “Semua orang punya
keinginan hati yang sama, semua satu tujuan, sekarang
apakah semua orang punya alasan menuduh kami melanggar
komitmen?”
Tidak ada orang yang bisa menjawab, semua hanya bisa
mengeluarkan tawa kecut.
Hanya Kie Pi-sia yang tertawa dingin, “Semua orang-orang
tidak tahu malu!”
Ciu Giok-hu melotot kepadanya, “Nona Kie, kau jangan
pura-pura bersih, aku percaya kalian menerima bisnis ini
bukan karena menginginkan ongkos yang hanya beberapa tail
perak!”
“Tentu, harga yang kami minta pantas kami dapatkan, tapi
kami juga tidak mau demi beberapa tail perak
mempertaruhkan nyawa kami, dengan alasan keadilan dan
kebenaran supaya barang sakti dunia persilatan ini tidak jatuh
ke tangan orang-orang seperti kalian!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciu Giok-hu tertawa dingin, “Kata-katamu memang bagus,
kalian bisa terang-terangan menggunakan keadilan dan
kebenaran, dan masih memasang bendera perusahaan
perjalanan!”
“Kapan kami pernah diam-diam membawa barang titipan?”
tanya Kie Pi-sia.
“Kalian membawa barang, Pui Ciauw-jin dan Ho Gwat-ji
diam-diam membuka jalan di depan, di belakang masih ada 2
yang tua, apa maksud kalian?” tanya Ciu Giok-hu.
“Karena orang tua kami merasa tidak tenang, takut karena
kami yang masih muda dan ceroboh, maka dari depan dan
belakang melindungi kami, untuk menjaga kalau ada orang
yang akan merampok kami!” jawab Kie Pi-sia.
“Tapi ketua perguruan kalian tiba-tiba menghilang di Kimleng,
ke mana dia pergi? Aku duga tentu ada hal penting, dia
tidak akan berpangku tangan begitu saja bukan?” tanya Ciu
Giok-hu.
Apakah Ciam Giok-beng juga pergi, mereka tidak tahu, tapi
Kie Pi-sia tetap beralasan, “Apakah guru kami pergi atau tidak,
kami tidak tahu, mungkin beliau juga diam-diam ada di
belakang supaya kalau ada bahaya, beliau bisa menolong.”
“Sekarang kalian berada dalam bahaya, mengapa dia tidak
muncul? Apakah ada hal yang lebih penting dari ini semua?”
tanya Ciu Giok-hu.
“Sembarangan bicara, apakah ada masalah yang lebih
penting dari ini?” kata Kie Pi-sia marah.
“Yang pasti dia tahu kalau kalian tidak akan bisa menjaga
plakat dunia persilatan, tapi dia juga tidak bisa mengambil alih
dari tangan kalian, satu-satunya cara adalah membiarkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
orang lain mendapatkan terlebih dulu baru dia akan
mengambilnya, dengan begitu dia bisa menipu semua mata
kalian!” kata Ciu Giok-hu.
Kie Tiang-lim marah, “Ciu Giok-hu, jangan mengukur
masalah dengan hati kerdilmu, ketua kami adalah orang yang
berhati sangat mulia, tidak berhati kerdil seperti kalian!”
“Mau kedil atau tidak, mau berhati mulia atau tidak, aku
tidak akan membicarakannya lebih lanjut, begitu Ciam Giokbeng
melakukan hal yang tidak kalian sangka, aku akan
melihat kalian menampar mulut kalian sendiri, sekarang aku
beri nasihat, jangan bersikap terlalu bodoh, jangan menjual
nyawa untuk orang lain, harus ditanyakan dulu apakah ini
pantas atau tidak!”
Dengan serius Kie Tiang-lim menjawab, “Menegakan
keadilan tidak memperhitungkan untung atau rugi!”
“Baiklah, sementara aku tidak mau berdebat denganmu,
hanya mempersilakan kalian menjadi saksi dari samping, aku
akan membereskan masalah ini dengan kedua pendeta itu,
Cia-cing, di antara 40 plakat, 37 plakat sudah dibuka,
sekarang semua masalah ada di 3 plakat kalian, sebenarnya
mana yang asli?”
“Aku sendiri pun tidak tahu!” jawab Cia-cing.
Ciu Giok-hu tertawa dingin, “Aku harap kau jangan
berbohong lagi, aku percaya di tangan kalian juga tidak ada
plakat yang asli, semua itu adalah plakat palsu, ini adalah
tipuan murahan, yang asli sudah diantar oleh orang lain
bukan?”
“Yang aku tahu adalah aku harus mengantarkan plakat
dunia persilatan ini ke Tai-san, yang lainnya aku tidak tahu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
yang kubawa plakat asli atau bukan aku tetap akan
melindunginya, inilah tanggung jawab-ku!”
“Kalau kau tidak mau jujur, aku punya cara membuatmu
bicara, harap kalian mengeluarkan plakat di depan umum, kita
belah plakat itu kalau asli kami tidak akan merebutnya, biar
kau mengantarkannya ke Tai-san, kemudian kami akan
meminta secara terang-terangan kepada pemanggung jawab 5
perguruan besar, kalau palsu kalian tidak perlu mengadu
nyawa kalian karena barang palsu!”
“Aku tidak percaya pada jaminanmu!” kata Cia-cing.
“Aku percaya, aku juga akan ikut mengantar!” tiba-tiba
Goan Hiong berkata seperti itu.
Cia-cing merasa aneh, dia berkata, “Wakil Ketua, kita sudah
ada kesepakatan!”
“Benar, kita sudah ada kesepakatan, tapi Pendeta juga
harus tahu kami bertanggung jawab mengantarkan plakat
dunia persilatan bukan lempengan giok biasa, kalau benar itu
adalah plakat dunia persilatan mengorbankan nyawa pun kami
tetap akan mengantarkannya ke Tai-san, kalau tidak seperti
yang Ciu Giok-hu bilang tadi. Perkumpulam Anda dengan
plakat palsu menyuruh kami mengantarkannya ke Tai-san,
maksudnya adalah lebih mudah melindungi orang kalian yang
mengantar plakat....”
“Tapi kami sudah membayar kalian!” kata Cia-cing.
Goan Hiong mulai marah, “Memang jumlah 400 ribu tail
sangat banyak, tapi apakah uang itu bisa membeli nyawa
kami? Kami menerima barang ini untuk menegakan keadilan
kita hanya berjanji secara lisan saja, jujur saja walaupun
perguruan kalian datang mengantarkan uang, kami tidak akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mau menerimanya, aku percaya kalau To-tiang mengerti aku
tidak akan berbohong!”
“Bagaimana kalau plakat itu asli?”
“Perusahaan perjalanan kami siap mengantarkannya sampai
di tujuan,” kata Goan Hiong sambil tertawa.
“Apakah Tuan sanggup mengalahkan mereka?” tanya Ciacing.
“Aku percaya tidak akan ada orang yang berani merebutnya
lagi, perkataan Ciu Giok-hu benar, plakat asli terlalu panas,
tidak akan ada orang yang menginginkannya lebih awal,” kata
Goan Hiong.
“Kalau begitu anggaplah ini adalah plakat asli!” ucap Ciacing.
“Tidak akan semudah itu!” kata Ciu Giok-hu.
Cia-cing tidak menanggapi kata-kata Ciu Giok-hu, Goan
Hiong berkata, “To-tiang, demi keadilan dan kebenaran kami
mempertaruhkan nyawa, kalau kami hanya diperalat kemudian
nyawa kami sampai melayang, itu akan sia-sia belaka! Kalau
To-tiang tidak setuju, terpaksa Su-hai akan membatalkan
mengantarkan barang ini, biar mereka merebutnya, apakah
kalian berdua bisa melewati kepungan dari orang-orang itu?”
“Ditambah kalian pun tetap tidak akan bisa melewati
mereka!” kata Ciu Giok-hu tertawa dingin.
Goan Hiong mengangguk, “Benar, kami siap mengaku kalah
tapi aku percaya bila plakat asli muncul, keselamatan kami
pun akan terjamin!”
Cia-cing berpikir sebentar, katanya, “Ketua, mengenai
plakat yang dititipkan kepada perusahaan perjalanan Anda,
aku hanya diperintahkan melakukan itu, tapi 37 buah plakat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
itu tidak ada yang asli, sekarang aku pun tidak berani
mengatakan apakah plakat asli ada di tangan kami atau tidak,
kami adalah murid Bu-tong, kami mati demi perguruan itu
adalah hal yang wajar, tapi bila plakat asli juga tidak ada di
sini, kalian juga tidak akan tenang maka kami mengambil
keputusan kami akan mengeluarkan plakat yang kami bawa.”
“Kalau itu adalah plakat asli, kami tetap akan
mengantarkannya ke Tai-san, kecuali kami semua terbunuh,
itu akan berbeda ceritanya,” kata Goan Hiong.
“Kalau plakat yang kami bawa juga palsu, itu bukan
keinginanku!” kata Cia-cing sambil menghela nafas.
“Kami tahu mengenai hal ini, orang yang menyuruh kalian
mengantarkan plakat tidak akan memberi tahu dan tidak akan
menyangka To-tiang akan meminta bantuan kepada kami!”
kata Goan Hiong.
“Menitipkan barang itu kepada perusahaan perjalanan
kalian adalah ideku, kalau plakat itu palsu Bu-tong-pai tidak
berniat memperalat perusahaan perjalanan kalian, tapi aku
merasa malu aku hanya bisa mati untuk menebusnya!” kata
Cia-cing.
Kemudian dari balik baju bagian dadanya dia mengeluarkan
kotak kecil disaksikan oleh banyak orang, Cia-cing
memecahkan tutupnya, kemudian dia mengeluarkan plakat
giok itu, dan membelahnya menjadi dua bagian.
“Kosong!”
Di sekeliling terdengar suara terkejut orang-orang di sana,
hanya Ciu Giok-hu yang tertawa terbahak-bahak, “Dari awal
aku sudah punya pikiran seperti itu, untung aku lebih awal
mengetahuinya, kalau tidak semua orang akan tertipu!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Orang yang membawa plakat asli pasti sudah lewat dari
sini!” kata Thio In.
“Belum tentu, rapat akbar di Tai-san akan di buka pada
waktunya, datang lebih awal pun tidak akan ada orang di
sana, kita masih punya kesempatan, hanya saja kita harus
pelan-pelan mencari tahu, terpaksa bergantung pada nasib!”
kata Ciu Giok-hu.
“Kalau tidak berhasil menemukannya pun tidak apa-apa,
pada saat rapat akbar mereka pasti akan mengeluarkan plakat
asli, waktu itu kita baru buka mulut unutk memintanya!” kata
Lie Hoan-tay.
“Waktu itu kita akan berhadapan dengan 5 pesilat tangguh
dari 5 perguruan!” kata Ciu Giok-hu.
“Tidak masalah, kalau kita dari awal sudah mendapatkan
plakat asli, 5 perguruan besar itu juga tidak akan tinggal diam,
lebih baik seperti sekarang ini, bertarung dengan terbuka
supaya tidak berebut,” kata Lie Hoan-tay sambil tertawa.
“Cara yang bagus, tapi bila 5 perguruan besar bergabung
sedangkan kita hanya sendiri-sendiri, yang rugi adalah kita,
aku punya ide, nanti kita pun harus membuat keeja sama
untuk menghadapi 5 perguruan besar dan mengalahkan
mereka, dari tangan mereka kita akan mendapatkan plakat
dunia persilatan itu, bagaimana menurut kalian?” tanya Ciu
Giok-hu sambil tertawa.
Semua berunding dengan pihak mereka sendiri, semua
mendukung ide ini, Ciu Giok-hu tertawa, “Rapat akbar masih
ada setengah bulan lagi, kita tidak boleh tinggal diam, kita
bisa menggunakan waktu setengah bulan ini untuk mencari
plakat asli, kalau bisa mendapatkannya kita tidak perlu ikut
rapat akbar itu!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ide Ciu Giok-hu disetujui oleh semua yang ada di sana,
karena takut ketinggalan mereka terburu-buru pergi, hanya
sebentar mereka semua sudah menghilang dari tempat itu,
pemilik rumah makan itu buru-buru keluar dan berteriak, “Hei
kalian, uang teh dan sayur kalian belum dibayar!”
Dia berteriak sekuat tenaga, tapi tidak ada orang yang
meladeninya, di tempat itu tamu-tamu yang benar-benar lewat
di sana yang tidak pergi, yang takut bersembunyi, yang tidak
takut melihat keramaian yang ada, Tiang Leng-cu membawa
pergi mayat Kim-ta dan Kim-ji yang terluka ikut bersama
ketuanya, yang tertinggal hanya mayat Cia-bu.
Dengan wajah kusut pemilik rumah makan itu berkata
kepada Kie Pi-sia, “Nona, kau sudah mengusir para tamu itu,
kau yang bertanggung jawab membayar hutang mereka!”
Kie Pi-sia berkata, “Tidak masalah, semua akan kami
tanggung, tapi tolong carikan sebuah peti mati untuk
mengubur pendeta itu!”
Pemilik rumah makan itu menggosok-gosokkan kedua
tangannya, “Kemana aku harus mencari peti mati? Bagaimana
kalau menggali lubang saja? Biar saja sebab orang itu toh
sudah mati!”
Kie Pi-sia marah, “Apa yang kau katakan? Membiarkannya?
Kalau yang sudah makan dan tidak mau membayar mengapa
kau tidak membiarkannya?”
Kata pemilik rumah makan itu, “Nona, kata-kata Anda tidak
tepat, kami hanya menjual makanan, tidak menjual peti mati,
Anda tidak bisa memaksa kami menjual barang yang tidak
ada!”
Sewaktu Kie Pi-sia akan marah lagi, Kie Tiang-lim segera
berteriak, “Pi-sia, jangan paksa dia, di sini jauh dari desa dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
kota, mana mungkin menyuruhnya mencari peti mati?
Mungkin di rumahnya dia sudah menyiapkan peti mati!”
“Tay-ya ini lebih mengerti dan tahu aturan, jalan ke sana 20
kilometer baru ada sebuah kota, di sana semua barang yang
diinginkan pasti ada lebih baik kalian ke sana!” kata pemilik
rumah makan.
Dari dalam muncul seorang wanita, berkata, “Ayah, udara
begitu panas, mereka harus menggotong mayat, sangat tidak
leluasa, bukankah di rumah kita ada peti mati yang masih
disimpan? Peti mati itu kau siapkan untukmu kalau sudah
meninggal nanti, sekarang masih terlalu dini dipakai, aku kira
lebih baik jual saja kepada mereka!”
“Tidak bisa! Kayu peti mati itu pilihanku beberapa tahun
yang lalu, bahannya sangat bagus, aku menghabiskan 100 tail
perak ditambah bunga selama beberapa tahun ini, dan
harganya akan jauh lebih mahal!” kata pemilik rumah makan
itu.
“Bagaimana kalau aku membelinya dengan harga 300 tail
perak?” tanya Kie Pi-sia.
Pemilik rumah makan itu menghitung dengan jarinya,
kemudian dia tertawa, “Baiklah, tidak disangka peti mati pun
bisa membuatku mendapatkan untung banyak, Li-enghiong,
kalau Anda berani membelinya dengan harga 300 tail perak
aku masih mempunyai sebuah peti mati lagi, sebenarnya peti
mati itu kubeli untuk istriku tapi karena dia belum akan mati
sekarang maka aku ingin menjualnya sekalian kepada kalian!”
Kie Pi-sia melotot dan marah, “Jangan sembarangan bicara,
apakah aku akan membeli peti mati begitu banyak?”
“Peti mati itu sepasang, kalau mau membelinya harus
sepasang, tidak dijual satuan!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kau benar-benar kurang ajar, di mana ada aturan membeli
peti mati harus sepasang? Apakah di rumahmu kalau ada yang
mati harus berpasangan?” seru Kie Pi-sia marah.
Pemilik rumah makan itu tertawa, “Aku bukan mencari
keuntungan, bukankah pendeta itu bilang dia juga akan
segera mati? Kalau sekalian beli sekarang nantinya tidak akan
repot!”
Dia menunjuk Cia-cing, hal ini membuat semua orang
terkejut.
Sebelum plakat dibelah Cia-cing pernah mengatakan dia
juga akan mati untuk menebus kesalahannya, tapi apa
hubungannya dengan jual beli ini?
“Ada 3 pendeta yang datang, 2 sudah meninggal, tersisa
satu lagi juga terlihat sebentar lagi akan meninggal, Nona,
kalau Anda membeli sepasang peti mati, bila ketiga pendeta
itu ingin mati, aku akan memberimu gratis satu, aku akan
menyuruh pegawai menebang kayu dan langsung
membuatkan peti mati, mungkin kualitasnya akan lebih jelek,
tapi karena kami memberinya secara gratis maka hitunghitung
kau masih mendapatkan untung!”
Mendengar kata-kata pemilik rumah makan itu, semua
terpaku dan mulai merasa curiga kalau pemilik rumah makan
itu bukan orang biasa, kalau dia seorang pedagang melihat
ada pertarungan berdarah dia akan terkejut dan ketakutan,
mana mungkin dia bisa berteriak meminta Kie Pi-sia
mengganti rugi uang arak, sayur, dan air minum? Kie Tianglim
adalah orang yang penuh dengan pengalaman di dunia
persilatan tetap saja dia tertipu, apalagi kedua pemuda
pemudi itu, maka semua menjadi terpaku.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Pemilik rumah makan itu tetap dengan tertawa bertanya,
“Nona, apakah kau jadi membeli peti mati milikku?”
Kie Pi-sia mulai melihat gerakannya, dia marah, “Aku tidak
mau lagi, kau simpan saja dulu peti mati itu untukmu!”
“Tidak apa-apa, jual beli peti mati memang harus
berdasarkan suka sama suka, tidak bisa memaksa membeli
juga tidak bisa memaksa menjual, kalau tidak jadi tidak apaapa,
tapi ongkos makan dan minum tidak boleh berbohong.”
“Tidak bisa, sebab aku tidak makan dan minum di sini!”
teriak Kie Pi-sia.
“Kata-kata itu tidak pantas keluar dari mulut seorang nona
yang membuka perusahaan perjalanan, membuka perusahaan
perjalanan harus mengandalkan kepercayaan, bila kau sudah
mengeluarkan kata-kata itu tidak boleh ditarik kembali!” kata
pemilik rumah makan itu.
“Jangan sembarangan bicara, orang-orang tadi bukan
saudara kami juga bukan teman, mereka masih berniat
merampok barang bawaan kami untuk apa aku harus
membayar ongkos makan dan minum mereka?”
“Kata-katamu memang tidak salah tapi kalau tadi kau tidak
setuju, aku akan mengejar mereka dan meminta dibayar, tapi
kau bilang kau setuju membayar hutang mereka, sekarang
mereka sudah jauh kau malah tidak mau membayarnya,
kelihatannya kau sengaja ingin membuat rumah makan kami
rugi?”
Kata-katanya benar-benar lihai membuat Kie Pi-sia tidak
bisa menjawab, dia marah dan mengeluarkan pedangnya dan
membentak, “Aku tidak akan membayar, kalau kau berani
mendekatlah dan tagih padaku!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Cahaya pedang berkelebatan, terus terayun-ayun di depan
pemilik rumah makan itu, tapi dia sama sekali tidak kelihatan
takut, dengan santai dia berkata, “Kalau tidak mau
membayarnya, ya sudah, kalian bisa ilmu silat, membawa
pedang pula, kami pedagang kecil tidak berani bertengkar
dengan kalian, paling-paling aku akan menganggap aku
sedang sial, kelak aku akan memberitahu orang lain kalau
perusahaan perjalanan Su-hai adalah perusahaan perjalanan
yang sangat berwibawa!”
Kata-kata ini membuat Kie Pi-sia bertambah marah, dia
benar-benar ingin membacok pemilik rumah makan itu, tapi
dia tidak bisa melakukannya, mereka membuka perusahaan
perjalanan bukan menjadi perampok, perampok bisa
sembarangan membunuh, Kie Pi-sia tahu kalau pemilik rumah
makan itu bukan orang biasa, tapi karena tidak ada bukti dia
tidak bisa melakukan tindakan apa pun.
Goan Hiong melihat Kie Pi-sia tidak bisa berkata apa-apa,
dia segera datang untuk membantu, “Suci, sudahlah, untuk
apa bertengkar dengan orang seperti dia? Hanya beberapa tail
perak berikan saja kepada-nya!”
Goan Hiong segera bertanya, “Tuan, hitung berapa
hutangnya?”
Pemilik rumah makan berteriak kepada orang yang ada di
belakang, “Hitunglah, berapa hutangnya?”
Seorang perempuan yang berpenampilan seperti pelayan
berlari keluar dan berkata, “200 ribu tail 46 sen!”
“Jangan sembarangan, mana mungkin hutangnya begitu
banyak!” kata Kie Pi-sia marah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Pemilik rumah makan itu tertawa, “Uang sayur dan lain-lain
harganya 46 sen, sedangkan 200 ribu tail adalah ongkos
lainnya, setelah dihitung-hitung tidak terlalu mahal!”
Goan Hiong melihat sorot mata Kie Pi-sia yang hampir
meledak, dia tertawa, “Benar, tidak terlalu mahal, tapi ongkos
lain itu dihitung dari mana?”
“Dari hasil kalian membawa barang, bukankah kalian
membawa barang seharga 400 ribu tail perak? Kita bagi
separahnya dan masing-masing mendapat separah,” kata
pemilik rumah makan itu.
“Uang itu adalah uang dari hasil kami mempertaruhkan
nyawa!” kata Goan Hiong.
“Tapi kalian tidak jadi mempertaruhkan nyawa barang yang
kalian bawa malah menghilang, apakah kalian tidak malu
meminta mereka tetap membayar?”
“Kami tidak mendapat bayaran, kau mau dibagi dengan
apa?” tanya Goan Hiong.
- Jawab pemilik rumah makan, “Asal kalian setuju membagi
separuh hasilnya kepada kami, aku akan bertanggung jawab
mengejar orang yang menghilangkan barang kalian, supaya
kalian bisa selamat sampai di tujuan, kalian bisa menyerahkan
barang itu kepada orang yang dititipkan, nama baik
perusahaan perjalanan kalian tidak akan tercemar, aku kira
bila kami meminta setengahnya tidak berlebihan bukan?”
Goan Hiong tertawa dingin, “Memang barang yang kami
bawa telah hilang, tapi semua barang ada di sini, barang itu
hanya hancur saja tidak perlu sampai mengejar mereka
kembali!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Pemilik rumah makan tetap tertawa, katanya, “Perusahaan
perjalanan Su-hai hanya bertanggung jawab mengantarkan
satu plakat giok saja bukan 40 lempengan plakat, jadi kalau
hanya mengantarkan satu yang bagus dan mulus saja itu
sudah cukup!”
“Kemana kami harus mencari yang utuh?” tanya Goan
Hiong.
Pemilik rumah makan itu tertawa, “Tuan benar-benar
pelupa, apakah Anda tidak ingat ada seorang tuan muda yang
membawa seorang pelayan tua, mereka di sini berhasil
merebut satu lempengan plakat, plakat yang diambilnya belum
dirusak kita bisa mengejar pemuda itu, bukankah masih bisa?”
Kata-kata pemilik rumah makan itu membuat semua orang
baru ingat dan mereka buru-buru mencari kedua orang itu,
ternyata baik yang tua maupun yang muda sudah menghilang
dari sana.
Kata Cia-cing, “Mungkin plakat yang dia dapatkan adalah
plakat yang asli, kita kejar dia, masih keburu!”
“Tidak akan keburu, saat kalian sedang ribut pelayan tua itu
sudah pergi terlebih dulu, baru disusul oleh yang muda,
apalagi teman-teman yang makan tidak bayar, bila kalian
mengejarnya sulit untuk mendapatkannya!”
Kie Tiang-lim terpaku, “Benar, bila plakat itu yang asli, pasti
sudah dibelah!”
Pemilik rumah makan itu tertawa, katanya, “Asli atau palsu
kita belum tahu, tapi rumah makan kecil kami menjamin
mereka belum membelah plakat itu, hanya ingin tanya apakah
perusahaan perjalanan kalian masih bermaksud akan
mengambil kembali plakat itu?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Cia-cing dengan cepat menjawab, “Terima! Terima! Aku
yang akan bertanggung jawab!”
Pemilik rumah makan itu melotot kepadanya, “Aku tidak
ingin bergaul denganmu karena kata-kata kalian tidak bisa
dipercaya, kalian telah terbiasa berbohong, bila bergaul
dengan kalian, pasti akan rugi!”
Wajah Cia-cing menjadi merah, “Tuan, aku lihat kau bukan
orang biasa, lebih baik bicara secara terang-terangan!”
“Kau selalu omong kosong, bukankah tadi kau bilang kau
mau mati saja, mengapa sampai sekarang masih belum mati?”
Cia-cing tidak bisa menjawab pertanyaan ini, dia menarik
pedang dari sarungnya dan langsung menyabet leher pemilik
rumah makan itu, perempuan itu dengan cepat menabraknya,
membuat tangannya meleset dan berkata, “Tuan Pendeta,
Anda tidak boleh mati karena kalau Anda mati di rumah
makan kecil ini, kami akan ditangkap polisi!”
Goan Hiong berkata, “To-tiang, bila ada sebuah plakat yang
utuh, Anda berdua bisa mengantarkannya ke Tai-san, berarti
tugas Anda bisa dipertanggungjawabkan!”
“Bagaimana kalau plakat itu palsu?” tanya pemilik rumah
makan itu.
“Biar itu asli atau palsu, kita akan menganggap itu asli dan
menyerahkannya ke Tai-san, dan kau pasti tahu dua orang
tadi pergi ke arah mana?” tanya Goan Hiong pada pemilik
rumah makan..
Pemilik rumah makan itu tertawa, “Mana 200 ribu tail
peraknya?”
“Asal kami bisa mengejar kembali plakat giok, satu tail pun
tidak akan kurang kami bayar, tapi plakat itu harus utuh!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tuan benar-benar baik hati, Anda benar-benar takut kalau
kedua pendeta itu mati! Aku jamin plakat itu bisa didapatkan
kembali, tapi aku yakin itu juga plakat yang palsu!”
“Bagaimana kau bisa tahu?” tanya Goan Hiong dengan
dingin.
“Dari 39 plakat, semua palsu, juga sudah dibelah mana
mungkin bisa secara kebetulan kalau yang tersisa satu ini
adalah yang asli? Mereka lebih pintar, mengetahui itu bukan
plakat asli maka mereka segera mengejarnya, kalau tidak
sedari tadi mereka sudah kembali!”
“Yang mana yang asli yang mana yang palsu tidak perlu
kau khawatirkan, kami hanya butuh satu plakat giok yang
masih utuh, dan akan kami antar sampai ke tempat, berarti
tugas kami sudah selesai!” kata Goan Hiong.
Pemilik rumah makan itu mengangguk, “Benar juga, paling
sedikit bisa menjaga nama baik perusahaan perjalanan Su-hai,
juga bisa melindungi dua nyawa, apakah benar pendapatku?”
Sebenarnya semua tahu asli atau tidaknya plakat itu sangat
tipis, maka Goan Hiong tidak butuh untuk membuktikannya,
kelihatannya Cia-cing juga tidak tahu, tapi untuk apa
memberitahu kepadanya? Maka dia melanjutkan
perkataannya, “Tuan, aku percaya kedua orang itu belum
terlalu jauh dan mungkin masih bersembunyi di sekitar sini,
kalau tidak saat orang-orang itu pergi tadi, mereka pasti akan
mengejar dan meminta kepada mereka 200 ribu tail untuk
membeli berita, cepat katakan kemana kedua oran itu
bersembunyi?”
“Mana aku tahu mereka bersembunyi di mana?” kata
pemilik rumah makan itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kau bisa menjamin kalau plakat itu masih utuh, pasti kau
pun tahu belum ada yang membukanya, maka aku pun
percaya kalau kau tahu keberadaan kedua orang itu,” kata
Goan Hiong.
“Mana uangnya?”
“Kami tidak mungkin membawa uang begitu banyak, aku
akan menulis sebuah surat yang menyatakan kalau aku
berhutang kepadamu dan dengan surat ini kau bisa pergi ke
cabang perusahaan perjalanan Su-hai untuk mengambil
uangnya, mereka akan membayar semuanya kepadamu tanpa
kurang sepeser pun!”
“Kau sudah berjanji, aku percaya pada janjimu, Tuan,
begitu perusahaan perjalanan berhasil mendapatkan uang dari
Bu-tong-pai, kau baru bayar kepadaku, itu tidak menjadi
masalah!” kata pemilik rumah makan.
“Beritahu kepadaku, di mana kedua orang itu?” tanya Goan
Hiong.
“Mereka ada di mana, aku benar-benar tidak tahu, kalau
tahu mereka ada di mana, aku akan menagih hutang pada
mereka!” jawab pemilik rumah makan itu.
“Tuan, aku tidak ada waktu bergurau denganmu!” kata
Goan Hiong.
“Demi 200 ribu tail perak, tidak perlu bergurau denganmu,
barang yang kau butuhkan bukan orangnya, tidak ada
hubungannya dia pergi ke mana,” jawab pemilik rumah makan
itu.
“Tidak ada orangnya dari mana bisa mendapatkan
plakatnya?” tanya Goan Hiong.
“Pasti ada, pelayan tolong keluarkan!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Perempuan itu segera membuka baju bagian depan dan
mengeluarkan sebuah kotak kecil, dia memberikannya kepada
Goan Hiong, “Aku akan memberikan benda ini kepadamu, tapi
jangan lupa uangnya harus ada!”
Goan Hiong menerima kotak itu dan memberikan kepada
Cia-cing, “Coba Pendeta lihat, apakah barang ini asli?”
Cia-cing memeriksa dan berkata, “Tidak salah, segelnya
adalah segel perguruan kami, dan segelnya masih utuh, tidak
pernah dibuka!”
Kie Pi-sia berkata, “Segel tidak bisa diandalkan, kotak yang
dibawa Tiang Leng-cu semua disegel tapi barang yang
tersimpan di dalamnya sudah pernah dilihat.”
Cia-cing berpikir sebentar dengan tekad bulat dia membuka
segel itu di dalamnya ada sebuah plakat giok yang masih utuh,
dia berteriak, “Plakat ini plakat yang asli!”
“Dari mana Pendeta tahu kalau ini adalah yang asli?” kata
Goan Hiong terkejut.
Pemilik rumah makan itu tertawa, “Tahun kemarin pada
saat rapat akbar ketua Bu-tong-pai dengan satu jurus berhasil
mengalahkan lawannya tapi tangannya tergores sehingga
keluar darah, saat dia menerima plakat giok ini darah menetes
ke atasnya, karena kemenangan ini tidak mudah didapatkan,
di plakat giok itu masih ada noda darahnya, dan pasti ini
adalah plakat yang asli!”
“Kalau begitu Pendeta di Kim-leng memperlihatkan plakat
yang palsu kepada kami?” tanya Goan Hiong.
Wajah Cia-cing menjadi merah, dengan gugup dia berkata,
“Benar, bukan maksudku ingin menipu kalian, karena aku
membuka plakat yang kubawa sedangkan yang dua lagi aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
tidak tahu apakah itu asli atau bukan, tapi tadi mereka sudah
memecahkan 39 kotak semuanya palsu, menurut dugaanku
tadinya Ciang-bun Suheng mengaturnya dengan cara lain,
maka aku merasa menyesal tidak disangka plakat aslinya
benar-benar ada!”
Goan Hiong tertawa tapi tidak berkata apa-apa.
Tapi Kie Tiang-lim berkata kepada pemilik rumah makan itu,
“Tuan sangat paham tentang dunia persilatan, apakah bisa
memberitahu siapa nama Anda?”
Pemilik rumah makan itu berkata sambil tertawa, “Namaku
adalah Ong Lo-ji!”
“Apakah itu adalah nama asli Anda?” tanya Kie Tiang-lim.
“Untuk apa Tay-ya bertanya begitu mendetil? Yang penting
aku tidak tertarik pada plakat giok itu, kalau tidak aku tidak
akan menyerahkannya kepada kalian!” kata pemilik rumah
makan itu.
“Mungkin Tuan tidak tahu kalau itu adalah yang asli?” tanya
Goan Hiong.
“Aku sudah membukanya, kalau aku tidak menyerahkan
tidak ada yang tahu plakat itu ada di tanganku, aku tidak
membukanya, berarti aku tidak menyerahkannya, apakah
benar Tay-ya?”
Goan Hiong berpikir sebentar, dia merasa apa yang
dikatakan oleh pemilik rumah makan itu tidak salah, bila dia
ingin mengambil plakat itu, dia bisa mengadu nasib, apalagi
dia sangat hafal keadaan dunia persilatan.
Sikap Goan Hiong jadi berobah, dia memberi hormat,
“Cianpwee mempunyai sifat begitu agung, aku sangat
mengagumi Cianpwee!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Pemilik rumah makan itu segera menggoyang-goyangkan
tangannya, “Aku memang tidak tertarik pada plakat dunia
persilatan, tapi aku sangat tertarik pada uang, 200 ribu tail
perak yang telah kau setujui sedikit pun tidak boleh kurang!”
Nada bicaranya seperti rakus pada uang dan sekarang dia
tidak mirip dengan orang dari kalangan persilatan.
Hal ini membuat Goan Hiong jadi bingung, terpaksa dia
berkata, “Pasti tidak akan kurang!”
Melihat plakat asli sudah mereka dapatkan, Kie Pi-sia sangat
senang, tapi terhadap orang-orang yang ada di rumah makan
itu dia merasa curiga, mereka sekeluarga pasti bukan orang
biasa, tapi mengapa setelah mendapatkan plakat asli mereka
malah menyerahkannya kepada orang lain, apa maksud
mereka?
Dia bertanya, “Tuan, dari mana kau dapatkan barang ini?”
Pemilik rumah makan itu menunjuk wanita itu, “Menantuku
yang mendapatkannya!”
Kie Pi-sia terpaku, “Apa? Mendapatkannya dari hasil
mencopet?”
“Begini ceritanya, rumah makanku berada di sini, orang
yang lalu lalang sangat banyak, tukang copet dari dunia
persilatan pun sering kemari, rumah makan kami begitu kecil
tidak bisa melawan para tukang copet itu, tapi kami juga tidak
mau tamu kami rugi karena dicopet mereka, terpaksa kami
menggunakan cara kami, kedua menantuku pernah belajar
mencopet tapi sejak menikah dengan putraku, kami membuka
rumah makan cukup untuk kehidupan sehari-hari, maka kedua
menantuku tidak jadi pencopet lagi, tapi ilmu mereka
terkadang masih berguna, bila kebetulan ada sahabat kami
yang dicopet, mereka akan mencopetnya kembali dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mengembalikan barang itu kepadanya, saat seorang pak tua
telah mencopet kotak ini dan ingin melarikan diri, menantuku
yang tua ini mencopet kotak ini kembali.”
Kata-katanya sangat masuk akal walaupun orang-orang
tidak mempercayainya tapi tidak bisa menunjukkan di mana
kelemahannya.
“Pelayan tua itu sudah pergi dengan tuannya, kapan
mereka pergi tidak ada yang tahu, dengan cara apa mereka
mengambil kotak itu, lebih-lebih tidak ada yang tahu.”
“Sebenarnya ini adalah kewajiban kami, kami tidak boleh
meminta imbalan, tapi karena orang yang ingin merampas
barang asli ini tidak tahu kalau barang ini sudah ada di tangan
kalian, maka mereka tidak akan menghadang kalian, kalian
akan dengan lancar menyerahkan plakat ini ke Tai-san,
walaupun rumah makan kami kecil kami minta bagian, kukira
ini tidak keterlaluan!.
“Memang tidak keterlaluan, begitu kami sudah
mengantarkan barang sampai di tempat tujuan pada
perjalanan pulang kami akan mengantarkan uangnya kemari,
harap Cianpwee bisa menunggu di sini!”
“Kalau aku sudah punya 200 ribu tail, untuk apa membuka
rumah makan kecil ini lagi?” kata pemilik rumah makan itu.
“Kalau begitu dengan cara apa aku bisa mengantarkan
uangnya kepada Cianpwee?” tanya Goan Hiong.
Pemilik rumah makan itu berpikir sebentar, “Begini saja,
kalian pergi dulu mengantarkan plakat itu, begitu sampai di
Tai-san, kalian segera meminta bayarannya dari Bu-tong, dan
aku akan ke Tai-san untuk mengambilnya.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apakah Cianpwee juga akan pergi ke Tai-san?” tanya Goan
Hiong.
“Tentu, kalau pelayan tua dan tuannya ingat barang mereka
tertinggal di sini, mereka akan kembali kemari untuk mencari
masalah, aku tidak berani melayani mereka!” kata pemilik
rumah makan itu.
Pui Ciauw-jin dan Ho Gwat-ji sudah mendekat, mereka
sudah lama melihat dari samping juga berunding dan telah
mencapai kesepakatan.
Dengan sikao dingin Pui Ciauw-jin bertanya, “Tuan, sejak
kapan kau mulai berdagang seperti ini?”
Pemilik rumah makan itu tertawa, “Sudah beberapa tahun,
Tuan boleh bertanya kepada marga Ong yang ada di sana!”
“Aku sudah lewat jalan ini beberapa kali tapi aku belum
pernah melihat ada rumah makan, Tuan, kau benar-benar
pintar, semua perabot, kursi dan meja sudah usang, kau pun
mencari atap yang sudah tua, jadi kelihatan seperti sudah
lama membuka rumah makan ini,” kata Pui Ciauw-jin.
“Rumah makan ini memang sudah lama, jadi tidak ada
barang yang baru dibeli,” jawab pemilik rumah makan itu.
Pui Ciauw-jin tertawa dingin lagi, berkata, “Semua sangat
sempurna, tidak akan membuat orang curiga, hanya tungku
yang ada di dapur terlihat jelas, karena tungku itu baru
dibangun tanahnya masih bau, aku yakin baru beberapa hari
ini kau selesai membangunnya!”
Pemilik rumah makan itu tertawa, “Tuan benar-benar
sangat lihai, 6 hari yang lalu aku baru membuat dua tungku
baru, ternyata Tuan sudah melihatnya!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Masih ada lagi, di dapur di bawah tanah, rumput-rumput di
sana masih hidup, kalau dapur sudah lama dibangun,
mengapa masih ada rumput yang baru tumbuh?”
Pemilik rumah makan itu tidak bisa menjawab, dia berpikir
sebentar baru berkata, “Rumput liar di mana pun bisa tumbuh,
di sisi tempat tidur pun rumput bisa tumbuh, bukan masalah
yang aneh, di dapur tumbuh rumput, apa anehnya?”
“Kau jangan pura-pura lagi, rumah makanmu belum ada 10
hari dibangun, kau bisa berbohong kepada orang lain, tidak
kepadaku!”
“Apa hubungannya antara rumah makanku yang baru
beberapa dibangun dengan Tuan?” tanya pemilik rumah
makan itu.
Pui Ciauw-jin tertawa, katanya, “Tidak ada hubungan apa
pun, hanya saja secara kebetulan rumah makan ini baru
dibangun 10 hari yang lalu, lalu sekarang akan ditutup,
sepertinya rumah makan Anda dibuka dan ditutup khusus
untuk masalah plakat giok ini!”
Pemilik rumah makan itu tertawa, “Anda benar, setengah
bulan yang lalu ada seorang peramal yang mengatakan
kepadaku kalau aku akan menjadi kaya, waktu itu aku pikir
keahlianku hanya membuka rumah makan, maka aku mencari
tempat dan di sini membuka rumah makan, aku ingin tahu
apakah kata-kata peramal itu benar atau hanya bohong
belaka. Tidak disangka, hitungannya benar-benar tepat,
kelihatannya hidup atau mati sudah ada garisnya, bila dewa
keberuntungan menginginkanmu kaya dia akan datang
mencarimu, ingin menolak pun tidak bisa!”
Goan Jit-hong melihat Pui Ciauw-jin yang masih ingin
bertanya, dia buru-buru berkata, “Ji-te, yang penting plakat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
sudah ada di tangan kita, bagaimanapun sobat ini telah
membantu, untuk apa kita terus bertanya-tanya?”
Pemilik rumah makan itu tertawa, “Kata-kata Tay-ya ini
sangat tepat, sesudah mendapatkan barang aslinya aku tidak
akan menyimpannya sendiri, secara utuh aku mneyerahkannya
kepada kalian, apakah aku salah?”
Pegawai Su-hai sudah memperbaiki kereta yang terguling
tadi, kaki kuda penarik kereta sudah patah, maka kuda itu
tidak bisa berlari lagi, untung Kie Tiang-lim datang
menunggang kuda, sehingga kudanya segera digunakan,
mayat Cia-bu dimasukkan ke dalam kereta, orang yang tidak
menunggang kuda bisa naik kereta, Goan Hiong berpamitan
pada pemilik rumah makan itu, “Kami pamit dulu, uang yang
kami janjikan kepada Tuan, pasti akan kami bayar.”
Pemilik rumah makan tertawa, berkata, “Tay-ya harus ingat,
begitu sampai di Tai-san, segera minta imbalan kepada Butong
karena orang-orang yang datang ke Tai-san kali ini
sangat banyak, belum tentu Bu-tong bisa bertahan, bila
banyak yang mati dan rapat akbar ini dibubarkan, kalian tidak
akan mendapatkan imbalan, uangku juga akan ikut raib, maka
sebelum rapat akbar dimulai uang itu harus sudah ada di
tangan Anda!”
Goan Hiong menatapnya, “Tenang saja, bagian Tuan pasti
tidak akan berkurang.”
Saat mereka bersiap-siap akan pergi, tiba-tiba di jalan ada
dua ekor kuda yang berlari dengan kencang, yang
menunggang kuda adalah Ciam Giok-beng dan Pui Thian-hoa
yang sedang menyamar, begitu sampai di sana, mereka
berteriak, “Semua tunggu!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Pemilik rumah makan itu menghela nafas, “Uang yang
sudah hampir ada di tangan akan menghilang lagi!”
Kedua orang itu masih mengenakan baju tadi tapi riasan
wajah mereka sudah dihapus, Goan Hiong segera mendekat,
“Guru dan Adik Pui, ternyata kalian!”
Dengan tergesa-gesa Ciam Giok-beng berkata, “Jangan
banyak bicara, cepat bersiap, Tiang Leng-cu dan orang-orang
Ceng-seng akan kemari, plakat gioknya ada padaku!”
Dengan aneh Goan Hiong berkata, “Mengapa bisa ada pada
Guru?”
“Karena takut kalian mengalami masalah maka aku dan
Thian-hoa menyamar dan mengikuti kalian dari belakang,
untung kami mendapatkan 1 plakat giok, biar itu palsu atau
asli asal perusahaan perjalanan Su-hai bisa menyerahkannya
ke Tai-san itu sudah cukup, tapi sewaktu sedang kacau aku
ingin memberikan kabar tapi Ciu Pek-ho dan Bun Ta-cai dari
Ceng-seng terus mengawasi kami, mereka ingin merebut
plakat dari tangan kami, dan sewaktu kami bertarung Ciu
Giok-hu dan Bun Ta-cai sudah tiba di sana maka kami buruburu
kembali ke sini!”
Goan Hiong melihat pemilik rumah makan itu, kemudian
bertanya, “Guru, mana plakat giok itu?”
“Masih ada di dadaku,” jawab Ciam Giok-beng.
“Apakah masih ada?” tanya Goan Hiong.
Dari balik baju bagian dadanya Ciam Giok-beng
mengeluarkan sebuah kotak, kemasannya masih seperti tadi,
Kie Pi-sia berteriak, “Plakat Guru tidak hilang, kami punya
berasal dari mana?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dari jauh terlihat debu bergulung-gulung, dengan segera
Goan Hiong berpesan, “Jangan bicara lagi!”
6 orang dengan 6 ekor kuda dalam waktu sekejap tiba di
sana, benar saja mereka adalah Tiang Leng-cu, Kim Lo-ji, dua
bersaudara Bun, dan dua marga Ciu.
Ciu Giok-hu datang-datang sudah tertawa dingin, “Ciam
Giok-beng, aku sudah tahu kalau kau tidak akan tinggal diam
di rumahmu, untung dari awal aku sudah menyuruh orang
mengawasi kalian!”
Goan Hiong menerima kotak itu dari tangan Ciam Giok-beng
dan berkata, “Guruku datang karena ingin menjaga nama baik
perusahaan perjalanan Su-hai, bagaimana pun juga kami
harus mengantarkan satu plakat ini ke Tai-san, terpaksa kami
memakai cara ini, untung kami juga telah mendapatkan satu
plakat giok kami tidak tertarik dengan plakat ini, hanya karena
demi pekerjaan kami, plakat ini harus kami antar ke Tai-san.”
“Sekarang kau baru berkata seperti itu, bukankah ini sudah
terlambat?” kata Ciu Giok-hu tertawa dingin.
“39 buah plakat telah dibuka, plakat yang satu ini belum
tentu yang asli, untuk apa demi satu plakat ini harus berebut
dengan kami?” kata Goan Hiong.
“Kalau itu plakat palsu, kami tidak menginginkannya, maka
kalau kami tidak melihatnya secara langsung kami masih
sangsi, lebih baik kalian perlihatkan kepada kami!” kata Ciu
Giok-hu.
“Maaf, aku tidak bisa menuruti permintaanmu!”
“Kalau begitu kami tidak akan sungkan lagi,” kata Ciu Giokhu
tertawa dingin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Pui Ciauw-jin mendorong Cia-cing, dia segera mengerti, dia
pura-pura menghela nafas, “Wakil Ketua, berikan kotak itu
kepadaku!”
Sambil memberikan kotak itu Goan Hiong berkata, “Totiang,
jangan takut pada ancaman mereka!”
“Lebih baik kotak ini dibuka, kalau ini adalah yang asli, aku
akan meminta kalian melindungi plakat giok itu sampai ke
tempat tujuan, kalau itu adalah yang palsu untuk apa kalian
harus repot-repot?”
Dia membuka kotak itu dan mengeluarkan plakat gioknya,
kemudian dia membelahnya, plakat itu terpotong di dalamnya
tidak ada sesuatu, dengan kecewa Ciu Giok-hu berkata, “Palsu
lagi, kalian sungguh mengacaukan kami!”
Cia-cing dengan sedih berkata, “Ciang-bun-jin, demi
menjaga keamanan dunia persilatan, beliau telah berusaha
keras, tidak disangka ternyata 40 plakat itu tidak ada yang
asli!”
Ciu Giok-hu tertawa dingin, “Dia pasti sudah menyuruh
orang lain mengantarkan plakat yang asli, dan mengorbankan
kalian sejumlah 40 orang!”
“Mati demi perguruan adalah kewajiban kami, hanya saja
aku telah membuat Kian-kun-kiam-pai menjadi repot, maka
hatiku tidak tenang, aku malu!”
“Sute!”
“Suheng, ada pesan apa?” tanya Cia-hui.
“Bungkus baik-baik plakat yang sudah hancur ini, tetap
antarkan ke Tai-san, dan tetap minta bayaran 400 ribu tail
perak untuk Su-hai.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Suheng, apakah kau tidak akan pergi ke Tai-san?” tanya
Cia-hui.
“Aku malu kepada perusahaan perjalanan Su-hai, maka
hanya bisa mati untuk berterima kasih kepada mereka!”
Goan Hiong dengan cepat berkata, “To-tiang, tidak perlu
begitu, ini bukan kesalahan Anda!”
Tapi dari sudut mulutnya Cia-cing sudah mengeluarkan
darah, dia bunuh diri dengan menggigit lidahnya sendiri.
Goan Hiong dengan marah berkata kepada Ciu Giok-hu, “Ini
semua gara-gara kalian, sehingga dia mati!”
Ciu Giok-hu tertawa dingin, “Dia sendiri yang ingin mati,
kenapa menyalahkan aku? Untung itu plakat yang palsu, kalau
tidak mana mungkin kalian bisa mengantarkannya sampai ke
Tai-san! Kalian benar-benar beruntung, 400 ribu tail perak
dengan mudah diraih!”
Kemudian dia melayangkan tangan dan berkata, “Mari, kita
pergi mencari yang asli!”
6 orang dengan 6 ekor kuda dengan cepat meninggalkan
tempat itu, Ciam Giok-beng melihat mayat Cia-cing, kemudian
dia menarik nafas panjang lalu berkata, “Perguruan kita harus
bertanggung jawab paling sedikit setengahnya untuk kematian
Pendeta Cia-cing, sekarang tugasku sudah selesai, rapat akbar
di Tai-san, Kian-kun-kiam-pai tidak diundang, kami juga tidak
akan bertanding ke sana, kami pamit dulu!”
Cia-hui yang tinggal seorang diri merasa malu, dengan
sungguh-sungguh dia berkata, “Suhengku karena merasa malu
dia memilih untuk bunuh diri, sisa perjalanan ke Tai-san harap
Ciam Tayhiap bisa melindungi kami!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciam Giok-beng dengan sedikit kesal berkata, “To-tiang,
demi sebuah plakat palsu kami terjerat dalam masalah ini,
untung orang kami tidak ada yang terluka, masa Pendeta
masih tidak ingin melepaskan kami?”
Cia-hui ingin berkata, tapi dia tidak jadi mengeluarkan katakatanya,
kata Ciam Giok-beng lagi, “Apalagi plakat giok itu
tidak ada satu pun yang asli, aku yakin sisa perjalananmu
tidak akan mengalami bahaya!”
Goan Hiong mendekati Ciam Giok-beng dan membisikkan
sesuatu, kelihatan sikap Ciam Giok-beng menjadi aneh dan
berkata, “Apa benar, dari mana datangnya plakat itu?”
“Harus ditanyakan pada pemilik rumah makan ini,” jawab
Goan Hiong.
Pemilik rumah makan itu tertawa di pinggir, “Bukankah tadi
aku sudah mengatakan kalau menantuku mencopetnya dari
seseorang.”
“Sobat, jangan bergurau, plakat yang kudapat masih ada
padaku, mana mungkin kau mencopetnya?”
Pemilik rumah makan itu tertawa, “Tay-ya salah pengertian,
kapan aku bilang aku mengambilnya darimu? Plakat giok itu
diambil oleh menantuku dari seorang pak tua, pak tua itu
berjalan bersama seorang anak muda, aku tidak tahu nama
mereka, jadi aku hanya bisa menggambarkan ciri-ciri mereka,
aku tidak tahu nama mereka.”
“Tapi di sini sudah tidak ada pak tua dan seorang anak
muda, bukankah tadi kau mengatakan secara terang ciri-ciri
guruku? Cianpwee, jangan bergurau, kami hanya ingin
membantu Bu-tong-pai tidak berniat jahat, kalau Cianpwee
mengatakan begitu bukankah guruku menanggung resiko
karena dituding telah mengambil plakat?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Yang bersih pasti bersih, yang kotor tetap akan kotor,
kalau kalian mengantarkan plakat dunia persilatan itu sampai
di tempat tujuan, bukankah kecurigaan itu akan hilang?” kata
pemilik rumah makan.
“Tidak, kau harus menjelaskannya!” kata Ciam Giok-beng.
“Aku tidak akan berbohong, yang satu sudah tua dan yang
satu lagi masih muda duduk di sana, kalau kalian bertanya ke
sana bukankah akan tahu?”
Dia menunjuk sebuah meja, benar saja di sana duduk
seorang pak tua dan seorang anak muda, mereka seperti
seorang tuan dan pelayannya, hanya saja pemuda itu sangat
tampan dan kelihatan terpelajar, sama sekali tidak terlihat
sebagai orang persilatan.
Semua mengelilingi meja itu, pemuda itu berdiri dan
berkata, “Kalian mau apa?”
Suaranya tajam dan tinggi, terdengar seperti suara seorang
perempuan.
Melihat wajah mereka itu, Goan Hiong seperti kenal dan
sedikit tercium bau bedak, dia meneliti anak muda itu dengan
seksama dan ingin tahu siapa sebenarnya orang itu, maka dia
tertawa dan berkata, “Nona Liu, sudah lama kita tidak
bertemu!”
Begitu Goan Hiong menyapanya, yang lain segera tahu
kalau anak muda itu adalah Liu Hui-hui, begitu melihat pak tua
itu Goan Hiong segera memberi hormat dan berkata, “Ketua
Liu, lama tidak bertemu!”
Melihat identitas mereka sudah terbongkar, Liu Ta-su
segera menunjuk pemilik rumah makan itu sambil tertawa,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Lim Hud-kiam, kau benar-benar kurang ajar, kau mencuri
barangku lalu menjualnya, masih memberi tahu siapa kami!”
Teriakan Liu Ta-su membuat semua orang terkejut,
memang mereka curiga dengan identitas pemilik rumah
makan itu tapi mereka sama sekali tidak menyangka kalau itu
adalah Lim Hud-kiam.
Ooo)d*e(ooO
BAB 23 Menjebak
Karena identitasnya telah dibuka oleh Liu Ta-su, dengan
tersenyum pemilik rumah makan itu membuka topengnya,
bentuk topengnya sama seperti milik Ciu Giok-hu dan Bun
Tha-hoan, yaitu menggunakan kulit manusia yang tipis.
Begitu dia membuka topengnya, dua pelayan
perempuannya pun berbuat hal yang sama, mereka adalah Yu
Bwee-nio dan Yu Leng-nio, kedua laki-laki itu adalah Yu Houw
dan Yu Liong.
Ciam Giok-beng dalam keterkejutannya ikut tersenyum,
“Tidak disangka, di sebuah rumah makan di desa yang
terpencil ini ada tempat persembunyian harimau dan naga.
Lim Siauya, kau benar-benar pintar menyamar, hingga bisa
mengelabui kami yang tua-tua!”
Lim Hud-kiam tertawa, katanya, “Keterampilan kami
menyamar diwariskan dari Ceng-seng-pai, semua orang
mengandalkan topeng untuk menutupi wajah aslinya,
keterampilan menyamar Cianpwee lebih bagus kalau bukan
Cianpwee sendiri yang menghapus riasan wajahnya, aku tidak
akan menyangka kalau Cianpwee juga datang untuk
meramaikan suasana.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Plakat dunia persilatan menyangkut ketenangan dunia
persilatan, perusahaan perjalanan Su-hai bertanggung jawab
untuk hal ini, maka aku pasti akan berusaha, tapi demi apa
kalian melakukan semua ini?” tanya Ciam Giok-beng.
“Aku pernah mengatakan bila Su-hai mendapatkan bisnis
besar, aku pasti akan ikut campur, kali ini pun tidak terkecuali.
Karena ini menyangkut masalah dunia persilatan, maka aku
memberi potongan harga, meminta setengah dari keuntungan
kalian!”
Kie Pi-sia marah, berkata, “Mengapa aku harus memberikan
kepadamu?”
“Tidak mari memberikannya pun tidak apa, aku akan
meminta kepada Bu-tong-pai, kalian mengantarkan plakat
yang palsu sedangkan aku akan mengantarkan plakat yang
asli, aku akan mendapatkan 400 ribu tail perak, mereka akan
membayarnya kepadaku, To-tiang, apakah perkataanku
benar?” kata Lim Hud-kiam sambil tertawa.
Cia-hui sulit menjawab pertanyaan ini.
“Bila kau menginginkan uang, kau bisa langsung meminta
kepada Bu-tong-pai, karena plakat asli memang tidak ada di
tangan kami, kami pun tidak menginginkan uang itu, kau
ambil saja semuanya!”
Lim Hud-kiam tertawa, katanya, “Tidak juga, memang
plakat asli ada di tangan kami, tapi kami tidak bisa
mengantarkan ke Tai-san, semua tahu kalau kali ini Su-hai
membawa plakat palsu, maka hanya Su-hai yang bisa berjalan
terus, maka aku menyerahkan plakat asli ini kepada kalian,
kalau aku yang mengantarkannya memang aku bisa
mendapatkan uang banyak, tapi nyawaku pun salah-salah bisa
melayang, aku ditakdirkan hanya bisa mendapatkan setengah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
dari uang kalian, kalau meminta aku khawatir akan menjadi
bencana.”
Cia-hui dengan cepat berkata, “Benar juga, 40 plakat sudah
dibuka dan semuanya palsu maka Su-hai tidak akan terlalu
diperhatikan sepanjang sisa perjalanan nanti.”
“Tapi kami tidak mau meneruskan perjalanan lagi,” kata Kie
Pi-sia.
“Nona Kie, kenapa kau menolaknya? dalam kesempatan
yang tepat aku baru akan menyerahkan plakat yang asli,
tujuannya adalah supaya plakat dunia persilatan bisa selamat
sampai di Tai-san!”
“Pi-sia, kau tidak boleh begitu, demi keadilan dan
kebenaran dunia persilatan, kita menerima tugas
mengantarkan plakat ini, kita sudah melakukannya, ada awal
harus ada akhir,” kata Ciam Giok-beng.
Kie Pi-sia tertawa dingin, katanya, “Bu-tong adalah
perguruan besar dan terkenal, mereka tidak akan
menganggap kita, untuk apa kita merendahkan diri hanya
untuk mendapatkan perhatian mereka?”
Cia-hui dengan cepat menjawab, “Kata-lata Nona terlalu
berat, kami menghormati perguruan Kian-kun-kiam-pai, kalau
tidak kami tidak akan datang meminta bantuan!”
“Yang kalian cari adalah Su-hai, bukan Kian-kun-kiam-pai!”
jawab Kie Pi-sia.
“Bukankah sama saja? Kami terburu-buru mencari
perlindungan, kami khawatir perguruan kalian akan
menolaknya, maka kami tidak berani mencari ketua perguruan
Anda, jadi kami mencari Su-hai, dengan aturan dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
perusahaan perjalanan Su-hai kami menitipkan barang kami
supaya perguruan Anda pun bisa menerimanya.”
Lin Hud-kiam tersenyum lalu berkata, “Inilah kesulitan
membuka perusahaan perjalanan, tawaran datang tidak boleh
menolak, masalah yang sulit pun terpaksa harus lakukan.
“Kalau aku tidak mau menerimanya, siapa yang berani
memaksaku?” kata Kie Pi-sia melotot marah.
“Ternyata perusahaan perjalanan Su-hai bisa menolak
permintaan pengawalan, kalau begitu nama emas kalian akan
turun, kalau kau tidak merasa malu, silahkan menolaknya.”
Kie Pi-sia masih ingin membantah, Ciam Giok-beng sudah
berkata, “Pi-sia, untuk apa meributkan masalah yang tidak ada
artinya ini? Bereskanlah masalah yang sedang kita hadapi
sekarang!”
“Sekarang kita tidak perlu mengurusnya lagi, uang yang
akan diberikan Bu-tong-pai belum kita terima sepeser pun,
suruh mereka mencari orang yang sanggup mengantarkan ke
sana!” seru Kie Pi-sia.
Cia-hui jadi bingung, dia tidak tahu kesalahan apa yang
telah dia perbuat terhadap Kie Pi-sia.
Goan Hiong tersenyum, “To-tiang, bukan kami tidak mau
mengantarkan plakat itu, tapi perguruan kalian pun sudah
tidak jujur pada kami, sekarang guruku sudah berkata
demikian...”
“Kami tidak berani membantah perkataan guru Anda,” kata
Cia Hui To-jin.
Lin Hud-kiam berkata, “To-tiang dari perguruan terkenal,
tapi pengetahuan mengenai sopan santun dunia persilatan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
sangat kurang, kalau ada Cia-cing to-jin, pasti tidak akan
terjadi kesalahan seperti ini.”
Cia-hui tampak berpikir sebentar, Lim Hud-kiam sudah salah
memanggil lagi, “Cia-hui To-jin, terhadap seorang ketua Butong-
pai tidak ada seorang pun yang berani memanggil
namanya secara langsung, dia selalu dipanggil ketua, kalian
tadi telah memanggil Ciam Giok-beng dengan sebutan Ciam
Tayhiap, ini tidak sopan.”
Dengan ketakutan Cia-hui berkata, “Mohon maaf, aku
sudah salah memanggil Ketua Ciam, aku tidak sengaja, kami
sangat meng-hormati Ketua Ciam, hanya sudah terbiasa
memanggil dengan sebutan Ciam Tayhiap, karena sebelum
perguruan kalian berdiri, banyak hal tentang Ciam Tayhiap
sudah tersebar di perguruan kami, kami sering menyebut
Ketua Ciam menjadi Ciam Tayhiap, ini jadi kebiasaan kami.”
Ciam Giok-beng baru tahu ternyata Kie Pi-sia tidak suka
Cia-hui mengatakan seperti itu, dia tertawa, “Pi-sia, jangan
mempersoalkan masalah kecil.”
“Bukan karena aku berjiwa sempit, di dunia persilatan harus
saling menghormati, kalau orang lain menghormati kita 1%
aku pun akan menghormati dia 10%, apalagi perguruan kita
baru berdiri, kalau tidak mengandalkan perguruan besar
mengangkat nama kita, orang lain tidak akan memandang
kepada kita.”
Kata-kata ini membuat Cia-hui merasa malu, Ciam Giokbeng
tertawa, “Aku menganggap semua ini tidak penting,
yang terpenting adalah sifat dan pembawaan orang, aku
mendirikan perguruan hanya ingin meneruskan ilmu silat
perguruan kami, tidak untuk mencari nama.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Cia-hui sekali lagi berkata, “Kebesaran hati Ketua begitu
luas, aku salut kepada Anda, kalau kami ada kesalahan lain,
mohon dimaafkan.”
Setelah menerima penghormatan untuk gurunya, Kie Pi-sia
baru berkata kepada Liu Ta-su, “Ketua Liu, apakah plakat asli
itu Anda yang mendapatkannya?” tanya Kie Pi-sia.
“Benar, aku mendapatkan satu plakat, tapi apakah itu asli
atau bukan aku tidak tahu, tapi menurut Hud-kiam, itu adalah
yang asli, dari orang Bu-tong-pai juga sudah menyatakan
kalau itu adalah yang asli, jadi aku yakin itu adalah yang asli,”
jawab Liu Ta-su.
“Dari mana Ketua mendapatkannya?”
“Itu hanya kebetulan saja, aku mendengar semua orang
sedang memperebutkan plakat dunia persilatan, aku pun jadi
ikut serta, di jalan aku melihat ada seorang perampok dia
membunuh seorang pendeta, kebetulan aku sampai di sana,
dan aku mengusir perampok itu, di tas pendeta itu aku
menemukan kotak kecil itu.”
“Bagaimana bentuk wajah pendeta itu?” tanya Cia-hui.
“Usianya sudah 50 tahun lebih, di wajahnya ada bekas
bopeng, tangan kirinya hanya mempunyai 3 jari, kelihatannya
dia tidak bisa ilmu silat, sebab orang yang merampoknya
berilmu sangat rendah, kalau dia bisa ilmu silat dia tidak akan
mati terbunuh.”
Cia-hui bergetar, “Dia adalah koki di Bu-tong, namanya
Ong-si, dia memang tidak bisa ilmu silat, karena ibunya sakit
maka dia minta ijin pulang untuk menengok ibunya, tidak
disangka ketua Bu-tong menitipkan plakat giok itu
kepadanya!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Lim Hud-kiam berkata, “Ini adalah teknik strategi yang
tinggi, bila plakat berada di tangan orang yang tidak bisa ilmu
silat, siapa yang akan menyangkanya? Kalau dia tidak
dirampok dan dibunuh oleh perampok kecil itu, plakat asli itu
tidak akan menjadi masalah, dan bisa diantar sampai di
tujuan.”
“Tapi perhitungan manusia tidak setepat perhitungan
Tuhan, dia mengalami musibah, ketua kami benar-benar
ceroboh, seharusnya dia menyuruh dua orang lain diam-diam
mengikutinya!” kata Cia-hui.
“Itu malah akan menjadi petaka, semua orang persilatan
terus mengawasi perguruan Anda, bila ada murid Bu-tong
yang bisa ilmu silat turun gunung, pasti akan diperhatikan,
kalian berjumlah 40 orang terbagi menjadi beberapa kelompok
lalu turun gunung, siapa yang lolos bisa dari kejaran musuh,
orang yang namanya Ong-si bila dia bisa ilmu silat, plakat itu
pasti sudah diambil sejak awal, dan jatuh ke tangan orang
lain,” kata Lim Hud-kiam sambil tertawa.
Semua orang berpikir kalau kata-kata Lim Hud-kiam masuk
akal juga.
“Lim Kongcu, kau sudah mendapatkan plakat asli, tapi tidak
serakah, sungguh membuatku kagum!” kata Ciam Giok-beng.
“Plakat itu milik Paman Liu!”
“Awalnya aku tidak tahu kalau itu adalah plakat dunia
persilatan, lebih-lebih tidak tahu kalau itu adalah plakat yang
asli, kalau tidak aku tidak akan menyerahkannya kepadanya,”
kata Liu Ta-su.
“Paman Liu, plakat itu membawa bencana, bila Anda
mendapatkan rahasia yang tersembunyi di dalamnya, hidup
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Paman tidak akan tenang lagi, lebih baik ditukar dengan
uang!” kata Lim Hud-kiam sambil tertawa.
“Saat kau mencopetnya dariku, aku benar-benar marah.
Kalau bukan karena Hui-hui menghalangiku, aku hampir saja
membunuhmu, tapi terakhir setelah dipikir-pikir benar juga, di
dalam plakat itu ada separuh rahasia, separuhnya lagi harus
digabung dengan milik Tiang Leng-cu, aku tidak mau
bergabung dengan orang seperti dia, tapi mana 200 ribu tail
perak yang kau janjikan itu?” tanya Liu Ta-su sambil tertawa.
“Perguruan kami yang akan membayarnya!” kata Cia-hui.
“Ayah, apakah kau benar menginginkan uang?” tanya Liu
Hui-hui.
“Mengapa tidak? Kan aku yang mendapatkan plakat itu, kita
membangun rumah menggunakan uang Lim Hud-kiam, aku
merasa malu, apalagi bila kelak kau menikah, tentu akan
membutuhkan banyak uang!” kata Liu Ta-su.
Wajah Liu Hui-hui menjadi merah, Lim Hud-kiam tertawa,
“Paman, rumah makanku yang ada di sini, tadinya ingin
kugunakan untuk mendapatkan keuntungan dari plakat dunia
persilatan, tidak disangka plakat aslinya malah berada di
tanganmu, kalau Anda sudah mendapatkan uang, harus
dibagi-bagi untuk ongkos membangun rumah makan ini.”
Liu Ta-su melotot, “Bocah, kau masih ingin merebutnya
dariku? Apa uang kumiliki kelak akan menjadi milikmu!”
“Paman bagi saja yang jelas, sebenarnya aku membangun
rumah ini untuk Paman, itu merupakan keharusan, untuk apa
Paman merasa malu?”
“Bocah tengik, mulutmu pandai bicara, aku kalah bicara
denganmu, tapi plakat itu sudah kuserahkan, apakah kau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
berharap menerima uangnya? Sebab mulut terbuat dari dua
helai kulit tipis, membuat janji itu sangat mudah!”
“Tidak perlu takut, aku bisa menyerahkannya, pasti bisa
menarik uangnya, bila Bu-tong tidak mau membayar, kita bisa
menjualnya kepada orang lain,” kata Lim Hud-kiam.
Dari pembicaraan mereka sepertinya Lim Hud-kiam dan Liu
Hui-hui sudah bertunangan, hati Kie Pi-sia merasa tidak enak,
dia berkata dengan serius, “Lim Hud-kiam, plakat aslinya
berikan padaku, uangnya nanti akan kubayar melalui
tanganku!”
“Siapa yang membayar sama saja!” kata Lim Hud-kiam.
Kie Pi-sia tertawa dingin, “Belum tentu, sekarang kau sudah
menyerahkan plakat asli, sebenarnya apa maumu tidak ada
seorang pun yang tahu, karena di sini masih ada yang lain,
apakah di antara mereka ada mata-mata, tidak ada yang tahu,
kalau kabar ini menyebar bahwa plakat itu ada pada kami....”
Semua merasa terkejut, kekhawatiran Kie Pi-sia masuk akal,
dan mereka segera melihat sekelilingnya, di tempat yang
banyak tamu tidak terlihat ada yang patut dicurigai.
Hanya Lim Hud-kiam yang tertawa, “Aku bisa menjamin
orang-orang yang ada di sini, mereka tidak akan menimbulkan
masalah.”
“Dengan bukti apa kau berani mengatakan demikian?
Kecuali kalau kau membunuh mereka semua!” kata Kie Pi-sia.
“Tidak perlu membunuh mereka, mereka semua bisu, tuli,
dan orang buta, tidak bisa mendengar juga tidak bisa melihat,
maka aku jamin rahasia ini tidak akan bocor,” kata Lim Hudkiam
sambil tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Tapi tamu-tamu itu kelihatan baik-baik saja, semua orang
tidak mengerti maksud Lim Hud-kiam.
Lim Hud-kiam tertawa dan mengangguk memberi isyarat
kepada Yu Liong, dia mendekat lalu mendorong salah satu dari
mereka, orang itu roboh, dengan posisi saat dia masih duduk.
Semua terkejut, Goan Hiong bertanya, “Mengapa bisa
begitu?”
“Sangat sederhana, di makanan mereka sudah kububuhkan
obat bius, siapa pun mereka tidak akan terjadi sesuatu.”
Pui Ciauw-jin dengan kagum berkata, “Jurus-jurus Tuan
begitu jitu, tapi begitu banyak orang dari mana kau tahu
orang-orang ini benar atau salah?”
“Sangat sederhana, rumah makanku dibuka secara aneh,
orang yang punya tujuan mereka akan berhati-hati pada
makanan dan minuman, sayur pertama, teh, dan arak tidak
akan kuberi obat bius, kalau mereka mencoba sayur dan
lainnya, baru aku akan membius mereka tapi beberapa tamu
itu begitu datang langsung makan, aku kira mereka pasti
hanya orang biasa, supaya lebih berhati-hati lebih baik aku
membius mereka juga.”
Ho Gwat-ji mengangguk, “Aku adalah orang golongan
hitam, melihat kau yang masih anak muda, aku terpaksa
mengaku kalah.”
Kata Lim Hud-kiam, “Obatku bereaksi dengan cepat, dan
ada sedikit kelebihannya, yaitu setelah membius mereka bila
sudah sadar mereka tidak akan merasa pernah terjadi
sesuatu, sekarang pembicaraan kita sudah selesai, aku akan
membuat mereka sadar, kalian bersiaplah berangkat,
walaupun di antara mereka ada mata-mata, mereka tidak akan
tahu kalau mereka pernah pingsan dan tidak akan mendengar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
pembicaraan kita yang sangat penting, kalau ada satu atau
dua orang yang lolos, laporan mereka akan berguna untuk
kalian.”
Semua orang kagum kepadanya, Kie Pi-sia pun tidak
bersuara, tapi dia berkata dingin, “200 ribu tail perak pasti
akan kubayarkan kepadamu, tapi harus menunggu kami
mengantarkan plakat ini sampai di tempat tujuan dengan
selamat, kalau tidak aku tetap tidak akan mau membayarmu!”
Lim Hud-kiam tertawa, katanya, “Selain mendapatkan uang
ini sepertinya aku masih harus ikut menjaga plakat asli ini!”
Kedua tamu yang tadi didorong hingga tersungkur ke
bawah mulai bergerak-gerak, segera Lim Hud-kiam berkata,
“Reaksi obatnya hampir habis, cepat kalian pergi!”
Yu Liong memapah orang itu bangun, Kie Pi-sia pun tidak
banyak bicara lagi, buru-buru dia mengangkat mayat Cia-cing
ke dalam kereta, dengan cepat mereka meninggalkan tempat
itu.
Lim Hud-kiam sibuk membereskan tempat itu, yang lain
kembali ke tempat masing-masing.
Tidak lama kemudian para tamu itu pun sudah sadar, dan
mereka mengobrol sebentar, setelah membayar pesanan
mereka, mereka pun pergi satu per satu.
Yu Leng-nio menghela nafas panjang, “Suamiku, sekarang
yang ada di sini sudah selesai, apa yang akan kita lakukan
berikutnya?”
Kata Lim Hud-kiam, “Kita harus mengejar perusahaan
perjalanan Su-hai mereka masih berjarak 50 li dari sini,
mereka pasti akan menemui kesulitan, demi 2.00 ribu tail
perak, kita harus membantu mereka.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Mana mungkin mereka menemui masalah, semua sudah
diatasi olehmu, orang yang terakhir pergi pun tidak ada
masalah,” kata Liu Ta-su.
“Paman salah, hari ini di rumah makan ini tidak ada yang
menganggur, semua mempunyai masalah, apalagi orang yang
terakhir pergi.”
“Dari mana kau tahu?” tanya Liu Ta-su.
“Sekarang kami sudah kembali ke wajah asli kami, tapi
orang yang terakhir meninggalkan tempat ini tidak merasa
aneh, maka masalahnya timbul dari sini.”
Liu Hui-hui terpaku, “Benar juga, Hud-kiam, mengapa kau
bisa berbuat kesalahan?”
“Aku sengaja berbuat seperti itu untuk mencoba, mereka
adalah orang-orang persilatan yang sangat berpengalaman
dan cukup sadis, obat biusku tidak akan mempan kepada
mereka, maka kata-kata kita semua bisa didengarnya, kalau
tidak paling sedikit dia akan merasa aneh dengan perubahan
kita, untung semua sesuai dengan perkiraanku,” kata Lim
Hud-kiam.
Liu Ta-su ikut terpaku dan berkata, “Hud-kiam, kau
menyerahkan plakat itu kepada Kian-kun-kiam-pai ternyata
kau ingn mencelakai mereka, kau benar-benar jahat!”
Lim Hud-kiam menggelengkan kepala, “Tidak, Paman, kali
ini aku benar-benar ingin membantu mereka mengantarkan
plakat itu sampai ke tempat tujuan, ini juga menjadi tanggung
jawabku!”
“Aku tahu ini adalah tangggung jawabmu, aku juga
berharap kau bisa lebih awal membereskan tugasmu lalu
menikahi Hui-hui, kalau tidak aku tidak akan mengijinkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
plakat itu diberikan kepada orang lain, aku bisa
mengantonginya,” kata Liu Ta-su.
“Paman bukan memberikannya, tapi mendapat imbalan 200
ribu tail perak.”
“Apakah aku sudi menerima uang itu?”
“Ada uang itu lebih baik, uang bisa membantu banyak
orang miskin menjadi kenyang, di Bu-tong-pai banyak orang
kaya, mereka menganggap kalau mereka adalah orang lurus,
tapi belum pernah melihat mereka berbuat kebaikan, sekarang
ada kesempatan memeras uang mereka dan juga untuk
mempermalukan mereka.”
“Tapi rahasia ini sudah bocor, apakah hanya mengandalkan
beberapa orang bisa menjaga plakat itu? Kalau tidak bisa, kau
tetap tidak akan bisa mendapatkan uang.”
“Plakat asli itu pasti akan hilang lagi, tapi aku percaya kali
ini tidak akan terjadi saling bunuh, karena semua tahu di
mana plakat asli berada, maka mereka tidak akan merebutnya
dengan paksaan, tapi dengan teknik tinggi, karena semua
tidak mau kalau plakat itu jatuh ke tangan orang lain, aku
akan ke sana untuk melihat, asal Kian-kun-kiam-pai tidak
terancam, masalah lain tidak akan kubereskan.”
“Bagaimana dengan plakat dunia persilatan?” tanya Liu Tasu.
“Plakat dunia persilatan tidak dijaga dengan baik, saat itu
Ciam Giok-beng akan mengumumkan akan melepaskannya,
karena di sarung pedangnya aku sudah meninggalkan surat
untuknya, aku memberitahu dia kalau plakat itu sebenarnya
palsu, tidak perlu berkorban karena plakat palsu.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Jadi itu masih yang palsu juga?” tanya Liu Ta-su benarbenar
Terkejut.
“Tidak ada plakat asli, karena plakat dunia persilatan
merupakan sebuah tipuan, tipuan dari 5 perguruan besar,
mereka ingin dengan plakat palsu ini mengumpulkan semua
pesilat tangguh supaya mereka saling bunuh, setelah itu
ancaman pada 5 perguruan besar akan berkurang,” kata Lim
Hud-kiam.
“Aku tidak percaya, rahasia plakat itu sudah lama diketahui
banyak orang, dan Tiang Leng-cu sudah membuat rencana.”
“Salah, di dalam plakat dunia persilatan memang tersimpan
sebuah ilmu silat tinggi, tapi 25 tahun yang lalu sudah hilang,
5 perguruan sangat takut maka mereka membuat sebuah
tipuan seperti ini, mereka menyebarkan berita supaya menarik
perhatian orang dunia persilatan, orang yang berilmu tinggi
yang mengajariku ilmu silat, beliau juga tahu rencana busuk
ini, maka beliau menyuruhku merusak rencana ini, kecuali 5
ketua perguruan besar, semua murid-murid mereka juga
tertipu, 5 perguruan besar tahu pasti akan ada orang yang
ikut campur, tapi kekuatan mereka belum stabil, maka mereka
tidak berani bertindak gegabah, tahun ini mungkin mereka
sudah siap, maka rahasia terakhir ini disebarkan, supaya
menarik perhatian semua orang persilatan, dan 5 perguruan
akan mengumpulkan mereka di Tai-san dan bertarung secara
besar-besaran.”
“Apakah mereka sanggup dengan cara seperti itu
menghancurkan dunia persilatan?” tanya Liu Ta-su.
“Aku tidak tahu mengenai hal ini, maka aku tidak bisa
menjawabnya, kita lihat saja apa yang terjadi nanti, tapi 5
perguruan pasti akan menyuruh para pesilat tangguh saling
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
bertarung, dan akhirnya mereka yang mendapatkan hasil
terakhirnya,” kata Lim Hud-kiam.
“Hati manusia terlalu jahat, 5 perguruan besar itu adalah
perguruan terkenal juga lurus, mengapa mereka
memperlakukan orang persilatan dengan cara seperti itu?
Benar-benar tidak pantas,” kata Liu Ta-su.
“Mereka sudah berada pada posisi sebagai pemimpin dunia
persilatan, mereka menjaga keamanan dunia persilatan sudah
ratusan tahun, dan mulai terlihat hasilnya, di satu pihak
mereka berharap posisi ini tidak akan diambil orang lain, di
lain pihak mereka juga takut ada perguruan baru yang
muncul, di perguruan baru mungkin ada banyak orang yang
tidak baik, dan akan membuat dunia persilatan menjadi kacau,
hati mereka memang baik tapi cara mereka terlalu kejam,”
kata Lim Hud-kiam menjelaskan.
“Sekarang bagaimana rencanamu?” tanya Liu Ta-su.
“Aku juga tidak tahu, jalan dulu selangkah baru melihat
situasi, menginginkan dunia persilatan tenang seperti
permukaan air danau itu tidak mungkin, satu-satunya cara
adalah orang lurus tidak ditekan oleh orang yang beraliran
sesat!” ujar Lim Hud-kiam.
“Siapa yang lurus, siapa yang sesat, dengan patokan apa
kau bisa membedakannya?”
“Aku tidak mempunyai patokan, maka aku mengundang
Paman keluar dari Ceng-seng untuk membantuku
membedakannya, juga ingin mengandalkan bantuan Paman!”
jawab Lim Hud-kiam.
“Jangan menarikku masuk ke pusaran ini, kekuatanku
terbatas, pandanganku juga tidak benar!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Paman Liu bisa melepaskan kepentingan pribadi pasti
punya pendapat yang adil, apalagi Paman sudah lama
berkecimpung dalam dunia pedang, cukup punya kekuatan
untuk mempengaruhi orang lain, maka aku harap Paman bisa
mengeluarkan tenaga,” kata Lim Hud-kiam.
Liu Ta-su menghela nafas, “Sudahlah jangan teruskan lagi,
semua ini aku lakukan demi Hui-hui, membantumu berarti
membantu Hui-hui, putriku, asal kau berbuat baik kepada Huihui,
aku akan menyerahkan nyawaku sekalipun kepadamu!”
Lim Hud-kiam tertawa pada Liu Hui-hui, berkata,
“Sebaiknya kita juga siap-siap untuk berangkat, menurut
perkiraanku, dalam radius 50 li Su-hai sudah menemui
bahaya!”
“Adik Lim, Kie Tiang-lim adalah orang yang membunuh
ayah kami, kalau kami membantunya, apakah roh ayah akan
memaafkan perbuatan kami, tapi demi dirimu dan kedua adik
kami ini....” kata Yu Liong.
Dengan serius Lim Hud-kiam berkata, “Jiwi dan Paman Liu
sangat baik kepadaku, aku benar-benar berterima kasih tapi
aku juga tidak bisa berterima kasih kepada kalian karena ini
adalah tanggung jawab kalian juga!”
Kata-kata ini membuat Liu Ta-su, Yu Liong, dan Yu Houw
merasa malu, maka tidak ada seorang pun yang bicara, dari
belakang rumah Yu Liong mengeluarkan 7 ekor kuda setiap
orang mendapat seekor kuda.
“Rumah makan ini dibakar saja,” kata Yu Leng-nio.
“Untuk apa dibakar, biarkan saja sebagai tempat
peristirahatan bagi orang yang lewat, mungkin kita akan
kembali ke sini untuk berdagang lagi!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kata Yu Houw, “Jangan bergurau lagi, biar jadi miskin pun
aku tidak mau membuka usaha ini lagi kami sudah
menyerahkan sebuah pertambangan kepadamu, apakah kau
masih takut hidup kesulitan?”
Lim Hud-kiam menghela nafas, “Uang yang didapat tanpa
memeras keringat, aku tidak punya semangat memakainya,
setelah beberapa hari ini berdagang memang untungnya
hanya sedikit tapi setiap malam saat menghitung laba saat
memegang uang itu, terasa nyaman!”
“Suamiku, apakah kau ingin berdagang?” tanya Yu Bweenio.
Lim Hud-kiam masih tetap menghela nafas, “Aku memang
bermaksud seperti itu, maka aku sudah merasa rindu dengan
rumah makan ini.”
Liu Hui-hui tertawa, “Kalau begitu kita cari orang untuk
menggantikanmu berdagang dulu, bila semua masalah sudah
selesai kita akan kembali berdagang lagi, aku suka dengan
kehidupan seperti ini.”
Yu Bwee-nio tertawa, “Nona Liu, semua masalah yang
dipikir sangat indah tapi saat benar-benar melakukannya tidak
seindah seperti yang kau bayangkan, seperti beberapa hari ini,
demi membuat rumah makan ini, semua tidak lancar, tapi
tidak bisa marah, seperti bertemu dengan tamu yang cerewet,
selalu bilang kalau araknya kurang hangat, sayurnya kurang
enak dan lain-lain, bertemu dengan tamu kurang ajar, saat dia
membayar sayur dan arak, tamu itu masih sempat mencubit
tanganmu!”
“Kalau bertemu dengan tamu kurang ajar seperti itu, aku
akan membunuhnya!” kata Liu Hui-hui.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Yu Bwee-nio tertawa, “bagaimana bisa! Tidak ada setengah
bulan, rumah makan ini akan menjadi gelap, tidak akan ada
orang yang mau datang!”
“Kalau tidak berani datang, ya sudah, kita juga tidak
mengandalkan rumah makan ini untuk terus hidup,” kata Liu
Hui-hui.
“Memang tidak mengandalkan sepenuhnya untuk
kelangsungan hidup, tapi rumah makan harus ramai biar kita
pun jadi semangat, kalau tidak setiap hari membuka rumah
makan hanya melayani diri sendiri, apa artinya?” kata Yu
Bwee-nio.
Liu Hui-hui tertawa, tapi Lim Hud-kiam menghela nafas,
“Semua berangkat sekarang, kalau terlambat, akan menjadi
masalah besar!”
“Ada masalah sebesar apa? Orang-orang Kian-kun-kiam-pai
selalu mencari masalah, biar mereka mati beberapa orang,”
kata Liu Ta-su.
“Paman, bukan aku senang membantu mereka, tapi ini
masalah tanggung jawab, sampai sekarang hanya perguruan
ini dari atas sampai tingkat bawah bisa dikatakan orang-orang
lurus, juga bisa dikatakan di depan nama mereka bisa
menambahkan satu huruf pendekar, kita harus berusaha
membantu mereka,” kata Lim Hud-kiam.
“Aku tidak tertarik pada niat baik ini!” kata Liu Ta-su.
“Apalagi aku, masih ada masalah pribadi!” kata Lim Hudkiam
sambil tertawa.
Liu Hui-hui tersenyum menyindir, “Demi perempuan
itukah?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Lim Hud-kiam mengangguk, melihat wajahnya
memperlihatkan raut tidak suka, dia segera menjelaskan, “Huihui,
jangan terlalu banyak berpikir, yang kumaksud dengan
masalah pribadi tidak seperti yang kau pikirkan, kau tahu itu
tidak mungkin!”
“Dari pihakmu tidak mungkin tapi bagaimana dari
pihaknya?” tanya Liu Hui-hui sambil tertawa.
“Kedua belah pihak tidak mungkin, dari pihakku tidak
mungkin karena hanya kau yang mengerti diriku dan dari
pihaknya, dia sangat membenciku!” kata Lim Hud-kiam.
Liu Hui-hui tertawa, “Aku adalah perempuan, mengenai
sifat perempuan aku bisa membacanya, tanpa alasan dia
begitu membencimu itu bukan sikap normal, aku percaya dia
begitu membencimu bahkan bisa membunuhmu tapi harus dia
sendiri yang melakukannya, kalau orang lain yang
membunuhmu, dia akan mencari orang itu untuk
membalaskan dendammu!”
Lim Hud-kiam memelototi Liu Hui-hui, dia hanya tertawa,
“Jangan melototi aku, aku percaya kau tidak akan melakukan
apa-apa, mengenai dia yang bersikap seperti itu aku ingin
tahu bagaimana tanggapanmu secara pribadi?”
“Menurutmu bagaimana.”
“Sangat sederhana, demi dirimu, aku meninggalkan Cengseng
untuk mencari guru yang berilmu lebih tinggi dan untuk
mencari ilmu pedang lebih tinggi, aku bisa mendapatkan
kesempatan ini, syaratnya adalah aku harus bertanggung
jawab atas bencana yang akan terjadi di dunia persilatan,
kalau dunia ini tidak aman, aku tidak akan bisa melepaskan
tanggung jawab ini,” kata Lim Hud-kiam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kau pernah mengatakannya tapi itu tidak mungkin terjadi,”
kata Liu Hui-hui.
“Tapi aku menganggapnya mungkin, kalau rapat akbar kali
ini sudah selesai, beban ini kelak akan kuserahkan kepada
Kian-kun-kiam-pai.”
“Apakah mereka bisa memikul tanggung jawab begitu
berat?”
“Di Kian-kun-kiam-pai orang yang paling punya hati adalah
Kie Pi-sia, dia orangnya tidak bisa diam, sekarang ditambah
dengan Goan Hiong dan saudara-saudaranya yang masih
mudah, itu lebih cocok lagi, mendorong mereka naik ke
tampuk ke pemimpinan, lalu perlahan aku akan mundur.”
“Kalau begitu kau harus berusaha membantu mereka, tapi
kau berkali-kali malah memukul mereka.”
“Dengan cara memukul mereka, bisa membuat mereka
bangkit, setiap kali dipukul usaha mereka akan meningkat,
maka aku selalu mengacaukan mereka, menarik mereka
masuk ke dunia persilatan, semua untuk memberi mereka
jalan, supaya aku bisa mundur.”
“Membuat mereka bentrok dengan Ceng-seng, apakah itu
ternasuk rencanamu?” tanyta Liu Hui-hui.
“Sebenarnya aku punya rencana seperti itu, kebetulan kau
meninggalkan Ceng-seng, berarti kau telah membantuku,
apalagi Paman Liu meninggalkan Ceng-seng, ini juga di luar
dugaanku, Hui-hui, jujur bicara, aku tidak akan melepaskanmu
mengenai hal ini, kau bisa tanyakan kepada Bwee-nio dan
Leng-nio!”
“Aku pernah tanya saat Bwee-nio menolongku di danau
Cuan, kami mengobrol secara rahasia, dia memberitahukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
keadaanmu kalau tidak aku tidak akan pulang ke Ceng-seng,
juga tidak akan menyuruh ayah bentrok dengan Ciu Giok-hu
lalu meninggalkan warisan nenek moyang untuk
membantumu.”
Lim Hud-kiam tertawa, “Bwee-nio, kau sudah membocorkan
rahasiaku!”
“Tuan, kami juga punya rencana ke depan, kau mengijinkan
kami mengikutimu, tapi kami tidak ingn kelak kami yang akan
memukul lonceng kuil untukmu dan melihatmu masuk kuil
menjadi hweesio, apalagi kau begitu mencintai Nona Liu,
untuk apa kau harus membohonginya? Membuatnya tersiksa?”
tanya Yu Bwee-nio.
Lim Hud-kiam menghela nafas, “Aku takut tugasku tidak
bisa terselesaikan, dan benar-benar harus menjadi hweesio,
bukankah itu sama dengan mencelakai orang lain?”
“Tidak, aku tidak menganggap enteng kepadamu, kalau
benar, untuk apa aku keluar dari Ceng-seng, justru aku sangat
peduli padamu, dan aku selalu ingin melakukan sesuatu
untukmu.”
“Kau hanya melihat tubuhku saja, tidak membaca isi hatiku,
kalau tidak ada dirimu, walaupun makan makanan yang enak,
itu tidak ada rasanya!” kata Lim Hud-kiam.
Yu Bwee-nio menghela nafas, “Manusia selalu begitu,
kadang mengira demi cinta dia rela berkorban, tapi dia tidak
tahu apa yang diberikan kepada pasangannya hanyalah
kesedihan yang lebih banyak, dulu Nona Liu bertunangan
dengan Ciu Pek-ho, sekarang Tuan Liu banyak memikirkan
masa depannya, untung kami orang yang selalu ada di sisimu
bisa melihat jelas, maka kalian bisa terhindar saling melukai.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Liu Ta-su mengangguk, “Semakin dalam cinta, juga akan
terluka semakin berat, aku terlalu menyayangi Hui-hui, maka
aku banyak membuat kesalahan, karena Hui-hui keluar dari
Ceng-seng mencari Lim Hud-kiam, aku mulai mengerti
generasi tua yang mengatur semua memang untuk kebaikan,
tapi yang menjadi putra putri mereka belum tentu akan
bahagia, maka belakangan aku tidak banyak bertanya, biar
kalian yang menentukan nasib kalian sendiri, kalau tidak
dengan sifatku yang biasanya, aku tidak akan setuju hidup
Hui-hui begitu susah.”
Liu Hui-hui dengan terharu berkata, “Benar, ayah, putrimu
ini selamanya akan selalu berterima kasih padamu.”
Liu Ta-su menghembuskan nafas, “Anak bodoh, tidak perlu
berterima kasih, asal kau hidup dengan bahagia, itu menjadi
kebahagiaan ayah juga.”
“Paman jangan khawatir, aku tidak akan mengecewakan
Paman!” kata Lim Hud-kiam.
Liu Ta-su berkata dengan ketus, “Yang tidak kusuka adalah
syarat yang kau buat bersama orang yang berilmu silat tinggi
itu, itu benar-benar kurang ajar, kalau kau tidak bisa
membereskan tugas ini, apakah benar kau akan menjadi
seorang hweesio?”
Lim Hud-kiam berpikir sebentar baru menjawab, “Tidak
akan, tidak akan.”
Liu Hui-hui sedikit terpaku, “Kalau begitu, bukankah kau
akan ingkar janji?”
“Aku akan berusaha, apalagi ini adalah tanggung jawabku,
tapi bila benar-benar tidak kuat aku tidak bisa apa-apa, dia
tidak ada alasan memaksaku menjalankan persyaratan ini, aku
menerima tugas ini demi keuntungan, asal tidak bertentangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
dengan hati nurani, kelak bila sudah mendapatkan jasa dan
mundur, aku akan meneruskan usaha ini.”
Liu Ta-su tertawa, berkata, “Baik, kalau begitu aku masih
ada sedikit harapan, kalau tidak aku benar-benar akan
kecewa, dengan kekuatan satu orang melawan gelombang
yang begitu berbahaya, ini benar-benar sangat menyulitkan!”
Dia berkata lagi, “Kalau begitu, mengapa tidak menikah
dulu dengan Hui-hui, supaya pikiranku bisa tenang!”
“Paman, setelah rapat akbar di Tai-san, bila aku masih
hidup, aku pasti akan membereskan pernikahanku dengan
Hui-hui, sekarang sepertinya masih terlalu dini.”
“Ini berbeda masalah,” kata Liu Ta-su.
“Paman, kalau kami sekarang menikah, aku akan banyak
khawatir, memang aku tidak akan ingkar janji tapi aku harus
menenangkan diri, ini akan membuktikan kalau aku demi
dirinya tidak melepaskan tanggung jawab, ingkar janji berbeda
masalahnya, Paman, aku percaya kau pasti mengerti.”
“Aku tidak mengerti dirimu, aku tahu aku akan kalah bicara
denganmu biar kau sendiri yang mengambil keputusan, mari
kita pergi!”
7 orang dengan 7 ekor kuda dengan cepat berlari, kira-kira
dua jam kemudian mereka berlari 50 li, anehnya sepanjang
jalan tampak sangat tenang.
Orang yang ditemui di tengah perjalanan mengatakan kalau
kereta perusahaan perjalanan sudah lewat, beberapa li lagi
adalah Tai-san, apakah Tiang Leng-cu dan Ciu Giok-hu benarbenar
tertipu oleh mereka?
Ooo)d*e(ooO
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
BAB 24 Mana yang benar mana yang salah akan
terbuka
Biasanya hal yang dilakukan oleh Lim Hud-kiam tidak
pernah meleset, tapi kali ini di luar dugaan.
Untuk mengetahui keadaannya, mereka dengan kecepatan
tinggi memacu kuda dan sampai di kota Tai-an, dan sekarang
jarak waktu dengan pembukaan rapat akbar Tai-san tinggal
dua hari lagi.
Para peserta rapat akbar Tai-san hampir lengkap, di kota itu
dipenuhi dengan orang dari kalangan persilatan, orang yang
membawa pedang, penginapan penuh sesak, mereka tidak
berhasil mendapatkan tempat untuk beristirahat. Menurut Lim
Hud-kiam lebih baik mencari tempat di kuil untuk beristirahat,
tapi dalam kelompok mereka ada 3 orang perempuan maka
sulit untuk beristirahat di kuil.
Apalagi di antara 7 orang itu Liu Ta-su dan Hui-hui sudah
terbiasa hidup enak, mereka belum pernah menginap di
tempat seperti itu.
Yu Leng-nio sedang hamil 3 bulan, saat hamil muda seperti
itu mudah mengalami keguguran, dia butuh istirahat yang
cukup. Untung Yu Liong bisa mendapatkan vila sewaan dari
seorang kaya di tempat itu. Maka permasalahan menginap
dapat diatasi, para pelayan di sana pun dengan telaten
melayani mereka.
Setelah beristirahat, Yu Liong dengan senang berkata, “Adik
Lim, dari sini terbukti kalau rencanamu tidak berjalan
semestinya, berkelana tetap membutuhkan uang.”
Lim Hud-kiam hanya tertawa, kemudian dengan cepat dia
keluar untuk mencari tahu keadaan yang terjadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Sewaktu dia kembali sikapnya sangat aneh, maka semua
segera mengelilinginya untuk bertanya lebih jelas.
Lim Hud-kiam menghela nafas, “Kali ini aku juga tidak
mengerti, perusahaan perjalanan Su-hai menggunakan nama
Thio Yan-to tinggal di tempat pemerintahan, orang lain yang
sudah sampai pun tinggal di tempat sahabatnya, tapi anehnya
mereka sekarang seperti tidak tertarik pada plakat dunia
persilatan, aku tidak mengerti apa sebabnya.”
“Mungkin mereka tidak mengetahui kalau plakat asli berada
di tangan perusahaan perjalanan Su-hai,” kata Liu Hui-hui.
“Tidak mungkin, karena tamu yang pergi terakhir mereka
sama sekali tidak terkena obat bius, yang pasti semua
pembicaraan kita didengar mereka, mereka juga melihat
plakat asli kuserahkan kepada perusahaan perjalanan Su-hai,
mengapa mereka tidak merampasnya?”
“Apakah mereka sudah tahu kalau plakat dunia persilatan
sudah lama menghilang dan plakat yang sekarang adalah
plakat tipuan?” tanya Liu Ta-su.
“Tidak mungkin, hal ini hanya 5 ketua dari 5 perguruan
besar yang tahu, dari mana mereka bisa tahu?” tanya Lim
Hud-kiam.
“Kalau kau tahu dari mana?” tanya Yu Bwee-nio.
“Aku dengar dari Cianpwee yang menyepi, beliau
memberitahukannya kepadaku!” jawab Lim Hud-kiam.
“Dari mana beliau bisa tahu?” tanya Liu Ta-su.
“Beliau adalah orang yang mencuri plakat asli, maka beliau
bisa tahu,” jawab Lim Hud-kiam.
Semua terkejut, Lim Hud-kiam berkata lagi, “Memang beliau
mendapatkan plakat asli, tapi beliau tidak membocorkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
rahasia itu karena setengah petunjuk dari rahasia itu ada di
tangan 5 ketua dari 5 perguruan besar, sejak plakat itu
menghilang, mereka membuang petunjuk-pentunjuk itu, maka
rumus rahasia dari ilmu silat tinggi ini tidak akan muncul!”
“Bukankah Tiang Leng-cu sudah mendapatkan petunjuk
dari 5 perguruan itu?” tanya Liu Ta-su.
“Tidak, itulah cara 5 perguruan menipu orang, mana
mungkin perkataannya benar? Jadi aku merasa semua ini
aneh,” kata Lim Hud-kiam.
Liu Ta-su berpikir sebentar, “Hud-kiam, apakah Cianpwee
yang menyepi itu bisa dipercaya perkataannya? Apakah beliau
memper-alatmu untuk mencari tahu separuh rahasianya?”
“Tidak, aku bisa menjaminnya.”
“Dengan alasan apa kau menjaminnya? Tahu orang tahu
wajah, tapi tidak tahu isi hatinya, aku rasa dia memberikan
tugas ini kepadamu, dan di balik itu tersimpan banyak
kecurigaan,” kata Liu Ta-su.
“Paman, aku bisa menjaminnya, tapi tidak bisa mengatakan
apa alasannya, aku harap Paman percaya kepadaku, Cianpwee
itu tidak berniat jahat, aku juga tidak bodoh, kalau tidak yakin
bisa menjalankan tugas ini mana mungkin aku mau
menerimanya?”
Tiba-tiba di atas genting terdengar suara, semua orang
segera siap siaga.
Lim Hud-kiam meloncat keluar melalui jendela dan
membentak, “Siapa yang ada di atap? Harap turun untuk
bicara, jangan bersembunyi di sana!”
Dari atas terlihat sosok orang turun, mereka adalah
sepasang remaja yang dari lembah Lu-bwee di daerah ThianTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
san, nama mereka adalah Thio Siauw-hun dan Thio Siauw-in,
mereka turun, Thio Siauw-in segera tertawa dan berkata, “Lim
Toako, jangan salah paham, kami datang demi kebaikanmu,
kami hanya ingin memberitahu sesuatu.”
“Memberitahu apa?” tanya Lim Hud-kiam.
“Pertama, aku ingin bertanya, plakat yang Toako serahkan
kepada perusahaan perjalanan Su-hai, apakah itu palsu atau
asli?” tanya Thio Siauw-in.
“Orang kalian berada di pinggir dan dapat melihat dengan
jelas, apakah itu asli atau palsu mereka pasti tahu, untuk apa
bertanya lagi?” ucap Lim Hud-kiam.
“Kalau itu yang asli, berarti perusahaan perjalanan Su-hai
bermain licik, kau membantu mereka, mereka malah balik
mempermainkan kalian,” kata Thio Siauw-in sambil tertawa.
“Apa maksudmu?” tanya Lim Hud-kiam.
“Sebelum tiba di kota Tai-an, sekitar 10 li di sebuah desa
kami mencegat mereka, Kie Pi-sia mengeluarkan plakat dunia
persilatan dan mengatakan kepada semua orang plakatnya
ada satu dan itu plakat pemberianmu, supaya tugas mereka
bisa selesai, siapa yang menginginkannya boleh
mengambilnya, apa maksudnya?” kata Thio Siauw-in.
“Apakah benar plakat itu adalah pemberianku?” tanya Lim
Hud-kiam.
“Benar, sepanjang jalan ada orang kami yang terus
mengawasi mereka, tidak mungkin ada plakat kedua, akhirnya
karena tidak ada yang mau maka kami melepaskan mereka
pergi,” kata Thio Siauw-in.
“Apa maksudnya?” tanya Lim Hud-kiam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Thio Siauw-in tertawa, “Menurut Tiang Leng-cu, kau tidak
akan berbuat begitu baik, plakat asli sudah kau dapatkan dan
kau berikan kepada orang lain, maka menurutnya plakat asli
masih ada padamu, kalau tidak perusahaan perjalanan Su-hai
tidak akan begitu mudah mengeluarkannya.”
Liu Ta-su marah, “Sungguh kurang ajar, Hud-kiam, kau
telah membantu mereka, tapi mereka malah menjadikanmu
tameng!”
“Berarti apakah itu adalah plakat yang asli?” tanya Thio
Siauw-in.
“Asli atau palsu aku tidak tahu, plakatnya hanya ada satu,
plakat itu milikku, Cia-cing dari Bu-tong Pai sudah melihatnya
sendiri, dan dia juga mengatakan kalau plakat itu adalah
plakat yang asli!”
“Plakat itu ada di tangan kalian cukup lama, sebenarnya
kalian bisa memalsukan satu, apalagi Lim Toako bisa
mengetahui ciri-ciri plakat itu, berarti kalian bisa dengan
mudah menelitinya!” kata Thio Siauw-in.
Lim Hud-kiam tertawa dingin, “Aku tahu kalau Su-hai belum
percaya sepenuhnya kepadaku, tapi aku tidak merasa
bersalah, apa pun yang mereka katakan.”
“Ayahku percaya kalau Lim Toako bukan orang seperti itu,
kalau Lim Toako berniat meneliti plakat itu, kau bisa diamdiam
melakukannya, dan tidak ada seorang pun yang tahu,
untuk apa membuat sebuah plakat palsu untuk menarik
perhatian orang lain?” kata Thio Siauw-in.
“Kalau ayahmu mempunyai pikiran seperti itu, mengapa
plakat yang ada di tangan Su-hai tidak kalian tahan?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Ayahku tidak mau menjadi musuh semua orang, maka
beliau lebih memilih pura-pura tidak tahu, tapi orang lain tidak
akan berpikir seperti itu, ada beberapa kelompok mulai tidak
bersahabat dengan kalian, maka ayahku menyuruhku kemari
untuk memberitahum, kalau plakat asli berada di tangan Lim
Toako, ayahku tidak berniat untuk merebutnya dan malah
bermaksud membantu kalian melawan musuh,” ujar Thio
Siauw-in.
“Terima kasih atas kebaikan ayahmu, aku sudah
menyerahkan plakatnya, aku tidak merasa bersalah, mengenai
musuh, aku sendiri mempunyai cara mengatasi-nya, aku tidak
berani merepotkan ayahmu.”
“Tiang Leng-cu bergabung dengan Ceng-seng, mereka
sangat kuat, Lim Toako jangan meremehkan mereka,
bertambah kekuatan satu orang itu akan sangat berguna!”
ujar Thio Siauw-in memberi alasan.
“Benar-benar tidak perlu, kalau ada orang yang tertarik
pada kami, aku kira mereka sudah tiba, lebih baik kalian
berdua cepat tinggalkan tempat ini, nanti malah akan
merepotkan kalian.”
Thio Siauw-in belum menjawab, di atas pagar dinding ada
yang tertawa, “Orang-orang lembah Lu-bwee memang lebih
rajin, kalian sudah datang duluan, tapi hanya menyuruh 2
bocah datang kemari dan berniat membawa plakat asli, kalian
benar-benar meremehkan Lim Hud-kiam.”
Bayangan orang itu turun, yang masuk adalah sekelompok
orang membawa pedang, yang pertama masuk adalah Tiang
Leng-cu dan disusul dengan Ciu Giok-hu, kemudian dua
bersaudara Bun, Ciu Pek-ho juga membawa beberapa orang,
jumlah mereka ada 7-8 orang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Masih ada orang kaya dari Lok-yang, dua bersaudara Hie,
dan Lie Hoan-tay dari Huang-san, suami istri Bouw Leng,
mereka masing-masing membawa orang ke sana, dan segera
mengeliling Lim Hud-kiam dan kawan-kawan.
Ciu Giok-hu tertawa kepada Liu Ta-su, “Liu Toako, kau
sangat beruntung, kita begitu cepat bertemu kembali!”
Dengan dingin Liu Ta-su memberi tanggapan, “Dunia ini
memang sempit, di mana saja kita bisa bertemu, kalian
senang keramaian, aku pun tidak mau sampai kesepian.”
“Liu Toako, selamat, tidak disangka nasibmu begitu baik,
tidak perlu berlelah-lelah dengan mudah bisa
mendapatkannya.”
“Aku tidak peduli, apakah itu plakat asli atau palsu, kalau
tidak, aku tidak akan menyerahkannya kepada orang lain,”
kata Liu Ta-su.
Ciu Giok-hu tertawa dingin, “Liu Toako bisa menipu orang
lain, tapi kami bukan anak 3 tahun lagi, siapa yang akan
percaya pada kata-katamu?”
“Bila punya maksud, tidak akan kuutarakan!” kata Liu Ta-su
dengan ketus.
“Ini hanya salah satu cara, tapi kelak akan ada buntutnya,
dan akan diketahui oleh orang lain, lebih baik dengan cara
sekarang saja, membuat orang lain tidak akan memperhatikan
kalian, kelak kalian bisa dengan perlahan menikmatinya,
bukankah itu akan lebih mantap?”
Liu Hui-hui berteriak, “Plakat dunia persilatan hanyalah
tipuan belaka, sebenarnya plakat asli sudah tidak ada, kalian
hanya akan menghabiskan waktu tapi hasilnya malah nihil,
sudah tertipu masih tidak sadar.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciu Giok-hu tertawa dingin, “Plakat yang kalian dapatkan
adalah plakat yang asli! Bila dibawa ke rapat akbar dan
dibelah di depan umum, tidak ada yang tahu kalau itu palsu,
itu namanya penipuan, sedang kalian duduk saja
menikmatinya!”
Liu Hui-hui memprotes, “Hud-kiam, kau lihat sendiri,
masalah terus mencari kita, kecuali harus menahan ocehan
Su-hai masih harus membantu 5 perguruan menyandang
kelicikan, apakah kita pantas berbuat seperti itu?”
Lim Hud-kiam pun tidak tahu akan terjadi hal seperti itu,
tapi kecurigaan Ciu Giok-hu masuk akal juga, 5 perguruan
akan memperalat kesempatan seperti sekarang ini untuk
menutupi hilangnya plakat dunia persilatan dan mendorong
kesalahan ini kepada mereka, membuat mereka ada mulut tapi
tidak bisa membantah, sekarang bila mengemukakan fakta
sebenarnya, tidak didukung oleh 5 perguruan, pasti tidak ada
seorang pun yang percaya.
Dengan tenang Lim Hud-kiam berpikir, dia tidak
membantah malah bertanya, “Apa yang kalian inginkan?” Ciu
Giok-hu tertawa, “Rahasia plakat dunia persilatan tentu sudah
kalian dapatkan, aku kira kalian tidak akan menelannya
sendiri, bagaimana kalau kau keluarkan untuk dinikmati oleh
semua orang?”
“Bisa saja, tapi sekarang ini belum saatnya, bila ingin adil,
kita tunggu orang-orang dari 5 perguruan, dan kita lihat
bersama-sama,” kata Lim Hud-kiam.
“Mengapa harus menunggu mereka? Aku sudah tahu
rahasia 5 perguruan, ditambah satu rahasia dari plakat dunia
persilatan....” kata Ciu Giok-hu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Aku tahu separuhnya, kalian juga tahu separuhnya, tapi
orang lain sama sekali tidak tahu, mana bisa dikatakan adil?”
kata Lim Hud-kiam.
“Benar, kita jangan sibuk dengan percuma,” kata dua
bersaudara Hie.
“Semua rahasia menunjukkan tempatnya, bila ingin
mendapatkannya masih harus mengandalkan nasib, aku bisa
mengemukakan apa yang kutahu,” kata Ciu Giok-hu.
“Tidak, apa yang kau tahu kau curi dari 5 perguruan,
apakah rahasia ini benar atau tidak, mereka juga tetap harus
menyerahkan rahasia itu, kita cocokkan apakah ini benar atau
palsu,” kata Lim Hud-kiam.
“Masuk akal juga, Ciu Toako, kalau rahasia yang
dikeluarkan oleh 5 perguruan adalah yang palsu, bukankah
mereka yang akan beruntung?” tanya Tiang Leng-cu.
“Kalau rahasia yang kita ketahui adalah yang asli dan 5
perguruan sengaja memberikan yang palsu, kita akan tahu
mana yang benar,” kata Ciu Giok-hu.
“Aku bisa membedakan mana yang asli mana yang palsu,
karena 10 kalimat itu saling berhubungan, 2 kata awal dan
akhir pasti sama dan ada urutannya, semua ini ada di dalam
plakat, setelah aku seleksi aku akan segera tahu mana yang
palsu dan mana yang asli.”
“Hud-kiam, dari mana kau tahu rahasia ini?”
Lim Hud-kiam tertawa juga sambil menggelengkan kepala,
memberi isyarat supaya Liu Ta-su jangan bertanya lagi, semua
orang menjadi bersemangat, Lim Hud-kiam tertawa lagi dan
berkata, “Sekarang aku akan menulis dulu 2 kalimat kau juga
tulis milik Bu-tong dan milik Siauw-lim, kemudian kita
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
umumkan di depan semua orang, dan kita bisa saling
membuktikan apakah plakat itu asli atau palsu, tapi aku
percaya kau tidak akan bisa mencocokkannya!”
Tiang Leng-cu dan Ciu Giok-hu berbisik-bisik untuk
berunding, akhirnya mereka setuju.
Lim Hud-kiam kembali ke kamarnya untuk mengambil
kertas dan kuas, dia menulis di atas selembar kertas, saat itu
pula Tiang Leng-cu baru selesai menulis.
“Demi keadilan, aku undang Adik Tiang dari lembah Lubwee
untuk membacakan dengan suara lantang, supaya bisa
didengar semua orang dengan jelas.”
Thio Siauw-hun keluar, Lim Hud-kiam memberikan sehelai
kertas yang sudah ditulisnya, dia segera membuka dan
membaca dengan suara lantang, “Tai-ih-tong-cu-ti-it-hong(Di
Tai-san ada penjara timur berdiri tegak satu puncak).”
“Sekarang giliran Bu-tong.”
Tiang Leng-cu berpikir sebentar baru mengeluarkan sehelai
kertas yang telah ditulisnya, setelah Thio Siauw-hun
menerimanya dia segera membacakannya, “Hong-yu-tengteng-
put-lo-song (Di puncaknya ada gubuk yang terbuat dari
batu dan pohon cemara tua).”
“Kalimat awal dan akhir kita gabungkan tidak ada yang
salah, sekarang giliran Siauw-lim untuk menyambung-nya,”
kata Lim Hud-kiam.
“Menurut aturan harus kau yang menyambungkannya!”
protes Tiang Leng-cu.
“Aturan ini bukan kau yang menentukannya, juga bukan
aku, kalau kau merasa khawatir, jangan keluarkan, aku juga
tidak butuh!” kata Lim Hud-kiam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dengan terpaksa Tiang Leng-cu mengeluarkan kertas yang
sudah ditulisnya, Thio Siauw-hun segera mengambilnya tapi
dia mengerutkan alis.
“Apa yang terjadi?” tanya Lim Hud-kiam.
“Kalimat depan dan belakang tidak menyambung,” jawab
Thio Siauw-hun.
“Berarti ada masalah, berikan padaku,” kata Lim Hud-kiam.
Thio Siauw-hun memberikannya kepada Lim Hud-kiam, Lim
Hud-kiam tertawa dingin, “Ciu Giok-hu, aku sudah tahu kau
pasti akan mengacaukannya, apakah benar kalimat ini milik
Siauw-lim?”
“Pasti benar, aku tidak akan salah,” jawab Tiang Leng-cu
dengan cemas.
“Kalau bukan kau yang berbohong, berarti kau dibohongi
oleh orang lain,” kata Lim Hud-kiam.
“Pasti Siauw-lim yang membohongiku,” jawab Tiang Lengcu.
Tapi pandangan semua orang tertuju padanya, Ciu Giok-hu
mulai tidak suka dia berkata, “Tiang Toako, apakah kau tidak
salah ingat? Jangan bergurau!”
Keringat Tiang Leng-cu mulai menetes, Lim Hud-kiam
tertawa, “Kalau Tiang Leng-cu tidak berniat menipu berarti
Siauw-lim-pai dan Kun-lun-pai telah bersekongkol, menurut
puisi awal dan akhir kalimat menyambung dengan kalimat
kelima, kalimat kelima adalah milik Kun-lun-pai mungkin
mereka secara pribadi telah saling menukar kalimat ini kita
simpan dulu, coba kau tulis kalimat dari Kun-lun-pai nanti akan
kita sambungkan.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Tiang Leng-cu dengan cepat menulisnya, tapi kalimat itu
tidak dibacakan, Ciu Giok-hu dengan cepat berkata, “Nanti
dulu, kau juga harus menuliskan satu kalimat, itu baru adil!”
“Kau benar-benar berhati kerdil, mengukur hati seorang
tuan seperti mengukur dirimu, 5 kalimat pun aku bisa
menuliskannya, apakah kalian menginginkannya?” Tanya Lim
Hud-kiam.
“Nanti, kalimat ketiga menyambung ke Kun-lun-pai, tidak
akan salah karena kalimat awal adalah 'Song' kedua perguruan
ini benar-benar kurang ajar, diam-diam mereka telah saling
menukar,” kata Tiang Leng-cu.
“Adik kecil, coba kau teruskan membacanya, kemudian
bacakan milikkku,” kata Lim Hud-kiam.
“Song-cian-sam-ngo-jian-sui-sik, Sik-sang-ceng-tai-ho-congcong.
(Pohon cemara di depan berumur tiga atau lima ribu
tahun, batu di atas batu tumbuh banyak lumut hijau).”
“Sekarang giliranmu yang menyambungkannya, di puisiku
tidak ada huruf Kao, cepat, jangan ulur waktu untuk dirimu
sendiri!” kata Tiang Leng-cu.
“Baiklah, aku akan membacakan sebuah kalimat, kau
menyanbungkannya dengan sebuah kalimat, semua jangan
main licik, jangan menciptakan sendiri, hati-hati awal dan
akhir pasti menyambung,” kata Lim Hud-kiam.
Tiang Leng-cu dengan terpaksa setuju.
Lim Hud-kiam mulai membacakannya, “Cong-yang-hupang-
kie-teng-kao.
Cepat sambungkan milikmu! Terakhirnya adalah Kao!”
(Bulan 9 tanggal 9 memakai tongkat naik ke atas gunung).
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Siau-mo-siau-kok-hoo-si-kim.” (Awan yang luas suling dan
gendang bersuka ria sudah mendekat).
“Kin-cai-leng-tai-cu-ci-yauw” (Dekat panggung sembahyang
hanya berjarak beberapa meter).
“Yau-bun-tiang-cen-ho-cu-si?” (Ingin bertanya barang bukti
disimpan di mana?).
Ciu Giok-hu segera melarang Tiang Leng-cu meneruskan,
“Cukup, Tiang Toako, mari kita pergi!”
Orang-orang Ceng-seng segera siap siaga, Tiang Leng-cu
tertawa terbahak-bahak, “Kalimat ka-10 untuk sementara akan
kusimpan dulu, aku pamit dulu!”
Suara kelebat dia sudah keluar dari pagar, sepasang suami
istri dari Bouw Leng segera mengejarnya, dua bersaudara Bun
masih berada di atas dinding pagar, menantang mereka turun.
Ciu Pek-ho tertawa dingin, “Kalian jangan sembarangan
bergerak, jarum lebah ini tidak mempunyai mata, apakah ada
yang berniat mencobanya?”
Orang-orang yang dibawa Ciu pek-ho segera mengeluarkan
pipa jarum, hal ini membuat semua orang tidak berani
mendekat.
Setelah Tiang Leng-cu dan ayahnya jauh, Ciu Pek-ho segera
tertawa terbahak-bahak dan memimpin pasukan yang
dibawanya, mengikuti dua bersaudara Bun pergi dari sana.
Lie Hoan-tay marah, katanya, “Mengapa begitu mudah
membiarkan mereka pergi?”
Lim Hud-kiam tertawa terbahak-bahak, “Tidak usah cemas,
kalimat ke-10 milik Siauw-lim, aku sengaja menggesernya ke
depan dan menipu menuliskannya, Adik kecil, bacakanlah!”
“Benarkah akan dibacakan?” tanya Thio Siauw-hun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kita harus memberikan kesempatan kepada semua orang,”
jawab Lim Hud-kiam.
“Sik-sik-hui-hui-kian-hun-siau!” (benar atau salah akan
ketahuan).
Ucap Hie Tio-ping, “Kalimat itu tidak ada artinya!”
“Kalimat ini paling penting, kesembilan kalimat tadi hanya
menunjukkan tempat di mana benda sakti itu tersimpan,
kalimat terakhir menunjukkan tempat sebenarnya, semua tahu
kalau tempat itu mengarah ke Tai-san di puncak Tiang-jin di
depan pondok ada sebuah pohon cemara dan di sana ada
sebuah batu yang bernama benar atau salah.”
“Di puncak Tiang-jin tidak ada batu yang bernama benar
atau salah!” kata Hie Tio-ping.
“Ini hanyalah sebuah pepatah, yang mengucapkan pepatah
ini adalah seorang hweesio tinggi Leng-cu dari Siauw-lim-pai,
'Leng-tai-kong-beng-cu-kian-sik-hui (pang-gung di sana sangat
terang juga kosong, hanya terlihat batu yang bernama batu
benar atau salah).'
“Yang dikatakan benar atau salah adalah batu di mana
hweesio itu biasa duduk, terakhir orang-orang menyebutnya
batu Leng-sik,” jelas Lim Hud-kiam.
“Kalau begitu mereka akan mendapatkannya terlebih dulu!”
kata Thio Siauw-hun.
“Tidak akan, mereka ke sana akan mendapatkan tangan
kosong karena dalam puisi itu disebutkan 'bulan 9 tanggal 9
memakai tongkat naik gunung, gunung sangat tinggi seperti
masuk ke dalam awan' kedua kalimat ini menunjukkan waktu,
harus pada waktunya naik gunung baru akan terlihat hasilnya,
tepat hari itu adalah hari diadakannya rapat akbar 5 perguruan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
besar, maka mereka memberitahu pada hari itu pasti akan ada
sesuatu!” kata Lim Hud-kiam sambil tertawa.
“Di mana barang itu tersimpan?” tanya Thio Siauw-hun.
“Aku juga tidak tahu, setiap kalimat mengandung makna
tersendiri, maka semua orang selama 2-3 hari ini hanya terus
berpikir dan pada hari itu yaitu bulan 9 tanggal 9 mereka akan
naik gunung untuk mencari rejeki, siapa tahu mereka akan
bernasib baik!”
“Lim Toako, kelimat kalimat tadi, apakah itu kau dapatkan
dari plakat asli? Mengapa sebelumnya kau tidak mau
mengakuinya?”
“Apa gunanya, kalau 5 kalimat Tiang Leng-cu tidak
dibacakan, aku harus menunggu semua berkumpul kemudian
baru bisa memaksanya, semua harus mempunyai kesempatan,
yang penting aku tidak ingin mengambilnya untuk diriku
sendiri.”
Semua kembali mundur, Liu Ta-su, Yu Liong, dan Yu Houw
terus menatap Lim Hud-kiam, Lim Hud-kiam tertawa,
“Mengapa kalian menatapku terus? Ini adalah hasil berunding
aku dan Hui-hui serta Bwee-nio, semua ini kami karang
sendiri, sebenarnya rahasia plakat dunia persilatan aku benarbenar
tidak tahu, hanya tahu kalau awal dan akhir ada
hubungannya, itu kudapatkan dari kalimat kedua dan ketiga, 5
kalimat milik Tiang Leng-cu dari awal aku sudah tahu dan juga
tahu kalau itu palsu, supaya bisa cocok dengan kelima kalimat
itu, kami bertiga menghabiskan banyak waktu dan pikiran
sebenarnya kami ingin pada saat pembu-kaan rapat akbar
menggencet mereka, tapi tidak disangka perusahaan
perjalanan Su-hai akan melakukan cara seperti itu, terpaksa
aku harus mengeluarkan kalimat itu terlebi dulu.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ketiga orang itu tetap tidak percaya dengan kata-kata Lim
Hud-kiam, Lim Hud-kiam tertawa, “Hui-hui adalah putri
Paman, Bwee-nio adalah adik kalian berdua, masa mereka
membantuku menipu kalian?”
“Ayah, apa yang dikatakan Hud-kiam adalah benar, saat
kita bertiga meninggalkan penginapan, di sepanjang jalan
kami merundingkan masalah ini, maka kami selalu berada di
belakang kalian.”
“Bocah ini benar-benar sangat pandai menipu orang!” Keluh
Liu Ta-su.
Lim Hud-kiam tertawa, “Yang pandai menipu adalah Huihui,
karena puisi-puisi itu kebanyakan berasal dari dia, dia
benar-benar pandai, comot sana comot sini, dia memasuki
puncak Tiang-jin dengan sangat tepat dan tidak terlihat ada
celahnya.”
Liu Hui-hui memutar bola matanya, “Hud-kiam, selain
kalimat pertama, kalimat-kalimat Tiang Leng-cu sepertinya
bukan didapat dari pilihan, sepertinya dia juga menyebutkan
puncak Tiang-jn juga.”
“Benar, seperti adanya pohon cemara, pondok, tempat
sembahyang, semua itu berada di puncak Tiang-jin, apakah
puisi 5 perguruan itu tidak palsu?” tanya Liu Ta-su.
“Mungkin juga, ditambah dengan 5 kalimat yang kami pilih
tadi menjadi sangat lucu, seperti bulan 9 tanggal 9 harus naik
gunung, puisi ini akan membuat mereka kalang kabut,
mungkin 5 perguruan akan ikut sibuk,” kata Lim Hud-kiam
sambil tertawa.
Liu Ta-su berpikir sebentar lalu berkata, “Di puncak ada
pondok dan pohon cemara tua, di depan pohon cemara ada
sebuah batu yang usianya sudah mencapai 3.000 sampai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
5.000 tahun, tingginya gunung sampai masuk ke awan, di
dekat batu itu berjarak beberapa meter, terakhir apakah benar
atau bohong akan terbongkar, semua kalimat itu jika
disambung menjadi lucu!”
“Paman, kau juga memikirkan puisi ini, 5 kalimat dari 5
perguruan belum tentu benar!'' kata Lim Hud-kiam.
“Siapa yang tahu itu benar?” kata Liu Ta-su.
“Aku yakin mereka berbohong, itu hanya tipuan dari 5
perguruan besar, untuk apa Paman terlalu memikirkannya?”
tanya Lim Hud-kiam.
“Benar, kalau benar ada di sana, dari awal sudah diambil
orang yang memberi petunjuk kepadamu, Hud-kiam, jujur
bicara, apakah benar ada rumus rahasia dunia persilatan?”
tanya Liu Ta-su.
“Benar, 5 perguruan besar terus menyebarkan bermacammacam
berita, maksudnya adalah ingin mencari plakat yang
sudah lama menghilang, karena mereka mempunyai setengah
rahasia di sana.”
“Orang yang memberi petunjuk kepadamu, apakah dia
memperalatmu untuk mengetahui rahasia 5 perguruan besar?”
tanya Liu Ta-su.
“Aku kira tidak, karena orang itu sudah cacat, bila ada
rumus ilmu silat dunia persilatan, tidak akan ada gunanya
untuknya!” kata Lim Hud-kiam.
“Sampai di mana cacatnya?” tanya Liu Ta-su.
“Sangat berat, kedua matanya hampir buta, kedua
telinganya tuli, kaki dan tangannya tidak bisa digerakkan, dia
sendiri sudah tidak bisa ilmu silat, kalau tidak dia yang akan
melaksanakan tugas ini tidak perlu menitipkannya padaku.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Liu Ta-su menghela nafas, “Aku tidak tahu mengapa kau
bisa bertemu dengan orang aneh ini, entah apa maksudnya
kepadamu, dia memberikan tugas begitu suci dan mulia ini
padamu, tapi juga mengajukan syarat begitu kejam!”
“Aku tidak tahu apa maksudnya, tapi dia tidak memaksaku,
aku sendiri yang mau menerima syaratnya.”
“Apakah waktu itu kau tidak berpikir lebih seksama dan
matang lagi?”
“Tidak, waktu itu aku hanya ingin belajar ilmu silat yang
lebih tinggi untuk mendapatkan Hui-hui, maka aku pun
menerima syarat itu.”
“Sekarang kau bisa menikah dengan Hui-hui.”
“Benar, dia yang membuatku bisa mencapai cita-cita ini,
walaupun tugasnya tidak bisa diselesaikan semuanya tapi aku
akan menyelesaikan dengan sekuat tenaga, walaupun hanya
sebagian yang selesai.”
Tiba-tiba Liu Hui-hui berkata, “Hud-kiam, dulu setelah kau
menikah denganku, kau tidak mau tinggal di rumahku, apakah
ini maksud-mu? Sewaktu kau menerima syarat dari orang
aneh itu, apakah ibumu tahu?”
Lim Hud-kiam berpikir sebentar baru menjawab, “Ibuku
tahu.”
“Menolak masuk rumahku setelah menikah, karena takut
keluarga Lim tidak ada keturunan, kau menerima syarat ini
kalau tidak berhasil bukankah akibatnya akan sama?” tanya
Liu Hui-hui.
“Benar, tapi ada satu poin yang berbeda, kalau aku tidak
meningkatkan ilmu silatku, aku tidak akan mendapatkan tugas
ini, waktu itu aku langsung harus mencukur rambutku dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menjadi hweesio, jika aku terima syarat ini paling sedikit ada
harapan maka ibuku setuju,” jawab Lim Hud-kiam.
“Apakah ibumu tahu harapan untuk berhasil itu sangat
tipis?” tanya Liu Hui-hui.
“Tahu, ibuku sama sekali tidak berharap aku bisa berhasil,
tapi dia menganggap bila aku mengorbankan diri untuk
sebuah pekerjaan mulia, itu pantas.”
“Bisa dikatakan semua karena egoku, sehingga
membuatmu susah!” kata Liu Ta-su.
“Tidak, Paman, ibuku dan aku sangat berterima kasih
kepadamu, karena Paman aku bisa keluar dari kemarahan
pribadi dan bangkit kembali, kalau tidak selamanya aku akan
menjadi orang yang tidak berguna!” kata Lim Hud-kiam.
“Ibumu adalah seorang ibu berhati mulia, dibandingkan
dengannya, aku kelihatan kecil, bila kalian sudah menikah
nanti aku akan malu bertemu dengan ibumu!” kata Liu Ta-su.
“Ibuku membantuku mengambil keputusan, setelah itu dia
akan menutup diri tidak bertemu orang, dia akan menjadi
seorang nikoh, karena itu dia tidak ingin meninggalkan Cengseng,
apa pun yang terjadi dia tidak akan peduli lagi,
tempatnya di kuil di Ceng-seng, tempat untuknya meninggal
nanti paling dekat, dia tidak takut kalau orang Ceng-seng akan
membunuhnya, baginya hidup atau mati sama saja, maka
Paman tidak perlu merasa khawatir akan hal ini,” ujar Lim
Hud-kiam.
“Kami?” kata Liu Hui-hui tertegun.
“Kukira begitu, karena ibuku mengatakan tidak perlu pulang
untuk menemuinya, maka saat aku pergi aku tidak berpamitan
kepadanya,” kata Lim Hud-kiam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apakah ibumu membenciku?”
“Tidak, dia selalu menyukaimu.”
Kata Yu Bwee-nio, “Benar, Thay-hujin selalu menganggap
Nona Liu adalah menantunya, saat kami meninggalkan Cengseng,
dia tahu kalau Nona Liu pun akan meninggalkan Cengseng,
maka dia menyuruhku memberitahu Lim Hud-kiam, asal
berusaha tidak perlu semua syarat harus dituruti.”
“Karena ada petunjuk dari ibuku, maka aku baru berani
menjamin kepadamu dan mempersilakan Paman Liu dan kau
untuk membantuku, kalau tidak aku akan menjauhi kalian,
begitu aku berhasil aku baru akan datang mencarimu!” kata
Lim Hud-kiam.
“Pantas waktu kau meninggalkan Ceng-seng, kau begitu
tega berbuat seperti itu kepadaku, tapi hanya beberapa hari
kemudian tiba-tiba saja kau datang mencari kami!” kata Liu
Hui-hui.
“Itu salah Leng-nio, dia terlambat memberitahu, kalau tidak
caraku berbicara kepadamu akan berbeda!” kata Lim Hudkiam.
“Kau sangat menurut kata-kata ibumu?” tanya Liu Ta-su
sambil tertawa.
“Paman, ini adalah kewajiban seorang anak, apalagi
petunjuk ibu beralasan!” jawab Lim Hud-kiam.
“Aku tidak mengatakan kalau kau salah, dan aku pun setuju
apa yang kau lakukan, aku harap Hui-hui bisa seperti dirimu!”
Liu Hui-hui cemberut, “Ayah, apakah aku tidak cukup baik?”
Liu Ta-su menepuk-nepuk bahunya, “Tidak, apa yang
kulakukan sekarang adalah semua demi dirimu!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apa yang ayah inginkan dariku aku pasti akan
menurutinya!” kata Liu Hui-hui.
“Kalau aku masih di Ceng-seng, aku pasti akan
menyuruhmu buru-buru menikah, siapa pun boleh, tapi
setelah mengalami perubahan ini aku mengerti banyak hal,
lebih tahu kalau kesalahan yang telah kuperbuat sangat besar,
maka aku rela mengikutimu, karena pandanganmu lebih jauh
dari ayah, kecuali Lim Hud-kiam tidak ada orang yang pantas
memperistrimu!”
Liu Hui-hui tertawa, semua ikut tertawa, tawa mereka
mengandung kegembiraan, tiba-tiba seorang pelayan datang
diiringi Goan Hiong.
Tadinya Lim Hud-kiam tidak membenci orang-orang Su-hai
tapi gara-gara Thio Siauw-in mengatakan kalau Su-hai
memakai namanya untuk kepentingan mereka, maka dia
menjadi tidak suka, dengan dingin dia berkata, “Goan-heng,
malam-malam berkunjung kemari, apakah ada petunjuk?”
Dari balik dadanya Goan Hiong mengeluarkan sebuah
amplop kelihatan isinya berat, “Terima kasih atas bantuan Lim
Toako, sehingga perusahaan perjalanan kami bisa dengan
lancar mengantarkan plakat sampai di tujuan, maka aku
datang mengantarkan uang sambil mengucapkan terima
kasih.”
Lim Hud-kiam memeriksa isi amplop itu, di dalamnya ada
selembar cek bernilai 200 ribu tail perak.
“Di bank mana pun kau bisa mengambil uangnya.”
Lim Hud-kiam tidak melihatnya, dia langsung merobek cek
bernilai 200 ribu tail perak itu menjadi berlembar-lembar,
“Kami tidak membantu kalian, maka kami tidak berhak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mendapatkan uang ini, aku hanya menyerahkan plakat itu tapi
tidak berhak mendapatkan uang.”
Goan Hiong merasa malu, dia berkata, “Lim Toako pasti
sudah salah paham, supaya di tengah perjalanan kami tidak
dirampok maka kami mengeluarkan sebuah plakat tapi itu
bukan plakat pemberian Lim Toako.”
“Dari mana asalnya plakat yang satu lagi?” tanya Lim Hudkiam.
“Itu plakat buatan Susiok Kie Tiang-lim, supaya kami bisa
lancar menjalankan tugas, bila perlu kami akan mengeluarkan
plakat itu, tapi bukan plakat pemberian Lim Toako, itu hanya
untuk menutup mata dan telinga orang yang berniat
merampok, tapi kebetulan penginapan di mana Lim Toako
menginap banyak pendekar yang berkumpul, dan jumlah
plakat sudah ada 40 maka kami tidak mengeluarkan lagi,
untung kami sudah menyiapkan yang palsu ini, sehingga kami
bisa menjalankan tugas kami dengan lancar.”
Lim Hud-kiam tertawa dingin, katanya, “Itulah keahlian Kie
Tiang-lim, dulu saat dia membawa perhiasan Thio Yan-to, dia
juga membuat barang palsu.”
Goan Hiong berkata: Kie Susiok adalah orang yang
berpengalaman di dunia persilatan, dia menyerahkan Su-hai
kepada kami tapi dengan pengalamannya yang banyak dia
tetap membantu kami membereskan banyak masalah.”
“Kalau begitu kalian telah menyerahkan plakat pemberianku
kepada Bu-tong-pai?”
“Benar, itu adalah plakat yang asli, Cia Hui To-jin sendiri
yang menerimanya, dan membayar ongkosnya sesuai dengan
perjanjian,” jawab Goan Hiong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Lim Hud-kiam tertawa dingin, “Tugas kalian menjadi sangat
ringan dan bebannya diserahkan kepadaku, tadi semua orang
yang menginginkan plakat datang ke sini.”
“Kami tahu, kami bukan sengaja ingin menipu Lim Toako,
guru kami tahu kalau Lim Toako punya kepintaran di atas
rata-rata, dan pasti bisa menghadapi masalah ini,” kata Goan
Hiong.
“Bagaimana kalau aku tidak sanggup?”
“Guru tidak pernah tinggal diam, guru, Susiok, Paman Pui,
dan ayahku masih ada ketua Bu-tong, mereka sudah siap
membantu, saat mereka datang kebetulan semua orang yang
menginginkan plakat sedang mundur dari jauh mereka melihat
Lim Toako dan yang lainnya tidak mengalami sesuatu, maka
mereka pun ikut mundur!”
“Apakah kalian tahu dengan cara apa aku membuat mereka
mundur?”
“Tidak tahu, sebenarnya Cia Hui To-jin ingin menanyakan
dengan jelas tapi guru tidak mengijinkan, apa pun cara yang
Lim Toako gunakan, kami tidak berhak untuk tahu, walaupun
tanggung jawab ini dibebankan kepada kami, tetap tidak akan
menjadi masalah!”
Lim Hud-kiam tertawa dingin, berkata, “Sangat adil, demi
sampai di tempat tujuan, kalian menggunakan segala cara
juga menganggapku sebagai partner kalian!”
Dengan serius Goan Hiong berkata, “Bila Lim Toako
memberikan plakat itu tanpa syarat, sepertinya cara kami
melanggar keadilan dan kebenaran tapi bukankah Lim Toako
juga minta setengah dari hasil kami? Otomatis kalian juga
harus ikut menanggung setengah dari bahaya yang kami
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
hadapi, apalagi guruku siap membantu Toako, cara kerja kami
sepertinya tidak ada yang salah.”
Lim Hud-kiam marah, katanya, “Aku hanya bergurau, siapa
yang menginginkan uang kalian? Kalau tidak aku tidak akan
merobek cek ini!”
“Kami tetap akan melaksanakan tugas, guruku juga
menolak menerima hasil bagian kami, akhirnya di depan ketua
Bu-tong, guruku juga merobek cek itu dan membakarnya, cek
ini dengan uang tunai tersimpan di bank dan menukarnya
dengan cek kontan, cek ada uang pun ada, Bu-tong sudah
menyimpan 400 ribu tail perak di sana! Lim Toako telah
merobek cek itu, tapi tetap tidak akan bisa mengembalikan
uang itu kepada Bu-tong, berarti Lim Toako telah menerima
uang itu!” kata Goan Hiong.
“Ini sangat disesalkan, 400 ribu tail perak hilang begitu
saja, kami tidak menerimanya tapi uang itu akan aku pakai
untuk menolong orang miskin,” kata Liu Ta-su.
Lim Hud-kiam tertawa, katanya, “Paman Liu tidak tahu cara
memakai cek, cek dengan jumlah kecil bisa diambil, dengan
jumlah besar harus memakai surat dari orang yang
memberikan cek itu sebagai bukti, Bu-tong bisa membuat lagi
yang baru, mereka tidak akan rugi, hanya harus sekali lagi
membuatnya.”
“Di dalam amplop ada surat bukti dari Bu-tong,” kata Goan
Hiong.
“Ini hanya membuktikan kalau mereka tidak ingin tidak
membayar, tapi bukti sudah robek mereka bisa membuat yang
baru,” kata Lim Hud-kiam.
“Pasti bisa, ketua Bu-tong mengatakan uang itu akan
mereka simpan untuk sementara, kalau selama 3 bulan tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
diambil mereka akan mengeluarkannya untuk membantu fakir
miskin, bila Lim Toako tidak mau mengambilnya, bisa
menolong fakir miskin yang penting Bu-tong dengan tegas
mengatakan mereka tidak mau menerima kembali ongkos
membawa barang itu,” kata Goan Hiong.
Lim Hud-kiam berpikir sebentar, lalu berkata, “Berbuat
kebaikan tidak perlu diwakili, sekarang aku berubah pikiran,
suruh Bu-tong membuka cek setiap lembar bernilai 20 ribu tail
perak jadi jumlahnya ada 10 lembar dan simpan di 10 bank di
10 kota besar!”
“Aku akan memberitahukan kepada Bu-tong-pai, aku ingin
tanya untuk apa Lim Toako melakukan hal ini?” tanya Goan
Hiong.
“Kalau diwakili Bu-tong berbuat kebaikan, mereka pasti
akan menyumbangkannya ke kuil-kuil untuk menambah nama
baik mereka, aku ingin mereka menyimpan uang itu di bank
yang ada di 10 kota besar, uang itu untuk membeli peti mati,
orang yang meninggal tidak mempunyai uang untuk membeli
peti mati akan mendapatkan peti mati secara gratis supaya
tidak dibuang begitu saja di gunung terpencil,” kata Lim Hudkiam.
Goan Hiong mengangguk dan tertawa, “Lim Toako begitu
baik hati sampai memperhatikan hal-hal kecil seperti ini, aku
pasti akan meminta Butong-pai dalam waktu dekat ini
membereskannya, apakah Lim Toako masih ada pesan lain?”
“Tidak ada, hanya ada beberapa patah kata yang ingin
kusampaikan kepada kalian, masalah kalian sudah selesai,
lebih baik cepat tinggalkan tempat ini.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kami memang akan pergi sekarang juga, tapi ketua Butong
terus menahan kami, mereka ingin guru ikut rapat akbar
itu.”
“Itu adalah masalah 5 perguruan besar, tidak ada
hubungannya dengan kalian,” kata Lim Hud-kiam.
“Kali ini tidak sama, banyak orang yang tidak dikenal
memaksa ikut dalam rapat ini mungkin ada perubahan secara
tiba-tiba, maka Bu-tong meminta guru menjadi penengah, bila
perlu ikut membantu juga,” kata Goan Hiong.
“Rapat akbar jago pedang kali ini adalah memperbutkan
siapa yang akan menjadi ketua perguruan pedang, semua
yang ikut harus mempunyai ilmu pedang yang kuat, semua
mempunyai mata untuk melihat, tapi akankah terjadi
sesuatu?” kata Lim Hud-kiam.
“Rapat akbar kali ini memang diadakan oleh 5 perguruan
besar, tapi, semua orang berhak ikut, karena rahasia plakat
sudah bocor, maka plakat itu menjadi barang rebutan, kalau
bisa menang dengan ilmu silat yang dia miliki, tidak akan
menjadi masalah, yang ditakutkan adalah ada orang yang
menggunakan cara tidak benar merebutnya, maka butuh
orang lain untuk mengambil keputusan yang adil,” jelas Goan
Hiong.
“Apakah 5 perguruanbesar itu tidak bisa mengambil
keputusan sendiri?” tanya Lim Hud-kiam.
“Karena mereka sendiri pun menjadi peserta maka harus
menghindari hal ini supaya tidak dicurigai ada permainan licik,
jadi harus ada pihak dari luar, seperti guru yang diminta
menjadi wasit,” kata Goan Hiong.
Lim Hud-kiam tertawa, “Kalau begitu apakah kalian tidak
akan ikut serta?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tidak,” jawab Goan Hiong, “ilmu pedang perguruan kami
tidak akan menjadikan ilmu pedang sebagai yang terbaik,
maka kami hanya akan menjadi tamu untuk melihat
pertarungan yang terjadi nanti!” kata Goan Hiong.
Lim Hud-kiam mengangguk, “Kakek guru Siau Pek dari
Kian-kun-kiam-pai memang telah meninggal, tapi seumur
hidup beliau belum pernah terkalahkan, karena itu wasit
dipegang oleh perguruan kalian, ini memang sangat cocok,
kalau begitu kami akan pamit.”
“Apakah Lim Toako tidak akan ikut?” tanya Goan Hiong.
“Siapa aku ini?”
“Guruku menganggap ilmu pedang Lim Toako sudah
mencapai taraf tertinggi, orang yang datang dari luar, Tiang
Leng-cu dan Ceng-seng-pai yang terkuat, tapi saat di Cengseng
Ciu Giok-hu kalah oleh pedang Lim Toako, bila Lim Toako
ikut, kemungkinan besar bisa menjadi Raja Pedang,” kata
Goan Hiong.
“Bagaimana dengan 5 perguruan besar?” tanya Lim Hudkiam.
“Plakat dunia persilatan sudah menjadi barang panas, demi
plakat itu Bu-tong sudah mengorbankan 40131057 orang
pesilat tangguhnya, maka tidak akan ada orang yang tidak
tertarik untuk mendapatkannya!” kata Goan Hiong.
“Gurumu berharap aku yang akan mendapatkannya
bukan?” tanya Lim Hud-kiam.
“Benar, guruku melihat dengan jelas Lim Toako bisa
mendapatkannya, dan menganggap Lim Toako yang paling
berhak mendapatkan plakat itu.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Semua orang takut dengan barang panas itu, tapi gurumu
malah berharap aku yang akan mendapatkannya.”
“Bukan seperti itu maksudnya, Lim Toako mendapatkan
plakat yang asli, tapi tidak diambil untuk kepentingan sendiri,
berarti hati Lim Toako sangat jujur, kalau plakat itu
berhubungan dengan keamanan dunia persilatan, maka setiap
orang wajib untuk melindungi plakat itu supaya jangan sampai
jatuh ke tangan orang jahat, guruku menganggap Lim Toako
pasti bisa, tidak mengambil keuntungan sendiri dan membuat
dunia persilatan menjadi tenang!”
Lim Hud-kiam tertawa terbahak-bahak, “Gurumu salah
menilaiku, aku melakukan sesuatu selalu demi kesenangan,
mengembalikan plakat kepada Bu-tong hanya ingin
mendapatkan uang dari Bu-tong, tapi mengenai ketenangan
dunia persilatan, orang seperti kalianlah yang seharusnya
bertanggung jawab, aku tidak berselera!”
Goan Hiong terpaku kemudian berkata, “Kalau Lim Toako
sudah berkata seperti itu, guruku pasti akan kecewa'“
“Kalau gurumu terus berteman dengan 5 perguruan besar,
akan banyak menemui kekecewaan, perguruan ternama selalu
menggunakan keadilan dan kebenaran sebagai tameng, tapi
diam-diam menggunakan cara licik, mereka lebih buruk dari
kelompok Ciu Giok-hu!” kata Lim Hud-kiam.
“Mengenai hal ini guruku tidak mengetahuinya, tapi
tekadang sering terjadi pelanggaran tapi masih bisa ditolerir
asalkan secara garis besarnya tidak meleset jauh, itu masih
termasuk wajar,” kata Goan Hiong.
“Kalian selalu mementingkan perguruan, tapi aku tidak,
pikiran gurumu memang terpuji, tapi mengadapi suatu
masalah dia tidak bisa seperti itu untuk bisa mengerti, GoanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
heng, tolong beritahu gurumu kalau mau menjadi orang
bodoh, sendiri saja sudah cukup jangan menarik orang ikut
menjadi bodoh!”
“Apa maksud Lim Toako?”
“Di depan 5 perguruan beritahu kepada mereka mengenai
kata-kataku tadi, gurumu tidak akan mengerti tapi mereka
akan mengerti.”
Dengan sikap tidak bisa berbuat apa-apa, Goan Hiong pamit
pergi.
Kata Liu Ta-su, “Apa yang terjadi nanti, aku jadi bingung.”
“Sembarangan bicara, Ciam Giok-beng benar-benar kurang
ajar bersekongkol dengan orang lain, mencelakai aku,” kata
Lim Hud-kiam.
“Mana mungkin?” kata Liu Ta-su.
“Plakat asli dari Bu-tong yang Paman dapatkan, Kie Tianglim
sama sekali tidak pernah melihatnya, mana mungkin dia
bisa membuat yang palsu? Walaupun dia bisa membuatnya,
tapi kalau tidak ada ciri yang khas, mana mungkina Ciu Giokhu
dan yang lainnya bisa percaya?”
“Berarti yang dibelah dua oleh Cia-bu adalah yang asli?”
Lim Hud-kiam tertawa, “Paman bingung lagi, plakat yang
asli sudah tidak ada, plakat dari Bu-tong-pai juga palsu, tujuan
mereka adalah ikut mencari plakat asli, Cia-bu pasti tahu hal
sebenarnya, melihat plakat yang kuserahkan adalah plakat
untuk membohongi orang-orang, dia mengira plakat asli ada di
tanganku, maka dia melakukan hal seperti itu, tujuannya
adalah ingin tahu apa reaksiku.”
“Untuk apa dia mencari tahu?” tanya Liu Ta-su.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Karena plakat milikku adalah milik Bu-tong untuk
menggantikan plakat yang asli kecuali beberapa orang penting
Bu-tong yang mengetahuinya yang lainnya tidak tahu, kecuali
orang itu benar-benar telah mendapatkan plakat itu.”
“Sekarang aku sudah mengerti, kau menyerahkan plakat itu
mereka menganggap yang asli masih ada di tanganmu,
mereka tidak tahu bahwa kau ternyata juga menyerahkan
yang palsu,” kata Liu Ta-su.
Liu Hui-hui marah, “Sungguh kurang ajar, kau sudah
berniat ingin membantu mereka mengembalikan plakat asli
kalau kau tidak tahu kalau itu adalah yang palsu, bukankah
akan menjadi kacau?”
“Maka Cia-bu tidak ragu membelah plakat itu karena di
dalamnya memang tidak ada apa-apa, karena itu perhatian
orang-orang beralih lagi kepadaku, kalau tadi aku mengatakan
tidak tahu, pasti akan terjadi pertarungan hebat dengan
kelompok Ciu Giok-hu dan Bu-tong akan merasa bersalah lalu
akan mendukung kita,” kata Lim Hud-kiam sambil tertawa.
“Karena kau sok pintar, malah merepotkanmu, puisi-puisi
yang kita pilih juga tidak bisa membuatmu membela diri.”
“Tidak juga, karena plakat aslinya, aku memang tahu ada di
mana, puisi-puisi tadi adalah puisi terkenal, bisa menipu
kelompok Ciu Giok-hu tapi tidak bisa menipu 5 ketua dari 5
perguruan!” kata Lim Hud-kiam.
“Tapi 5 perguruan pun tidak tahu puisi-pusi yang ada di
dalam plakat asli bukan?” tanya Liu Ta-su.
“Mereka memang tidak tahu, puisi-puisi yang mereka
bocorkan semua adalah palsu, sama sekali tidak menyambung
dengan puisi yang ada di dalam plakat asli, kita bisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menyambungkannya berarti itu puisi palsu,” kata Lim Hudkiam.
“Apa tujuan dari 5 perguruan itu?”
“Memancingku agar ikut rapat akbar, mereka diam-diam
melakukannya dan membuatku mendapat plakat kemudian
menunggu reaksiku,” kata Lim Hud-kiam.
“Tapi plakat asli tidak ada, apa yang akan mereka
keluarkan?”
“Yang pasti mereka akan mengeluarkan yang palsu, mereka
bisa membuat beberapa ratus lagi tapi begitu sampai di
tanganku, yang palsu akan menjadi yang asli, saat itu mereka
akan secara terang-terangan memaksaku mengeluarkan
rahasia yang ada di dalam plakat.”
“Lalu kau harus bertindak apa?” tanya Liu Hui-hui.
“Cara paling mudah adalah tidak pergi ke sana,”
Lim Hud-kiam menggelengkan kepala, “Aku menolak pergi
ke sana hanya untuk menipu Ciam Giok-beng dan 5 perguruan
tapi demi melakukan perjanjianku dengan pesilat yang
menyepi itu demi menghancurkan para pesilat yang serakah,
aku harus pergi, kalau tidak untuk apa aku menciptakan
banyak masalah supaya bisa terlibat dalam keributan ini?
Bulan 9 tanggal 9, rapat ini memang diadakan oleh 5
perguruan tapi juga karena aku sengaja membuat rapat ini
menjadi ramai, seperti lembah Lu-bwee dari Thian-san, Lie
Hoan-tay dari Huang-san, suami istri dari Bouw Leng,
sebenarnya mereka tidak tahu masalah plakat, akulah yang
diam-diam mengabarkan kepada mereka supaya terlibat dalam
keramaian ini, kalau bisa bertemu dengan dua bersaudara Hie
di sini, itu benar-benar di luar dugaanku, dari mana mereka
bisa mendapatkan kabar ini? Maka aku yakin rapat akbar kali
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
ini akan didatangi banyak orang yang di luar dugaan kita,”
kata Lim Hud-kiam.
Liu Ta-su menghela nafas, “Hud-kiam, aku benar-benar
mengkhawatirkanmu, kau sendirian harus menghadapi banyak
pesilat tangguh, apakah kau sanggup?”
“Terus terang, ilmu silatku hanya berada sedikit di atas Ciu
Giok-hu, tapi tidak lebih tinggi dari pesilat tangguh yang lain,
maka aku mengundang Paman untuk membantuku!”
“Apa yang bisa kubantu, paling-paling aku hanya bisa
bertarung dengan Ciu Giok-hu, itu pun mungkin hanya
berimbang, tapi kau sekarang harus menghadapi banyak
musuh, 5 perguruan harus diperhitungkan, aku benar-benar
mengkhawatirkanmu!” kata Liu Ta-su.
“Pertarungan kali ini tidak menggunakan tenaga, harus
memakai otak, 5 perguruan besar selalu ingin memperalatku,
sebelum rahasia plakat terungkap, mereka pasti akan terus
melindungiku apalagi orang-orang yang datang tidak bersamasama,
sehingga mereka tidak akan kompak, dengan
kerenggangan mereka aku bisa menghancurkan sebagian
kekuatan, hari ini tanggal 6 masih ada 3 hari lagi, selama 3
hari sangat penting untukku, aku harus menyusun rencana
dengan sempurna!”
“Lebih baik kau banyak berpikir, nyawaku dan nyawa Huihui
sudah kami jual kepadamu, kalau dua bersaudara Yu ikut
mati, itu benar-benar tidak pantas!” kata Liu Ta-su.
Yu Long ikut bicara, “Kami dua bersaudara tidak menjadi
masalah dengan hal ini, asal kematian kami berarti, kami tidak
akan mundur, Lan-tiang-siang-sat punya reputasi sangat
buruk juga sering berbuat hal jelek, kami generasi muda
hanya ingin menebus dosa generasi di atas kami!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dengan serius Lim Hud-kiam berkata, “Jiwi Toako harus
tenang, apa yang kalian lakukan pasti hal yang baik, dan bisa
membuat kepala kalian diangkat tinggi.”
Yu Liong tersenyum, “Kau bisa membohongi kami tapi tidak
apa-apa, generasi Lan-tiang-siang-sat kalau berbuat salah
hanya akan menambah busuk dan bau, Bwee-nio dan Lengnio
supaya bisa berbuat baik mereka terus mengikutimu, kalau
kau tidak baik kepada mereka, walaupun kau mati kau tidak
akan bisa tenang.”
Kata-kata ini setengah bergurau tapi sebenarnya sangat
berat, Lim Hud-kiam berubah menjadi serius, dia memberi
hormat, “Terima kasih Yu Toako, sebenarnya selama 3 hari ini
aku akan berbuat onar supaya semua orang jadi ribut, katakata
Yu Toako tadi membuatku mengurungkan niat ini.”
“Mengapa? Asal ada gunanya, kami pasti akan
mendukungmu, asal kau tidak bersalah tidak perlu karena
kami menjadi terikat,” kata Yu Liong.
“Tidak, tugasku sangat mulia, maka aku tidak boleh
menggunakan cara picik, aku memang merasa tidak bersalah
tapi kalau caraku tidak terang-terangan dan di tengah jalan
terjadi kesalahan akan membuatku tidak bisa membela diri,
kecuali membuat diriku celaka juga mencelakai kalian!”
“Kau memang banyak berulah, cara apa yang akan kau
gunakan?” tanya Liu Ta-su.
“Tidak akan melakukan apa pun, begitu tanggal 9 tiba, di
Tai-san di puncak Tiang-jin aku akan menceritakan apa yang
sebenarnya terjadi,” jawab Lim Hud-kiam.
“Kata-katamu tadi membuatku setengah percaya, apakah
orang lain akan percaya?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Pasti tidak akan, Paman setengah percaya aku sendiri pun
jadi sulit menjelaskannya, tapi hal ini memang ada hal
sebenarnya, kalau orang lain tidak percaya, aku pun tidak
akan merasa bersalah.”
Terpaksa Liu Ta-su menggelengkan kepala, dan menghela
nafas lalu berkata, “Hud-kiam, kalau mengikuti sifatku dulu,
aku bisa mencabut pedang dan menaruhnya di lehermu dan
memaksamu menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, biar
sekarang kau mengatur-atur kami, ilmu pedangmu bisa
mengalahkan Ciu Giok-hu, berarti kau tidak di bawahku!”
“Paman mulai menggunakan cara lain lagi, Paman tahu aku
pasti tidak akan bertarung dengan Paman, untuk apa
menyindirku?”
Liu Ta-su tertawa kecut, “Kata-kataku tadi adalah perasaan
sebenarnya yang ada di dalam hatiku, bukan aku berniat
menjerumuskanmu walaupun dengan pedang kau memaksaku
pun tidak akan ada gunanya, kalau kau seorang penakut dari
awal kau sudah meninggalkan rumahku.”
“Paman tidak perlu menggunakan kata-kata ini menilaiku,
karena apa yang aku katakan kepada Paman setiap kalimat
adalah kenyataan, tidak mengandung tipuan!” kata Lim Hudkiam.
“Aku tahu kau tidak akan berbohong kepada kami jadi kami
akan membantumu, kau juga tidak perlu berbohong kepada
kami, hanya saja kau tidak memberitahu kami apa
hubunganmu dengan pesilat yang sedang menyepi itu, aku
kira ini bukan hal sederhana dan kau juga bukan secara
kebetulan bisa bertemu dengannya lebih-lebih bukan
kebetulan dia bertemu denganmu, pertemuan kalian sudah
diatur.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Semua perkataan Paman benar adanya!” kata Lim Hudkiam.
“Siapa yang mengaturnya? bagaimana hubungan kalian?”
“Hanya untuk masalah ini aku tidak bisa memberitahu,
karena ini tidak ada hubungannya dengan Paman, dan aku
mohon supaya Paman bisa percaya kepadaku, bila aku
berhasil, semua teka teki akan terungkap, kalau tidak
anggaplah Paman tidak pernah mendengar cerita ini.”
Liu Ta-su hanya bisa menghela nafas, dia tahu, bertanya
lebih jauh lagi pun percuma saja.
Ooo)de*wi(ooO
BAB 25 Rapat akbar bulan 9 tanggal 9
Tanggal 7 dengan tenang bisa dilewati, begitu pun dengan
tanggal 8.
Bulan 9 tanggal 9 adalah hari Cong-yang, pada hari ini
biasanya semua orang harus ke gunung untuk bermain, hari
itu adalah saatnya musim gugur, cuaca yang sangat cocok
untuk baik gunung.
Tai-san adalah gunung tertinggi di antara 5 gunung,
pemandangan di sana pun sangat bagus. Kalau sudah berada
di atas Tai-san kalau melihat ke bawah akan terlihat kalau
dunia itu sangat luas. Bukan 9 tanggal 9 naik gunung, Tai-san
adalah tempat yang paling cocok, tapi selama beberapa puluh
tahun ini orang-orang sudah terbiasa tidak naik gunung Taisan,
paling sedikit setiap 3 tahun semua tidak akan naik
gunung Tai-san.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Karena hari ini 5 perguruan besar yang paling terkenal akan
bertanding pedang di puncak Tiang-jin, orang awam tidak
ingin mencari masalah, orang yang tidak tahu setelah tiba di
sana, akan ada orang yang bersikap sungkan mempersilakan
mereka turun gunung kembali.
Dulu hanya 5 perguruan besar yang ikut ajang ini, tapi
tahun ini lebih khusus, rapat akbar tahun ini mengijinkan
semua orang untuk ikut mengambil bagian, yang pasti rapat
akbar ini menjadi ajang terbuka, tapi peserta yang ikut
berpartisipasi tetap saja dari kalangan persilatan, ada yang
datang untuk melihat keramaian ada yang datang karena
plakat dunia persilatan.
Tapi gara-gara kabar ini terlambat menyebar, orang yang
ada di tempat jauh tidak sempat datang pada rapat akbar ini,
maka yang datang ke tempat itu hanya orang-orang persilatan
yang berada di dekat sana, mereka datang tanpa harapan
bertarung, tapi hanya sekedar melihat. Maka hari ini yang
datang sangat banyak, rapat akbar akan dimulai pada siang
hari, tapi sejak pagi sudah ada orang yang naik gunung.
Ketika kelompok Lim Hud-kiam datang ke Tiang-jin-hong
hari hampir siang, saat itu sudah banyak orang yang
berkumpul.
Pertarungan pedang dilakukan seperti biasa yaitu
dilaksanakan di panggung di Tiang-jin-hong, luasnya sekitar
30-40 meter persegi, dibangun dari kayu yang sangat kuat
panggungnya tinggi ada sekitar satu tombak, panggung dibuat
dari papan yang sangat kuat.
Di belakang panggung ada sebuah meja panjang dan kursi,
itu adalah tempat untuk para ketua dari 5 perguruan besar,
karena baru kali ini diikuti oleh orang luar maka ketua dari 5
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
perguruan bergeser ke tempat lain, dan tempat itu diberikan
kepada Ciam Giok-beng dari Kian-kun-kiam-pai.
Ciam Giok-beng, Kie Tiang-lim, Pui Ciauw-jin, Ho Gwat-ji,
dan Goan Jit-hong datang dengan jumlah 5 orang, mereka
menduduki tempat 5 ketua dari 5 perguruan besar, Kie Pi-sia,
Goan Hiong, dan Pui Thian-hoa hanya berdiri di belakang. 5
perguruan besar membuat tenda di sekeliling panggung
sebagai tempat untuk beristirahat. Pesilat pedang yang akan
ikut bertanding bersembunyi di dalam tenda, semua berjalan
dengan sangat rahasia.
Lim Hud-kiam melihat orang-orang Ceng-seng bergabung
dengan Tiang Leng-cu, lembah Lu-bwee dari Thian-san, orang
mereka sangat banyak. Mereka juga membuat tenda, yang
lainnya seperti dua bersaudara Hie, Lie Hoan-tay dari Huangsan
dan lainnya berkumpul dalam satu renda, karena tahu
orang-orang mereka kurang banyak dan kekuatan mereka
kurang kuat, maka mereka memutuskan untuk bergabung,
kekuatan mereka tidak bisa dipandang sebelah mata.
Kelihatannya orang-orang itu mempunyai keistimewaan,
maka orang yang melihat keramaian ini memang sangat
banyak, tapi mereka menjauhi tempat itu.
Begitu kelompok Lim Hud-kiam tiba, perhatian orang-orang
jadi tertarik, pertama karena mereka terlihat sangat tenang,
kedua, juga karena kecantikan Liu Hui-hui yang luar biasa,
juga Yu Bwee-nio dan Yu Leng-nio pun yang merupakan
gadis-gadis cantik.
Orang pertama yang menyambut kedatangan mereka
adalah dua bersaudara Thio, kata Thio Siauw-hun, “Lim
Toako, semua mengkhawatirkanmu tidak akan hadir.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apa hubunganyna antara aku datang atau tidak?” kata Lim
Hud-kiam sambil tertawa.
“Sangat besar pengaruhnya, Ciu Giok-hu dan Tiang Leng-cu
buru-buru naik gunung, akhirnya mereka tidak mendapatkan
apa pun, maka mereka mengira kalau rahasia plakat dunia
persilatan pasti ada hubungannya dengan waktu dan
menunggu Toako datang untuk membuka teka teki ini,” jawab
Thio Siauw-hun.
“Apa yang kutahu sudah kuberitahukan, semua orang
mencari mengikuti bayangannya sendiri, semua mengandalkan
nasib baik, aku belum tentu bisa mengungkapkan teka teki
ini.”
“Lim Toako, apakah ke sepuluh puisi itu adalah teka-teki
yang asli?” tanya Thio Siauw-hun sambil tertawa.
“Siapa yang bilang?”
“Ayahku yang mengatakannya, ke sepuluh kalimat puisi itu
yang benar mungkin hanya separahnya, mungkin juga
semuanya palsu,” kata Thio Siauw-hun.
“Pintar, bagian mana yang menurut ayahmu palsu?” tanya
Lim Hud-kiam.
“Yang pasti puisi dari pihak Tiang Leng-cu, sebab ke lima
kalimatnya menunjukkan tempat itu, dan petunjuk dari Lim
Toako dari 5 kalimat itu kosong, tidak berarti, maka ayahku
mengambil kesimpulan pasti ada yang benar dan terlalu
benar, dan yang palsu terlalu palsu, jadi semuanya tidak dapat
dipercaya,” jawab Thio Siauw-hun.
“Apakah ayahmu curiga aku telah menukar petunjuk rahasia
plakat dunia persilatan?” tanya Lim Hud-kiam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Tidak, kalau pun benar, pasti 5 perguruan itu yang paling
tahu, mereka juga akan merasa paling cemas, mereka tidak
akan menunggu sampai hari ini, mereka akan mencari Lim
Toako untuk menanyakan lebih jelasnya.”
“Apa pandangan ayahmu?”
“Sama dengan Lim Toako.”
“Apakah pandanganku sama dengan ayahmu?”
“Ketua Bu-tong juga ikut dalam rapat akbar ini, mengapa
dia tidak membawa sendiri plakat dunia persilatannya? Palsu
ataupun asli, asli ataU palsu membuat banyak plakat palsu,
tentu mengandung banyak maksud.”
Lim Hud-kiam terpaku, katanya, “Benar, mengapa tidak ada
yang terpikir akan hal ini?”
“Dari awal kami sudah terpikir akan hal ini, tidak mungkin
Lim Toako tidak terpikir, ketua Bu-tong sangat misterius, dia
tidak bisa di tanya informasinya, yang pasti 40 orang yang dia
sebarkan berhasil memecah perhatian orang-orang atas gerakgeriknya,
begitu sampai di kota Tai-an, dia dan ketua
perguruan lainnya sudah tiba, mereka bergabung hingga
menjadi kekuatan yang dahsyat, kami tidak bisa berbuat apaapa.
Saat Lim Toako memecahkan plakat dan mendapatkan
puisi, mungkin tahu itu tidak bisa dipercaya maka diumumkan
di depan banyak orang.”
“Pikiran ayahmu sangat teliti, benar-benar di atas pemikiran
orang-orang, hanya saja pemikiran ayahmu ada yang salah,
plakat yang Paman Liu dapatkan memang dari Bu-tong-pai,
aku belum memecahkannya tapi sudah kuserahkan.”
“Lalu dari mana asalnya puisi-puisi Lim Toako?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Aku sendiri yang menciptakannya, saat itu bila aku
mengatakan, aku tidak pernah melihatnya, apakah akan ada
yang percaya? Maka dengan terpaksa aku mencomot puisipuisi
dari buku yang pernah kubaca.”
“Tapi mengapa bisa cocok dengen puisi Tiang Leng-cu?”
Lim Hud-kiam tertawa, katanya, “Dengan susah payah
Tiang Leng-cu baru mendapatkan puisi-puisi dari 5 perguruan
besar, sebenarnya aku sudah tahu sejak lama, menurut 5
kalimat itu ditambah sedikit dengan maksudku, jadilah 5 puisi
itu, tapi aku tidak asal-asalan mengatakannya, menurut
ayahmu puisiku kosong dan tidak berarti, itu sangat benar.”
Thio Siauw-hun terpaku, “Tapi kalimat pertama Lim Toako
bukan asal bicara, dengan jelas mengatakan Tai-san dan
Tiang-jin-hong.”
“Ada tulisan pondok dabn cemara, masih ada batu, semua
orang tahu itu ada di Tiang-jin-hong, mengenai hal ini aku
hanya orang yang melukis naga, aku membantu membuat
matanya.”
“Kalau bulan 9 tanggal 9, apa maksudnya?”
“Karena tanggal dan bulan 9 ini memang waktu
diadakannya rapat akbar ini, tempat dan waktu disatukan,
tidak ada yang salah bukan?”
“Mengapa Lim Toako harus melakukan hal ini?”
“Karena Bu-tong-pai membuat jebakan-jebakan untuk
mencelakai orang. Kalau tidak dihalangi dan ditentang, kita
akan menjadi sasarannya, apalagi aku ingin membuktikan satu
hal, menurut Tiang Leng-cu dia sudah mendapatkan rahasia
dari 5 perguruan besar, aku ingin tahu apakah dia tahu seperti
yang kudengar?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apakah sama?”
“Tidak salah lagi, aku menghabiskan waktu 1 tahun untuk
mencari tahu 5 perguruan ini, puisinya memang seperti itu.”
“Apakah begitu mudah kau mendapatkannya?”
“5 perguruan itu tidak menganggap puisi-puisi itu sebagai
rahasia besar, mereka memang melakukan teknik bagus tapi
ada orang yang berusaha ingin mendapatkan rahasia ini,
mereka akan membuat lawan tidak menyadarinya, maka Tiang
Leng-cu menghabiskan waktu 10 tahun itu benar-benar
bodoh!”
“Kalau begitu puisi-puisi itu palsu?”
“Harus ditanyakan kepada 5 perguruan, aku tidak bisa
mengatakan apa itu palsu atau tidak.”
“Apa maksud dari 5 perguruan besar?”
“Adik kecil, kau bertanya dengan sangat aneh, apa maksud
mereka, mana mungkin mereka akan memberitahu kepada
kita?”
Thio Siauw-hun berpikir sebentar, “Kalau begitu, dugaan
ayah masuk akal, kita harus hati-hati, jangan sampai tertipu 5
perguruan itu.”
“Kata-katamu benar, adik kecil, sebenarnya puisi 5
perguruan adalah milik mereka sendiri, mereka tidak akan
memberitahukannya kepada orang lain, tapi semua orang
ingin ikut campur, jangan salahkan jika mereka melakukan
dengan cara aneh, aku harap adik bisa berpikir-pikir.”
“Ayahku sudah membuatkan tempat, apakah Lim Toako
sudi ke sana untuk berunding?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Aku ingin bertanya kepada ayahmu, tapi aku tidak ingin
mencelakai kalian, Bu-tong sudah membuka plakat yang aku
berikan kepada mereka secara terang-terangan, mereka
bermaksud mencelakaiku, aku akan dijadikan sasaran semua
orang, kalau kalian bersamaku, tidak akan ada gunanya.”
“Tidak apa-apa, bukankah kita harus saling bantu?”
“Aku sangat berterima kasih atas kebaikan Adik, tapi lebih
baik kita berpisah, paling sedikit hari ini bila Adik mau
membantuku, lebih baik membantu dari pinggir.”
“Tapi rapat akbar belum dimulai, apakah kalian akan terus
berdiri di sini?”
“Tidak akan, Bu-tong-pai menginginkan aku dijadikan
sasaran panah, mereka pasti akan mengatur tempat untukku
kalau benar-benar tidak ada tempat, aku akan kembali lagi
kemari!”
Dari jauh terlihat ketua Cia Hui To-jin sedang membawa
kebutan datang menghampiri mereka, dia bertanya, “Budha
yang baik, kalian baru tiba, Tuan Lim?”
“Belum terlambat bukan, masih bisa mengikuti rapat akbar
ini,” jawab Lim Hud-kiam.
“Ketua kami sangat berterima kasih atas pemberian plakat
itu dan khusus membuatkan sebuah tenda untuk kalian
beristirahat,” kata Cia Hui To-jin.
Lim Hud-kiam mengedipkan mata ke arah dua bersaudara
Thio, mereka dengan cepat mengerti dan berlalu dari sana.
Lalu Lim Hud-kiam tertawa, berkata, “Aku menyesal karena
plakat itu tetap tidak banyak membantu.”
Wajah Cia Hui To-jin menjadi merah, “Tidak, tidak, Kie
Tayhiap memang membuat plakat yang palsu tapi kalau bukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
karena Tuan Lim yang memberikan plakat itu mereka tetap
tidak akan bisa lewat, maka mereka dan ketua datang untuk
membantu tapi Tuan Lim sangat pintar, Anda bisa dengan
selamat melewati semua ini.”
Kata-kata ini persis dengan ucapan Goan Hiong, maka Lim
Hud-kiam berkata, “Kalau begitu berarti plakat yang To-tiang
belah adalah buatan Kie Tayhiap?”
“Benar, plakat dunia persilatan dimiliki oleh 5 perguruan,
aku tidak berani menghancurkannya, kalau hari ini plakat asli
tidak dikeluarkan, perguruan kami akan sulit berbicara.”
“Aku tidak berani mengatakan kalau aku telah berjasa, tapi
aku mendapatkannya pun dengan cara yang sulit,” kata Lim
Hud-kiam.
“Kami semua orang Bu-tong-pai sangat menghormati Tuan
Lim dan juga kagum kepada Anda.”
Lim Hud-kiam tidak menanggapinya, tapi Yu Liong sudah
tidak tahan, dia berkata, “Kalian benar-benar sangat pintar
bicara, tapi selalu melakukan perbuatan yang tidak betul, aku
benar-benar merasa malu kalau menjadi kalian.”
“Apa maksud Tuan Yu?”
Lim Hud-kiam tidak mau membuat keruwetan, dia tertawa
dan berkata, “Yu Toako menganggap supaya bisa selamat
melewati rintangan, To-tiang selalu membuat yang palsu dan
selalu mendorong masalah kepada kami, maka dia jadi
marah.”
“Kalau Tuan Yu marah, aku tidak bisa bicara apa pun,
hanya bisa merasa menyesal, tapi cara ini diajarkan oleh ketua
Kian-kun-kiam-pai, mereka percaya kalau Tuan Lim sanggup
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mengatasi semua ini, maka kami baru setuju, apalagi setelah
itu kami tetap melindungi kalian sepanjang jalan!”
“Apakah kalian takut kalau kami akan melarikan diri?” tanya
Yu Liong.
Wajah Cia Hui To-jin mulai terlihat marah, tapi Ciam Giokbeng
yang berada di atas panggung menggeleng-gelengkan
kepala kepadanya, akhirnya Cia Hui To-jin memberi hormat
dan berkata, “Kalau kalian mau marah, nanti aku akan datang
meminta maaf, rapat akan segera dimulai, silakan kalian
beristirahat dulu!”
Dia membalikkan tubuh dan berjalan membawa kelompok
Lim Hud-kiam ke sebuah tenda, setelah itu baru meninggalkan
mereka. Murid-murid Bu-tong datang mengantarkan air dan
makanan kecil, mereka benar-benar rajin. Sekarang waktu
sudah menunjukkan pukul 12 siang, di depan Ciam Giok-beng
ada sebuah simbal terbuat dari giok, dia mengangkat pemukul
kayu dan memukul simbal itu 9 kali.
Suara simbal segera menutupi suara yang ribut, Ciam Giokbeng
berdiri, dengan suara lantang dan gagah dia berkata,
“Rapat akbar akan dimulai, sekarang adalah rapat akbar dari 5
perguruan, mereka adalah Bu-tong, Siauw-lim, Kun-lun, Go-bi,
dan Hoa-san, tapi kami sudah memperluas peserta, semua
kalangan persilatan sekarang berhak ikut serta, aku kira ini
akan menjadi ajang yang ramai, aku diundang oleh ketuaketua
5 perguruan menjadi wasit, tapi aku hanya mempunyai
ilmu silat yang tidak seberapa, jadi kalian boleh memilih
beberapa pesilat tangguh untuk mendampingiku.”
Lie Hoan-tay segera berkata, “Ciam Tayhiap, memang
banyak pesilat tangguh yang datang tapi tidak ada yang
seperti anda, mereka ingin ikut mengambil bagian, dan ingin
ikut bertarung ini untuk memperebutkan posisi sebagai Raja
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Pedang, mereka tidak akan mau menanggung jabatann seperti
itu, biar Ciam Tayhiap saja yang memegang tugas ini.”
“Benar, Ciam Tayhiap yang paling cocok kecuali Kian-kunkiam-
pai bermaksud ikut mengambil bagian, baru diganti
orang lain!” teriak Ciu Giok-hu.
“Perguruan kami tidak akan ikut serta, baiklah, tapi taku
takut tidak bisa melaksankan tugas dengan baik!” kata Ciam
Giok-beng.
“Semua peserta adalah pesilat tangguh, kalah atau menang
sepertinya sekali melihat sudah ketahuan, maka bila wasitnya
hanya ada satu orang itu sudah cukup,” kata Ciu Giok-hu.
“Kalau begitu, baiklah aku sendiri yang akan menjadi
wasitnya, sekarang akan kami umumkan aturan aturan
pertarungan, peserta harus menang berturut-turut 3 kali baru
bisa dianggap ikut serta, setelah itu baru masuk ke tahap
pertarungan, dalam pertarungan hanya ada satu ronde untuk
menentukan kemenangan, dengan cara seperti itu
menyisihkan peserta lain sampai tersisa satu orang, baru dia
akan menjadi Raja Pedang, bagaimana pendapat kalian?
Harap bisa memberi saran.”
Dari tempat jauh ada seorang laki-laki dengan wajah penuh
cambang dia berkata, “Itu tidak adil, aku datang sendirian
dengan cara Tuan itu hanya cocok untuk orang yang datang
satu perguruan, bagiku itu sangat merugikan.”
Ciam Giok-beng berkata, “Saran sobat memang benar, tapi
Raja Pedang hanya akan disandang oleh satu orang, walaupun
dari suatu perguruan semua orang bisa bertarung, dia tetap
harus mengikuti babak penyisihan sampai tingkat terakhir, dan
akan tersisa satu orang, kalau Tuan dengan teliti berpikir cara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
ini sangat adil, menyisihkan semua orang dan mendapatkan
kesempatan yang sama, sampai waktu beristirahat pun sama.”
Laki-laki itu duduk kembali.
“Aturan sudah diumumkan, sekarang aku akan
mengumumkan hal yang kecil-kecil,” kata Ciam Giok-beng.
“Bertarung pedang sama juga bertanding silat mengapa
banyak masalah kecil-kecil?” tanya Ciu Giok-hu.
“Sebelumnya harus diterangkan dengan jelas, supaya
setelah bertarung tidak akan menjadi ribut, aturan kecil ini
sangat sederhana, simbalku ini yang akan menjadi
patokannya, bila kupukul berarti pertarungan di mulai dan bila
dipukul lagi berarti pertandingan harus dihentikan!”
“Untuk apa?” tanya Ciu Giok-hu.
“Pada pertarungan ini yang penting adalah teknik pedang,
begitu ada yang menang, harus berhenti tidak diperbolehkan
dengan sengaja melukai orang, maka begitu aku melihat ada
yang menang, aku akan memukul simbal ini dan pertarungan
harus dihentikan, bila simbal sudah dipukul tapi pertarungan
masih belum berhenti, aku akan memberi hukuman.”
“Dengan patokan apa kau menentukan menang atau
kalau?”
“Dengan baju, rambut, atau topi, kulit yang terkena pedang
sedikit tergores, bisa menjadi patokan, memang ini agak tidak
adil, karena banyak pesilat yang selalu kalah untuk mendapat
kemenangan, tapi pada rapat akbar kali ini adalah untuk
memilih Raja Pedang, dia harus mempunyai teknik pedang
yang tinggi bukan teknik yang berbahaya, maka peraturan ini
ada artinya, ini adalah peraturan kesatu, kedua, bila sedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
bertarung, kecuali pedang senjata lainnya dilarang digunakan,
dan dilarang di bantu orang ketiga.”
Syarat ini tidak ada yang tidak setuju, Ciam Giok-beng
mengumumkan peraturan ketiga, “Bila pedang terlepas berarti
kalah, keempat, orang yang terjatuh ke bawah panggung
berarti dia kalah.”
Tidak ada yang tidak mendukung, maka semua syarat
sudah selesai diumumkan. Kata Ciu Giok-hu, “Aturannya cukup
teliti, hanya ada sedikit pertanyaan, harap wasit bisa
menjelaskan bila ada yang melanggar aturan ini, hukuman apa
yang akan dia dapatkan?”
Ciam Giok-beng berkata, “Kami akan melihat berat atau
ringannya pelanggaran, hukuman berat berarti hukuman mati,
yang ringan adalah tidak boleh mengikuti pertarungan lagi, di
sisiku ada beberapa teman mereka juga akan menjadi wasit
untuk membantuku, bila mereka tidak bisa menangani ketua
dari 5 perguruan yang akan membantu, aku percaya tidak
akan ada orang yang bisa lari dari keadilan.”
“Masih ada masalah penting yang ingin kutanyakan, jujur
bicara, aku tidak tertarik dengan posisi sebagai Raja Pedang,
aku datang demi plakat dunia persilatan, sekarang aku ingin
tanya di manakah plakat dunia persilatan itu?”
Ciam Giok-beng mengeluarkan sebuah kotak kecil, “Ada di
sini.”
“Bukalah untuk diperlihatkan, sebab kami masih
menyangsikan keaslian plakat itu.”
Ciam Giok-beng mengangguk, dia membuka kotak itu di
dalamnya ada plakat giok berbentuk persegi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dari jauh Ciu Giok-hu melihatnya dan bertanya, “Apakah ini
yang asli atau yang palsu?”
Ketua Bu-tong, Cia Hwie Cin-jin berdiri dan berkata, “Inilah
yang asli!”
Ciu Giok-hu tertawa dingin, “Plakat asli dari perguruan Anda
terlalu banyak, ini adalah plakat yang ke-41!”
“Yang palsu memang banyak, tapi yang ini aku yang bawa
sendiri, bukan barang palsu!”
“Apakah di dalam plakat ada petunjuk rahasia?” tanya Ciu
Giok-hu.
“Aku tidak tahu, kami hanya diperintahkan menjaga plakat
ini, tidak tahu apakah di dalamnya ada sesuatu atau tidak,”
kata Cia Hwie.
“Lebih baik dibelah untuk diperlihatkan, kami tidak mau
tertipu lagi,” kata Ciu Giok-hu.
“Menurut aturan generasi atas kami, hanya Raja Pedang
yang berhak membelah plakat ini, aku tidak bisa menuruti
permintaanmu!” jawab Cia Hwie Cin-jin.
“Kita tidak perlu mempertahankan pendapat masingmasing,
bila plakat itu palsu, untuk apa demi barang itu kita
menumpahkan darah,” kata Ciu Giok-hu.
“Kalau Tuan merasa tidak cocok dengan keinginan kami,
Anda boleh melepaskan hak untuk ikut serta dalam ajang ini,”
kata Cia Hwie Cin-jin.
Ciu Giok-hu mulai marah, “Apa maksudmu? Plakat dunia
persilatan adalah milik semua orang, dengan alasan apa kau
merasa memilikinya sendiri? Hari ini kalian harus menerangkan
dengan jelas.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Dengan tenang Cia Hwie Cin-jin berkata, “Kami tidak perlu
menerangkan apa-apa, bagi kami plakat dunia persilatan
hanyalah suatu simbol, simbol semangat dan mewakili nama
tertinggi di dunia persilatan, kami tidak ingin mendapatkan
rahasia apa pun dari plakat itu, kalau tidak sudah sejak awal
kami membelah plakat itu.”
Ciu Giok-hu masih akan bicara, Thio Siauw-hun berdiri dari
tempat duduknya, “Ketua, plakat dunia persilatan hanyalah
simbol kemenangan dari 5 perguruan besar, kalau begitu
orang yang mendapatkan plakat ini apakah dia bisa
mendapatkan fasilitas khusus?”
Cia Hwie Cin-jin berdiam cukup lama baru menjawab,
“Siapa yang mendapatkan plakat dunia persilatan, dia akan
menjadi pemimpin dunia persilatan, dia berhak meminta apa
pun kepada 5 perguruan.”
Thio Siauw-hun tertawa, “Meminta atau memerintah?”
“Apa bedanya dari kedua kata itu?” tanya Cia Hwie.
“Perbedaannya sangat jauh, kalau meminta tidak menekan,
kau boleh menolaknya, kalau memerintah, kalian harus
melaksanakannya.”
Cia Hwie Cin-jin merasa masalah ini terlalu besar, maka dia
berkata, “Sobat, tunggu sebentar, aku akan berunding dulu
dengan ketua yang lain, kau akan mendapatkan jawabannya
nanti.”
Ketua Siauw-lim, Cu San Taysu segera berkata, “To-heng,
kita tidak perlu berunding lagi, aku bisa mewakili 3 ketua
lainnya untuk menjawab, siapa yang memegang plakat dunia
persilatan dia berhak memerintah kami!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Sebenarnya sejak tadi mereka sudah sepakat, hanya karena
Bu-tong, perguruan yang memegang plakat, maka Cia Hwie
Cin-jin tidak buru-buru mau mengakuinya, melihat Siauw-lim
sudah memberi jaminan, Cia Hwie Cin-jin segera berkata,
“Kalau Taysu sudah berkata seperti itu, aku setuju, apakah
Tuan Thio merasa puas dengan jawaban kami?”
Thio Siauw-hun tertawa, “Sebenarnya belum puas, kalau
pemimpin dunia persilatan menurunkan perintah, kalian harus
membubarkan perguruan dan bunuh diri, apakah kalian akan
menurutinya?”
“Pemimpin dunia persilatan pasti adalah orang yang
bertanggung jawab, aku percaya dia tidak akan menurunkan
perintah seperti itu, tapi bila terjadi hal seperti itu, kami tetap
akan menuruti kemauannya, apakah Tuan masih ada
pertanyaan lagi?” tanya Cia Hwie Cin-jin.
“Tidak, jawaban Anda tadi sudah membuatku puas,” kata
Thio Siauw-hun sambil tertawa.
Cia Hwie Cin-jin tertawa, katanya, “Tapi masih ada satu
syarat, kami mengenal plakat bukan mengenal orang, ada
plakat bisa memerintah kami, tidak ada plakat tidak bisa
menurunkan perintah, apakah Tuan Ciu masih bermaksud
membuka plakat untuk dilihat kejelasannya?”
Ciu Giok-hu berpikir sebentar, “Aku hanya menginginkan
rumus ilmu silat yang ada di dalam plakat, apakah plakat bisa
memerintah kalian atau tidak, aku tidak peduli.”
“Kalau begitu berarti Tuan Ciu ingin membuka plakat ini?”
tanya Cia Hwie Cin-jin.
“Benar, aku ingin melihat isi plakat itu,” jawab Ciu Giok-hu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Lim Hud-kiam berdiri dan menjawab, “Aku tidak setuju, 5
perguruan selalu ditekan oleh plakat dunia persilatan, mereka
merasa tidak suka, mereka sangat ingin menghancurkan
plakat itu.”
Ciu Giok-hu melotot dan marah, “Dengan hak apa kau
berani mengeluarkan pendapat?”
“Hari ini semua orang yang datang berhak mengeluarkan
pendapat,” kata Lim Hud-kiam.
“Bocah tengik, beberapa hari yang lalu kau mempermainkan
kami, aku belum membuat perhitungan denganmu, sekarang
kau mencari masalah lagi.”
“Mengapa kau bilang aku mempermainkanmu?”
“Karena puisimu semuanya bohong,” jawab Ciu Giok-hu.
“Yang membuat tipuan itu bukan aku, tapi kau sendiri, aku
mengaku 5 kalimat puisi itu kuambil dari buku, puisi yang
kalian pakai pun semuanya palsu.”
“Tiang Toako menghabiskan waktu 10 tahun baru
mendapatkan puisi-puisi dari 5 perguruan, mana mungkin itu
palsu?”
“Sebab dia bodoh, puisi-puisi itu semua murid dari 5
perguruan juga bisa dan tahu, kalian harus menghabiskan
waktu 10 tahun untuk mencari tahu, sedangkan aku hanya
membutuhkan waktu 1 bulan, semua puisi dapat kubeli,
karena kalian pelit maka harus menunggu dalam waktu lama.”
“Apakah benar?”
“Pasti benar, 5 puisi itu aku ikuti dari 5 puisi dari 5
perguruan, bila ini adalah kebohongan, kalianlah yang
memulainya!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciu Giok-hu benar-benar malu tapi Lim Hud-kiam berkata
lagi, “Sebenarnya dari awal kau sudah tahu, puisi-puisi itu
tidak benar, kau hanya tidak ingin melepaskan mimpimimpimu
yang tidak benar itu.”
“Bagaimana sekarang, Tiang Toako?” tanya Ciu Giok-hu.
“Aku tidak menyangka kalau 5 perguruan akan membuat
jebakan seperti ini,” kata Tiang Leng-cu.
Lim Hud-kiam tertawa, berkata, “5 perguruan tidak menipu,
sebenarnya setelah mereka memberi 5 puisi itu, mereka
langsung menutup pintu, sebab itu hanya gurauan, mengapa
tidak boleh bergurau? Seperti seorang ibu yang sedang
mengasuh anaknya, dia mengatakan, 'Nak, jangan menangis
terus, nanti harimau di hutan akan datang memakanmu!'
semua tahu kalau itu hanya untuk supaya si anak tidak terus
menangis. Tapi orang bodoh menganggap itu benar, lalu dia
memberitahu kepada orang lain kalau di depan rumahnya ada
harimau, sebenarnya siapa yang menipu?”
Ciu Giok-hu melihat Tiang Leng-cu, dia benar-benar malu,
kata Tiang Leng-cu, “Berarti 10 puisi teka-teki itu semuanya
palsu?”
“Aku mengaku kalau kelima puisiku kuambil dari buku tapi 5
kalimat lagi, aku yakin itu juga palsu. Tapi lebih baik tanyakan
pada mereka,” kata Lim Hud-kiam.
Tiang Leng-cu segera bertanya kepada Cia Hwie, “Apa
pendapat kalian?”
Cia Hwie Cin-jin tersenyum, “Setiap perguruan mempunyai
satu kalimat, dan hanya kami berlima yang tahu, kami belum
pernah mengatakannya kepada orang luar, dari mana Tuan
mendengarnya?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Dari murid-murid kalian,” jawab Tiang Leng-cu.
“Murid-murid kami juga tidak tahu, mana mungkin mereka
bisa memberitahunya kepadamu?”
Tiang Leng-cu baru sadar kalau dia terjebak, karena marah
dia hanya duduk dan diam.
“Sebenarnya apa arti dari kalimat itu?” tanya Ciu Giok-hu.
“Kami berlima sudah sepakat, tidak akan mengatakan
kepada siapa pun!” kata Cia Hwie Cin-jin. Kata Cu San Taysu
dari Siauw-lim, “Kecuali pemimpin dunia persilatan
mengeluarkan perintah, kami baru akan memberitahu, kalau
tidak, maaf, kami tidak bisa memberitahu.”
“Kalau ingin tahu rahasia plakat dunia persilatan, harus
menjadi pemimpin dunia persilatan dulu baru bisa
memerintahkan mereka, kekuatan menekan mereka hanya
ada pada plakat itu, aku tidak setuju kalau plakat dihancurkan,
aku tidak mau kemari dengan sia-sia!” kata Lim Hud-kiam.
Ciam Giok-beng tertawa, berkata, “Sekarang tidak ada yang
meminta untuk menghancurkan plakat, untuk melihat apakah
plakat itu palsu atau asli.”
Dengan aneh Ciu Giok-hu bertanya, “Cia Hwie Cin-jin, kalian
sudah beberapa kali menjadi ketua dunia persilatan, mengapa
tidak terpikir untuk membelah plakat dan melihat isinya?”
“Kami 5 perguruan besar sudah berjanji, tidak boleh ikutikutan
mencari tahu tentang rahasia di dalam plakat, ilmu silat
tinggi itu kalau jatuh pada salah satu perguruan, akan tersebar
luas dan kehilangan harga menegakan keadilan dan
kebenaran.”
“Selama beberapa tahun ini kami hanya menjaga barang
ini, kami menunggu sampai bisa diberikan kepada orang yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
pantas mendapatkannya, dulu kalian belum muncul, dengan
ada 5 perguruan besar cukup untuk menjaga ketenangan
dunia persilatan, maka kami belum pernah berniat memakai
plakat itu, tapi tahun ini banyak pesilat tangguh yang
berkumpul di sini, kami menyambut baik kalian untuk
mengikuti rapat akbar ini, dan memilih satu orang yang
berilmu tinggi, pintar, lincah, juga baik supaya bisa
menanggung tugas yang berat ini, sehingga kami berlima bisa
melepas tanggung jawab yang berat ini.”
“Kalau begitu kalian tidak akan ikut dalam pertarungan
pedang ini?” tanya Ciu Giok-hu.
“Kami pasti akan ikut, kalau teknik pedang kalian tidak bisa
mengalahkan kami, maka kalian tidak akan kuat menanggung
tugas yang berat ini, maka tetap kami yang menjaganya, rapat
akbar ini diadakan 3 tahun sekali, kami menyerahkan plakat
juga menyerahkan posisi sebagai pemimpin dunia persilatan,
kami harap plakat jangan jatuh ke tangan kami lagi karena
kami juga berharap rahasia yang ada di dalam plakat bisa
dibuka,” kata Cia Hwie Cin-jin.
Cu San Taysu dari Siauw-lim berkata lagi, “Kalau plakat itu
kembali ke tangan kami, rahasia ini akan terus dijaga, dan 3
tahun kemudian baru akan datang kesempatan lagi.”
“Sudahlah, jangan banyak bicara lagi, mari kita mulai
bertarung,” kata Ciu Giok-hu.
Ciam Giok-beng berkata, “Kalau tidak ada masalah lain, aku
akan mengumumkan kalau pertarungan ini dimulai, babak
pertama adalah babak percobaan maka pertarungan bisa
dilakukan dengan bebas, setelah 3 kali menang baru bisa
secara pasti ikut bertarung, setiap orang yang bertarung harus
melawan pesilat-pesilat dari 5 perguruan, aku kira semua pasti
setuju!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Peraturan ini sangat tepat, kalau bisa menghindari satu
orang untuk bertarung dengan pesilat biasa-biasa saja
memang tetap ada penyisihan, tapi orang yang terpilih adalah
yang terbaik, apalagi akan bertarung dengan pesilat dari 5
perguruan besar, akan mempersingkat waktu, maka semua
mendukung usul ini.
Ciam Giok-beng berkata lagi, “Pemimpin dunia persilatan
kemarin ini adalah dari Bu-tong, maka harap Cia Hwie Cin-jin
bisa memilih pesilat dari Bu-tong untuk bertarung.”
Sin Hui-hiong segera meloncat ke atas panggung, dia
memberi hormat kepada Ciam Giok-beng, kemudian memberi
hormat kepada hadirin, kata Cia Hwie Cin-jin, “Sin Hui-hiong
adalah murid preman Bu-tong.”
Dia adalah pemuda yang baru berusia 20 tahun lebih,
wajahnya tampan, sikapnya tenang, sekali melihat langsung
sudah tahu kalau dia adalah pesilat tangguh, karena ini adalah
pertarungan pertama maka yang keluar pasti bukan pesilat
sembarangan.
Di bawah panggung sudah terbagi menjadi 4-5 kelompok,
mereka saling pandang sedang bertanya-tanya siapa yang
akan keluar sekarang, akhirnya Ciu Giok-hu tidak sabar, dia
menyuruh seorang pesilat yang dibawanya dari Ceng-seng
untuk bertarung dengan Sin Hui-hiong.
Dia adalah seorang lelaki setengah baya, namanya adalah
Ong Si-poa, dia juga teman baik Ciu Giok-hu, ilmu pedangnya
lumayan bagus, di Ceng-seng posisinya berada di tingkat 8-9.
Setelah naik panggung dan saling menyebutkan nama,
mereka langsung bertarung, tapi baru 20 jurus, dia sudah
dipaksa Sin Hui-hiong turun dari panggung, dari sana dapat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
diketahui kalau ilmu pedang Bu-tong tidak main-main juga
sangat terkenal.
Ilmu silat pemuda itu tidak berada jauh di bawah Cia Hui
dan Cia Cing, maka dia terpilih mewakili Bu-tong.
Babak pertama sudah terlihat kekuatan Bu-tong tapi Ciu
Giok-hu tetap tidak peduli, karena masih ada kesempatan lain,
maka dia tidak mencoba untuk kedua kalinya.
Dua babak berikutnya diisi oleh pesilat dari luar, teknik
mereka lumayan bagus, tapi tetap kalah oleh Sin Hui-hiong.
Dia sudah memasuki babak keempat.
Yang lain yang bertarung adalah seorang To-kouw muda
dari Go-bi tapi nasibnya tidak sebaik Sin Hui-hiong, setelah
menang satu kali, dia segera dikalahkan oleh seorang lelaki
dengan wajah penuh cambang.
Lelaki itu adalah yang bertanya tadi, dia naik panggung dan
memberitahu namanya, Heuw Liu-koan, dijuluki pesilat
bercambang, jurus pedangnya aneh, tenaganya besar, setelah
berhasil mengalahkan wakil dari Go-bi-pai, dia masih
mengalahkan Thio Siauw-hun dari Thian-san. Terakhir dia
berhadapan dengan pesilat pedang Hoa-san-pai, setelah 40
jurus berlalu dia membunuh pesilat itu di panggung, terjadi
pertarungan berdarah pertama.
Tapi dia tidak melanggar aturan, maka wasit Ciam Giokbeng
tidak bisa berkata apa-apa. Dalam kemarahannya dia
mengumumkan kalau pesilat bercambang itu bisa masuk ke
pertarungan berikutnya.
Yang lainnya hanya pesilat biasa, dari 5 perguruan ada
wakil mereka yang masuk, Siauw-lim, Bu-tong, malah sudah
ada dua orang yang masuk pertarungan berikutnya. ThianTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
san, Thio Siauw-hun dan suami istri dari Bouw leng juga
berhasil masuk babak berikutnya.
Pertarungan semakin ketat, ilmu pedang para pesilat yang
datang dari 5 perguruan semakin tinggi lawan pun semakin
kuat dan ilmu pedang mereka semakin cepat, kalau atau
menang tidak bisa lewat dari 10 jurus.
Yang terluka atau yang mati semakin banyak, mayat-mayat
bergelimpangan hanya ditutupi oleh selembar kain putih.
Hari hampir sore, babak pertama sudah usai, Tiang Lengcu,
dari Thian-san dan suami istri Thio In berhasil melewati
babak pertama, tapi dua bersaudara Hie dikalahkan oleh Bun
Tho-hoan.
Ciu Pek-ho berhadapan dengan Liu Hui-hui, dia melepaskan
kesempatan ini dan mengaku kalah, tapi Bun Ta-cai sangat
marah, karena dia dikalahkan oleh Lim Hud-kiam.
Di luar dugaan, dari pihak luar pun ada 4 orang yang
berhasil masuk, yang satu adalah seorang nenek tua bernama
Ma Kiu-nio, yang satu dandanannya seperti pendeta bernama
Liu Ban-mong, seorang pak tua kurus bernama Wong Jin-jiu,
dan seorang gadis kecil bernama Wong Han-bwee, dia adalah
cucu Wong Jin-jiu.
Lim Hud-kiam, Liu Ta-su, dan Liu Hui-hui berhasil masuk
dan menjadi peserta, yang lainnya tidak ikut, karena tujuan
mereka bukan pertarungan ini.
Ciam Giok-beng mengumumkan waktu istirahat, sambil
mempersiapkan pertarungan berikutnya, juga sekalian
membersihkan mayat-mayat yang tergeletak di bawah
panggung dan sekaligus mengurangi hawa menyeramkan di
sana.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Di antara mayat-mayat itu selain 3 orang dari pihak luar, 16
orang adalah murid-murid dari 5 perguruan, orang-orang dari
5 perguruan membersihkan mayat-mayat itu, tampak kalau
hati mereka terasa berat.
19 mayat itu kebanyakan dibunuh oleh orang-orang Cengseng
dan Tiang Leng-cu, 5 orang mereka yang naik panggung
telah membunuh 13 orang musuh.
Ciu Giok-hu, Tiang Leng-cu, dan Bun Tho-hoan tidak
membunuh, Bun Ta-cai membunuh satu orang, setelah itu dia
dikalahkan oleh Lim Hud-kiam. Ciu Pek-ho juga telah
membunuh 2 orang. Saat bertemu berhadapan dengan Liu
Hui-hui dia mengalah.
Dari sana dapat diketahui kalau kelompok mereka sangat
kejam, gerakan mereka cepat dan selalu berniat membunuh.
Saat kosong seperti ini semua orang mengambil
kesempatan untuk beristirahat dan makan, maka di atas
panggung digantung ratusan lampion membuat panggung
terlihat terang seperti siang hari. Di bawah panggung pun
sama lampion tampak berkilauan, orang yang datang melihat
keramaian semakin banyak, keadaan seperti ini belum pernah
terjadi di Tiang-jin Feng, kegilaan ini didorong oleh aura
membunuh penuh darah.
Lim Hud-kiam dan lainnya tidak ada persiapan, tapi mereka
pun tidak sampai kelaparan, karena dari lembah Lu-bwee,
keluarga Thio mengantarkan makanan dan arak. Dari Bu-tong
pun ada yang datang mengantarkan makanan ala kadarnya.
Angin gunung mulai terasa dingin, tapi tidak bisa
meredamkan hati setiap orang yang panas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Mereka duduk sambil makan, Liu Ta-su tertawa, “Hud-kiam,
hari ini yang paling marah adalah Bun Lo-toa, dia sama sekali
tidak menyangka kalau dia akan kalah di tanganmu!”
Tapi Liu Hui-hui malah menghela nafas, “Aku benar-benar
tidak mengerti, mengapa kedua Paman Bun menjadi seperti
orang yang tidak kukenal, biasanya mereka tidak ganas, tapi
hari ini mereka berubah menjadi seperti sepasang harimau
gila, begitu mengeluarkan jurus langsung melukai orang,
sebenarnya lawan mereka tidak berilmu tinggi, tidak perlu
sampai membunuh mereka untuk lolos dari babak penyisihan.”
Kata Liu Ta-su, “Dekat warna merah akan menjadi merah,
dekat warna hitam akan menjadi hitam, berteman dengan Ciu
Giok-hu mana mungkin tidak akan berubah? Apalagi mereka
sedang mengubar nafsu dan membalas dendam kepada 5
perguruan, karena kalimat puisi yang didapat Tiang Leng-cu
adalah palsu, orang yang mereka bunuh kebanyakan dari 5
perguruan.”
Kata Yu Leng-nio, “Mungkin tujuan mereka tidak
sesederhana ini, hari ini bila mereka tidak bisa mendapatkan
plakat dunia persilatan, 5 perguruan pun tidak akan berani
mengeluarkan puisi yang asli.”
“Mengapa?” tanya Liu Ta-su.
“Maksud mereka membunuh adalah ini, bila 5 perguruan
berani menyebutkan puisi yang asli, mereka akan membunuh
lebih banyak orang lagi, ini adalah ancaman tanpa suara,
maka mereka sama sekali tidak berperaaan.”
“Apakah mereka tidak takut dengan hukuman dari
pemimpin dunia persilatan?” tanya Liu Ta-su.
“Plakat itu memang bisa menekan 5 perguruan, tapi tidak
akan berlaku untuk orang lain. Seperti Paman, bila Ciu Giok-hu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
menjadi pemimpin dunia persilatan, apakah Paman mau
ditekan?”
“Benar juga, kalau begitu apa gunanya kita bertarung?”
tanya Liu Ta-su.
“Ada gunanya, yang mereka perebutkan hanya rahasia
yang ada di dalam plakat, bukan siapa yang akan
mendapatkan plakat, mereka tidak akan peduli apa yang
disebut plakat, mereka juga percaya orang lain sama tidak
pedulinya dengan mereka, termasuk 5 perguruan. Bila plakat
itu jatuh ke tangan orang lain, maka mereka akan
menggantinya dengan yang lain.”
“Apa yang akan mereka katakan kepada dunia?” tanya Liu
Hui-hui.
“Sederhana, mereka akan mengatakan kalau itu adalah
plakat palsu, yang asli sudah hilang,” jawab Yu Leng-nio.
“Tapi tadi mereka sudah mengumumkan kalau plakat itu
adalah yang asli,” kata Liu Ta-su.
“Benar, begitu plakat berada di tangan pemimpin dunia
persilatan, mereka diam-diam akan menutupinya di depan
semua orang dan menyatakan kalau itu adalah plakat palsu,
membuat orang yang mendapatkan plakat tidak bisa
membantahnya sekalipun dia punya mulut, juga membuat
orang curiga kalau si pemilik plakat ingin sendirian
mendapatkan rahasia yang ada di dalam plakat, tapi karena
pemimpin dunia persilatan bisa mengalahkan semua orang,
dia pasti berilmu silat tinggi, karena itu bencana saling bunuh
akan terjadi.”
Dengan marah Liu Ta-su berkata, “Cara 5 perguruan benarbenar
hina!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Ini adalah cara mereka bertahan hidup, pesilat-pesilat dari
tempat lain ilmu pedangnya semakin tinggi dan sudah
mencapai tahap di mana 5 perguruan tidak bisa menguasai
keadaan, maka mereka ingin mencari alasan untuk membunuh
musuh-musuh yang menghadang mereka!”
“Maksud Ciciku memberitahu hal ini kepada Paman Liu dan
Nona Liu, bila kalian bertarung nanti jangan terlalu dianggap
serius, dan berusaha keluar dari pertarungan itu,” kata Yu
Bwee-nio.
“Aku dan Hui-hui hanya membantu Hud-kiam, kami tidak
ingin menjadi pemimpin dunia persilatan, dan kami pun tidak
akan sanggup menjadi pemimpin,” kata Liu Ta-su.
“Sekarang yang membantu cukup banyak, aku kira kalian
berdua jangan sampai menghabiskan tenaga, pertarungan
sebenarnya tidak terjadi di atas panggung, melainkan setelah
menjadi pemimpin dunia persilatan, lihat, pesilat-pesilat yang
dikeluarkan oleh 5 perguruan memang berilmu bagus tapi
mereka bukan inti dari perguruan masing-masing, mereka
hanya digunakan untuk menutupi pandangan orang-orang.
Kekuatan mereka sebenarnya ada di paling belakang,” kata Yu
Leng-nio.
“Menurut kalian, siapa yang terakhir akan menjadi
pemimpin dunia persilatan?” tanya Liu Ta-su. Jawab Yu Bweenio,
“Dulu menurut perkiraan suamiku, yang melimpahkan
semua kesalahan pada orang itu sehingga menjadi sasaran
semua orang, tapi melihat keadaan tadi, mungkin perkiraan itu
salah, maksud dari 5 perguruan akan menyerahkan plakat itu
kepada salah satu kelompok yang kuat, kalau tidak terjadi
sesuatu mungkin kelompok itu adalah kelompok Ciu Giok-hu.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Orang yang masuk ke babak penyisihan sangat banyak,
mana mungkin mereka bisa mengaturnya sedemikan rupa?”
tanya Liu Ta-su.
“Mereka masing-masing sudah tahu kekuatan masingmasing,
mereka yang mengatur daftar namanya, mereka akan
membuat orang yang sulit diatasi di tangan mereka, kemudian
akan memberikan kesempatan ini kepada Tiang Leng-cu atau
Ciu Giok-hu,” kata Yu Leng-nio.
Liu Ta-su berpikir sebentar, melihat Lim Hud-kiam yang
sejak tadi tidak bersuara, dia berkata, “Hud-kiam, mengapa
kau diam saja? Apa pendapatmu?”
Lim Hud-kiam menghela nafas, “Semua perkataan Leng-nio
benar, tujuan dari 5 perguruan memang seperti itu, hanya
saja tujuan mereka jadi meleset, pada pertarungan hari ini
ilmu pedang yang paling tinggi bukan dimiliki Ciu Giok-hu,
bukan keluarga Thio dari Thian-san juga bukan kita, melainkan
5 orang yang tiba-tiba masuk ke babak penyisihan.”
“Dari mana kau bisa tahu? Mereka tidak aneh,” kata Yu
Leng-nio.
“5 perguruan sudah tahu sampai di mana kekuatan kita,
mereka mengeluarkan pesilat biasa, boleh dikatakan mereka
hanya mengantarkan kematian mereka sendiri, mereka
mengeluarkan pesilat inti untuk menghadapi kelima orang itu,
tapi tetap saja mereka kalah.”
“Aku tidak melihatnya/' kata Liu Ta-su.
“Hanya 5 perguruan yang tahu, pesilat yang mereka
keluarkan belum menggunakan ilmu silat mereka tapi sudah
dijaga dengan ketat, mereka sangat licin dan berpura-pura
mengalah lalu turun dari panggung,” kata Lim Hud-kiam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kau bisa mengalahkan Bun Lo-toa, jadi aku mengaku kalau
kau lebih pintar, siapa orang itu?” tanya Liu Ta-su.
“Kuharap bisa segera tahu, kelima orang itu tidak
mengenalkan dirinya, tapi ilmu pedang mereka sangat dalam,
ini di luar dugaanku. Mereka menjadi yang terkuat, aku
khawatir sebab aku tidak tahu bagaimana caranya
menghadapi mereka,” kata Lim Hud-kiam mengeluh.
“Untung kelima orang itu kecuali yang marga Wong, kakek
dan cucu, yang lainnya datang sendiri, maka lebih mudah
menghadapi mereka,” kata Liu Ta-su.
“Paman, kau salah, mereka satu kelompok,” kata Lim Hudkiam.
Semua terkejut, Liu Ta-su tidak percaya dan berkata,
“Tidak, jurus pedang mereka tidak sama, mereka tidak
mungkin satu kelompok,”
“Tidak salah lagi, memang jurus mereka tidak ada yang
sama, maka hal inilah yang membuatku tahu kalau mereka
satu kelompok, sebab ilmu pedang mereka berjalan pada 5
arah, tepat 5 jurus. Lelaki bercambang mengarah ke Timur,
satu dan dua adalah kayu. Liu Ban-mong ke arah selatan, 3
dan 4 adalah api, Ma Kiu-nio ke arah barat, 7 dan 8 adalah
emas, Kakek Wong dan cucu adalah utara, 9 dan 10 adalah
air, yang masih kurang dan yang terpenting adalah di bagian
tengah, itulah arah ke lima, dan itu adalah tanah, maka kelima
orang itu merupakan satu kelompok, mereka hanya sebagai
pembantu, pemimpin mereka masih belum keluar,” kata Lim
Hud-kiam.
Mendengar Lim Hud-kiam mengatakan semuanya dengan
begitu jelas, Liu Ta-su jadi percaya, dia terpaku kemudian
bertanya, “Apakah 5 perguruan melihat kejanggalan mereka?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Aku tidak tahu,” jawab Lim Hud-kiam. “Apakah kita perlu
memberitahu mereka?” tanya Liu Ta-su.
“Ini adalah cara yang bagus, tapi aku tidak ingin
memberitahu mereka, biar mereka sendiri yang menduga, ini
juga sekalian mencari tahu, apakah 5 perguruan sudah tahu
rahasia plakat itu atau belum,” kata Lim Hud-kiam.
“Setelah tahu rahasia itu apakah bisa mengetahui identitas
kelima orang itu? Apakah kau sudah tahu rahasia plakat dunia
persilatan?” tanya Liu Ta-su.
“Aku tidak tahu, tapi pesilat tangguh yang tidak ingin
namanya diketahui itu pernah mengatakan padaku bahwa
rahasia yang ada di dalam plakat adalah sebuah ilmu silat
khusus untuk mengatasi Ngo-heng-kiam-hoat (ilmu pedang 5
unsur) ini, berarti dia telah melihat rahasia plakat itu,” kata
Lim Hud-kiam.
“Dari mana kau bisa tahu kalau itu adalah Ngo-heng-kiam?”
tanya Liu Ta-su.
“Melihat kekuatan pedang dan jurus yang dia keluarkan,”
jawab Lim Hud-kiam.
“Apakah bisa lebih jelas?” tanya Liu Ta-su.
“Ngo-heng-kiam jatuh ke tangan orang jahat, bila ilmu itu
keluar, maka dunia persilatan akan terjadi bencana, pesilat
tangguh yang tidak ingin namanya diketahui ini ingin aku
menghalangi terjadinya bencana ini, yang aku tahu hanya
sampai sana,” jawab Lim Hud-kiam.
“Dia membuat orang susah, kalau bisa sekalian
memberitahu isi plakat itu dan membantumu mendapatkan
rahasia itu, bukankah itu akan lebih baik?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Dia mengatakan tidak bisa, rahasia itu hanya ada separuh,
sedangkan separuhnya lagi ada di tangan 5 perguruan besar,
dan kelima perguruan itu tidak akan memberitahukan rahasia
itu!” kata Lim Hud-kiam.
“Aku benar-benar jadi bingung!” kata Liu Ta-su.
“Aku sendiri juga bingung, penyakit orang dunia persilatan
adalah bila ada teknik rahasia tidak akan diberitahukan kepada
orang lain. Lebih baik semua orang tidak mendapatkannya,
plakat itu sudah lama berada di tangan 5 perguruan, tapi tidak
pernah ada persetujuan untuk bersama-sama mengetahui
rahasia yang ada di dalam plakat.”
“Apakah pesilat yang namanya tidak ingin diketahui itu ingin
memancing Ngo-heng-kiam keluar, dan menekan 5 perguruan
besar supaya mereka membuka rahasia itu?”
“Aku kira seperti itu, tapi pesilat itu sudah cacat, maka dia
memilihku untuk mengemban tugas ini, dia tidak ingin aku
mendapatkan ilmu silat dari plakat itu, ini adalah kebaikannya,
sebab orang yang berilmu tinggi akhirnya tidak ada yang
bernasib baik.”
“Tapi dia memaksamu menjadi hweesio, untuk apa? Apakah
menjadi hweesio adalah jalan terakhir dan terbaik yang bisa
ditempuh?” tanya Liu Ta-su.
“Dia hanya ingin membalas dendam kepadaku!”
“Balas dendam? Apakah orang itu ada dendam denganmu?”
tanya Liu Ta-su.
“Dia tidak ada dendam, apalagi kebencian, kukira dia hanya
marah saat itu, maka aku tidak melayaninya. Hanya karena dia
telah mengajarkan ilmu silatnya, jadi aku harus melaksanakan
sebagian perjanjianku dengannya, mengenai dia membenciku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
itu adalah rahasia kami berdua, harap Paman Liu jangan
bertanya lebih lanjut lagi,” kata Lim Hud-kiam.
“Baiklah, pertarungan akan dimulai kembali, Yu Leng-nio
tidak perlu kita bantu, aku dan Hui-hui akan pun akan lepas
tangan!” kata Liu Ta-su.
“Benar, jika ada kesempatan keluar dari pertarungan, harus
segera keluar, demikian juga dengan Hui-hui, aku tidak butuh
bantuannya sekarang, melainkan setelah menjadi pemimpin
dunia persilatan, maka saat itu akan terjadi keributan, aku
sendiri akan sulit menahannya, aku akan butuh bantuan
kalian!”
Ciam Giok-beng naik ke panggung lagi, dia memukul simbal
giok dan mengumumkan, “Sekarang akan dimulai pertarungan
berikutnya, jumlah peserta yang lolos ada 24 orang, tepat 12
pasang, 8 orangnya adalah pesilat dari 5 perguruan, 16 orang
dari luar, 16 orang ini dibagi menjadi beberapa kelompok,
supaya adil aku tidak menyatukan orang luar menjadi satu
kelompok, aku akan mengatur seperti itu, apakah kalian
setuju?”
Cara ini disetujui semua orang, maka Ciam Giok-beng mulai
membagi menjadi beberapa kelompok, Ceng-seng, Tiang
Leng-cu satu kelompok, Lim Hud-kiam bertiga, suami istri Thio
In dan Thio Siauw-hun satu kelompok. Lie Hoan-tay dan
Ouwyang Ciauw satu kelompok, Wong Jin-jiu dan cucunya,
Wong Han-bwee satu kelompok, ditambah 3 kelompok lagi
tepat menjadi 8 kelompok, setiap kelompok harus
mengeluarkan satu orang untuk bertarung dengan pesilat dari
5 perguruan, semua dibagi dengan rata.
Yang menang bisa beristirahat, kemudian akan terus
bertarung sampai muncul satu orang yang akan disebut Raja
Pedang, cara ini sangat adil.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Pertarungan pertama berlangsung antara Thio Siauw-hun
dengan Sin Hui-hiong dari Bu-tong, hanya berlangsung 4 jurus
pedang Thio Siauw-hun putus dan dia dinyatakan kalah.
Pertarungan kedua antara Liu Hui-hui berhadapan dengan
murid Siauw-lim yang bukan hweesio, Oh Biauw-hiang,
keduanya adalah perempuan, kemampuan ilmu pedang
mereka hampir sama, tapi Liu Hui-hui sudah siap untuk kalah,
pada jurus ke-40 dia sengaja membuat kakinya terpeleset, dan
dia turun dari panggung.
Berikut 6 ronde berlanjut, memang tidak mudah, ilmu
pedang cepat milik Bun Tho-hoan bergerak seperti kilat, ilmu
silat Ma Kiu-nio antara asli dan palsu tidak dapat dibedakan,
Wong Han-bwee memang masih kecil tapi jurusnya ganas, Liu
Ban-mong sangat tinggi ilmu pedangnya, di panggung
bertambah 5 mayat lagi, hanya Ouwyang Ciauw yang masih
bertarung dengan Pui Cuping dari Kun-lun dan kalah. 5
perguruan sudah menyisihkan 2 kelompok, tinggal 3 kelompok
lagi.
4 ronde lagi diisi oleh Tiang Leng-cu yang berhadapan
dengan Cong Leng-hun, dia menang dari Cong Leng-hun, Lim
Hud-kiam berhadapan dengan Ciu Giok-hu, dan membuat Ciu
Giok-hu harus turun dari panggung, Liu Ta-su berhadapan
dengan Wong Jin-jiu, Liu Ta-su memang tidak ingin menang,
tapi pertarungan semakin panas, terakhir dia benar-benar
mengeluarkan semua kemampuan ilmu silatnya yang hampir
ratusan jurus, setelah itu dia baru mengaku kalah. Pak tua
Wong ini benar-benar mempunyai ilmu sangat tinggi, saat
pedang melayang baju Liu Ta-su sudah disabetnya, simbal
giok Ciam Giok-beng dengan cepat dipukul, membuat Liu Tasu
bisa mundur dengan cepat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciu Giok-hu kalah oleh Lim Hud-kiam, setelah turun Liu Tasu
mengangguk kepada Lim Hud-kiam, tapi dia tidak
mengatakan sepatah kata pun, dia hanya memuji pandangan
Lim Hud-kiam tapi juga mulai mengkhawatirkan Lim Hud-kiam.
Ronde ketiga belum dimulai, pada kesempatan ini Lim Hudkiam
memberikan sepucuk surat pendek kepada Thio Siauwhun,
isi surat itu memberitahu dia supaya jangan ada niat
untuk mendapatkan plakat karena orang yang mendapatkan
plakat tidak akan bisa hidup tenang. Ciu Giok-hu dan lain-lain
walaupun sudah tersisih tapi sepertinya mereka tidak patah
semangat, kelihatannya mereka sudah punya rencana lain,
sikap 5 perguruan pun patut dicurigai.
Thio Siauw-hun berturut-turut menang dua ronde, tapi
gara-gara datang 5 pesilat dari luar, dia mulai melihat ada
yang tidak beres, melihat sikap Ciu Giok-hu dan 5 perguruan,
dia mulai mengerti. Lim Hud-kiam mendapatkan surat dari
Thio Siauw-hun yang isinya, “Terima kasih.”
Babak ketiga dimulai lagi, ronde pertama Thio Siauw-hun
berhadapan dengan Sin Hui-hiong dari Bu-tong, tapi Thio
Siauw-hun melepaskan pertarungan ini. Dia mengaku kalah,
ini benar-benar di luar dugaan semua orang. Tidak perlu
bertarung Sin Hui-hiong sudah langsung menang, tapi
kelihatannya dia tidak senang. Sepertinya di babak ini dia akan
mengalah tidak disangka Thio Siauw-hun lebih pintar darinya,
sejak awal dia mengambil kesempatan untuk kalah.
Berikutnya Siauw-lim berhadapan dengan Wong Han-bwee,
tetap dua orang perempuan yang bertarung, mungkin terus
berpura-pura sampai jurus ke-20, Wong Han-bwee dengan
ujung pedangnya membabat rambut lawan, tapi tidak terjadi
pembunuhan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Lelaki bercambang yang berhadapan dengan Kun-lun-pai,
kali ini tidak bersikap sungkan, dari jurus ke-10 terjadi
pembunuhan, Ma Kiu-nio melawan Ouwyang Ciauw dan
tangannya putus.
Liu Ban-mong kebetulan berhadapan dengan Tiang Leng-cu
hingga terjadi pertarungan seru, sekarang sudah hampir
mencapai ratusan jurus, ilmu pedang mereka benar-benar
bagus dan banyak perubahannya, akhirnya Liu Ban-mong
dengan teknik yang sangat bagus mengaku kalah, terakhir Lim
Hud-kiam berhadapan dengan Wong Jin-jiu, kedua belah pihak
tidak mau mengalah, jurus-jurus pedang mereka sangat
bagus, tiba-tiba dengan jurus aneh dia menyerang, karena
pedangnya adalah pedang tumpul maka hanya membuat
lawannya terkejut, Ciam Giok-beng sudah memukul
gendangnya dan Wong Jin-jiu turun ke bawah panggung.
Sekarang hanya tersisa 6 orang.
Sin Hui-hiong bertemu dengan Wong Han-bwee, gadis kecil
itu sepertinya berniat membalas dendam atas kekalahan
kakeknya, saat pedang mulai diayunkan, kalau bukan karena
Ciam Giok-beng dengan cepat memukul gendangnya, mungkin
kepala Sin Hui-hiong akan terlepas disabetnya, dia mundur
dengan cepat, tapi bahunya tetap tergores, dengan malu dia
turun dari panggung.
Tiang Leng-cu dan lelaki bercambang bernama Heuw Liukoan,
bersama-sama mempunyai kepandaian yang seimbang,
masing-masing terluka, dahi Tiang Leng-cu tertusuk, sampai
terlihat tulangnya, darah keluar seperti mata air, tapi jari
Heuw Liu-koan yang memegang pedang hanya tersisa 3 jari.
Siapa yang menang sulit diputuskan, Ciam Giok-beng
dengan adil mengumumkan kalau keduanya kalah, tapi masih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
ada kesempatan bertarung lagi, hanya tersisa 3 orang,
sehingga sulit dibagi dengan rata.
Kemudian Lim Hud-kiam melawan Ma Kiu-nio, sebelum
memulai pertarungan Lim Hud-kiam sudah mengetahui kalau
di antara 5 orang dengan 5 jurus pedang, mereka tidak akan
saling bertarung, Wong Han-bwee sudah pasti masuk babak
berikutnya, tapi menurut rencana mereka siapa yang paling
akhir mewakili mereka merebut plakat dunia persilatan?
Semua ini harus ditentukan dengan cara bertarung dengan Ma
Kiu-nio, kalau dia tidak mau kalah berarti dia yang akan
menjadi wakil kelima orang itu.
Saat bertarung Lim Hud-kiam tidak ingin buru-buru
menang, dia berusaha bertarung dengan tenang, Ma Kiu-nio
pun seperti itu dan sengaja memperlihatkan celahnya supaya
Lim Hud-kiam menyerangnya.
Semua itu membuat Lim Hud-kiam kebingungan, kelima
orang itu satu kelompok, mereka sangat ingin mendapatkan
plakat tapi di antara 5 orang itu 3 orang sudah kalah, sisanya
hanya Wong Han-bwee dan Ma Kiu-nio, sekarang Ma Kiu-nio
seperti ingin mundur, apakah mereka akan menyuruh gadis itu
menjadi pemimpin dunia persilatan?
Sebenarnya dia tidak ingin menang hanya ingin tahu
sampai di mana kekuatan mereka setelah itu dia akan mundur.
Dan dia pun ingin tahu setelah menjadi pemimpin dunia
persilatan apa rencana mereka selanjutnya. Sekarang
rencananya sudah tidak bisa dilakukan karena plakat itu bisa
jatuh di tangan seorang gadis kecil maka dia akan mendapat
malu yang besar dan dengan ilmu pedang yang cepat dia
menotok nadi di tulang rusuk Ma Kiu-nio.
Simbal Ciam Giok-beng baru dipukul, Ma Kiu-nio segera
mengaku kalah, dia tertawa pada Lim Hud-kiam, “Aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mengaku kalah.” Semua sudah selesai kalau Tiang Leng-cu
dan Heuw Liu-koan tidak mengeluarkan pendapat lain, maka
hanya tinggal Lim Hud-kiam dan Wong Han-bwee.
Ciam Giok-beng bertanya kepada Tiang Leng-cu,
“Bagaimana pendapat Tiang suhu? Apakah masih berniat
bertarung dengan Nona Wong?”
Sejak turun dari panggung, Ciu Giok-hu membantunya
membalut luka, sekarang dia berkata, “Aku ingin mendengar
pendapat Heuw suhu terlebih dulu baru bisa mengambil
keputusan.”
“Kau uruslah dirimu sendiri, mengapa harus menungguku?”
tanya Heuw Liu-koan.
Tanpa sungkan Tiang Leng-cu berkata, “Kalau kau masih
ingin naik, maka aku pun tidak mau kalah darimu, kalau kau
takut, aku akan menunggu, karena kau tidak bisa
megalahkanku maka kukira kau tidak pantas menjadi
pemimpin dunia persilatan.”
“Wasit, bila aku bertarung, siapa lawannya?” tanya Heuw
Liu-koan.
“Kau boleh memilih dari dua pemenang itu,” jawab Ciam
Giok-beng.
“Bagaimana kalau aku memilih Lim Siauya?”
Kata Tiang Leng-cu, “Kalau Lim Hud-kiam kalah aku akan
bertarung dengan gadis itu dan mengalahkan dia baru
mengalahkan orang ini, kalau tidak, aku akan melepaskan
pertarungan ini, karena Heuw Liu-koan tidak lebih hebat
dariku membiarkan dia menjadi pemimpin dunia persilatan,
aku tidak terima.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Kedua alis Wong Han-bwee berkerut, berkata, “Pembunuh
tua, kelihatannya kau menganggap remeh kepadaku, kau kira
aku akan kalah begitu saja, silahkan kau naik panggung untuk
mencobanya.”
Tiang Leng-cu tertawa dingin, “Anak kecil, kau hanya
bernasib baik, kau hanya bertemu dengan orang bodoh maka
kau bisa bertahan sampai tahap ini, kalau posisi pemimpin
dunia persilatan jatuh ke tangan anak kecil sepertimu, kami
yang tua-tua pasti akan bunuh diri.”
“Kau ingin bunuh diri pun tidak akan ada kesempatan, kalau
kau berani naik ke atas panggung, dalam 3 jurus belum tentu
kau bisa melindungi kepalamu! Kalau kau mampu, kau boleh
mengambil plakat yang ada di atas meja itu!”
Ciam Giok-beng mengerutkan alis, “Nona Wong, plakat itu
belum tahu milik siapa, kau tidak boleh mengambil keputusan
sendiri.”
Wong Han-bwee menjawab dengan dingin, “Aku berani
mengatakan demikian berarti aku sudah yakin, coba tanya
kepada pembunuh tua itu, apakah dia berani naik, tidak?”
Tiang Leng-cu marah, “Anak kecil, kau benar-benar
menghinaku!” dia meloncat naik dan pedang sudah siap
dilayangkan.
Ciam Giok-beng membentak, “Sebagai wasit, aku akan
memberitahu kalau kalian harus menuruti peraturan, berapa
jurus tidak ditentukan, hanya akan ada menang atau kalah,
tidak menjadikan plakat sebagai barang taruhan!”
“Jangan khawatir, aku tidak akan melanggar peraturan,
kalau pembunuh tua ini bisa bertarung denganku hanya dalam
4 jurus, itu sangat aneh!”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Nona Wong, jangan berkata seperti itu, kalau....” kata
Ciam Giok-beng.
“Kalau terjadi seperti itu, berikan kepadanya plakat itu,”
kata Wong Han-bwee.
“Dengan alasan apa kau mengambil keputusan secara
sepihak?”
“Dengan kata-kataku, jujur bicara, plakat yang diletakkan di
depanmu seperti sudah berada di tanganku, siapa yang berani
mengambilnya?”
“Kalau plakat sudah berada di tanganmu, baru itu menjadi
milikmu,” kata Ciam Giok-beng.
“Jangan cemas, setelah aku mengeluarkan 3 jurus, kau
akan mengerti!” kata Weng Han-bwee.
“Tidak, aku adalah wasit, aku harus menjaga wibawa rapat
akbar ini, aku tidak akan mengijinkanmu bercanda,” kata Ciam
Giok-beng.
“Han-bwee, tahan emosimu, Ciam Tayhiap punya pendirian
sendiri, kau jangan merusak peraturan,” kata Wong Jin-jiu.
“Baiklah, Tuan Wasit, aku tarik kembali kata-kataku tadi,”
kata Wong Han-bwee.
Dia menoleh kepada Tiang Leng-cu dan berkata, “Tapi
perjanjianku kepadamu tetap berlaku, kalau kau bisa
menghindari 3 jurusku, tunggulah aku di bawah panggung,
begitu plakat sudah ada di tanganku, aku akan
memberikannya padamu.”
“Nona Wong, kalau plakat itu jatuh ke tanganku
bagaimana?” kata Lim Hud-kiam tertawa.
“Apakah kau bisa mengambilnya?”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Kalau aku pantas, mengapa tidak?”
“Jangan banyak bicara, nanti ada buktinya, yang penting
aku sanggup, plakat tidak akan jatuh ke tangan orang lain,”
Wong Han-bwee tertawa dingin.
Kemudian dia berkata kepada Ciam Giok-beng, “Harap wasit
memberi perintah!”
Ooo)d*w(ooO
BAB 26 Kehidupan manusia panjang Kehidupan
rumput hanya satu musim
Ciam Giok-beng memukul gendangnya, Tiang Leng-cu
sudah tidak sabar untuk menyerang.
Dia naik panggung memang penuh dengan emosi, tapi
begitu melihat sikap tenang yang dipancarkan Wong Hanbwee,
dalam hatinya dia mulai sedikit gentar, jurus-jurus
pedangnya memang ganas, tapi dia hanya menyerang sekalikali,
gerakannya lebih banyak bertahan, buat dia kalah atau
menang tidak menjadi masalah, yang penting bisa melewati 3
jurus, maka dia hanya mengeluarkan separuh tenaganya.
Jurus pedangnya pun hanya dikeluarkan 20%, agar kalau
terjadi perubahan dia bisa menolong dirinya sendiri.
Ujung pedang sudah sampai di depan Wong Han-bwee
sekitar 1 kaki lagi, dugaan Tiang Leng-cu, Wong Han-bwee
pasti akan mengelak, tapi... ternyata dia sama sekali tidak
bergerak, malah Tiang Leng-cu sendiri yang menarik
pedangnya kembali dan bertanya, “Mengapa kau tidak
membalas?”
“Kau sendiri mengapa tidak meneruskan seranganmu?”
tanya Wong Han-bwee.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Apakah kau mengenalku? Aku tidak mungkin membunuh
lawan yang tidak melawan, apalagi kau hanya seorang gadis
kecil!” kata Tiang Leng-cu.
Wong Han-bwee tertawa dingin, “Kau tidak perlu memuji
dirimu, aku tahu apa rencanamu, kau hanya mengeluarkan
20% tenagamu, buat apa aku melayanimu?”
Kata-katanya begitu keluar, semua orang menjadi terkejut.
Sebab orang-orang yang berada dipinggir menonton adalah
pesilat pedang yang hebat-hebat, mereka bisa melihat jurusjurus
Tiang Leng-cu adalah jurus pancingan, tapi tidak tahu
kalau tenaga yang dikeluarkan berapa persen, tapi Wong Hanbwee
malah bisa mengetahuinya.
Melihat sikap Tiang Leng-cu tidak membantah, berarti ilmu
pedang gadis itu di luar dugaan semua orang, maka setelah
sekali menyerang, Tiang Leng-cu tidak menyerang untuk
kedua kalinya.
Alis Lim Hud-kiam berkerut, dia merasa gelisah, Liu Ta-su
dengan perhatian berkata, “Hud-kiam, kuputusan apa yang
kau ambil?”
Lim Hud-kiam menghela nafas panjang, “Aku jadi bingung,
aku tidak bermaksud ingin menjadi Raja Pedang, aku hanya
ingin melihat setelah mendapatkan plakat, apa yang akan
mereka lakukan?”
“Kalau begitu, kau harus cepat mundur dari pertarungan
ini!”
“Rencanaku hanya ingin mencoba kekuatan mereka
kemudian baru mundur, dalam bayanganku, aku menduga
orang yang paling kuat sekarang adalah salah satu dari 4
orang tua itu, Wong Jin-jiu kalah, Heuw Liu-koan sama
kuatnya dengan Tiang Leng-cu, Ma Kiu-nio kelihatannya sudah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
dari awal keluar dari pertarungan ini, tadinya aku tidak
percaya, aku kira dia hanya ingin mengumpulkan tenaga,
hanya sebentar dia sudah mengambil kesempatan untuk
mundur, maka aku baru sadar kalau aku telah tertipu, gadis
kecil itu adalah orang yang terkuat dari mereka berlima.”
“Memang seperti itu, tidak ada orang yang memperhatikan,
sampai 5 perguruan besar pun tidak memperhitungkannya
dalam pertarungan ini, setiap kali selalu memberikan lawan
yang lemah, maka dengan mudah dia sampai babak terakhir,”
kata Liu Ta-su.
“Maksud 5 perguruan membagi-bagi lawanku yang kuat
supaya sebelum bertarung aku punya waktu untuk
beristirahat, supaya aku bisa menjadi pemimpin dunia
persilatan, kemudian melalui aku mereka mencari plakat asli,
mereka mengira plakat asli berada di tanganku!” kata Lim
Hud-kiam.
“Mereka tidak salah, sebenarnya kau sendiri yang tahu di
mana plakat asli tersimpan, semua kesulitan ini kau sendiri
yang menciptakannya,” kata Liu Ta-su.
“Tapi kalau aku tidak mendapatkan plakat asli, aku tidak
akan bisa jadi pemimpin dunia persilatan.”
“Kalau begitu biar gadis kecil itu yang menjadi pemimpin
dunia persilatan!” kata Liu Ta-su.
“Tidak, sekarang masalahnya jadi lebih serius, aku sudah
melihat gadis kecil itu adalah pemimpin mereka, juga orang
yang sudah mewarisi Ngo-heng-kiam-hoat (Ilmu pedang 5
unsur) bagian tengah, tengah adalah tanah, itulah inti jurus
Ngo-heng-kiam,” kata Lim Hud-kiam.
“Dari mana kau bisa tahu?” tanya Liu Ta-su.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Alasannya sangat jelas, kalau dia bukan pemimpin Ngoheng-
kiam, dia tidak akan berani mengatakan dalam 3 jurus
dia akan memenggal kepala Tiang Leng-cu, kalau dia tidak
mempunyai ilmu pedang tinggi, mana mungkin dalam 3 jurus
dia bisa membunuh seorang pesilat tangguh?” kata Lim Hudkiam.
“Apakah ilmunya lebih tinggi dari kakeknya?” tanya Liu Tasu.
“Tampaknya hubungan kakek dan cucu mereka bukan
hubungan sebenarnya, menurutku, ke empat orang lainnya
adalah pembantu atau pelayannya, Wong Jin-jiu memang satu
marga dengannya, mungkin dia adalah pembantu yang sudah
lama mengabdi padanya, dari 5 orang itu hanya dia yang
bersikap seperti seorang tuan kepada bawahannya,” jelas Lim
Hud-kiam.
“Kalau begitu mengapa kau tidak suka dia menjadi
pemimpin dunia persilatan?” tanya Liu Ta-su.
“Kalau dia yang mendapatkan plakatnya, dan tahu rahasia
yang ada di dalam plakat sudah bocor, dia akan menjadi lebih
gila lagi, karena dia tahu ilmu yang bisa mengalahkan Ngoheng-
kiam-hoat hanya ilmu yang ada di dalam plakat itu,” kata
Lim Hud-kiam.
“Kalau begitu kau harus berusaha mendapatkan plakat itu!”
kata Liu Ta-su.
“Tapi sangat sulit, sebab aku sama sekali tidak tahu sampai
di mana kekuatannya, dan semua kekuatannku sudah
dikeluarkan,” kata Lim Hud-kiam.
“Apakah semua ilmumu sudah kau keluarkan?” tanya Liu
Ta-su.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Masih ada beberapa jurus andalan yang belum
kukeluarkan, tapi mereka sudah mengaturnya dengan sangat
rapi, Heuw Liu-koan akan mencariku untuk bertarung, kali ini
dia akan berusaha melawan dengan keras, supaya aku
mengeluarkan semua jurus-jurusku!” kata Lim Hud-kiam.
“Tapi tangan Heuw Liu-koan sudah terluka, hanya
mengandalkan tangan kiri, kukira itu pasti akan mudah
mengalahkannya, apa yang kau khawatirkan?” tanya Liu Tasu.
“Paman, kau harus tahu, Heuw Liu-koan adalah bagian
timur, pertama dan kedua adalah tanah, jurus pedang pada
posisi ini harus menggunakan tangan kiri untuk memegang
pedang, kekuatannya belum keluar, kalau tidak dia tidak akan
mencariku bertarung,” kata Lim Hud-kiam.
Liu Ta-su terkejut, “Mengapa bukan sejak tadi dia
mengeluarkan jurusnya yang ganas malah membiarkan Tiang
Leng-cu menepis 3 jarinya?”
“Sebab dia salah perkiraan, dia tidak menyangka kalau ilmu
pedang Tiang Leng-cu begitu aneh, Wong Han-bwee siap
dalam 3 jurus akan memenggal kepala Tiang Leng-cu karena
dia ingin membalaskan putusnya jari Heuw Liu-koan dia juga
ingin membangun wibawanya,” kata Lim Hud-kiam.
“Kalau begitu, apa yang harus kau lakukan?” tanya Liu Tasu.
“Hanya berusaha supaya bisa menang, begitu plakat dunia
persilatan jatuh ke tanganku aku bisa minta tolong kepada 5
perguruan besar, kalau jatuh ke tangan gadis kecil itu, begitu
tahu di dalam plakat sudah tidak ada rahasia lagi, dia akan
memaksa 5 perguruan dan waktu itu 5 perguruan akan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
mengalihkan tanggung jawab ini kepadaku, keadaanku
bertambah berbahaya!” kata Lim Hud-kiam.
Liu Ta-su menghela nafas panjang, “Hud-kiam, kau
sungguh telah merusak sarang tawon, hari-hari yang bisa kau
lewati dengan enak kau tidak mau, kau malah mencari
kesulitan seperti ini!”
Dengan serius Lim Hud-kiam berkata, “Kalau tidak ada
pertemuan yang kebetulan itu, aku tetap menjadi orang
dengan kepandaian lemah, di Ceng-seng aku tidak bisa maju,
hari ini paling sedikit aku telah mengalahkan dua tetua Cengseng
karena itu aku harus mempunyai sedikit tanggung jawab
kepada orang yang telah mengajarkan ilmu silatnya dan tanpa
nama ini.”
Tiang Leng-cu yang berada di atas panggung memeluk
pedangnya terus sambil berputar-putar, dia tidak berani
menyerang, maka keringat yang mengalir membuat basah
wajahnya. Wong Han-bwee berdiri dan tidak bergerak, dia
juga tidak meladeni Tiang Leng-cu, tapi mulutnya terus
berhitung, setelah menghitung sampai 70 dia berhenti dan
berkata, “Pembunuh tua, teruslah berputar-putar seperti itu,
begitu aku menghitung sampai 100, kalau kau tidak
menyerang saat itu satu jurus pun kau tidak akan sanggup
menahannya.”
l'api Tiang Leng-cu terus berputar-putar dengan cemas,
Wong Han-bwee masih berhitung, begitu sampai di angka 90,
Ciu Giok-hu membuka suara, “Tiang-heng, turunlah, untuk apa
bertarung dengan anak kecil?”
Wong Han-bwee tertawa dingin, “Kalau dia mau turun, aku
akan kagum kepadanya.”
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciu Giok-hu tersenyum, dan dia meloncat ke atas
panggung, dia melayangkan pedang menyerang Tiang Lengcu,
Ciam Giok-beng segera membentak, “Ciu Giok-hu,
mengapa merusak peraturan?”
Goan Jit-hong dan Pui Ciauw-jin pada waktu bersamaan
menyerang Ciu Giok-hu, hingga Ciu Giok-hu terpaksa
melepaskan pedangnya, pada saat itu juga dia menarik Tiang
Leng-cu ke bawah panggung, “Wasit terhormat, aku naik
panggung bukan ingin membantu, aku hanya ingin menarik
Tiang-heng turun dari panggung, aku kira ini tidak melanggar
peraturan bukan?”
Ciam Giok-beng tidak bisa menjawab, karena Ciu Giok-hu
naik panggung dan menarik Tiang Leng-cu maka dia tidak
melanggar peraturan.
Tapi dia tetap telah membuat kekacauan, maka Ciam Giokbeng
mengambil keputusan yang harus diambilnya.
Kata Ciu Giok-hu, “Rapat akbar ini hanya untuk
memperkenalkan ilmu pedang, bukan untuk saling
membunuh, aku mewakili Tiang-heng mengaku kalah, supaya
dia tidak terbunuh walaupun melanggar peraturan aku harap
wasit bisa maklum!”
Dengan terpaksa Ciam Giok-beng berkata, “Nona Weng,
lawan sudah mengaku kalah, lepaskanlah!”
“Begitu mudahkah melepaskan dia? Bagaimana dengan
taruhan antara kita?” tanya Wong Han-bwee.
“Itu urusanmu, tadi kau mengumumkan tidak jadi bertaruh
dan taruhan ini aku tidak pernah mengakuinya!” kata Ciam
Giok-beng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
“Mengapa harus kau yang mengakuinya?” Wong Han-bwee
marah.
Dengan serius Ciam Giok-beng berkata, “Aku adalah wasit
rapat akbar ini, kalau kau ingin mendapatkan plakat kau harus
menuruti apa yang sudah kutetapkan.”
Liu Ban-mong dari kerumunan berteriak, “Nona, masalah ini
kelak bisa dibereskan, sekarang yang terpenting kita harus
mendapatkan plakat dunia persilatan dulu.”
Mendengar Liu Ban-mong memanggil Wong Han-bwee
dengan panggilan nona, semua orang merasa terkejut, Liu Tasu
menepuk-nepuk Lim Hud-kiam, “Dugaanmu ternyata
benar.”
“Apakah kau mengenal Nona Wong?” tanya Ciam Giok-beng
kepada Liu Ban-mong.
“Tidak ada hubungan dengan pertarungan ini maka aku
tidak perlu menjawabnya,” jawab Liu Ban-mong.
“Memang tidak perlu dijawab, aku hanya bertanya saja,”
kata Ciam Giok-beng.
Tiba-tiba Wong Han-bwee berkata, “Aku boleh
menjawabnya, Liu Ban-mong adalah kasir di keluargaku, Heuw
Liu-koan adalah mandor yang mengurus pegawaiku, Wong
Jin-jiu bukan kakekku, dia adalah suami dari inang pengasuh
ibuku, dan Ma Kiu-nio adalah istrinya, Ma Kiu-nio adalah inang
pengasuh ibuku, ilmu pedang ke empat orang ini sudah kalian
lihat, dengan barisan seperti ini apakah aku berhak
mendapatkan plakat?”
Semua sangat terkejut, hanya Lim Hud-kiam yang tertawa
kecut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
Ciam Giok-beng pun terkejut, tapi dengan cepat dia
menutupinya, “Keluarga Nona Wong memang makmur, tapi
ingin mendapatkan plakat itu harus menembus satu halangan
lagi.”
“Aku tahu, masih ada satu lawan lagi, dia adalah Lim Hudkiam.”
“Nona, masih ada pelayanmu ini.” jawab Heuw Liu-koan.
“Apakah kau ingin berebut denganku?”
“Pelayan tidak berani berebut dengan Nona, tapi menurut
peraturan pelayan bisa mengajak Lim Hud-kiam bertarung,
kalau aku bisa mengalahkan dia, bukankah Nona akan
menghemat waktu dan tenaga?” kata Heuw Liu-koan.
Wong Han-bwee tertawa, katanya, “Tapi plakat sudah ada
di tangan pun percuma, tadi aku sudah berjanji kepada
pembunuh tua itu, bila dia mundur dan turun dari panggung
aku akan memberikan plakat itu kepadanya, dia boleh tidak
menepati janji, tapi aku tidak akan seperti itu.”
Ciu Giok-hu tertawa terbahak-bahak, “Tidak perlu, aku
hanya membantu Tiang-heng memungut kembali nyawanya,
dia tidak akan berani mendapatkan plakat itu!”
Liu Ban-mong tertawa dingin, “Ciu Giok-hu, kau benarbenar
orang yang paling tidak tahu malu, apakah benar kau
hanya menolong Tiang Leng-cu?”
“Aku bersungguh-sungguh, dengan kesuksesan Nona Wong
kami tidak berani mengajukan permintaan seperti itu.”
“Kau tidak perlu menggunakan kata-kata itu untuk
menyindir kami, dengan ilmu pedang nona yang dahsyat
sudah tentu plakatnya akan terjatuh ke tangan kami, tapi bila
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
http://ebook-dewikz.com/
nona mengatakan akan memberikannya kepada kalian, pasti
dia akan memberikannya kepada kalian.”
Wong Jin-jiu melotot, “Mengapa harus memberikan kepada
mereka?”
“Jangan cemas, kata-kataku belum selesai, plakat dunia
persilatan diperoleh di depan para pendekar, walaupun
diberikan kepada mereka, posisi pemimpin dunia persilatan
tetap didapatkan oleh nona, tidak akan berubah oleh apa
pun.”
“Kentut, kentut, kalau begitu bukankah kita sibuk tapi tidak
ada hasilnya?” kata Wong Jin-jiu.
Wong Han-bwee tertawa, “Kakek, kata-kata tuan kasir pasti
ada alasannya, biar dia mengatakannya.”
Liu Ban-mong tertawa, katanya, “Apa yang dikatakan Nona
tidak bisa ditarik kembali, karena Tiang Leng-cu turun dari
panggung dalam keadaan hidup, maka plakat dunia persilatan
harus diserahkan kepada mereka.”
Anda sedang membaca artikel tentang Cerita ABG Montok : Si Pedang Tumpul 4 dan anda bisa menemukan artikel Cerita ABG Montok : Si Pedang Tumpul 4 ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-abg-montok-si-pedang-tumpul-4.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cerita ABG Montok : Si Pedang Tumpul 4 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cerita ABG Montok : Si Pedang Tumpul 4 sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cerita ABG Montok : Si Pedang Tumpul 4 with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-abg-montok-si-pedang-tumpul-4.html. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...