Cerita Silat Ngentot : Pendekar Bloon 8 Tamat Sd Liong

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Jumat, 03 Agustus 2012

Cerita Silat Ngentot : Pendekar Bloon 8 Tamat Sd Liong-Cerita Silat Ngentot : Pendekar Bloon 8 Tamat Sd Liong-Cerita Silat Ngentot : Pendekar Bloon 8 Tamat Sd Liong-Cerita Silat Ngentot : Pendekar Bloon 8 Tamat Sd Liong

"Ha ha, ba," tiba2 terdengar suara orang tertawa gelak2.
Ketika sekalian tetamu berpaling ternyata yang tertawa itu
adalah ketiga orang yang wajahnya kembar satu sama lain
tadi.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ciangkui," seru salah seorang dari ketiga muka kembar itu,
"beginikah rasanya arak Peng-swat-ciu? "
"Ya," sahut pemilik rumah-makan atau yang dipanggil
dengan sebutan 'ciang-kui' itu.
"Jika begini, lebih baik ambil kembali saja," kata salah
seorang kembar muka itu.
"Mengapa? ” pemilik rumah-makan terkejut.
"Rasanya seperti air biasa."
Mendengar kata2 itu serempak semua tetamu seperti
diingatkan. Mereka pun berseru: "Benar, memang rasanya
seperti air biasa."
"Sialan!" teriak kakek Lo Kun, "aku telah minum sampai
lima gelas. Hai ciangkui, engkau penipu!"
Lo Kun terus menghampiri pemilik rumah makan dan
menyambar tangannya . "Hayo, engkau minum sendiri!'
Ciangkui terpaksa meminumnya. Ia mendelik ketika
mengetahui rasanya arak itu.
"Celaka!" teriaknya, "bukan ini. Peng swat-ciu bukan begini
rasanya. Hai, Jongos, dari mana engkau mengambil arak ini? "
Salah seorang jongos mengatakan bahwa arak itu
diambilnya dari gudang penyimpanan arak, pada peti yang
bertuliskan Peng swat-ciu.
"Aneh," gumam ciangkui itu. "mengapa mendadak arak itu
bisa berobah rasanya."
"Wah, longgar, longgar," tiba2 pengemis tua tadi muncul
pula dengan muka berseri-seri. Selekas duduk ia terus
berseru: "Hai, ciangkui, mana Pang-swat ciu-nya? "
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Merah padam muka ciangkui.
Tiba2 sasterawan berkipas tadi menghampiri ke hadapan
pengemis tua.
"Lo-tiangkuk." katanya sambil menjurah dengan tangan
masih memegang kipas, "maaf ....."
Brakkkkk.....
Pengemis tua itu terjerembab jatuh beserta kursinya dan
berterik teriak : "Aduh, aduh ....."
Sekalian tetamu terkejut melihat peristiwa itu. Blo'on
berbangkit dan segera menghampiri. Rupanya ia kasihan
kepada pengemis tua itu. Segera ditolongnya pengemis itu
bangun.
"Mengapa lojin? " tanya Blo'on.
"Dia mendorong aku!' kata pengemis tua itu seraya
menunjuk pada sasterawan beskipas.
"Mengapa engkau mendorong seorang tua? " tegur Blo'on
kepada sasterawan berkipas itu.
Sasterawan itu terkejut dan berobah cahaya mukanya.
Memang waktu membungkuk tubuh seperti memberi hormat
kepada pengemis tua itu, tiba2 ia tamparkan kipasnya. Ia
mencurigai pengemis itu sebagai seorang sakti yang
menyembunyikan diri, Maka ia hendak mengujinya. Siapa tahu
ternyata hanya dengan menggunakan tenaga-dalam tiga
bagian saja, pengemis tua itu telah terjungkal dari kursinya.
"Eh, bung, mengapa engkau diam saja!" Blo’on mengulangi
pertanyaannya.
“Aku tidak mendorongnya, aku hanya memberi hormat
kepadanya," sasterawan itu membantah.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Jangan percaya omongannya,” tiba2 telinga Blo'on
terngiang suara bisik2 macam nyamuk mengiang.
"Tidak mungkin," kata Blo'on, "engkau tentu menggunakan
siasat buruk untuk mencelakainya.”
"Sekalian orang tahu bahwa aku tak mendorong bahkan tak
menjamahnya," bantah sasterawan itu dengan tenang.
"Pinjamlah kipasnya,” kembali suara seperti nyamuk
mengiang itu, terdengar menyusup di telinga Blo'on.
"Benar," tanpa disadari mulut Blo'on mengiakan, “engkau
tentu menggunakan siasat dengan kipasmu itu. Mana,
pinjamlah kipasmu itu. Hendak kuperiksa."
Seketika berobahlah wajah sasterawan muda itu, serunya :
"Hai, bung, aku telah mengatakan yang sebenarnya. Kuminta
janganlah engkau mencari perkara yang tak perlu."
"Eh, mengapa kipas saja engkau begitu keberatan untuk
memberi pinjam? "
"Sudahlah," sahut sasterawan itu, "jangan engkau
menguiusi diriku. Aku hendak bertanya kepada orang'tua itu."
"Tolonglah, dia hendak menganiaya aku," kembali suara
macam nyamuk itu mengiang di telinga Blo'on. Dasar Blo'on
seorang pemuda yang welas asih, ia kasihan kalau pengemis
itu akan menderita lagi.
"Tidak bisa,” katanya, "kalau aku tak boleh mengurusi
engkau, engkau pun jangan mengurusi orangtua ini lagi."
"Hm, pergilah," sasterawan ilu tamparkan kipasnya ke muka
Blo'on sehingga Blo'on terpental ke belakang.
Diperlakukan begitu, Blo'on marah. Ia maju hendak
merebut kipas orang.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Sasterawan itu jengkel, ia tamparkan lagi kipasnya. Kali ini
lebih keras agar Blo'on terjungkal. Tetapi betapa kejutnya
ketika ia sendiri terdorong mundur sampai selangkah. la
kerutkan dahi. Ia heran mengapa tenaga-dalam yang
dipancarkan dari kipasnya itu, berbalik malah menampar
dirinya sendiri.
"Hm, rupanya pengemis tua itu memang orang sakti yang
menyembunyikan diri," pikirnya. Ia menaruh curiga kepada
pengemis itu maka tadi ia pun hendak mengujinya. Tetapi ia
kecele karena pengemis itu terpelanting jatuh. Namun setelah
teijadi bentrokan dergaa Blo'on, kecurigaannya timbul kembali
terhadap pengemis tua itu.
Ia ulangi lagi menampar dengan kipasnya. Kali ini
diserempaki pula dengan gerakan tangan kiri untuk
mencengkeram pergelangan tangan Blo'on.
"Uh…” Blo'on terkejut dan meronta untuk mengipatkan
tangan sasterawan itu. Dan akibatnya sungguh mengejutkan.
Sasterawan itu mencelat sampai lima langkah, hampir saja
membentur jongos. Kali ini ia benar2 terkejut sekali. Ternyata
pemuda yang tampaknya Blo'on itu, memiliki tenaga yang luar
biasa hebatnya.
Sekalian tetamu pun ikut melongo. Mereka tak mengerti
bagaimana cara Blo'on melemparkan sasterawan itu.
Sasterawan itu benar2 terkejut. Tak pernah disangkanya
bahwa pemuda gundul yang blo'on ternyata memiliki tenagadalam
yang begitu aneh. Namun dia sudah terlanjur basah,
lebih baik dia mandi sekali. Karena sudah terlanjur berkelahi,
ia harus menyelesaikan pemuda gundul itu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hm, rupanya engkau berisi juga," serunya terus taburkan
kipas besi dan mulai menyerang dengan jurus Swan honghud-
liu atau Angin-puyuh-meniup-pohon-liu.
Bagaikan sepasang burung camar yang menyambarnyambar
permukaan laut, demikian kipas sasterawan itu
segera berhamburan menabur tubuh Blo'on. Setiap tamparan
tentu menimbulkan deru angin yang tajam.
Blo'on terkejut sehingga terdesak mundur. Tetapi karena
ruangan penuh dengan meja dan tetamu, gerakannya pun tak
leluasa. Melihat itu kakek Lo Kun berteriak menerjang:
„Jangan menyerang cucuku!"
Wuttt.......
Sasterawan mengalihkan kipasnya untuk menampar kakek
Lo Kun. Lo Kun terdampar ke belakang membentur meja
tempat orang kembar tiga. Meja berhamburan menumpah dan
ketiga orang kembar itu pun melonjak dari kursinya.
"Lo-it," mari kita hajar sasterawan itu. Kata salah seorang
dari manusia kembar tiga itu. Ketiganya segera maju
menghampiri ketempat sasterawan berkipas.
"Engkoh gundul, pergilah. Biar kami yang melayaninya,"
kata mereka dan terus serempak menerjang.
Sasterawan berkipas terkejut. Lepaskan Blo'on ia segera
melayani ketiga orang kembar itu.
Ketiga orang kembar itu mengepung sasterawan berkipas
dari tiga jurusan. Mereka berputar mengelilingi lawannya,
Makin lama makin cepat.
Sasterawan berkipas terkejut lagi. Berulang kali ia lancarkan
serangan yang berbahaya tetapi ketiga orang kembar itu luar
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
biasa tangkasnya. Begitu yang seorang diserang, yang dua
terus saja menyerang.
Sasterawan itu merasa dirinya seperti dikepung oleh
berpuluh-puluh orang. Kanan kiri, samping, muka, belakang,
semua sama wajahnya.
Juga sekalian tetamu heran melihat pertempuran itu.
Mereka tak dapat membedakan lagi ketiga orang kembar itu.
Tiga jumlahnya tetapi satu wujutnya.
Tiba2 sasterawan itu menggembor keras dan tubuhnya
melambung ke atas lalu tamparkan kipasnya ke bawah.
Saketika terdengar ketiga orang kembar itu menjerit dan
berguling-guling ke lantai.
"Ganas!" terak Blo’on ketika melihat ketiga orang kembar
itu meregang dan merentang kemudian tak bergerak. Wajah
mereka berubah hitam.
Blo'on terus menerjang. Ia tak menghiraukan apakah ia
membawa senjata atau hanya bertangan kosong, sedang
musuh jelas mempunyai sebuah kipas yang mengandung
pekakas rahasia, dapat memuntahkan jarum beracun.
Beberapa tetamu yang lain pun terkejut. Mereka pun marah
melihat keganasan sasterawan itu.
Lelaki bertubuh tinggi kurus dan lelaki bermata satu,
serempak bangkis, mencabut senjata dan menyerang
sasterawan itu.
Wuittt.....
Kembali sasterawan itu memijat alat rahasia dari kipasnya
dan serangkum jarum segera berhamburan ke arah ketiga
orang itu. Tetapi ketiga orang itu sudah bersiap. Mereka
memutar golok masang2 untuk melindungi diri.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ternyata sambil melepas jarum rahasia, sasterawan itu pun
sudah melesat ke arah pintu.
Wutttt ... nenek bertongkat Bambu Kuning ayunkan
tongkatnya menghajar ... Sambil mengendapkan kepala,
sasterawan itu maju menyusup untuk menusukkan kipas
bajanya ke rusuk si nenek.
"Keparat!" nenek Bambu Kuning terpaksa menarik
tongkatnya untuk manyapu. Pada saat ia berhasil menyapu
jarum, ternyata sasterawan itu sudah loncat ke luar. Sesaat
kemudian terdengar jeritan ngeri yang riuh rendah.
Blo'on dan beberapa ketua partai persilatan segera
berhamburan memburu ke luar. Mereka terkejut, geram dan
sedih. Berpuluh-puluh paderi Siau lim dan imam2 Bu-tong pay
telah menggeletak mati di tanah. Ketika diperiksa ternyata
mereka terkena jarum beracun dari kipas sasterawan tadi.
Beberapa tokoh dan tetamu segera lanjutkan pengejaran
tetapi sampai satu li jauhnya, mereka tak berhasil menemukan
jejak sasterawan itu.
Belum mereka sempat kembali, seorang tetamu berlari-lari
mendatangi: “Celaka, saudara2 dan cianpwe sekalian, dalam
rumah-makan telah terjadi pembunuhan yang ngeri.
Jago2 silat itu berhamburan kembali masuki ke dalam
rumah-makan. Mereka terkejut bukan kepalang ketika melihat
beberapa tetamu sedang memeriksa keempat tetamu yakni
Sum Ing si jenggot kambing, Hek kui sin eng atau si Hidung
bengkok, Kim si wan Gui Kiam dan si Banci Kiu Hong Wi telah
menggeletak di lantai.
„Siapakah yang membunuh mereka? " seru Blo'on kepada
tetamu2 yang masih berada di ruang itu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Tetapi tiada seorang yang dapat memberi keterangan asal
mula dan siapa pembunuh keempat orang itu.
Sementara rombongan tetamu wanita, yakni gadis cantik
dengan nenek bertongkat bambu kuning, wanita cantik
dengan dua orang nona cantik, tak tampak lagi. Si pengemis
tua yang aneh gerak geriknya tadi pun lenyap.
"Hai, mengapa kalian diam saja? " bentak Blo'on, "apakah
kalian bisu? "
Yang memeriksa mayat keempat orang itu adalah
rombongan lelaki muka brewok, lelaki tinggi kurus dan lelaki
bermata satu. Sudah tentu mereka tak senang karena
dibentak-bentak Blo'on.
"Jangan kurang ajar, engkau!” balas si muka brewok, "jika
kami tahu siapa pembunuhnya tentu sudah kami tangkap."
"Ya, begitu kan sudah menjawab!" seru Blo'on, "lalu
mengapa kamu tak tahu sama sekali? Apakah tiada seorang
yang masuk kemari dan membunuh mereka? "
Ketiga orang itu gelengkan kepala: "Sama sekali tidak!"
"Kemana pergi beberapa tetamu wanita? " tanya pula
Blo'on.
"Pada waktu terjadi keributan tadi, mereka pun segera
tinggalkan rumah makan ini. Rupanya mereka takut." jawab si
muka brewok.
"Kemanakan mereka!" tiba2 kakek Lo Kun bertanya.
"Aku bukan mereka. Tanya sendiri kepada mereka." sahut si
muka brewok yang tak senang karena dirinya dianggap
sebagai anak kecil.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
" Eh, brewok, engkau hendak menyembunyikan wanita2 itu,
bukan? Mentang2 mereka cantik terus hendak engkau culik,”
Lo Kun marah2.
"Eh, kakek sinting, rupanya engkau memang hendak cari
gara2. Ayo, kita ke luar dan menyelesaikan urusan ini," karena
tak tahan lagi maka brewok itu terus menantang.
"Siapakah saudara bertiga ini? " karena melihat gelagatnya
hendak ribut2 lagi, buru2 pengemis-sakti Hoa Sin
menghampiri.
“Urusan ini cukup gawat. Harap sam-wi jangan salah
faham," Hoa Sin menyusuli pula kata-katanya, "janganlah kita
sampai salah faham dan saling bentrok di antara sesama
kawan yang bertujuan sama."
Mendengar kata2 Hoa Sin yang beralasan dan bersahabat,
si muka brewok pun sungkan.
"Kami bertiga dari gunung Tay-swat-san. Namaku Bo Kian
dan kawanku ini Liong Kim Tong dan yang ini Pa Kim."
“O, kiranya Tay-swat-san-hiong,” seru Hoa Sin, "sudah lama
kami mendengar nama Tay-swat-sam-hiong yang termasyur
tetapi baru pertama kali ini dapat bertemu muka. Sungguh
beruntung selkali.”
Atas pertanyaan Bo Kian, Hoa Sin pun lalu memperkenalkan
nama rombongannya.
"Hoa pangcu," kata kakek Lo Kun ketika gilirannya
diperkenalkan, "aku tak kenal siapa ketiga orang ini."
"Tay-swat-sam-hiong, memang jarang turun gunung," kata
Hoa Sin, "tetapi dunia persilatan pernah gempar ketika pada
sepuluh tahun yang satu mereka berkelana di dunia persilatan
dan merubuhkan banyak tokoh2 persilatan. Tokoh pertama
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
bernama Bo Kim bergelar Swat-kim-kong atau Malaikat-salju.
Yang kedua bernama Liong Kim Tong bergelar Swat-leng-coa
atau Ular-salju. Dan yang ketiga adalah Liong Kim Tong
bergelar Swat-gan-liong si Naga mata-salju. "
„Oh,” teriak Lo Kun, “semua pakai gelar salju, apakah
mereka manusia salju? ."
"Tay swat san gunung salju yang termasyhur di Tiong-goan,
karena mereka berdiam di daerah gunung itulah maka orang
persilatan memberi mereka gelar salju,” menerangkan Hoa
Sin.
Kemudian Hoa Sin cepat mengalihkan pembicaraaan
kepada ketiga orang itu: "Sam-wi, apakah tujuan sam-wi
datang ke gunung Hong-san ini? ”
"Kami dengar bahwa di gunung Hong-san telah timbul
sebuah perkumpulan agama baru yang disebut Seng lian-kau.
Mereka kabarnya mengumpulkan anggauta dengan cara
paksa. Itulah sebabnya maka kami hendak bertemu mereka."
" Jika demikian," kata Hoa Sin, "kita ini orang sendiri.
Rombongan kami juga demikian. Bahkan kami hendak
mininjau bagaimana nasib dari kawan kami ketiga ketua partai
persilatan yang telah pergi ke gunung ini dan sampai sekarang
tiada beritanya."
"O. siapakah mereka? " tanya si muka brewok Bo Kian.
"Hui Gong taysu ketua Siau-lim-pay, Ang Bin tojin ketua Bu
tong-pay dan Sugong In ketua Kong-tong-pay," Hoa Sin lalu
menceritakan tentang peristiwa yang dialami mereka selama
ini. Mereka terpaksa harus memecah diri untuk memenuhi
undangan dari Thian tong-kau di gunung Thay-san dan Senglian-
kau di gunung Hong-san. Ketua dari kedua partai baru itu
sama menggunakan nama Kim Thian Cong."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"O, Kim Thian Cong yang diangkat oleh kaum persilatan
sebagai Bu-lim-pang-cu itu? " seru Bo Kian.
"Ya," kata Hoa Sin, kemudian menunjuk pada Blo'on, "dan
Kim kongcu ini adalah putera dari mendiang Kim tayhiap."
"O." seru si muka brewok, "aku pernah bertemu muka
dengan ayahmu, Kim kongcu. Dia memang seorang pendekar
yang hebat ....." ia berhenti sebentar sambil memandang
wajah Blo’on dengan pandang meragu.
Rupanya Hoa Sin tahu apa yang dikandung dalam hati Bo
Kian. Tentulah tokoh2 dari Tay-swit san itu heran mengapa
putera Kim Thian Cong yang begitu termasyhur, seperti
seorang pemuda yang Blo'on.
"Sekarang hendak kemanakan sam-wi ini? " Hoa Sin
lanjutkan pembicaraannya.
"Naik ke gunung Hong-san," kata mereka.
"Tunggu dulu," kata Blo'on, "urusan di rumah makan ini
belum beres, harus dibereskan dulu. Aku hendak cari tahu
siapakah pembunuh yang telah menghabisi jiwa keempat
orang itu."
"Kongcu," kata Hou Sin, "mereka telah terkena jarum
rahasia yang amat beracun ....."
"O. apakah dari pemuda yang membawa kipas tadi? *
"Bukan." kata Hoa Sin," jarum yang mencabut nyawa
keempat orang itu lebih halus dan lebih lembut, terbuat dari
emas. Sedang jarum yang dilepaskan pemuda berkipas tadi,
jarum perak."
"Lalu siapakah pembunuhnya? " tanya Blo'on.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Jangan2.....," kata Swat-gan-liong Liong Kim Tong yang
bermata satu, Tetapi ia tak lanjut kan perkataannya.
"Siapakah pembunuhnya kalau menurut dugaan Liong
beng." Hoa Sin.
"Mungkin salah seorang dari kedua rombongan wanita tadi.
Entah si nenek bertongkat bambu kuning, entah wanita
dengan kedua nona cantik itu," kata Liong Kim Tong.
Hoa Sin merenung, " Kedua rombongan tetamu wanita itu
memang aneh gerak geriknya. Terutama si nona cantik yang
diiring nenek bertongkat bambu kuning itu. Selama masuk
dalam rumah makan ini, tak pernah mengucap sepatah pun
juga," kata Hoa Sm.
"Jika begitu, kita kejar mereka," seru Lo Kun, "sayang kalau
nona2 cantik itu sampai hilang.”
Tiada seorang yang menggubris ocehan kakek itu. Mereka
segera ke luar dari rumah makan itu.
Tiba2 Sian Li berhenti: "Tunggu dulu ......" Sian Li lari
kembali ke dalam rumah makan. Ia mencari ciangkui: " Hai,
ciangkui, ke marilah."
Ciangkui atau pemilik rumah makan heran. Tetapi karena
yang memanggilnya seorang nona, ia pun segera
menghampiri.
"Ciangkui, awaslah aku hendak menyerangmu," tiba2 gadis
itu terus maju menyerang ciangkui.
" Eh, apa-apaan nona ini? " seru ciangkui si raya loncat ke
samping. Tetapi gerakan itu dapat menghindari serangan Sian
Li.
Diam2 terkejut Sian Li karena serangannya luput. Pada hal
ia menyerang dengan jurus yang istimewa dan gunakan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
kelincahan gerak yang hebat. Dugaannya makin keras.
Diserangnya pula ciangkui itu dengan jurus Ya-ma-hua-cong
atau Kuda-liar-menebar-bulusuri.
Tetapi ciangkui itu dapat menghindar pula dengan cara
yang mengejutkan.
"Hoa cianpwe, " tiba2 Sian Li berteriak: "Dialah pembunuh
dari keempat orang tadi! "
Hoa Sin dan rombongannya terkejut.
"Bagaimana engkau dapat mengatakan begitu nona Liok? "
tegur Hoa Sin.
“Dalam rumah makan ini tiada seorang pun yang tahu siapa
pembunuhnya. Kedua rombongan tetamu wanita itu dan
ketiga Tay-swat-sam-hiong tentu sedang menumpahkan
perhatian pada usaha kita mengejar sasterawan berkipas tadi.
Pada kesempatan itulah mereka telah melepaskan jarum maut
kepada keempat orang itu."
"Kurang meyakinkan nona, " kata Hoa Sin.
"Keempat orang yang menjadi korban itu tentulah tokoh2
yang berilmu, tak mungkin mereka dapat menderita kematian
begitu mengenaskan, apabila mereka tahu ada tetamu yang
hendak membunuh mereka. Adalah karena tak menyangka
sama sekali terhadap ciangkui dan jongos2 di sini, barulah
keempat orang itu dapat terbunuh."
" Agak jelas, " kata Hoa Sin, "bukti yang lain? "
"Lihatlah betapa tangkas ciangkui tadi menghindari
seranganku. Hal itu membuktikan bahwa dia tentu seorang
jago silat yang ulung."
"Tidak," teriak ciangkui, "aku tak tahu menahu soal
kematian mereka. Aku sibuk memberi perintah kepada jongos
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
untuk mempersiapkan pesan2 tetamu. Bagaimana nona
menuduhku secara membabi buta begitu? "
Sian Li mencabut pedang dan tanpa menggubris
penyangkalan ciangkui, dia terus menyerangnya lagi.
Kali ini suasana bertambah genting. Pedang yang dimainkan
Sian-li itu adalah pedang pusaka Pek-liong kiam.
Karena diserang begitu gencar, terpaksa ciang-kui pun
berusaha untuk menghindar. Dan lama kelamaan karena
terdesak akhirnya ia balas menyerang juga.
Kini pertempuran berobah kedudukannya. Jika tadi ciangkui
itu kelabakan menghindar kian ke mari untuk melepaskan diri
tetapi sekarang dia yang berbalik memegang situasi. Nona itu
berbalik terdesak. Walau pun ciangkui hanya menggunakan
tangan kosong tetapi setiap tamparan atau pun hantaman
tentu menimbulkan desir angin-tenaga yang setajam pisau.
Mau tak mau terpaksa Sian Li harus melindungi diri.
"Sumoay, mundurlah," seru Blo'on segera maju
menggantikan Sian Li.
Serempak dengan itu jongos yang tadi tampak bersikap
menghormat dan rendah diri, saat itu tiba2 berhamburan
menyerang rombongan Blo'on.
"Hm, jangan harap kalian hari ini mampu tinggalkan rumahmakan
ini dengan membawa nyawa," ejek ciangkui rumahmakan.
“Jika begitu engkaulah pembunuh dari keempat orang itu? "
tanya Hoa Sin pula.
Ciangkui rumah makan tertawa seram. Sikap dan wajahnya
kini bukan lagi seperti ciangkui yang begitu rendah diri
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
terhadap para tetamunya tetapi seperti seorang iblis yang
haus darah.
"Ya,” sahutnya, “mereka berempat akan menjadi bahan
makanan yang lezat."
"Hai!" teriak Blo'on, "apakah engkau menjual daging
manusia? ”
"Disini jauh dari kota. Perlu apa aku harus suruh orang
untuk membeli daging ke kota. Bukankah memboroskan uang
saja. Tidakkah lebih enak dan menguntungkan apabila
mencari daging dari tetamu2 yang makan disini? "
"Jadi daging masakan yang engkau berikan kepadaku tadi,
daging manusia," Blo'on pucat seketika.
"Ya," sahut ciangkui dengan tertawa keras.
"Huakkk....," tiba2 Blo'on rasakan perutnya seperti berontak
dan meluap. Segera makanan yang berasal dalam perutnya itu
muntah ke luar lagi. Begitu keras ia muntah sehingga
makanan2 itu berhamburan menumpah dan menyemprot ke
muka Ciangkui.
"Bangsat!" teriak ciangkui seraya mundur dan mengusap
makanan yang melumuri mukanya.
Habis muntah, Blo'on pun loncat menerjang. Ia marah
sekali. Dihantamnya ciangkui dengan sekeras-kerasnya.
Auhhhh .....
Ciangkui itu mencelat, tubuhnya menghantam tiang rumah.
Tiang patah dan terkaparlah ciangkui itu dengan perut hancur
lebur, batok kepalanya pun pecah berantaran.
"Blo'on! "
"Suko! "
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Demikian Lo Kun dan Sian Li serempak berteriak. Mereka
terkejut dan baru pertama kali itu melihat Blo'on marah dan
mengamuk.
Muka brewok Bo Kian, si Tinggi-kurus Liong Kim Tong dan
si mata satu Swat-gan-liong Pa Kim atau Tay-swat-san-samhiong,
terlongong melihat kesaktian Blo'on. Mereka tak
mengira bahwa pemuda yang tampaknya blo'on ternyata
memiliki pukulan yang sedemikian dahsyatnya.
Tetapi Blo'on sudah terlanjur mengamuk. Ia menerjang
meja dan mengobrak-abrik semua pekakas dalam rumah
makan itu, pyur .... sekali hantam sebuah tiang yang besar,
hancur lebur, genteng pun rontok.
Belum puas rasanya pemuda itu. Ia terus menghantam
dinding tembok sehingga berantakan. Dalam beberapa kejab
saja, rumah-makan itu pun porak poranda.
Melihat itu Hoa Sin terkejut. Cepat ia menyambar tangan
Blo'on; "Kim kongcu mari kita keluar, rumah ini akan hancur
....... "
" Enyah! " teriak Blo'on seraya melemparkan tangan ketua
Kay-pang. Ketua Kay-pang itu mencelat sampai beberapa
langkah.
"Suko, engkau ini bagaimana, " Sian Li terkejut dan hendak
mengajak sukonya keluar. Tetapi Blo'on meronta dan
melepaskan tangannya sehingga nona itu mencelat sampai ke
luar pintu.
" Hai, Blo'on cucuku, mengapa engkau mengamuk! " tiba2
kakek Lo Kun menubruk pinggang Blo'on. Tetapi Blo'on
meronta sekuat-kuatnya dan terlemparlah Lo Kun ke halaman
luar.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Peristiwa itu mengejutkan sekalian orang. Mengapa
mendadak sontak pemuda itu mengamuk seperti orang gila.
Hong Hong tojin coba untuk memegang tangan pemuda itu
dan hendak menarik ke luar tetapi kembali dengan
menyiakkan tangan, ketua Go-bi-pay itu mencelat sampai
beberapa langkah.
Ceng Sian suthay terkejut. Ia tak mau mengalami nasib
seperti yang lain. Cepat ia menyerang Blo'on, maksudnya ia
hendak menutuk jalan-darah pelemas pemuda itu agar rubuh.
Tetapi pukulan Blo'on yang dilancarkan beberapa kali,
memaksa rahib dari Kun-lun-pay itu mundur sampai ke luar
halaman.
Tay swat san-sam-hiong atau tiga tokoh dari gunung Tayswat-
san, setelah mengetahui bahwa Blo'on itu putera dari
Kim Thian Cong, sahabat mereka, tak tega hati melihat Blo'on
tertimpa rumah-makan yang akan rubuh itu. Serempak
mereka bertiga terus menyerbu Blo'on. Hendak diseretnya
pemuda itu ke luar.
Tetapi Blo'on benar2 seperti orang gila. Ia menghantam
ketiga orang itu. Memang ia tak mengerti jurus2 ilmusilat,
tetapi hantaman itu memancarkan tenaga-dalam Ji-ih-sin-kang
yang luar biasa saktinya sehingga ketiga tokoh dari gunung
Tay-swat-san itu berhamburan terdampar ke luar.
Blo'on kini hanya tinggal seorang diri. Dia melanjutkan pula
amukannya. Menghantam setiap pekakas dan tiang, bahkan
tembok dan rumah-makan. Ketika sebuah tiang terhantam
hancur, seluruh atap dan wuwungan rumah-makan pun segera
rubuh.
Bummmmm.....
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Jilid 44
Pikiran menyerap bahwa daging manusia itu tidak layak
harus dimakan. Hanya manusia liar yang makan daging
manusia. Dan perasaanpun menolak, sesuai dengan pikiran
itu.
Demikian Blo'on. Ketika mendengar bahwa daging yang
dijadikan hidangan dalam rumah makan itu terdiri dari daging
manusia, seketika muallah perut Blo'on. Ia muntah2.
Karena muntah2 maka meluaplah hawa murni dalam perut
Blo’on. Dan karena marah maka memancarlah darah anak itu.
Hawa murni yang terbaur dalam darah bergolak, menimbulkan
tenaga-dalam Ji-ih sin-keng yang dahsyat sehingga seperti
orang yang terkena penyakit tekanan darah tinggi, Blo'on
kehilangan kesadaran pikirannya. Ia mengamuk seperti orang
gila. Hanya dengan menghantam semua benda yang
dilihatnya, perasaannya terasa longgar.
Jika Blo'on mengamuk, wah, kacaulah orang2 itu. Tiada
seorang pun dari ketua partai persilatan dan tokoh2 persilatan
ternama yang mampu menghentikan.
Rumah makan diobrak-abrik dan tiang serta dindingnya
dihantam sehingga rumah makan itu ambruk. Memang khayal
kedengarannya, tetapi kenyataan memang begitu.
Ji-ih-sin-kang atau tenaga sakti yang dapat digerakkan
menurut sekehendak hatinya. Memang Ji-ih-sin-kang itu
termasuk tenaga-dalam yang jarang sekali dapat dicapai oleh
orang persilatan.
Untuk belajar ilmu silat diperlukan tiga syarat: Bakat, guru
dan ketekunan. Bakat bukan suatu kegemaran melainkan
perangkat tulang2 pada tubuh yang memungkinkan untuk
menyerap ilmu si!at yang sukar. Guru, apabila mendapat yang
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
kurang tinggi ilmunya, tentu tak dapat menempa muridnya
menjadi seorang jago silat sakti. Dan ketekunan, harus tak
boleh tiada. Ilmu silat merupakan gerak, baik ke luar mau pun
ke dalam. Ke luar, berupa gerakan tubuh, kaki dan lengan. Ke
dalam, pernapasan dan pangerahan tenaga-dalam serta hawa
murni. Kesemuanya itu harus tekun berlatih setiap hari sampai
bertahun-tahun sehingga setiap gerak2 dalam jurus ilmu silat
itu merupakan gerak yang otomatis, dengan atau tanpa
dikendalikan oleh pikiran.
Tetapi di dunia ini memang sering terjadi hal yang luar
biasa, luar dari kewajaran. Seperti misalnya yang terjadi pada
diri Blo'on. Dia tak nengerti ilmusilat karena memang tak mau
belajar silat. Tetapi berkat suatu kejadian dan rejeki yang luar
biasa, ia telah minum darah naga, makan buah som dari dasar
laut yang berumur seribu tahun sehingga hawa-murni dalam
tubuhnya berkembang dan tenaga-dalam mengumpul
kemudian apa yang disebut Ji-ih-sin-kang.
Sebenarnya untuk mencapai tataran sampai pada
penguasaan tenaga-dalam yang sempurna, barulah jalandarah
Seng-si-hian-kwan dalam tubuh dapat ditembus. Untuk
menembus jalan-darah itu memang bukan sembarang tokoh
silat dapat mencapainya.
Blo'on berkat daya dari beberapa buah dan darah ajaib
yang diminumnya, telah tertembus jalan-darah Seng-si-hian
kwannya sehingga dia memiliki tenaga sakti Ji-ih-sin-kang.
Dan dapatkah setiap orang meniru seperti dia? Rasanya
dalam dunia persilatan hanya Blo'on seorang saja yang
menemukan rejeki semukjijat itu.
Sekalian orang terkejut ketika rumah-makan itu rubuh.
Mereka mengira Blo'on tentu kerubuhan. Tetapi berkat tenaga
sakti Ji-ih-sin-kang dapatlah ia terhindar dari malapetaka.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Dia gerakkan kedua tangannya untuk menyongsong,
menghantam dan menampar runtuhan puing, ganteng dan
tiang2 yang menimpah dirinya. Kemudian ia ke luar dan
runtuhan puing2 itu dengan selamat.
"Suko .......!” Sian Li menjerit kegirangan seraya lari
menyongsongnya, "engkau tak kena apa2? "
Blo'on hanya gelengkan kepala. Tetapi kini sikapnya sudah
tenang kembali. Hoa Sin, Ceng Sian suthay, Hong Hong tojin
dan Lo Kun pun menghampirinya.
"Blo'on, mengapa engkau mengamuk? " tegur kakek Lo
Kun.
" Aku merasa mual karena mendengar kalau hidangan yang
kita makan tadi terdiri dari daging manusia. Tahu2 pikiranku
gelap dan kepala panas sekali lalu aku mengamuk," kata
Blo'on.
Semua orang heran mendengar cerita itu. Mereka pun tak
tahu mengapa Blo'on memiliki tubuh yang sedemikian aneh.
"Hoa pangcu," seru Blo’on, nadanya garang seperti seorang
pemimpin, ke mana orang2 yang berada dalam rumah-makan
tadi? "
"Mereka telah sama naik ke gunung Hong-san," kata Hoa
sin, ketua Kay-pang.
"Di manakah orangtua yang berpakaian seperti pengemis
tadi? " tiba2 Blo'on teringat.
“Entah ke mana dia," kata Hoa Sin, "aku pun curiga pada
orang itu. Dia memang aneh sekali.”
"Tak perlu hiraukan pemabuk tua itu," kakek Lo Kun
menyelutuk, "yang penting ayo kita lekas naik ke gunung
Hong-san agar dapat menyusul rombongan nona2 cantik itu."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Karena setiap kata selalu menuju kepada gadis cantik,
Blo'on mendongkol juga.
"Kakek Lo," serunya, "kuberitahu kepadamu, ya. Orang
sudah tua semacam engkau, patutnya sudah punya cucu .......
"
"Tidak mungkin!" kembali kakek limbung itu menyelutuk,
"sedang isteri saja tidak punya bagaimana disuruh punya
cucu? "
Blo'on terperangah.
"Itulah sebabnya aku hendak mencari isteri agar punya
anak, punya cucu," kata Lo Kun pula.
"Tidak mungkin! " teriak Blo'on.
"Mengapa tidak mungkin? " Lo Kun kerutkan dahi.
"Karena sebelum anakmu besar, engkau sudah masuk ke
liang kubur!" seru Blo'on.
"Jika begitu, apakah aku tak boleh menikah? " tanya kakek
Lo Kun.
"Di dunia banyak orang yang tak menikah Hong Hong tojin,
Hui Gong taysu, Ceng Si suthay dan masih banyak tokoh2
yang tak menikah seumur hidup!" seru Blo’on.
"Karena mereka tak mampu mencari jodoh,” bantah Lo
Kun.
Mendengar itu, Hoa Sin segera menengahi: "Bukan begitu,"
katanya,"aku sendiri juga tidak menikah. Setiap orang
mempunyai pendirian sendiri. Para paderi, rahib dan orang2
suci juga tak menikah. Mereka mengabdikan diri mencari jalan
kesempurnaan....."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Tunggu," teriak kakek Lo Kun, "apakah jalan
kesempurnaan itu? "
“Menurut kepercayaan mereka, hidup ini suatu derita.
Orang harus menghindari supaya kelak jangan menitis
kembali. Caranya adalah membuat karma hidup yang baik.
Jika kita sendiri sudah penuh dengan lumpur dosa, mengapa
harus menciptakan keturunan lagi? "
"Habis, kalau tidak punya keturunan, kita kan tidak
berbakti? ”
"Itu kata orang," sahut Hoa Sin, "berbakti itu hanya
ditujukan pada orang2 tua yang menurunkan kita, bukan
terhadap kewajiban dharma seseorang. Dalam tataran
lingkungan Karma, tidak ada yang disebut berbakti atau tidak
berbakti.. Yang ada hanya karma yang baik dengan yang
buruk. Selama orang masih melakukan karma buruk,, dia
tentu tetap akan dijelmakan lagi di dunia yang penuh derita
ini. Oleh karena itu mereka, yang percaya akan ajaran2 itu,
mencari jalan untuk kebebasan dari penderitaan itu. Caranya
dengan membuat karma yang baik.”
"Kalau tak punya anak yang banyak, kelak kalau sudah tua
tentu tak ada yang merawat," seru kakek Lo Kun pula.
“Nah, di situlah tampak belangnya manusia, yang berpikiran
semacam itu. Mereka menciptakan anak, dengan dalih
berbakti kepada orangtua, tetapi pada hakekatnya mereka
mempunyai maksud yang terselubung, agar kelak di hari
tuanya mereka tidak kapiran. Jauh hari mereka sudah
mempersiapkan diri untuk mencari keenakan pada hari
tuanya. Tujuan murni bahwa manusia diwajibkan untuk
mengembang-biakkan keturunan, tercemar dengan
kepentingan peribadi. Mempunyai anak, bukan lagi wajib dari
seorang manusia tetapi merupakan keuntungan2 yang
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
diperhitungkan demi kepentingan orang itu di hari tuanya.
Adakah tujuan yang sudah tidak bersih itu akan membuahkan
karma yang baik? Adakah dengan nafsu keinginan dan cita2
itu, nyawa mereka kelak dapat tenang dan ikhlas
meninggalkan raganya apabila mereka sudah tiba janjinya
mati? Tidakkah mereka akan terbelenggu oleh beban2 hidup
dalam dunia? "
"Aku tak mengerti Hoa pangcu,” seru Lo Kun.
"Saat ini memang lopeh tak mengerti, tetapi kelak lopeh
tentu akan merasakan sendiri apabila sudah tiba waktunya,”
kata Hoa Sin.
"Hoa pangcu," kata Blo’on, " mumpung masih belum terlalu
malam, mari kita berangkat mendaki ke puncak Hong-san."
Sekalian ketua partai persilatan dan tokoh2 setuju. Segera
mereka tinggalkan tempat itu.
Ada suatu perobahan dalam sikap Blo'on. Sejak kerubuhan
rumah-makan, sikapnya tampak lebih tenang dan bicaranya
pun lebih tegas dan tidak ngelantur. Memang pada saat
rumah-makan itu rubuh, genteng dan tiang usuk menimpa
kepala dan tubuh Blo'on. Walau pun dia menggunakan Ji-ihsin-
kang untuk menghalau, tetapi tak urung masih banyak
puing2 yang menghantam kepalanya.
Dan ada suatu perasaan aneh padanya. Ia merasa
kepalanya agak terang, pikirannya tenang. Ia sendiri tak tahu
apa sebabnya, yang nyata, pikiran lebih terang dari semula.
Malam pun makin tinggi. Langit pun gelap tertutup
mendung hitam. Tiba2 hujan pun turun. Untung mereka
melihat sebuah kuil tua yang didirikan di lereng gunung.
Bergegas mereka menuju ke kuil itu. Walau pun keadaannya
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
sudah rusak dan tak terpelihara, tetapi dapat juga digunakan
untuk meneduh.
Dalam kuil itu ternyata dipuja tiga patung dari tiga orang
saudara-angkat yang termasyhur pada jaman Sam Kok
dahulu. Mereka yalah Lau Pi, Kwan Kong dan Thio Hwi. Lau Pi
berwajah tenang dan agung, di kemudian hari dia memang
menjadi raja. Kwan Kong berwajah merah, gagah perkasa.
Sedang Thio Hwi bermuka brewok, sangat bengis.
Aneh juga. Biasanya dalam kuil yang dipuja tentulah arca
malaekat atau pun dewa2. Tetapi arca dalam kuil itu ternyata
memuja patung dari tiga tokoh ternama pada jaman Sam Kok.
Hoa Sin telah memecah rombongannya menjadi tiga.
Rombongan pertama berangkat dulu, terdiri dari Hoa Sin
sendiri, Hong Hong tojin, Ceng Sian suthay, Blo'on dan Sian Li
serta kakek Lo Kun.
Rombongan kedua, yalah ketiga tokoh dari gunung Tayswat-
san yakni si brewok Bo Kian, si tinggi Liong Kim Tong
dan si mata-satu Pa Kim. Ketiga tokoh itu diminta mengambil
jalan dari lamping gunung bagian kanan.
Sedang rombongan ketiga terdiri dari Pui Kian, tianglo Hoasan-
pay, Hong Ing dan beberapa anak murid Hoa-san-pay.
Mereka diminta memimpin murid2 dari Siau lim-pay dan Butong-
pay. Mereka diminta mengambil jalan dari belakang
gunung. Kepada mereka diperintahkan supaya mengobrakabrik
markas Seng-liau-kau. Jika perlu boleh dibakar saja.
Demikian keenam orang rombongan Blo'on itu terpaksa
berteduh di kuil tua itu.
"Sial dangkal," Lo Kun menggerutu panjang pendek, "dapat
tempat meneduh saja di kuil bobrok begini."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Sudahlah, lopeh,” Hoa Sin menghibur “dari pada
kehujanan di jalan, lebih baik kita meneduh di sini."
Karena perut kenyang dan suasana sepi, tak terasa mereka
tertidur. Hoa Sin, Hong Hong tojin dan Ceng Sian suthay tidak
tidur, melainkan pejamkan mata bersemedhi, memulangkan
tenaga. Memang bagi tokoh2 semacam mereka, bersemedhi
memulangkan tenaga itu sudah sama dengan tidur.
Tetapi tidak demikian dengan Blo'on dan Sian Li, terutama
kakek Lo Kun. Mereka tidur pulas.
Karena tidak ada tempat yang bersih, kakek Lo Kun mencari
akal. Dia duduk bersandar pada patung Thio Hwi yang
bermuka bengis. Blo'on juga meniru. Dia memilih patung Kwan
Kong yang berwajah merah Sedang Sian Li bersandar pada
patung Lau Pi yang berwajah agung.
Tiba2 terdengar suara orang mengerang dan mendesuh
keras seperti sesak napasnya. Dan menyusul tubuh kakek Lo
Kun pun meronta-ronta, kedua tangannya mendekap leher
dan berusaha untuk menyiak sesuatu.
Blo'on yang berada di samping, terperanjat. Ia melihat
kedua tangan patung Thio Hwi itu tengah mencekik leher
kakek Lo Kun. la hendak menolong tetapi … uh ....... tiba2 ia
merasa tubuhnya kaku tak dapat digerakkan.
Sian Li juga mendengar. Tetapi ia juga tak dapat berkutik.
Bahkan menggerakkan tubuh saja pun tak mampu. Ia hanya
dapat melihat keadaan kakek Lo Kun yang keroncalan
meronta-ronta. Yang membuatnya lebih terkejut lagi, ketika ia
hendak berteriak memanggil ketiga ketua persilatan supaya
menolong kakek Lo Kun, ternyata la tak dapat mengeluarkan
suara.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Rupanya Hoa Sin, Hong Hong dan Ceng Sian mendengar
juga desuh napas kakek Lo Kun yang memburu keras seperti
kuda lari. Mereka serempak membuka mata. Demi melihat
keadaan kakek Lo Kun, cepat Hong Hong tojin loncat
menghampiri.
"Lotiang, mengapa engkau? " tegur ketua Go-bi pay itu.
"Aku dicekik patung ini," saat itu Lo Kun sudah dapat
bergerak karena tiba2 tangan patung itu pun melepaskan
cekikannya.
Memandang ke arah patung Thio Hwi itu, Hong Hong tojin
berkata : "Ah, jangan tergurau, totiang. Jelas sebuah patung
bagaimana dapat mencekik engkau? Mungkin engkau
bermimpi.”
Habis berkata ketua Go-bi-pay itu pun kembali ke
tempatnya lagi seraya bergumam: "Orang tua itu memang
rewel dan selalu ada2 saja. Masakan mengatakan kalau
lehernya dicekik patung? "
Mendengar ocehan Hong Hong tojin, Hoa Sin dan Ceng Sian
percaya. Keduanya segera pejamkan mata melanjutkan
semedhinya lagi.
"Kurang ajar, masakan orang tidur enak2, engkau cekik
leherku" gumam Lo Kun lalu berbangkit dan balas mencekik
leher patung itu.
Sekonyong-konyong kedua tangan patung itu memeluk
tubuh Lo Kun kencang2. Lo Kun terkejut dan meronta
sekuatnya tetapi ia tak mampu melepaskan diri. Pelukan itu
makin lama makin kencang sehingga Lo Kun sukar bernapas.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Blo on dan Sian Li meiihat kejadian itu tetapi mereka tak
dapat berbuat apa2. Blo'on rasakan tubuhnya lunglai sedang
Sian Li tak dapat berkutik.
"Heh..... heh... , heh.....," karena napasnya sesak, Lo Kun
hanya dapat mendesuh-desuh seperti orang bertele-tele.
Hong Hong tojin tak mau membuka mata. Ia tahu kakek itu
seorang kakek sinting, hanya cari gara2 saja. Tetapi Hoa Sin
terpaksa membuka mata. Ketika melihat kakek Lo Kun
berpelukan dengan patung Thio Hwi, dia cepat berbangkit dan
menghampiri.
“Mengapa lopeh mencekik leher patung itu? " tegurnya
ketika melihat tingkah Lo Kun yang tengah mencekik leher
patung.
Saat itu tangan patung sudah melepaskan pelukannya dan
kembali seperti sikapnya semula, berdiri dengan tegak.
"Dia kucekik lehernya tetapi dia pun balas memeluk aku
sekuatnya sehingga aku sampai tak dapat bernapas," kata Lo
Kun seraya menarik tangannya, "Sudahlah, lopeh," kata Hoa
Sin yang paham akan kelimbungan Lo Kun, "tidur saja, nanti
pagi2 kita harus sudah berangkat."
"Aku memang mau begitu tetapi patung ini selalu
mengganggu aku saja."
Tetapi Hoa Sin tak mau meladeni dan terus kembali ke
tempat duduknya.
"Patung, jangan gila-gilaan," gumam Lo Kun, "kalau engkau
terus menerus mengganggu aku, terpaksa engkau akan
kuhajar."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Habis berkata ia terus sandarkan diri pada kedua kaki
patung itu, belum berapa lama kembali terdengar suara Lo
Kun mendesah-desah seperti orang gelagapan terminum air.
Hong Hong tojin dan Hoa Sin karena sudah melihat sendiri
bagaimana tingkah laku kakek itu, diam saja. Tetapi karena
suara itu makin keras, Ceng Sian suthay terpaksa membuka
mata. Ketika melihat kakek itu keroncalan tak henti-hentinya,,
terpaksa ia berbangkit dan menghampiri.
Ternyata kepala Lo Kun telah terjepit kedua lutut patung
itu. Begitu keras jepitan patung itu hingga kepala Lo Kun
terasa pening. Dan celakanya pula, tiba2 tangan patung itu
memijat hidung kakek Lo Kun sehingga kakek itu tak dapat
bernapas. Itulah sebabnya mulut kakek itu mendesah-desah
dan tubuhnya keroncalan. Dia bingung untuk melepaskan
yang mana du'u. Kalau hendak menyiak tangan patung yang
memijat hidungnya, kepalanya makin terasa sakit dijepit lutut
patung. Tetapi kalau hendak menyiak lutut patung, hidungnya
yang dipencet tangan patung itu tak tertolong dan ia harus
bernapas dengan mulut.
Tetapi begitu Ceng Sian suthay datang, maka lutut patung
itu pun menyiak sendiri, demikian tangannya juga melepaskan
hidung kakek Lo Kun.
"Kenapa lopeh menyusup ke bawah selakang kaki patung
itu? " tegur Ceng Sian.
"Siapa yang berobos ke bawah selakangnya? Kepalaku
dijepit lutut patung itu dan hidungku di pencet sampai tak
dapat bernapas," kakek Lo Kun bersungut-sungut marah.
"Ah, sudahlah," karena mengetahui kakek itu tak kurang
suatu apa, Ceng Sian suthay pun berkata, "baiklah lopeh tidur
saja yang tenang."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Tanpa menunggu jawaban orang, Ceng Sian suthay pun
segera kembari ke tempat duduknya.
Dalam pada itu Blo'on tahu semua yang terjadi. Tetapi ia
merasa tak dapat berbuat apa2.
"Ah, kenapa aku ini? " katanya dalam hati. Ia berusaha
untuk menggerakkan tangan dan kaki tetapi tak dapat. Gila,
pikirnya. Dan karena berulang kali tak dapat bergerak,
akhirnya ia marah. Ia menahan napas beberapa saat,
kemudian bersiap-siap mengumpulkan tenaga dan pada
akhirnya ia memekik sekuat-kuatnya seraya berontak.
Brakkkkk ....
Kekuatan yang dihimpun Blo'on itu merupakan tenaga-sakti
Ji-ih-sin kang. Dan sekali berhasil menghimpun dan
memancarkannya, maka bebaslah dia dari pengaruh jalandarahnya
yang tertutuk. Bahkan karena dia menggerakkan
tangan dan kakinya, maka patung Kwan Kong itu pun
terlanggar tangannya. Patung itu ternyata terbuat dari
perunggu. Tetapi tangan Blo'on yang bergerak dengan tenagasakti
Ji-ih sin-kang telah menghantamnya hingga rubuh ....
"Hai, " serentak Blo'on melenting bangun dan kesima
melihat sesosok tubuh manusia menyelinap ke luar dari pintu
belakang. Pada lain saat ia pun terus loncat mengejar.....
Di luar gelap gulita. Hujan sudah mulai reda. Tetapi Blo'on
tak menghiraukan. Ia panas hatinya karena sejak tadi telah
dilumpuhkan orang itu.
Orang itu rupanya terkejut sekali melihat Blo'on dapat
mengejarnya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Gila benar, anak ini," gumamnya dalam hati. Saat itu
jaraknya hanya tinggal tiga tombak. Tiba2 ia berhenti
menunggu Blo'on.
"Siapa engkau! " bentak Blo'on setelah berhenti berhadapan
dengan orang itu.
Dari sinar cuaca yang remang2, Blo'on melihat yang
dihadapinya itu seorang tua bermuka tertawa.
"Bagaimana engkau lihat wajahku? " orang tua itu balas
menegur.
"Engkau selalu tertawa saja, " sahut Blo'on.
"Nah, karena itu orang menyebutku sebagai Siau Bin lojin si
orangtua berwajah tertawa. "
"Mengapa engkau mengganggu tidurku dalam kuil itu? "
"Bodoh! " seru Siau Bin lojin, "jika aku tak mengganggumu,
mungkin engkau sudah mati. "
"Jangan bicara sembarangan saja! " bentak Blo'on.
"Kalau aku bohong, engkau boleh memaki atau pun
menghajar aku," kata Siau Bin lojin, "jika engkau kembali ke
kuil dan memeriksa patung itu baru engkau dapat
membuktikan aku berbohong atau tidak. "
"Baik, " sahut Blo'on, "tetapi sekarang aku hendak
menyelesaikan dirimu. Mengapa engkau mengganggu aku?
Kalau engkau memang bermaksud baik, mengapa tak mau
bilang dengan terus terang tetapi engkau telah melarikan diri
seperti orang ketakutan? . Bukankah tingkahmu itu membuat
orang curiga? "
"Goblok!" seru Siau Bin lojin, "kalau aku tak melarikan diri,
mereka tentu dapat mengetahui diriku? "
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Siapa mereka? " tegur Blo'on.
"Jago2 Seng-lian kau!"
"Apa? " teriak Blo'on. "jago2 Seng-lian-kau? Mengapa aku
tak melihat barang seorang manusia dalam kuil itu? "
"Memang tidak," sahut Siau Bin lojin,"tetapi patung2 itulah."
Blo’on terbelalak, serunya : "Jangan mengoceh tak keruan.
Masakan patung2 itu engkau katakan jago2 Seng lian-kau!"
"Sudahlah, jangan banyak bicara!" bentak Siau Bin lojin,
“lekas engkau kembali ke dalam kuil, mungkin saat ini kawankawanmu
sedang menderita."
"Engkau ………. tiba2 Blo'on tak dapat melanjutkan katakatanya
karena orangtua itu sudah loncat dua tombak jauhnya
dan terus melenyapkan diri dalam kegelapan gerumbul pohon.
Gerakannya yang begitu tangkas, membuat Blo'on tertegun
heran.
"Hm, kalau engkau berani membohongi aku, kelak kalau
bertemu lagi tentu tak kuberi ampun," kata Blo’on lalu
berputar tubuh dan terus lari kembali ke dalam kuil.
Bukan kepalang kejut Blo'on ketika saat itu kakek Lo Kun
telah digepit dalam ketiak patung Thio Hwi, sedang patung
Kwan Kong bertempur dengan Hong Hong tojin.
Ruang kuil amat sempit sehingga Hong Hong tojin terdesak
menghadapi senjata pedang panjang dari patung Kwan Kong
itu.
"Hong Hong kaucu." teriak Hoa Sin, "kita keluar saja!”
Ketua-ketua partai persilatan itu serentak Ioncat
berhamburan keluar. Mereka siap menunggu di halaman kuil.
Tetapi sampai beberapa saat belum juga patung itu keluar.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hoa pangcu, mengapa? Apa yang terjadi? " saat itu Blo'on
lari menghampiri dan bertanya kepada Hoa Sin.
"Celaka, kongcu," kata Hoa Sin, "entah apa sebabnya tiba2
kedua patung itu dapat bergerak dan menyerang Hong Hong
kaucu."
"Dimana kakek Lo Kun? “
"Dia ditawan oleh patung Thjo Hwi."
"Sumoayku Sian Li? "
"Juga masih didalam dan ditawan oleh patung Kwan Kong"
"Kita serbu!' teriak Blo'on terus lari masuk ke dalam kuil.
Dia melihat kedua patung itu masih tegak berdiri di tempat
masing-masing. Dilihatnya kakek Lo Kun dan Sian
menggeletak di bawah kaki mereka.
"Setan, engkau berani mencelakai kakekku." Blo'on terus
menyerbu patung Thio Hwi.
Tiba2 patung itu gerakkan tangan kanan menyongsong ke
muka dan Blo'on menjerit. Ia terlempar mundur membentur
dinding tembok.
Blo'on tak mengira kalau patung itu dapat bergerak dan
bahkan dapat memancarkan tenaga yang kuat sekali. Dia tak
bersedia maka dia pun menderita.
Sebelum ia sempat berdiri tegak, patung Thio Hwi yang
bersenjata tombak itu sudah mengenplangkan tombaknya ke
kepala Blo'on. Untung Blo'on menyadari bahaya dan cepat
melambung ke samping.
Bum ....
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Lintai hancur lebur dihantam tombak dari patung Thio Hwi
itu. Debu bertebaran memenuhi ruang.
Patung Thio Hwi itu tak menghiraukan. Seolah dia tak
tergetar dan tak terpengaruh akan debu yang bertebaran itu.
Dia terus maju menusuk Blo'on lagi, krak.....
Blo'on dapat menghindari dan tombak pun menusuk dinding
tembok. Hebat sekali tenaga patung Thio Hwi itu. Tembok kuil
yang cukup tebal, dapat ditembuskan dan berlubang besar.
Dengan gagah perkasa patung Thio Hwi itu mengamuk. Dia
menyerang Blo'on habis-habisan.
Blo'on heran. Bermula ia agak gentar menyaksilan
keperkasaan patung itu. Tetapi beberapa waktu kemudian
timbullah rasa penasaran dalam hatinya.
"Hai, engkau ini patung atau manusia? ” teriaknya sehabis
menghindari sebuah tusukan tombak patung itu.
Namun patung Thio Hwi ini tak menghiraukan. Dia hanya
menjawab dengan sebuah serangan yang lebih dahsyat.
Memang serangannya yang satu lebih dahsyat dari yang lain.
Ketika tombak patung Thio Hwi menghantam dinding lagi,
cepat Blo'on menyambar tombak itu. Kini terjadilah tarik
menarik diantara keduanya.
Dengan menggerung keras, patung Thio Hwi menarik
tombak sekuat-kuatnya. Tetapi dia terbelalak kaget ketika
tarikan itu berhasil karena Blo’on memang melepaskan
cekalannya. Patung Thio Hwi tersurut setengah langkah ke
belakang.
Saat itu tak disia-siakan Blo'on. Ia loncat maju dan
menghantam dada patung Thio Hwi, duk.....
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Aduh, " Blo'on menjerit kesakitan tetapi patung Thio Hwi
itu pun terjerembab ke belakang.
Dengan menahan kesakitan, Blo’on terus Ioncat menerjang
lagi. Ia merampas tombak patung itu.
Rupanya patung itu bukan patung sesungguhnya tetapi
seorang manusia. Begitu melihat Blo'on menerjang, ia terus
dorongkan kedua tangannya menyongsong.
Blo'on juga songsongkan kedua tangannya ke muka. Dan
manusia patung itu pun mendesuh keras lalu terpelanting ke
belakang lagi.
Rupanya manusia patung itu masih belum puas. Ia bergeliat
bangun lalu perlahan-lahan mengangkat tangan kanan ke
atas.
" Kim kongcu, awas, dia hendak melancarkan pukulan
Hong-im-ciang! " tiba2 terdengar Hoa Sin ketua Kay-pang
menerobos masuk dan berseru memberi peringatan kepada
Blo'on.
Terapi Blo'on tak tempat menghiraukan. Ia pun perlahanlahan
mengangkat tangannya, persis menirukan gerak
manusia patung yang berbentuk seperti Thio Hwi itu.
Thio Hwi adalah seorang panglima perang yang gagah
perkasa pada jaman Sam Kok (Tiga Negeri ) dahulu.
Ketika manusia patung itu menyorongkan tangannya ke
muka, Blo’on pun juga. Dessss .... terdengar bunyi macam api
tersiram air. Dan ketika itu manusia patung yang berbentuk
seperti panglima Thio Hwi pun menjerit dan meraung keras.
Dia terseok-seok ke belakang membentur meja dan terus
rubuh.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ternyata pukulan sakti Hong im ciang atau pukulan Im
merah yang mampu membakar sasaran, telah tertolak oleh
tenaga sakti Ji-ih-sin-kang yang dimiliki Blo'on. Memang
rasanya tiada tenaga yang lebih aneh dan sakti dari tenaga Jiih
sin-kang itu. Ji ih-sin kang mampu mengikuti kemudian
menolak segala jenis tenaga-dalam yang bagaimana sifatnya,
panas, dingin, keras mau pun lunak.
Karena tenaga-sakti Hong im-ciang yang dilancarkan
manusia patung itu tertolak balik, dia termakan sendiri oleh
tenaga saktinya dan akibatnya ia rubuh menderita luka dalam
yang parah.
Melihat kawannya rubuh, patung Kwan Kong yang berwajah
merah segera menuding ke arah Blo’on dengan sebuah jari
telunjuk. Singgg .... terdengar bunyi desis tajam melanda
Blo'on. Blo'on terkejut. Buru2 ia menghindar ke samping tetapi
tak urung bajunya telah berlubang juga. Juga dinding tembok
yang di belakangnya ikut berlubang.
"Kek-gong-it-ci kang!" teriak Hoa Sin terkejut. Kek-gong-itci-
kaag artinya dengan sebuah jari dapat menutuk dari jarak
jauh.
"Siapa? " seru Ceng Siau suthay.
"It-ci-sin-kang Jui Pok, tokoh dari gunung Se-gak yang
sudah tak terdengar selama empatpuluh tahun."
"Benarkah dia? " Ceng Sian suthay makin tegang.
"Dalam dunia persilatan rasanya tiada tokoh yang mampu
melepaskan tutukan sebuah jari dengan hasil yang begitu
dahsyat," sahut Hoa Sin.
"Dia orang baik atau jahat, Hoa pangcu? " tanya Blo'on.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Dia memang seorang tokoh yang berwatak aneh. Sepak
terjangnya hanya menuruti sekehendak hatinya. Dia tak
tergolong aliran Hitam juga bukan tokoh aliran Putih," jawab
Hoa Sin, "kong-cu. engkau harus hati2 benar terhadap dia."
"Tetapi dia seperti manusia patung. Tak dapat bicara dan
menyerang dengan kalap," kata Blo'on.
"Mungkin seperti manusia patung yang menyerupai Thio
Hwi tadi, dia juga sudah hilang kesadaran pikirannya. Rupanya
dia tentu telah dikuasai Seng-liau kau."
"Kim kongcu, kasihlah aku yang menghadapinya, " kata Hoa
Sin.
"Hoa pangcu, " seru Ceng Sian suthay, "jika manusia
patung itu benar lt-ci-un kang Jui Pok, jangankan Hoa pangcu
sekali pun kita bertiga maju berbareng, rasanya masih belum
dapat menandingi kesaktian orang itu. Dahulu mendiang
sukuku pernah menceritakan tentang tokoh itu. Suhu pesan,
apabila bertemu dengan dia supaya berhati-hati dan jangan
sampai menimbulkan kemarahannya."
"Terima kasih, suthay, " jawab Hoa Sin, “tetapi aku sudah
mempunyai cara untuk menundukkannya."
Kemudian ketua Kay pang itu membisiki beberapa patah
kata ke telinga Blo’on. Blo'on mengangguk-angguk.
Hoa Sin terus loncat ke muka manusia patung itu dan
sebelum orang sempat menggerakkan jarinya, Hoa Sin
menyerangnya.
Berulang kali orang itu mendesuh kejut karena
hantamannya selalu salah dan dia berbalik terancam oleh
pukulan Hoa Sin.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ternyata Hoa Sin telah mengeluarkan ilmu silat yarg baru
saja diciptakannya. Ilmu silat itu diberi nama Joh bong-siang
atau pukulan berlawanan arah. Kalau suaranya menyerang
kiri, pukulannya datang dari kanan, demikian sebaliknya.
Rupanya siasat Hoa Sin itu memberi hasil. Manusia patung
yang berujud Kwan Kong itu agak bingung. Dia tak sempat
mempergunakan jarinya untuk melukai lawan.
Dan sebagai ketua partai Kay-pang sudah tentu Hoa Sin
memiliki kepandaian yang tinggi disamping itu Hoa Sin
memang cerdas sekali. Hasilnya selama berkelana mencari
jejak Blo'on dia telah mencintakan ilmusilat Salah-arah itu.
Dia memang sengaja menyerang rapat pada lawan agar
orang itu tak sempat melancarkan pancaran jari-saktinya.
Kek-gong-it ci-kang Jui Pok memang hebat sekali. Walau
pun dia kehilangan kesadaran pikirannya tetapi ilmusilatnya
masih hebat. Dalam beberapa waktu ia sudah dapat
menyesuaikan diri dengan gaya serangan lawan.
Krak ....
Terdengar bentrokan keras ketika Jui Pok menangkis
pukulan Hoa Sin. Hoa Sin tak mengira kalau lawan sudah
dapat mengimbangi permainannya, ia hanya mengerahkan
sepertiga bagian tenaga dalamnya, sedang Jui Pok hampir tiga
bagian. Sudah tentu Hoa Sin menderita. Ia rasakan lengannya
kesemutan dan tersurut mundur. Melihat itu Jui Pok pun cepat
hendak gerakkan jarinya untuk menutuk .,..
Sekonyong-konyong seutas benda panjang macam tali
meluncur menyerang ke muka Jui Pok hingga tokoh itu
gelagapan untuk menampar. Dan pada saat perhatiannya
ditujukan pada benda yang menyambar mukanya itu, tiba2 ia
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
mendengus tertahan ketika sebuah benda keras membentur
perutnya.
"Hekkk .. Jji Pok kontal ke belakang. Sebelum ia dapat
berdiri tegak, kakinya telah disapu orang, blus .... tak ampun
lagi tokoh yang termasyhur pada empatpuluh tuhun berselang,
terbanting jatuh ke lantai. Sebelum ia sempat bangun,
dadanya sudah dicemplak orang dan kakinya pun diringkus.
Ternyata benda macam tali tadi adalah ular Thiat-bi-coa
milik kakek Lo Kun. Memang kakek itu sudah sadar. Ketika
melihat Jui Pok hendak menutuk Hoa Sin, kakek itu segera
lontarkan ular Thiat-bi coa lalu membenturkan kepalanya ke
perut orang itu. Dan yang menyapu kaki Jui Pok tak lain
adalah Blo'on. Kemudian Lo Kun terus mencempiak dan
menindih perut, sedang Blo'on yang meringkus kaki Jui Pok.
Jui Pok mati kutu. la menggerung sekuat-kuatnya dan
meronta, Tenaga dalam yang terpancar dari seorang tokoh
macam Jai Pok, bukan alang-kepalang hebatnya.
Seketika kakek Lo Kun mencelat ke atas dan kepalanya
membentur genteng, brak ....
"Celaka!" teriaknya. Kepalanya telah terjepit pada genteng
sehingga tubuhnya terkatung-katung di atas, tidak dapat
menerobos ke atas, juga tak dapat meluncur ke bawah.
Dengan sekuat tenaga kakek itu meronta, dan berhasillah ia
meluncur ke bawah.
Beda dengan Blo'on, Ketika Jui Pok meronta den
menendangkan kakinya, tenaga Ji-ih-sin kang Blo'on
memancar sehingga tubuh Jui Pok ikut melambung ke atas
kemudian meluncur ke lantai lagi, duk.... duk ....
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Selekas tubuh Jui Pok membentur lantai, Lo Kun yang
meluncur dari atas genteng tadi pun tepat jatuh di perut Jui
Pok. Seketika Jui Pok tak ingat diri Iagi.
"Hendak diapakan manusia patung ini? * tanya Lo Kun.
"Lebih baik diikat. Tunggu setelah kita dapat menyelesaikan
kawanan Seng-lian-kau, baru kita tolong lagi dia. Rasanya dia
tentu diracuni orang Seng lian-kau sehingga kesadaran
pikirannya hilang," kata Hoa Sia.
Sementara itu Sian Li pun telah disadarkan.
"Rupanya pihak Ssng-Iian-kau telah memasang beberapa
rintangan di sepanjang jalan ke atas puncak," kata Ceng Sian
suthay.
"Sungguh tak kuduga kalau patung ternyata manusia
hidup," Lo Kun menggerutu, “mereka dapat menggangu
tidurku seenaknya seja."
Mereka beristirahat beberapa waktu sampai hari terang
tenah barulah mereka berangkat mendaki lagi.
Tak berapa Iama mereka sudah melihat bangunan gedung
yang menjulang tinggi di kejauhan muka.
"Gedung itu mirip sebuah vihara," seru Sian Li, "apakah
markas Seng-liau-kau? "
"Kita obrak-abrik saja sarang mereka," seru Lo Kun.
Mereka makin dekat. Tetapi alangkah kejut mereka ketika
jalanan terputus oleh sebuah jurang yang tak kurang dari tiga
tonbak lembarnya.
"Ah," Hoa Sin mendesuh kejut, “hebat benar Seng-liau-kau
membangun markasnya."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ternyata jurang yang curam itu mengelilingi sebuah tanah
lapang yang luas dimana gedung vihara itu didirikan. Dengan
begitu apabila hendak mencapai daerah markas itu, harus
menggunakan jembatan atau alat lain2. Tetapi sekeliling
jurang itu tak tampak barang sebuah jembatan maupun tali
yang menghubungkan pada kedua tepi.
"Ah, bagaimana kita harus mencapai tepi seberang sebelah
sana? ” Lo Kun bersungut-sungut.
"Tunggu,” seru Blo'on lalu menghampiri ke dekat tepi
jurang lalu menahan napas dan terus menghamburkan
teriakan yang nyaring sekali:
"Hai, orang Seng-lian kau, kami datang memenuhi
undanganmu ....."
"Mereka tidak mengundang kita, kongcu.” tukas Hoa Sin, "
undangan waktu mereka mengadakan upacara merayakan
berdirinya partai Seng-lian-kau sudah lama lampau."
"Orang Seng-Iian-kau," mengapa kalian tak berani unjuk
diri? Kami datang ke mari untuk mengabrak-obrik sarangmu!
" tiba2 Lo Kun berteriak.
Walau pun, kumandangnya kalah nyaring dengan teriakan
Blo'on tetapi cukup keras juga.
Tiada penyahutan apa2, juga tak seorang pun muncul dari
vihara itu. Keadaan di sekeliling vihara dan tanah lapang,
sunyi senyap.
"Mungkin mereka masih tidur," kata Lo Kun, "lalu
bagaimana kita ini? "
Hoa Sin tertawa kecil : "Hanya dua buah jalan. Kita tunggu
sampai nanti ada orang yang muncul atau kita loncat melintasi
mulut jurang ini! "
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Huh, " kakek Lo Kun mengeluh ngeri, "siapa yang mampu
melompati jurang begini lebar? "
"Hanya suko seorang, " seru Sian Li.
"Aku? " Blo’on terkejut, "mana aku bisa? "
Hoa Sin mengakui memang di antara rombongan nanya
Blo’on yang dapat melompati mulut jurang itu. Tiba2 ia
mendapat akal. Ia segera meninggalkan mereka dan menuju
ke sebuah hutan bambu. Di situ dia menebang beberapa puluh
batang bambu lalu dijalinnya menjadi tali bambu yang cukup
kokoh. Dengan membawa berpuluh utas tali bambu ia kembali
lagi.
"Kim kongcu. mari kita buat jembatan dari tali bambu ini, "
katanya.
"Bagus, Hoa pangcu," seru Blo'on gembira.
"Tetapi kongcu yang harus membuat," kata Hoa Sin pula.
"Aku? " Blo'on heran, "bagaimana caranya? "]
"Kongcu dengan membawa ujung tali bambu, loncat ke
seberang tepi sana ....... "
" Mana mungkin aku dapat melakukan, pangcu? " Blo'on
memprotes.
"Kongcu memiliki tenaga sakti yang luar biasa, tetapi
kongcu tak menyadari dan tak tahu bagaimana harus
memancarkannya."
"Ya, memang aku sendiri juga aneh. Entah bagaimana cara
untuk memancarkan tenaga itu,” kata Blo'on.
"Mudah," kata Hoa Sin, "silahkan kongcu berdiri di tepi
jurang ini dan pejamkan mata."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Lalu? "
"Kongcu tentu dapat melayang sendiri ke seberang sana. "
“Benar? "
"Benar. "
"Baiklah, " Blo'on terus berdiri tegak menghadap ke
seberang di muka. Ia pejamkan mata.
" Lopeh, “ tiba2 telinga Lo Kun terngiang oleh suara macam
nyamuk mendenging, "lekas engkau dorong tubuh Blo’on
sekeras-kerasnya. Dia tentu dapat melompati jurang itu.”
Lo Kun menurut. Segera ia lari dan terus mendorong tubuh
Blo'on.
" Huh ....... " Blo'on menjerit kaget. Ketika membuka mata
ia makin terkejut karena saat itu ternyata tubuhnya sedang
melayang turun ke dalam jurang.
"Celaka ..." cepat ia meronta dan bergeliatan. Aneh juga.
Seketika tubuhnya melayang ke atas dan dapat mencapai tepi
di seberang muka.
"Kim kongcu, sambutilah ujung tali ini, " seru Hoa Sin
seraya melemparkan ujung tali yang sudah diikat dengan batu.
Blo’on pun menyambuti. Berturut-turut. beberapa tali itu
dilontarkan Hoa Sin dan disambut Blo:on. Dan dapatlah
terbentuk sebuah jembatan tali yang terdiri dari berpuluh tali
bambu.
Sian Li, Hong Hong tojin, Ceng Sian suthay, Lo Kun lalu Hoa
Sin, mereka segera melintasi jembatan gantung itu.
Pada saat mereka masih di tengah-tengah jembatan, tiba2
dari arah vihara terbang seekor burung besar, burung garuda.
Burung itu segera menyerang rombongan Hoa Sin.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Jahanam!" teriak Lo Kun. Karena rombongan harus
bergerak menghindari serangan garuda, jembatan itu pun
berguncang guncang keras, maka Lo Kun menjerit-jerit.
Melihat itu Ceng Sian suthay segera taburkan dua biji
senjata rahasia Thi-lian-cu atau teratai-besi ke arah mata
garuda. Tetapi burung itu lihay sekali. Dia dapat mematuk
jatuh thi-lian-cu itu dengan paruhnya yang keras.
Sian Li menggunakan pedang Pek-liong-kiam untuk
melindungi diri. Kakek Lo Kun mengeluarkan ular thiat-bi coa
dan Hoa Sin pun terpaksa memakai tongkat penggebuk anjing
atau bak-kau-pang.
Berulang kali tubuh burung itu tersabat dan terhantam
tongkat tetapi rupanya burung itu keras sekali tubuhnya. Dia
seolah tak mempan, badannya sekeras besi. Walau pun tak
kalah tetapi kelima orang itu sibuk juga menghadapi serangan
garuda.
" Nona Liok, jangan berhenti, terus berjalan menghampiri
tepi dan dengan secepatnya terus naik ke daratan." seru Hoa
Sin.
Mereka bergerak pelahan dan akhirnya dapat menoapai
daratan tepi.
"Pengecut sekali orang2 Seng-lian-kau itu," teriak Lo Kun
marah2, "didalam kuil kita diganggu si Jui Pok, sekarang
disambar burung garuda keparat."
Tiba2 burung garuda itu lepaskan serangannya dan terbang
ke atas lalu hinggap pada sebuah batu tak jauh dari tempat
mereka.
Hoa Sin terkesiap.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Apakah dugaanku benar? " pikirnya. Ia terus berteriak
sekeras-kerasnya : "Hai garuda Sin-eng, bukankah engkau ini
burung piaraan Kek-gong-it-ci kang Jui Pok? Dia sekarang
sedang tidur dalam kuil, hayo, engkau lekas menjemput
tuanmu ke sana! “
Aneh sekali. Diluar dugaan, garuda sakti yang tadi
menyerang begitu ganas, ketika mendengar Hoa Sin
menyebut nama Jui Pok, terus terbang menuju ke kuil.
"Hai, apa-apaan burung gila itu? " teriak Lo Kun sembari
mengacungkan tinjunya dengan geram. Rupanya dia masih
marah kepada burung itu.
"Sudahlah, lopeh," kata Hoa Sin, "dia burung piaraan Jui
Pok yang jadi patung Kwan Kong tadi. Yang kuherankan
mengapa tokoh sakti semacam Jui Pok dapat dikuasi orang
Seng-Iian-kau? "
"Kita tanya saja pada ketua Seng-lian-kau," seru Lo Kun
seraya ayunkan langkah.
Suasana vihara itu masih sunyi. Tiada penjaga sama sekali,
Dung ..... dung ..... dung ....
Kakek Lo Kun terus mendebur pintu sekeras-kerasnya
seraya berkaok-kaok: "Hai, buka pintu, lekas buka pintu! "
Pintu terdengar berderak derak dan pelahan-lahan terbuka.
Seorang lelaki tua bungkuk muncull dan memaki-maki :
"Hai, orang gila manakah yang pagi2 sudah menggembrong
pintu? "
"Aku bukan orang gila....., " baru Lo Kun berteriak
demikian, tiba2 matanya terbelalak, " engkau .... engkau .......
" ia tergagap-gagap ketika melihat penjaga pintu itu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Tiba2 penjaga pintu itu bersuit dan seekor anjing bulu
kuning segera berlari-lari muncul dari dalam vihara.
"Kuning, gigitlah pantat orang gila itu, " teriak penjaga
pintu sambil menuding kepada kakek Lo Kun.
Anjing Kuning itu menggereng buas lalu menerjang tetapi
secepat itu Sian Li pun berteriak: "Kuning ....!"
Anjing itu berhenti, memandang Sian Li lalu menggereng
pula. Pada lain saat dia loncat menerkam Sian Li. Nona itu
terkejut. Ia tak menyangka maka tak bersiap. Untung pada
saat yang berbahaya itu Blo'on loncat dan menampar kepala
anjing itu : " Jangan mengganggu sumoayku, anjing gila!"
Anjing-itu terlempar dan berguling-guling ke tanah.
Meraung-raung kesakitan. Beberapa saat kemudian tiba2
binatang itu bangkit lalu menghampiri Blo'on. Melihat itu
Blo'on siap hendak menamparnya lagi tetapi Sian Li
mencegahnya: "Jangan suko, dia sudah jinak ....”.
Memang sinar mata anjing itu tidak sebuas tadi, ia
menghampiri Blo'on dan menjilat-jilat kaki pemuda itu.
Sikapnya seperti sudah kenal lama.
"Suko, itulah anjing Kuning suko, " seru Sian Li.
" O, ya, ya, aku ingat sekarang," kata Blo'on, "mengapa dia
di sini? "
"Suko, " seru Sian Li pula. " bukankah kakek penjaga pintu
kakek Kerbau Putih? "
" Apa iya? " seru Blo'on terkejut, "mengapa dia menjadi
penjaga pintu vihara Seng-lian-kau? ”
"Memang benar, dia si Kerbau Putih yang hilang itu," kata
Lo Kun seraya menghampiri.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
" Hai, Kerbau Putih, ternyata engkau masih hidup? "
tegurnya.
"Orang gila, jangan ngoceh tak keruan! Siapa yang engkau
panggil Kerbau Putih? Aku seorang manusia, bukan kerbau.
Aku manusia hidup mengapa engkau terkejut? ” penjaga pintu
marah.
"Gila," balas kakek Lo Kun. "baik2 kutegur engkau,
mengapa engkau malah marah2 seperti orang gila? Bukankah
engkau Kerbau Putih dulu? "
"Kakek edan," teriak penjaga pintu itu, "aku bukan terbau,
aku manusia!"
"Manusia bungkuk," teriak Lo Kun mulai penasaran,
"bukankah namamu Kerbau Putih? "
"Bangsat gundul!" penjaga pintu itu balas memaki, "biar
bungkuk aku seorang manusia. Namaku bukan Kerbau Putih,
aku penjaga pintu vihara agung Seng-lian-kau."
"Siapa namamu? "
"Gu Mo Ong, pangkat Sin-bun-su vihara Seng-Iian-kau.
Hayo lekas beri hormat kepadaku!" teriak penjaga pintu itu.
Sian Li heran. Jelas penjaga pintu itu adalah kakek Kerbau
Putih, mengapa dia menyangkal? Apakah didunia ini terdapat
dua orang yang sama rupa dan perawakannya?
"Kakek Kerbau Putih," akhirnya ia coba menjelaskan,
"memang kakek ini adalah kakek Kerbau Putih dalam
rombongan kami yang dipimpin sukoku Blo'on."
Penjaga pintu itu deliki mata kepada Sian Li, serunya :
"Budak liar, siapa kakekmu itu? Engkau cantik, sayang
kalau engkau ikut-ikutan seperti kakek jelek itu."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Dikata kakek jelek, marahlah Lo Kun.
"Hai, orang bungkuk." teriaknya seraya menuding penjaga
pintu itu, "engkau memang Kerbau Putih yang pernah jadi
kawanku tempo dulu. Kalau engkau menyangkal dirimu
sendiri, pun boieh saja. Kita putus hubungan, juga tak apa2.
Tetapi janganlah engkau memaki aku kakek jelek. Apakah
engkau ini tak lebih jelek dan aku? "
''Orang gila, enyahlah engkau!" penjaga pintu balas memaki
dan mengusir. Disini vihara Seng-lian-kau yang suci, tidak
kuijinkan manusia gila seperti engkau mengotori vihara ini!"
Lo Kun makin marah Ia terus maju dan menjotos penjaga
pintu itu. Penjaga pintu juga tak mau mandah begitu saja
dipukul. Ia menangkis lalu balas memukul.
Kedua kakek itu segera berhantam. Makin lama makin seru.
Dari serang-menyerang dengan jurus ilmusilat mereka terus
bergelut. Ternyata kepandaian mereka memang seimbang.
Sampai beberapa saat belum ada yang menang dan kalah.
"Suko, lerailah mereka," Sian Li meminta kepada Blo'on
"tentulah kakek Kerbau Putih itu sudah kehilangan ingatannya
hingga dia lupa kepada kita"
"Ya, memang kakek Kerbau Putih itu aneh,” kata Blo'on,
“tetapi apakah dia benar kakek Kerbau Putih kita itu? "
"Eh, engkau ini bagaimana suko. Jelas dia itu memang
kakek Kerbau Putih dulu. Sedangkan kakek Lo Kun pun ingat,
masakan engkau lupa."
"Kalau begitu, tunggulah," seru Blo'on. Dia terus maju dan
membentak : "Hai. kamu kedua kakek limbung! Ayo, berhenti
dulu!"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Namun kedua kakek itu tak menghiraukan. Mereka masih
bergulat, cengkram mencengkram, tindih, bahkan gigitmenggigit.
"Hai, kakek gila, kalian mendengar tidak? " teriak Blo'on,
"berhenti, aku mau bicara!"
Namun kedua kakek itu tak menggubris. Melihat itu Blo'on
jengkel. Ia terus mencengkeram bahu kakek Lo Kun dan
ditarik ke atas.
„Aduh, aduh ..." Lo Kun menjerit-jerit kesakitan, "kakiku
digigit kakek edan itu!"
Blo'on memang melihat kakek penjaga pintu masih
mendekap kaki Lo Kun dan menggigitnya. Ia merasa kasihan
pada kakek Lo Kun yang ditariknya itu. Maka segera ia
lepaskan cekelannya dan berganti menyeret tubuh kakek
penjaga pintu.
"Aduh, keparat, bedebah .....!" sekarang kakek penjaga
pintu yang berkaok-kaok kesakitan. "Aduh. hih, geli juga .....
ketiakku dicengkeram kakek gila!”.
Memang pada saat Blo'on menyeret tubuh kakek penjaga
pintu, kakek Lo Kun terus menerkam ketiak orang dan
diremasnya keras2.
Terpaksa Blo’on lepaskan kakek penjaga pintu lalu beralih
memeluk tubuh kakek Lo Kun dan ditariknya ke belakang.
Kesempatan itu digunakan kakek Kerbau Putih untuk balas
dendam. Disambarnya kaki kakek Lo Kun lalu ditekuknya
keras2.
"Aduh ..., kakinya putus," Lo Kun kesakitan.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Tetapi kali ini Blo'on tak mau melepaskan tubuh kakek Lo
Kun. Mengisar langkah ia mendupak kakek Kerbau Putih
sekeras-kerasnya.
'Uh....." kakek Kerbau Patih terlempar sampai beberapa
langkah ke belakang. Dengan begitu dapatlah Blo'on melerai
mereka. Kemudian ia melangkah ke tengah mereka.
"Hai. dengarkan. Aku mempunyai cara untuk menemukan
siapakah dtantara kalian berdua yang lebih sakti," kata Blo'on.
"Katakan," teiiak Lo Kun.
"Akan kuuji kalian dengan dua buah kepandaian. Pertama,
angkatlah tubuhku Barangsiapa yang kuat mengangkat
tubuhku sampai ke atas kepala, dia menang. Dan kedua,
pukullah aku, siapa yang dapat memukul aku sampai rubuh,
dia yang menang. Mau? "
"Setuju." seru kakek penjaga pintu, "siapa yang mulai
memukul dulu? "
"Engkau," seru Blo'on kepada penjaga pintu itu.
"Baik," sahut kakek Kerbau putih seraya singsingkan lengan
jubah dan menghampiri ke muka Blo’on. Terus memegang
tengkuk dan pantat Blo'on lalu diangkatnya.
"Huh ... huh .....," tiba2 kakek itu mendesuh desuh. Sampai
mukanya merah dan keringat bercucuran, tetapi dia tak
mampu mengangkat tubuh Blo'on.
“Engkau menggunakan ilmu setan," akhirnya karena tak
berhasil dia marah2.
“Sudahlah, engkau menyisih saja ke samping, biar kakek Lo
Kun yang mencobanya,” seru Blo'on.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Lo Kun pun segera singsingkan lengan baju lalu
mengangkat.
"Hek .... hek ....," meski pun sudah berulang kali kakek Lo
Kun kerahkan tenaga, tetap dia tak mampu mengangkat tubuh
Blo'on. Dia rasakan tubuh Blo'on. memancarkan tenaga-tolak
sebesar tenaga yang dikerahkannya untuk mengangkat tubuh
Blo'on. Sampai merah padam mukanya tetapi kakek itu tak
mampu mengangkat tubuh Blo'on.
“Engkau curang," teriak kakek penjaga pintu, "engkau
pinjam tenagaku untuk menahan tenagaku. Sudah tentu aku
tak. dapat mengangkat."
"Lalu bagaimana maksudmu? " tanya Blo'on.
"Eugkau naik dulu ke atas punggungku lalu kuangkatmu ke
atas. Kalau aku tak mampu, aku menyerah kalah, berani? "
"Setuju! " sambut Bio'oa serentak.
Kakek penjagu pintu ilu terus berjongkok dan Blo'on pun
terus mencemplak dan menginjak benjolan daging pada
punggung kakek itu.
Kakek penjaga pintu berdiam diri sejenak. Rupanya dia
sedang kerahkan tenaganya. Pada lain saat ia berteriak keras :
" Naik ....!"
Tubuh Blo'on memang terangkat naik bersama punggung
kakek penjaga pintu. Tetapi pada saat penjaga pintu itu
hampir berdiri tegak, tiba2 dia terperosok ke bawah Iagi.
Dia penasaran sekali. Dihimpunnya segera tenaga lalu
dengan menggembor keras ia melonjak sembari menyangga
tubuh Blo'on.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Memang seketika Blo'on ikut terangkat naik tetapi sesaat
kemudian kakek penjaga pintu itu menjerit rubuh. Kali ini
memang sakit sekali dia.
Bukan saja kakinya tergempur sehingga terkapar ke lantai,
pun punggungnya masih terinjak kaki Blo'on.
"Tobaaat .....!" ia menjerit dan pingsan. Rupanya dia tak
tahu apa yang terkandung dalam tubuh Blo'on. Ji ih sin-kang
merupakan tenaga sakti yang aneh, dapat mekar dan
melingkup seperti karet. Makin keras menerima pukulan orang
makin keras dia akan memantulkan tenaga-tolak.
Kakek penjaga pintu mengerahkan seluruh tenagadalamnya
dan akibatnya dia telah ditindih oleh tenaga-tolak
yang mengembalikan tenaganya itu.
Melihat kakek penjaga pintu pingsan, Blo'on segera turun
dari punggungnya. Tetapi secepat itu kakek Lo Kun terus
menghampiri dan memeluk tubuhnya.
"Sekarang giliranku yang akan mengangkat tubuhmu! "
teriak kakek Lo Kun.
"Gila, " Blo'on menjerit karena tubuhnya terangkat.
"Jangan kakek Lo, tak usah mengangkat tubuh suko," teriak
Sian Li seraya menarik baju Lo Kun.
Juga Blo'on meronta sehingga Lo Kun terlempar dan
terhuyung dua langkah!..
" Tidak bisa, " teriak Lo Kun, "kita sudah berjanji hendak
adu tenaga mengangkat tubuh anak muda itu. Kakek penjaga
sudah mengangkat, aku pun harus pegang janji."
"Ah, lopeh, tak usahlah, " Hoa Sin ikut mencegah, "katakan
saja kalau engkau sudah berhasil mengangkatnya."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Bohong! Engkau berani mengajari aku berbohong. Tidak
bisa! " Lo Kun deliki marah kepada ketua Kay-pang. itu.
Kemudian ia berkeras juga hendak mengangkat tubuh
Blo'on.
"Kim kongcu, turuti saja kemauannya dan biarkanlah dirimu
diangkatnya. Jangan menggunakan tenaga dalam untuk
meronta," tiba2 telinga Blo'on terngiang suara macam
nyamuk. la menurut dan biarkan dirinya diangkat kakek Lo
Kun.
"Ya, engkaulah yang menang karena dapat mengangkat
tubuhku," kata Blo’on tertawa.
Lo Kun terus menghampiri ke tempat kakek penjaga pintu :
"Hai, kerbau tua, hayo bangun.”
Tetapi diguncang dan ditarik berulang kali ternyata kakek
penjaga pintu itu diam saja. Dia masih pingsan. Tetapi pijakan
Blo'on pada daging benjol di punggungnya itu memberi akibat
yang hebat. Kakek itu pingsan berat.
" Ah, dia mati!" teriak Lo Kun.
Sian Li terkejut dan memeriksa : "Ah, tidak, dia belum mati,
musih bernapas.”
Blo'on kasihan. Dialah yang menyebabkan kakek itu pingsan
dan menderita luka parah. Dia harus dapat menyembuhkan. Ia
teringat masih mempunyai beberapa biji buah som seribu
tahun (Hay-te cian-han-som). Ia mengambil dua butir dan
menyusupkan ke dalam mulut kakek itu.
Belum kakek itu siuman, tiba2 dari dalam ruang muncul dua
orang kacung berpakaian paderi.
"Hai, siapa kalian ini? Hai, mengapa tukang jaga pintu itu?
" teriak kedua paderi anak itu seraya lari menghampiri.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Saat itu kakek Lo Kun sedang mengusap-usap dada kakek
tukang jaga pintu supaya lekas siuman. Tahu2 telinganya
dijiwir oleh kedua anak itu dan terus dilempar ke belakang.....
" Aduh....." Lo Kun menjerit kesakitan.
Kedua daun telinga merah dan panas sekali.
"Bangsat, engkau berani menjiwir telingaku? " ia terus lari
menubruk kedua anak itu, maksudnya hendak dihajar.
Tetapi kedua anak itu bergerak lincah sekali. Setelah
masing2 menghindar, dengan cepat mereka meringkus Lo Kun
lalu dilemparkan, bum ....
Jatuh ke lantai sampai tiga tombak jauhnya menyebabkan
Lo Kun meringis kesakitan. Terpaksa ia harus bangun dengan
merangkak.
"Kunyuk cilik, berani benar engkau melemparkan kakekmu?
” ia terus lari hendak menerkam kedua anak itu tetapi kedua
anak itu lincah sekali.
Melihat itu Blo'on merasa sebal. Dengan sebuah gerak yang
tak disangka-sangka ia menyambar tangan kedua anak itu:
"Jangan kurang ajar engkau!”
Kedua anak itu terkejut. Mereka meronta dan menghantam
Blo'on. Tetapi mereka menjerit karena pukulan yang
dilontarkan itu memancarkan tenaga tolak yang mendampar
mereka sendiri. Kedua anak itu terlempar. Lo Kun menyambut
mereka dengan tamparan pada kepalanya dan mereka pun
terus jatuh ke lantai.
"Omitohud!" tiba2 terdengar suara orang berseru dan
muncullah tiga orang lelaki tua terdiri dari seorang paderi,
seorang imam dan seorang pertapa.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
“Hui Gong siansu ..... Ang Bin tojin .... Sugong pangcu!"
serentak berserulah Hoa Sin ketika melihat ketiga orang itu..
Ceng Sian suthay, Hong Hong tojin pun terkejut. Mereka
berseru menegur dan segera menghampiri.
"Ah, siapakah kalian ini? " paderi tua itu terkejut, “kami
baru saja bertemu kali ini, bukan? ''
Hoa Sin, Ceng Sian dan Hong Hong tojin terbelalak.
“Bukankah taysu ini Hui Gong siausu, Ang Bin totiang dan
Sugong In pangcu? Mengapa taysu sekalian lupa kepada
kami? "
Ang Bin tojin terkejut: "Ah, mungkin saudara salah lihat.
Jelas kami tak pernah bertemu dan belum pernah mengenal
saudara2 ini semua."
"Hui Gong taysu. Ang Bin totiang, Sugong losu, mengapa
taysu sekalian lupa kepada kami? ” teriak Sian Li yang heran
atas sikap mereka.
"Li-sicu, harap jangan bicara seenakmu sendiri. Kami adalah
Ti-khek-ceng (paderi2 penerima tetamu) dari vihara agung
Seng-lian-kau, harap jangan mengatakan yang bukan-bukan,"
seru Ang Bin tojin.
Hoa Sin dan kedua ketua partai persilatan benar2 terbeliak
heran. Mereka saling bertukar pandang. Akhirnya Hoa Sin
mengangguk :
"Kakek Kerbau Putih tadi pun bersikap demikian kepada
kita," katanya dengan berbisik, "jelas ketika taysu ini juga
terkena racun pelelap pikiran dari orang Seng-lian-kau."
Kakek Lo Kun belum begitu kenal dengan Hui Gong bertiga,
dia terus maju dan menegur.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hai, paderi, hai, imam dan pertapa tua," serunya, "kalian
jangan main2. Kalau Hoa pang Ceng Sian suthay dan Hong
Hong tojin kami bukan orang sembarangan. Mereka adalah
ketua partai Kay-pang, partai Kun lun dan partai Go-bi yang
termasyhur. Kalau mereka mau kenal kepadamu, itu sudah
suatu rejeki besar bagi kalian. Mengapa kalian berani
menolak? ”.
"Kakek gila." bentuk Ang Bin tojin, "siapa yang kenal
dengan segala macam ketua partai persilatan itu. Dalam dunia
persilatan yang ada hanya Seng lian-kau dan yang layak
disebut kaucu hanyalah kaucu dari Seng-lian-kau."
"Apa itu sih, Seng-lian kau,? " dengus kakek Lo Kun, "imam
hidung kerbau, sudahlah, jangan banyak bicara. Katakan
engkau mau mengaku atau tidak!"
"Mengaku apa? "
"Mengaku kalau kenal dengan ketiga sahabat ku itu!”
"Kakek gila!" bentak Sugong In seraya menampar.
Karena tak menduga, kakek Lo Kun tersurut beberapa
langkah ke belakang.
"Eh, pertapa gila, engkau berani turun tangan memukul
aku? " Lo Kun penasaran dan terus menyerang.
Melihat itu Hoa Sin hendak melerai. Ia tahu memang bukan
atas kehendaknya sendiri Sugong ln itu menyangkal melainkan
karena kesadaran pikirannya telah hilang. Entah dengan
menggunakan obat apakah Seng liang kau sehingga dapat
membuat tokoh2 sakti seperti ketiga paderi itu sampai lupa
diri.
Tetapi baru ia hendak melangkah, tahu2 Arg Bin tojin sudan
menyerangnya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Totiang, aku Hoa Sin, masakan totiang lupa kepadaku? "
seru Hoa Siu seraya menghindar mundur.
Tetapi Ang Bin tojin benar2 lupa segala apa. Ia menyerang
Hoa Sin sehingga ketua Kay-pang itu pun terpaksa harus
melayani. Namun ia lebih banyak menghindar dan tak mau
balas menyerang.
Melihat itu Ceng Sian suthay, berseru : "Harap taysu
sekalian berhenti. Kita adalah orang sendiri, mengapa harus
saling bermusuhan."
"Hm, jika engkau tahu gelagat. harap engkau segera ajak
kawan-kawanmu enyah dari sini," tiba2 Hui Gong taysu
mendengus.
Ceng Sian suthay pun tahu bahwa Hui Gong taysu telah
kehilangan kesadaran pikirannya. Ia tak mau menggubris.
Maksudnya ia hendak menghentikan pertempuran itu agar
jangan sampai terjadi akibat2 yang tak diharapkan. Tetapi
baru ia hendak melangkah, Hui Gong sudah menghadangnya
seraya kebutkan hudtim:
“Sekali lagi kuperingatkan engkau supaya kalian enyah.
Jangan bikin onar di sini!"
Ceng Sian suthay terkejut. Taburan hudtim ketua Siau-lim si
itu menimbulkan deru angin yang tajam sekali. Ceng Siau
cepat2 lepaskan pukulan Hian-ciaug (kapas) untuk menghalau
lalu dia loncat menghindar.
Bian-ciang atau pukulan kapas, mengandung tenaga-dalam
yang bersifat lunak, Tampaknya gerak pukulan rahib dari Kunlun-
pay itu tak berapa keras dan bertenaga, tetapi pukulan itu
dapat menyerap tenaga-keras dan menariknya ke samping.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Hui Gong taysu terkejut ketika kebutan hudtimnya seperti
terseret oleh segulung angin yang mengandung tenaga
lembut.
Tetapi dia adalah ketua Siau-lim-si yang berilmu tinggi. Saat
itu pikirannya memang linglung, seperti hilang. Dia tak ingat
lagi ketiga ketua partai bersilatan yang menjadi rekan
perjuangannya. Tetapi dalam llmusilat, dia masih dapat
memainkan dengan hebat seperti sediakala.
Melihat Ceng Sian suthay dapat menghalau hud-timnya,
Hwi Gong penasaran. Segera ia menyerang dengan hudtim.
Kali ini disaluri dengan tenaga dalam Toa-lat-kim-kang.
Tenaga dalam itu bersifat keras dan dahsyat, mampu
menghancurkan batu karang.
Hoa Sin terkejut. Pukulan itu teramat dahsyatnya. Ceng
Sian suthay tentu terpaksa akan menangkis dengan pukulan
yang sakti juga. Akibatnya salah seorang tentu akan
menderita.
Cepat Hoa Sin memutuskan untuk menyongsong dengan
pukulan agar dapat mengurangi kedahsyatan pukulan Hui
Gong taysu. Tetapi sebelum ia sempat bertindak, Hong Hong
tojin sudah mendahului gerakkan tenaganya.
Ketua Go-bi pay itu telah melepaskan pukulan Gun-goanciang.
Tetapi agar jangan menimbulkan akibat2 yang tak
diinginkan dia hanya menggunakan lima bagian tenaganya.
Dalam pada itu ternyata Ceng Sian suthy pun melepaskan
pukulan Hian ciang pula. Ketika toa-lat kim-kong ciang
melanda di tengah jalan telah disambut oleh dua buah
pukulan sakti. Dari muka dibentur pukulan Bian-ciang dan dari
samping dilanda pukulan Gun-goan-ciang. Karena toa-lat kimkong
ciang itu hanya menggunakan tiga bagian tenaga saja,
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
maka pukulan itu pun terdampar ke samping, bum....
akibatnya dinding yang terlanggar hancur berguguran.
Melihat itu Ang Bin tojin marah Ketua Bu-tong-pay itu tanpa
berkata apa2 terus menyerang Hong Hong tojin.
Demikian pula Hui Gong taysu. Dia pun menyerang Ceng
Sian suthay. Dan tak ketinggalan pula Sugong In ketua Kong
tong pay, dia menerjang Hoa Sin.
Suasana gaduh dan hiruk. Enam orang ketua partai
persilatan telah saling bertempur sendiri.
Ceng Sian suthay terpaksa tumpahkan seIuruh
kepandaiannya untuk menghadapi Hui Gong taysu.
Hong Hong tojin juga harus peras keringat untuk melayani
serangan Ang Bin tojin ketua Bu-tong-pay yang lihay itu.
Hanya Hoa Sin ketua Kay-pang yang agak ringan. Dengan
mengeluarkan ilmusilat Joh-siang-ciang atau pukulan Salaharah
yang baru saja diciptakannya, dia berhasil mendesak
Sugong In ketua Kong-tong-pay.
Sementara itu kakek Lo Kun bingung tak keruan. Sambil lari
mondar-mandir ia menggerutu : “Gila, gila, mengapa kawan
sendiri harus bertempur ....."
Plak ....
Tiba2 kepalanya ditampar orang dari belakang dan lehernya
disekap orang dengan kencang sehingga Lo Kun tak dapat
bernapas. Dia meronta-ronta hendak melepaskan diri sehingga
terjadilah adegan seperti orang bergumul.
"Hai, kakek, mengapa engkau!" teriak Sian Li yang terkejut
dan terus menarik tubuh kakek penjaga pintu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ternyata yang menyekap leber Lo Kun dan menampar
kepalanya, adalah kakek penjaga pintu. Disekap sekuat tenaga
sehingga tak dapat bernapas dan ditampar sekerasnya
sehingga kepalanya pening, Lo Kun terkulai tak ingat diri.
"Mengapa engkau mencelakai kakekku Lo Kun" tegur Sian
Li dengan marah.
"Budak perempuan, apakah aku bukan kakekmu juga si
Kerbau Putih itu? " kakek penjaga pintu itu balas berteriak.
"Oh," Sian Li berseru kejut2 girang, "apakah engkau sudah
ingat dengan kami? "
"Uh, siapa bilang aku lupa kalian. Bukankah kalian ini
budak, perempuan Sian Li yang menjadi sumoay dari pemuda
gundul Blo’on itu? " kata kakek Kerbau Putih sembari
menuding ke arah Blo’on.
"Bagus, kakek Kerbau Putih," teriak Sian Li girang sekail,
"tetapi mengapa engkau menampar kepala kakek Lo Kun itu,
uh .... celaka mengapa dia? '
Sian Li terkejut ketika melihat Lo Kun masih menggeletak di
lantai. Buru2 ia menghampiri Lo Kun, Kakek Kerbau Putih pun
ikut menghampiri.
"Hai, Lo Kun, mengapa engkau tidur saja? Hayo bangun,"
kakek Kerbau Putih itu menggoIak-golek kepala Lo Kun
berulang kali namun Lo Kun tetap tak membuka mata.
"Kurang ajar, masakan baru bertemu saja sudah minta
dimanjakan," kakek Kerbau Putih merogoh ke dalam saku
bajunya dan mengeluarkan sebuah buli2 kulit lalu disusupkan
ke dalam mulut Lo Kun.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Aneh, sekalipun pingsan tetapi mulut Lo Kun dapat
meneguk isi buli2 itu. Beberapa saat kemudian, kakek Kerbau
Patih berteriak :
"Hai, sudah. Jangan engkau habiskan arak Swat-som-ciu
ini," ia terus hendak menarik buli2 itu tetapi tiba2 tangan Lo
Kun mendorongnya hingga kakek Kerbau Putih terjerembab ke
belakang.
"Nikmat sekali, benar2 nikmat." Lo Kun bergeliat bangun
setelah menghabiskan arak dalam buli2 itu semua.
"Setan Macan Hitam, mengapa engkau habiskan arakku? "
kakek Kerbau Putih marah.
"Bangsat kerbau, mengapa engkau menampar kepala dan
menyekap leherku begini keras? " Lo Kun balas deliki mata.
"O, kakek gila, masakan orang menumpahkan rasa rindu
kepadamu, engkau malah pingsan? " sahut kakek Kerbau
Putih.
Ternyata tindakan kakek Karbau Putih tadi, setelah
pikirannya sadar dengan gembira memeluk sahabatnya karib.
Tetap dia tak menyadari kalau pelukannya itu terlalu keras.
Bukan memeluk lagi tetapi seperti orang mencekik. Dan
celakanya yang dipeluk itu bagian leher. Sudah tentu Lo Kun
tak dapat bernapas dan pingsan.....
"Kakek Lo, " cepat2 Sian Li menerangkan, "kakek Kerbau
Putih sudah ingat kita. Setelah makan dua butir Hay te-cianlian
som, rupanya pikirannya sudah tersadar."
"O, Kerbau Putih, apa engkau sudah tidak gila lagi
sekarang? " tegur Lo Kun.
"Siapa bilang aku gila? " Kerbau Putih deliki mata.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Sementara itu pertempuran antara keenam ketua persilatan
tadi sudah berlangsung sampai seratusan jurus. Ceng Sian
suthay makin sibuk untuk menghadapi serangan Hui Gong
taysu. Demikian pula Hong Hong tojin sudah mulai mandi
keringat melayani serangan Ang Bin tojin. Hanya Hoa Sin yang
masih lincah dan dapat membuat Sugong In kewalahan.
"lh ..... , " tiba2 kedengaran Ceng Sian suthay mendesis
kaget dan loncat mundur. Ketika pukulan Hui Gong yang
menimpah ke arah kepala tiba2 diganti dengan tusukan jari,
walau Ceng Sian suthay sempat loncat mundur tetapi
rambutnya kena tertowel sehingga terurai.
Ceng Sian suthay marah. Sebagai seorang rahib, sebagai
ketua Kun-lun-pay ia merasa terhina atas tindakan Hui Gong
taysu. Serentak ia mencabut pedang Ceng-Iui kiam. Seketika
terdengar bunyi macam halilintar meletus dan cahaya yang
berkilat-kilat menyilaukan mata.
Ceng-lui-kiam atau pedang Halilintar-biru memiliki perbawa
dan cahaya yang sesuai dengan namanya. Pedang pusaka
yang diperolehnya dari Lam-hay siang-jin dahulu, jarang sekali
digunakan oleh Cen Sian. Kini suthay itu lupa bahwa Hui Gong
taysu bukan Hui Gong taysu yang semula tetapi Hui Gong
yang sudah terbius hilang kesadaran pikirannya. Dia hanya
menuruti rangsang kemarahannya.
"Suthay, jangan," tiba2 Blo'on mencegah, "pedang tak
bermata, apabila sampai melukai kawan sendiri, tentu akan
menimbulkan dendam yang parah. Lebih baik aku saja yang
menghadapinya."
Blo'on terus maju ke hadapan Hui Gong.
"Taysu, " serunya, "mengapa taysu lupa kepada kami? "
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Aku adalah Ti khek-ceng (paderi penyambut tetamu) dari
vihara Seng lian di sini. Lekas kaIian enyah atau terpaksa akan
kugunakan kekerasan mengusirmu," seru Hui Gong.
"Taysu, apakah benar2 taysu sudah lupa kepadaku? "
tanya Blo'on pula.
"Buka dadamu!" teriak Hui Gong taysu.
Blo'on terbeliak.
"Setelah melihat bagaimana dadamu, baru aku dapat
mengatakan kenal atau tak kenal kepadamu," kata Hui Gong.
Untuk menghindari pertempuran, terpaksa Blo'on menurut.
Ia membuka bajunya sehingga dadanya yang bidang kelihatan
jelas.
Hui Gong menghampiri, memandang lekat pada dada anak
itu. Kemudian ulurkan telapak tangan kanannya, melekat pada
dada Blo'on. Blo'on diam saja.
"Suko, awas, dia hendak mencelakai engkau!" menyadari
bahwa dengan melekatkan telapak tangan, ke dada Sukonya,
Hui Gong dapat memancarkan tenaga-sakti untuk
menghancurkan dada Blo'on, Sian Li cepat2 berteriak memberi
peringatan. Dan habis berteriak, ia terus mencabut pedang
lalu hendak menerjang.
Tetapi sebelum sempat bergerak, ia terkejut menyaksikan
pemandangan yang aneh. Apa yang diduganya memang
benar. Tiba2 Blo'on mendesuh kaget dan mencelat sampai tiga
langkah ke belakang. Tetapi Hui Gong taysu sendiri lebih
menderita. Dia terhuyung-huyung ke belakang sampai
beberapa langkah dan jatuh ngelumpruk ke lantai.
Bloon terlongong-longong heran. Ia tak mengerti mengapa
tiba2 Hui Gong taysu mendorongnya. Dan dari telapak tangan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
taysu itu memancarkan tenaga arus yang kuat sekali. Blo'on
terkejut dan ingin berontak untuk menahan arus kuat itu.
Akibatnya Blo'on terpental sampai tiga langkah tetapi Hui
Gong taysu terkena tenaga-tolak dari Ji ih-sin kang sehingga ia
harus menerima akibat dari tenaga-dalam yang dilancarkan
itu.
"Taysu bagaimana, apakah engkau kenal kepadaku? "
Blo'on maju menghampiri. Seolah-olah tak terjadi apa2.
"Aku tak kenal kepadamu," seru Hui Gong taysu, "engkau
bukan anggauta Seng-lian-kau."
"Memang, eh, bagaimana taysu tahu? " sahut Blo'on.
"Setiap dada anggauta Seng-lian-kau tentu mempunyai
tanda cap bunga Teratai ....... "
“O, apakah taysu juga? "
"Nih, lihatlah! " tanpa sungkan2 lagi seperti sikap seorang
yang tak sadar, Hui Gong taysu lalu menyingkap dada
bajunya. Dan tampak sebuah torehan yang berlukiskan
sekuntum teratai.
Sayang Blo'on tak dapat meneliti bunga itu lebih lanjut.
Sebenarnya lukisan bunga teratai itu bukan dicacah melainkan
terbuat dari bahan campuran perak putih dengan ramuan
obat. Setelah ditancapkan pada dada orang, maka orang itu
akan kehilangan daya kesadarannya. Dia seperti kosong
pikirannya, lupa segala. Yang diketahuinya dia hanya harus
menurut perintah pimpinan Seng lian kau.
Andaikata Hoa Sin atau Ceng Sian suthay atau Hong Hong
tojin yang melihat pertandaan gambar teratai itu, mereka
tentu dapat memikirkan lebih lanjut.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Kakek Kerbau butih," tiba2 Sian Li mendapat pikiran,
"apakah dadamu juga berhias gambar bunga teratai? "
"Huh, budak perempuan, mengapa engkau hendak melihat
dadaku? Apakah engkau tak malu? "
Sian Li tersipu-sipu merah mukanya. Sebenarnya hampir
saja ia dapat memecahkan persoalan itu tetapi karena
disemprot begitu oleh kakek Kerbau Putih, dia pun malu.
Sementara itu pertempuran Hong Hong tojin lawan Ang Bin
tojin pun mencapai ketegangan.
Ang Bin tojin telah melancarkan pukulan Poh giok-ciang
atau pukulan Pembelah kumala, sebuah ilmu pukulan yang
istimewa dari partai Bu tong pay. Perbawa pukulan itu mampu
menghancurkan batu karang, seperti terbelah dengan senjata
tajam.
Hong Hong tojin terkejut. Jika ia melayani dengan ilmu
pukulan Gun-goan-ciang, jelas tentu akan terjadi suatu akibat
yang tak diharapkan. Namun apabila ia lemah, jelas pula ia
akan menderita.
Tetapi angin pukulan dari Ang Bin tojin cepat melanda dan
Hong Hong tojin gugup lalu mengangkat tangan. Tiba2
sebelum ia sempat mengayunkan tangannya, sesosok tubuh
telah melesat di hadapannya dan menyongsongkan kedua
tangannya untuk menahan pukulan Ang Bin tojin.
Dessss.....
Orang itu mencelat ke belakang untung dapat disanggah
Hong Hong tojin, tetapi Ang Bin tojin mencelat sampai
setombak jauhnya dan jatuh terduduk ....
Yang melesat untuk menyambuti pukulan ketua Bu tongpay
itu adalah Blo'on. Dia kencangkan tangan untuk menerima
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
pukulan. la tak tahu bagaimana harusnya mengerahkan
tenaga. Tetapi keinginannyalah yang menggerakkan tenagasakti
Ji-ih sin-kang. Akibatnya ketua Bu-tong-pay yang
memiliki tenaga-dalam hebat dan melancarkan pukulan Pohgiok-
ciang, menderita sekali.
Kali ini karena telah mengalami kegagalan yang pertama,
maka Ang Bin tojm menambahkan tenaga-dalam sebesar
tujuh bagian dalam pukulannya itu. Tetapi akibatnya makin
runyam. Dia menderita tenaga dalamnya yang terpancar oleh
daya tolak tenaga-sakti Ji ih sin-kang.
Ang Bia tojin cukup parah menderita luka. Ia mutah darah
lalu pejamkan mata. Blo'on kesima. Diam2 ia menyesal karena
telah melukai ketua Bu tong-pay itu. Ia maju menghampiri dan
meminta maaf".
"Totiang ....... "
Baru dia berkata sepatah-tiba2 Ang Bin tojin meraung dan
terus melenting bangun seraya menghantam Blo'on.
Jarak mereka hanya terpisah dua tiga Iangkah dan gerakan
Ang Bin tojin itu dilakukan secara cepat dan tak terduga-duga.
Sudah tentu Blo'on sukar untuk menghindar.
Melihat itu Sian Li pun menjerit :
"Suko.....! "
Jilid 45
Blo'on terkejut. Namun apa mau dikata. Jaraknya hanya
tiga langkah dan Ang Bin tojin menghantam dengan penuh
kemurkaan. Blo'on tak mampu menghindar lagi.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Melihat itu Sian Li juga menjerit. Tetapi tak sempat lagi
gadis itu hendak menolong.
Dalam detik2 berbahaya itu tiada jalan bagi Blo'on kecuali
mengangkat tangannya untuk menangkis.
Krakkkk .....
Terdengar dua buah kerat tulang saling beradu keras.
Blo'on mencelat sampai beberapa langkah. Tetapi Ang bin
tojin, ketua Bu tong pay pun terlempar sampai setombak
jauhnya.
Kali ini ketua Bu tong-pay itu duduk bersila di tanah
pejamkan mata. Wajahnya pecat pasi.
"Suko, engkau tak kena apa2? ” Sian Li lari menghampiri
dengan cemas.
"Hanya sedikit ampek dadaku," kata BIo'on "bagaimana
dengan Ang Bin tojin? "
"Dia ....... " Sian Li berpaling ke arah ketua Bu-tong-pay,
"dia parah sekali ..."
Blo'on dan Sian Li segera menghampiri.
"Ang Bin totiang," seru Blo'on; "maafkan, tetapi totiang
sendiri yang menghantam dengan sepenuh tenaga "
Namun ketua Bu tong-pay itu diam saja. Ternyata dia telah
mengerahkan sisa tenaganya untuk menghantam Blo'on.
Tetapi akibatnya, dia makin menderita sekali. Tenagadalamnya
telah menderita luka parah.
“Kim kongcu," tiba2 Hong Hong tojin menghampiri dan seolah2
memeriksa keadaan Ang Bin, tahulah dia kalau ketua
Bu-tong-pay itu gawat sekali keadaannya. Ibarat pelita yang
kehabisan minyak, “Ang Bin toheng menderita luka parah.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Apabila tak mendapat obat yang mujarab, mungkin dia .....
akan menjadi cacat. Sekurang2nya dia harus beristirahat
sampai tiga empat bulan baru dapat sembuh.
"Suko," tiba2 Sian Li berseru, "aku masih mempunyai
simpanan Cian-lian-hay-te-som. Baik lah kuberi lima butir."
Gadis itu, terus mengeluarkan lima biji Hay te som lalu
diberikan kepada Hong Hong lojin.
Hong Hong tojin menyambut! tetapi dia agak ragu2.
"Mengapa totiang tak lekas memberikan kepadanya? "
tanya Sian Li.
"Jelas bahwa Ang Bin toheng dan Hui Gong siansu itu telah
menderita kehilangan kesadaran pikirannya. Dia telah diperalat
oleh orang Seng-lian-kau. Aku kuatir, Ang Bin toheng akan
menolak pemberian obat ini. "
"Ya, benar, totiang." kata Blo'on, "jika begitu lebih baik kita
paksa saja."
"Aku mempunyai daya, " akhirnya Hong Hong tojin berkata
lalu menghampiri ketua Bu-tong-pay itu. Tiba2 ia menutuk
dada ketua Bu-tong-pay itu. Bluk .... Ang Bin rojin serentak
rubuh.
"Benar, totiang, " seru Sian Li, " hanya dengan jalan ditutuk
jalan darah supaya dia tak dapat berkutik, barulah kita dapat
memberi obat kepadanya."
“Lebih baik buka saja bajunya," kata Hong liong pula
kepada Blo'on. Blo'on pun terus melakukan perintah itu.
Hong Hong tojin terus membuka mulut ketua Bui-tong-pay
itu lalu memasukkan kelima butir Hay-te-som ke dalam
mulutnya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Blo'on memegang kedua lengan Ang Bin menjaga supaya
tokoh itu tidak meronta. Tetapi ternyata ketua Bu-tong-pay itu
lemas tenaganya.
"Hai, dada Ang Bin tojin ini juga ada lukisan bunga teratai
putih, " seru Blo'on seraja menunjuk dada Ang Bin.
"Hai, apa yang dikatakan Hui Gong taysu memang benar,"
kata Hong Hong tojin, "semua tokoh penting dari Seng-liankau,
dadanya tentu berhias cacahan bunga teratai putih. "
Hong Hongpun memeriksanya. Dia dapatkan lukisan itu
melekat pada dada, berwarna putih perak.
"Hm, tentu inilah yang menyebabkan Ang Bin toheng
kehilangan kesadaran pikirannya," kata Hong Hong. Ia
membau lukisan itu, kemudian menjilatnya.
"Ya, tak salah lagi, " serunya, "lukisan teratai putih itu tentu
dibuat dengan ramuan racun. Apabila kita dapat
menghilangkannya, tentulah Ang Bin toheng akan pulih lagi
kesadaran pikirannya!”
Bio'on terus mengeluarkan pedang.
" Eh, mau apa suko? " seru Sian Li.
"Akan kukorek lukisan teratai itu supaya hilang."
"Jangan," cegah Hong Hong, "jika salah urus, kemungkinan
malah akan membahayakan jiwanya."
Ia coba memeriksa lagi lukisan itu dengan teliti.
Dalam pada itu Hui Gong taysupun segera maju. Kuatir
kalau paderi Siau-lim itu akan mengganggu pekerjaan Hong
Hong tojin. Ceng Sian suthaypun segera maju menghadang.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Rupanya dalam kesadaran pikirannya yang hilang, ketua
Siau-lim itu masih dapat meluap ke marahannya. Ia jengkel
melihat rahib itu selalu merintanginya.
Hui Gong segera menyerangnya dengan ilmu pukulan
Hung-liang-sip-pat ciang atau Delapan belas-tamparanmenundukkan-
naga. Sebuah ilmu pukulan simpanan dari
vihara Siau-lim.
Ilmu Hang-liong-siap-pat-ciang itu memang jarang
digunakan karena dari paderi Siau-lim angkatan Hui, hanya
Hui Gong siansu seorang yang menguasainya. Dia memang
seorang murid yang cerdas dan saleh.
Ceng Sian suthay terkejut. Dengan sekuat tenaga ia
melayaninya namun hanya dapat bertahan tanpa dapat
membalas. Itupun dengan susah payah.
"Suthay, silahkan beristirahat," seru pengemis-sakti Hoa Sin
seraya maju.
Ceng Sian suthay tahu akan watak ketua Kay Pang. Dia
jujur dan baik hati. Hanya suka melucu dan berolok-olok.
Karena yang meminta ketua Kaypang itu Ceng Sian pun tak
marah. Ia segera loncat mundur.
"Hola, Hui Gong siansu, kiranya siansu sudah lupa benar2
pada kawan2 lama. Aku si pengemis tua Hoa Sin," serunya.
"Huh," ketua Siau-lim hanya mendesuh terus menyerang.
Hoa Sin ketua Kay-pang mempunyai bermacam-macam
ilmusiiat yang aneh. Sesuai dengan wataknya yang aneh, Hoa
Sin disamping memiliki ilmusilat dari partainya, juga gemar
mempelajari berbagai ilmusilat dari beberapa aliran. Dan
gemar pula ia menciptakan ilmu silat baru. Joh-hong-ciang
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
atau pukulan berlawanan arah, juga diciptakan selama dalam
perjalanan.
Hoa Sin pun segera mengeluarkan ilmu silat ciptaannya itu.
Memang pada babak permulaan dapat mengimbangi
permainan lawan. Tetapi setelah Hang-liong-sip-pat-ciang
mencapai jurus yang ke lima-belas, ketua Kaypang itu
kelabakan setengah mati.
Dam2 ia harus mengakui bahwa ketua Siau lim itu memang
hebat sekali tenaga dalamnya. Joh-hong-ciang mau disambar
angin pukulan Hang-liong-sip-pat-ciang yang perbawanya
laksana halilintar menyambar.
Melihat itu kakek Lo Kun menghampiri kakek Kerbau Putih
dan membisikinya. Kedua kakek itu terus mengitari ke
belakang Hui Gong taysu. Tanpa berkata apa2, keduanya
terus loncat menubruk ketua Siau-lim itu. Lo Kun merangkul
kedua kaki Hui Gong dan kakek Kerbau Putih menyekap
pinggang orang.
Hui Gong terkejut. Ia hampir rubuh. Cepat ia ayunkan
tangannya untuk menghantam kakek Kerbau Putih. Tetapi
saat itu dengan gerakan yang luar biasa cepatnya, Hoa Sin
sudah loncat dan menutuk dada paderi itu.
"Ah....." Hoa Sin menghela napas longgar dan mempesut
keringat pada dahinya. Ia sudah kewalahan menghadapi
paderi Siau-lim itu.
"Bawa kemari!" teriak Blo'on.
"Kenapa? " seru Lo Kun yang masih mati-matian mendekap
kedua kaki Hui Gong.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hui Gong taysu sudah terkena tutukanku, dia tentu tak
dapat bergerak lagi. Harap paman Lo suka menggotong ke
tempat Kim kongcu," kata Hoa Sin.
"Mau engkau apakan? " tanya Lo Kun ketika menggotong
Hui Gong ke tempat Blo'on.
"Lihat, kakek Lo," seru Blo'on, "mustika batu Naga merah
yang engkau berikan itu ternyata memiliki hasiat yang hebat
sekali. Lihatlah, lukisan teratai perak pada dada Ang Bin tojin
ini!”
Kakek Lo Kun melongok.
"Hai, mengapa lukisan itu dapat tersedot rontok? "
teriaknya.
"Memang hebat sekali batu pemberian kakek itu," seru
Blo'on. "setelah lukisan di dada Ang Bin tojin habis, nanti kita
kerjakan lukisan di dada Hui Gong taysu."
Selagi rombongan Blo'on masih sibuk menolong Ang Bin
tojin, tiba2 dari dalam vihara Seng-lian-si, muncul beberapa
orang. Mareka mengenakan jubah putih, pada bagian dada
berlukis teratai kuning.
Jumlah mereka tak kurang dari duapuluh orang dan ketika
melihat kakek Kerbau Putih, Hui Gong taysu dan Ang Bin tojin
berada pada rombongan Blo'on segera mereka hendak
menerjang.
Melihat itu Ceng Sian suthay dan Hoa Sin segera
menghadang.
"Berhenti! hardik ketua Kay-pang, mau apa kalian ini? "
"Kami anakbuah Hong-lian-tong," sahut salah seorang,
"ketiga orang itu adalah tukang sapu dan paderi Ti-khek ceng
Seng-lian-si. Kenapa mereka? "
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Mereka adalah kawan kami. Hui Gong taysu ketua Siaulim-
si, Ang Bin tojin ketua Bu-tong-pay dan kakek Kerbau
Putih adalah kawan kami." seru Hoa Sin.
"Hm, berani benar engkau mengaku-aku! Lepaskan
mereka!"
Seorang pula segera menghampiri orang yang bicara itu
dan berkata bisik.
"Hm, jelas mereka telah menderita luka, tentu kamu yang
mencelakai!" seru orang itu pula.
"Benar," seru kakek Lo Kun dan kakek Kerbau putih seraya
maju, "memang kawanku ini bermula tak ingat siapa aku. Dia
malah mengamuk, dan menyerang. Tetapi sekarang dia sudah
jinak dan ingat kembali pada kawan2 lama."
"Ta-soh ceng, mengapa engkau tak lekas ke mari!" seru
orang itu.
"Hah? Siapa ta-soh-ceng itu? " sahut Lo Kun.
"Ta-soh-ceng adalah paderi tukang sapu, dia!" orang itu
menunjuk kakek Kerbau Pulih.
"Benarkah? " kakek Lo Kun berpaling kepada kakek Kerbau
Putih.
"Siapa bilang aku tukang sapu!" teriak Kerbau Putih."
"Hai, ta-soh-ceng, mengapa engkau lupa kewajibanmu dan
enak2 campur dengan orang2 ini? "
"Aku bukan tukang sapu!" teriak kakek Kerbau Putih.
"Tangkap ta-soh-ceng itu!" orang berjubah putih teratai
kuning itu segera berteriak memberi perintah.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Dua orang jubah putih teratai kuning segera maju hendak
meringkus kakek Kerbau Putih tetapi dihadang Hoa Sin dan
Ceng Sian.
"Eh, mengapa kamu merintangi? " seru kedua paderi jubah
putih itu, "Dia adalah kakek Kerbau Putih teman kami, bukan
paderi tukang sapu." seru Hoa Sin.
"Hm, jelas dia adalah ta soh-ceng dari vihara Seng lian si
ini. Aku hendak nenangkap orangku sendiri, mengapa kalian
turut campur!"
"Tidak!" kata Hoa Sin, "dia adalah kawan kami. Memang dia
telah di tangkap orang Seng-han-kau dan di jadikan tukang
sapu, tetapi sekarang dia sudah bebas"
"Hm, rupanya engkau memang hendak cari gara2 di sini,"
kata paderi jubah putih lalu ayunkan tangannya menghantam.
Krakkkk .....
Hoa Sin menangkis. Ia terkejut. Walanpun ia berhasil dapat
membuat orang itu tersurut mundur dua langkah tetapi ia
rasakan lengannya juga tergetar.
Yang seorang hendak memukul tetapi segera di sambut
Ceng Sian suthay. Juga Ceng Sian menderita perasaan seperti
Hoa Sin.
Kedua orang berjubah putih dengan lukisan bunga teratai
itupun terkesiap juga. Namun mereka tak menghiraukan suatu
apa dan terus menyerang lagi.
Hoa Sin memperhitungkan, rombongan orang jubah putih
teratai kuning itu berjumlah duapuluh. Jika kepandaian
mereka rata2 seperti yang dua orang itu, tentu sukar untuk
mengatasi mereka. Maka dia harus cepat2 dapat
mengalahkannya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Hoa Sin segera gunakan ilmu meringankan tubuh. Juga
dalam hal ini, dia telah menciptakan ilmu loncatan tersendiri
yang dinamakan Tong-long jong-thian atau Belalang-loncat-ke
udara.
Gerakan ketua Kay-pang yang aneh itu membuat lawan
bingung dan beberapa saat kemudian, dapatlah Hoa Sin
mengatasi kedua lawannya.
"Berhenti!" tiba2 terdengar seorang lelaki tua berjubah
putih dengan lukisan bunga teratai kuning, muncul dari dalam
ruangan.
Rombongan orang berjubah putih dengan teratai kuning itu
segera menyiak membuka jalan seraya memberi hormat.
"Hormat kepada Hong-lian-tong-cu!"
Lelaki itu bermata satu, umurnya setengah baya, membawa
sebatang tongkat tangkainya berbentuk kepala naga.
Melihat kedua orang jubah putih terkapar di lantai, Honglian-
tong-cu atau kepala dari Paseban-teratai-kuning yang
bermata satu itu berkilat-kilat memancarkan kemarahan.
" Kenapa mereka? " serunya dengan suara bengis.
Salah seorang jubah putih teratai kuning segera maju
memberi laporan.
"Hm, jelas mereka hendak cari gara2! " kata lelaki mata
satu.
"Tok gan hui-liong! " seru Hoa Sin ketika melihat lelaki
bermata satu.
Ceng Sian suthay dan Hong Hong tojin pun cepat dapat
mengenali orang itu sebagai Tok-gan hui-liong atau si NagaTiraikasih
website http://kangzusi.com.
terbang mata-satu dari Tibet yang dulu pernah datang
menghadiri upacara sembahyangan jenazah Kim Thian ceng.
Tetapi Tok gan hui-liong tak menyahut, melainkan
membentak: " Hai, siapa kalian yang berani bertindak
berandalan di vihara Seng-lian-si sini!
Dalam pada itu, Blo'on telah menyelesaikan pertolongannya
kepada Ang Bin tojin. Lukisan teratai perak pada dada ketua
Bu-tong-pay itu sudah bersih dan kini imam itu sedang
pejamkan mata menyalurkan pernapasan untuk
mengembalikan tenaganya.
"Sumoay, siapakah si Mata-satu itu? " tanya BIo'on kepada
Sian Ii.
"Dia adalah si Naga-terbang-mata-satu dari Tibet yang dulu
telah mengacau dalam upacara sembahyang peti jenasah
suhu."
"O " kata Blo'on, "bagaimana cara dia melakukan
pengacauan.
''Dia meyulut dupa, ketika sembahyang, dia manaburkan
dupa itu ke arah peti mati dengan pukulan Biat gong ciang."
"Hm," desuh Blo'on. "berikanlah pertolongan pada Hui Gong
siansu dengan batu kumala merah ini. Aku hendak membuat
perhitungan dengan si Mata-satu itu dulu."
Blo'on menyerahkan mustika kumala merah lalu
menghampiri kehadapan si Mata-satu.
"Kim kongcu, mengapa engkau? ” Hoa Sin terkejut.
"Berikan si mata satu ini kepadaku. Aku hendak
menyelesaikan perhitungan dengan dia."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Dan sebelum Hoa Sin sempat berkata lagi, Blo'on pun
sudah berseru kepada lelaki bermata satu itu :
"Hai, Naga-terbang-mata-satu, kenapa engkau hendak
terusakkan peti jenasah ayahku dulu? "
"Hm, siapa engkau, setan gundul!" bentak Tok-gan-huiliong.
"Aku putera Kim Thian Cong. Lekas jawab, mengapa
engkau hendak mengganggu ayahku yang sudah meninggal! "
"Setan gundul, engkau berani bertingkah liar di sini! " seru
Tok-gan-hui-liong seraya menghantam.
Aneh. Kali ini Blo'on tidak menirukan saja gerakan orang.
Entah bagaimana dia mempunyai! pikiran untuk menangkap
orang itu dan mengadilinya.
Begitu orang memukul, dia terus enjot kakinya. Mudahmudahan
bisa terbang ke udara, pikirnya.
"Eh....." ia terkejut dan girang ketika tubuhnya benar2
dapat melambung ke udara sampai dua tombak tingginya. Ia
terkejut lalu meronta dan meluncur turun. Wut .... secepat
anakpanah meluncur, tahu2 dia sudah berada di belakang
lelaki bermata-satu itu.
Tok-gan hui-liong cepat berputar tubuh dan wut .... ia
menghantam lagi sekuat-kuatnya. Kali ini dia lancarkan
pukulan Biat-gong-ciang yang paling menjadi andalannya.
Blo'on terkejut dan loncat ke atas lagi. la meluncur dua
tombak dan tahu2 sudah tiba di belakang lawan.
Demikian berulang sampai tiga empat kali selalu pukulan
Tok-gan-hui-liong itu tak dapat mengenai sasaran.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Baiklah aku berputar-putar supaya pandang matanya
kabur, setelah itu baru kuhantamnya,” pikir Blo'on.
Ia terus lari berputar-putar mengelilingi si Mata-satu. Dan
terkejutlah sekalian tokoh yang menyaksikan gerakan Blo'on.
Hampir mereka tak percaya apa yang disaksikan. Saat itu
Blo'on tidak tampak lagi orangnya melainkan hanya sesosok
bayangan putih yang makin lama makin seperti segulung
asap.
"Hebat benar gin-kang dari Kim kongcu itu," bisik Hoa Sin.
"Gila, Blo'on jadi bayangan setan, " teriak kakek Lo Kun,
"dari mana dia belajar ilmu macam itu? "
Naga-terbang-mata-satu terkejut dan bingung, la berusaha
untuk menghantam tetapi tak pernah kena. Dan selang
beberapa saat kemudian, tiba2 ia jatuh terduduk, pejamkan
mata.
"Hm, dia kehabisan napas,” seru Lo Kun.
Blo'on berhenti, la menghampiri ke muka orang itu, serunya
:
"Hai, mata satu, mengapa dulu engkau hendak
menghancurkan jenazah ayahku? " tegurnya.
Teiapi si Mata-satu diam saja.
"Hai, mata satu, apa engkau tuli? " teriak Blo'on,
"jawablah, kalau memang beralasan, dapat kuberi ampun.
Tetapi kalau alasanmu tidak baik, engkau tentu kuhajar."
Namun mata satu itu tetap diam.
"Blo'on, dia matanya tinggal satu, tentu tidak dapat
mendengar omonganmu!'* seru kakek Lo Kun.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Hoa Sin, Ceng Sian dan beberapa orang tertawa geli.
Masakan mata tinggal satu terus bisa tuli.
Blo'on maju mendekat. Ia memegang bahu Mata-satu.
Rupanya Naga-terbang-mata-satu masih terang ingatannya.
Dia hanya lunglai karena kehabisan tenaga. Tahu bahwa bahu
dipegang orang ia terkejut. Jika orang itu menggunakan
tenaga untuk meremas, tentulah tulang bahunya akan remuk
dan dengan demikian ilmu kepandaiannya akan lenyap kerena
tenaganya merana.
Sebenarnya baru dua bagian saja tenaga dalamnya yang
sudah kembali. Tetapi karena kuatir akan dicelakai, dia terus
kerahkan segenap sisa tenaga-dalamnya kearah bahunya
untuk menolak tangan orang.
Blo'on terkejut dan saat itu juga tenaga sakti Ji-ih-sin-kang
pun terpancar dari tangannya. Naga-terbang-mata-satu
menjerit dan terus terjungkal rubuh. Dia pingsan.
"Celaka dia mati!" teriak Blo'on.
Hoa Sin menghampiri dan memeriksa pergelangan tangan
orang. Ia mengatakan denyutnya masih ada, orang itu hanya
pingsan.
Pada saat itu Sian Lipun sudah selesai mengobati Hui Gong
taysu. Ketua vihara Siau lim itu masih duduk bersemedhi. Hoa
Sin memang sengaja tak mau membuka jalandarah Hui Gong
yang ditutuknya tadi. Biar taysu itu dapat menjalankan darah
untuk mengerahkan tenaga-dalamnya. Dengan demikian tentu
akan makan waktu sehingga Cian lian-hay-te-som dapat
mengembangkan khasiatnya.
"Sumoay, pinjamkanlah kumala merah itu kepadaku untuk
mengobati orang ini," seru Blo'on. Sian Lipun
menyerahkannya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Juga pada dada Tok-gan-hui-liong terdapat lukisan teratai
perak. Setelah dilekati dengan kumala merah itu, dapatlah
lukisan teratai perak berguguran lenyap.
Blo'on terkejut ketika melihat pandang mata Tok-gan-huiliong
redup, tidak berkilat-kilat seperti tadi.
Hoa Sin tertawa.
"Kim kongcu," katanya, "apakah kongcu tetap hendak
menghukumnya? "
"Soal itu tergantung dari jawabannya, " jawab Blo'on.
“Tetapi dia sudah menerima hukuman dari kongcu,” seru
Hoa Sin pula.
"Aku tak merasa menghukumnya! "
"Orang Tibet ini, sudah menjadi orang biasa. Tenaganya
sudah hancur sehingga dia tak dapat bermain silat lagi. Dia
menjadi manusia cacad."
"Hai! Bagaimana begitu? " teriak Blo'on.
"Ketika kongcu mencekal bahunya, dia meronta sekuat2nya.
Hal itu berarti dia bunuh diri sendiri. Tenaga yang di
pancarkannya telah tertolak oleh tenaga-sakti kongcu.
Akibatnya tulang bahunya telah remuk dan dia akan cacad
seumur hidup, menjadi seorang biasa."
"Tetapi biarlah dia pulih kesadaran pikirannya dulu. Blo'on
tetap melanjutkan pengobatannya untuk menyedot lukisan
teratai perak dengan mustika Naga kumala merah.
Rupanya karena tongcu mereka telah kalah, kawanan orang
berjubah putih dengan gambar teratai kuning itu jeri. Mereka
tak berani bergerak.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Tiba2 dari dalam ruang vihara muncul seorang berjubah
merah dengan gambar teratai warna kuning. Memakai topi
berbentuk bunga teratai merah dan membawa sekeping
marmar.
"Amanat cong-thancu Seng-lian-kau,” serunya seraya
mengacungkan marmar putih itu.
Kawanan orang yang berjubah putih dengan gambar bunga
teratai kuning tadi seraya membungkuk tubuh, memberi
hormat.
"Dengarkan amanat Hek cong-thancu," seru orang itu pula,
"bahwa rombongan tetamu yang datang supaya segera
dibawa ke paseban agung."
Rombongan jubah putih itu memberi hormat dan
menyambut: "Baik, kami akan melakukan perintah congthancu."
Orang berjubah merah itupun segera masuk lagi. Kemudian
salah seorang dari rombongan jubah putih bergambar teratai
kuning itu, maju ke hadapan Hoa Sin.
"Atas perintah Hek cong-thancu, kalian di persilahkan
masuk."
Hoa Sin berunding dengan Blo'on. Blo'on menghendaki
supaya rombongan orang jubah putih gambar teratai kuning
itu masuk lebih dulu.
"Kita harus menunggu Hui Gong taysu, Ang Bin totiang dan
si mata-satu ini sembuh, baru akan masuk," kata Blo’on.
"Terima kasih atas sambutan anda sekalian," seru Hoa Sin
kepada rombongan jubah putih itu, "tetapi kami hendak
menolong orang dulu. Silahkan anda masuk lebih dulu."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Cong-thancu sudah mengeluarkan titah. Kalian harus
sekarang juga masuk," seru orang itu.
"Eh. apakah kalian hendak memaksa? " tegur kakek Lo Kun.
"Cong-thancu telah bermurah hati untuk mengundang
kalian. Jangan kalian banyak tingkah!"
"Telah kukatakan. Rombongan masih perlu menolong
orang. Sebentar tentu akan menyusul."
Tanpa banyak kata, dua orang jubah putih itu segera
menghampiri kakek Lo Kun hendak menyeretnya. Melihat itu
kakek Kerbau Putih pun marah. Dihantamnya orang berjubah
putih itu. Dan kakek Lo Kun juga marah, la berontak lalu
menyerang.
Dua orang jubah putih itu terpelanting ke belakang. Kakek
Lo Kun dan kakek Kerbau Putih tak peduli. Sudah terlanjur
mengamuk, pikir mereka, lebih baik menghajar kawanan jubah
putih ini sekali.
Empat belas lelaki berjubah putih bergambar teratai kuning,
segera menyerang Lo Kun dan Kerbau Putih. pertempuran
kembali berkobar seru.
"Hoa pangcu, tolong obati si mata satu ini,'! seru Blo'on,
"aku hendak membantu kedua kakek itu. "
Hoa Sin segera menyambuti mustika kumala merah dan
mulai menolong si mata satu. Sementara Blo'on mendongkol
kepada kawanan jubah putih itu.
Tanpa menggunakan jurus silat, ia terus maju dan
mengamuk. Duk, duk, duk .... terdengar tinjunya
menghantam, disusul dengan beberapa sosok tubuh yang
rubuh.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Memang Blo'on juga menderita terkena pukulan lawan.
Tetapi celakanya, si pemukul itu malah terpelanting sendiri.
Dalam beberapa waktu saja keempat belas orang jubah
putih bergambar teratai kuning itu sudah kalang kabut. Ada
yang rubuh, ada yang mengerang-erang kesakitan, ada yang
pingsan dan ada yang melarikan diri.
Sababis menyelesaikan mereka, Blo'on kembali
menghampiri si mata satu. Saat itu si mata satu sudah sadar
pikirannya.
"Mengapa dulu engkau hendak menghancurkan peti
jenasah ayahku? " tegur Blo'on.
Tok-gan-hui-liong menerangkan bahwa ia hendak
membalas sakit hati atas tindakan Kim Thian-cong
menghancurkan sebelah matanya.
"Mengapa ayahku sampai menghajar engkau? ”
"Pada masa itu aku memang menuntut penghidupan yang
tak baik. Aku malang melintang di daerah Tibet sebagai
begal."
"Hai, apakah sekarang engkau sudah sadar? "
"Ya,"
"Jika demikian, silahkan pergi."
"Apa engkau tak membunuh aku? "
"Engkau sudah mendapat hukuman yang sesuai. Sekarang
ilmu kepandaian dan tenagamu sudah punah. Tak mungkin
lagi engkau berbuat jahat.”
"Hm …"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Apakah engkau masih kurang puas dan hendak menuntut
balas kepadaku kelak? ”
"Engkau sudah memberi ampun jiwaku, bagaimana aku
hendak membalas dendam kepadamu. Ketahuilah kami orang
Tibet juga rakyat yang tahu budi dan kenal kebenaran.”
"Bagus." seru Blo'on, "maafkanlah aku karena telah
mencelakai dirimu."
Demikian Tok-gan hui-liong tokoh hitam dari Tibet yang
pernah merajai daerah Tibet selama belasan tahun, saat itu
berjalan pelahan-lahan turun dari gunung Hong-san.
Dia tahu bahwa dirinya sekarang sudah menjadi orang
biasa. Tetapi dia tetap gembira karena telah terlepas dari budi
dan dendam yang sudah membayanginya selama ini.
Kemudian rombongan Blo'on segera masuk kedalam vihara
Seng Iian si.
Dalam pada itu rombongan kedua yang terdiri dari Tay
swat-san sam-hiong yakni si brewok Kian yang bergelar Swat
kim-kong atau Malaekat salju, si tinggi Liong Kim Tong
bergelar Swat-leng coa atau Ular salju-sakti, si mata-satu Pa
Kiu bergelar Swat-gau-liong atau Naga-mata-salju, segera
memasuki markas Seng-lian dari samping kanan gunung.
Tetapi mereka segera dihadang oleh kawanan imam
berjubah putih dengan gambar teratai warna kelabu.
Ketiga tokoh dari gunung Tay swat-san segera dikepung.
"Hai, siapakah kalian yang berani menyelundup ke daerah
Seng-ling-kau? " bentak salah seorang imam.
Karena sudah kepergok, ketiga jago dari Tay-swat san-samhiong,
memang hendak mengunjungi pangkalan Seng-liankau.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
'"Kalau memang bermaksud baik, mengapa tidak ambil
jalan dari muka!" tegur imam teratai kelabu itu.
"Kami telah kesasar jalan. Maaf, karena belum kenal akan
keadaan gunung ini. Terutama tak tahu kalau gunung ini telah
menjadi pangkalan Seng-liau-kau."
"Apakah kalian tak menerima undangan untuk menghadiri
upacata peresmian berdirinya Seng-lian kau? "
"Yang kami terima adalah undangan dari Thian su-kau.
Tetapi waktu itu kami sedang keluar. Ketika kembali baru kami
mengetahui undangan itu. Tetapi mengapa sekarang tempat
ini menjadi pangkalan Seng-Iiau-kau l” tanya Bo Kian.
"Heh, memang sebelumnya di gunung ini telah berdiri
sebuah perkumpulan baru yakni Thian-su-kau tetapi kemudian
oleh ketua kami yang baru. diganti dengan nama Seng-liankau."
"Siapatah nama ketua Seng lian kau? "
"Kim Thian-cong tancu."
"Kim Thian Cong? ” Bo Kiam mengulang keras, “bukankah
tokoh ini sudah menutup mata di gunung Lo-hu-san? "
"Siapa bilang kalau sudah mati!" bentak imam berlukis
teratai kelabu.
"Lalu bagaimana kalian akan memperlakukan kami? " seru
Bo Kian, "Serahkan dirimu agar kami ikat dan bawa
menghadap kaucu."
"Mengapa? "
"Kalian telah melanggar peraturan Seng-lian-kau, berani
masuk di tempat ini. Setiap tetamu harus masuk dari pintu
besar vihara disebelah muka.”
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Telah kukatakan bahwa aku telah kesalahan jalan. Apakah
engkau tak percaya? "
"Soal itu boleh engkau katakan di hadapan kaucu kami.
Kami anggauta Hwe lian tong bertugas meronda di daerah ini.
Setiap orang yang berani masuk kemari, harus ditangkap!"
"Jika aku menolak? "
"Terpaksa harus kita hajar!"
"Wah, enak saja engkau omong," Bo Kian tertawa
mengejek.
"Memang kalau belum merasakan kelihaian dari anakbuah
Hwa lian-tong, engkau tentu masih bermulut besar," seru
orang itu kemudian berseru kepada kawan-kawannya.
"Siapkan Lian-hoa tin!"
Serempak kawanan imam yang berjumlah dua puluh orang
itu berpencaran membentuk diri dalam sebuah barisan yang
disebut Lian-hoa-tin atau barisan Bunga-teratai. Ketiga tokoh
dari Tay-swat san itu dikepung.
"Kita serang bersama," bisik Bo Kian dengan menggunakan
ilmu Menyusup-suara.
Serempak ketiga tokoh itu bergerak menerjang tiga
jurusan.
Barisan Lian-hoa-tin merentang mundur. Pada saat ketiga
tokoh Tay-swat-san itu mendesak merekapun sagera
menghantam sehingga Bo Kian bertiga mundur.
Tampaknya memang tiada suatu keistimewaan pada
barisan Lian-hoa-tin itu, kecuali hanya bentuknya yang
menyerupai sekuntum bunga teratai. Tetapi ternyata ketiga
tokoh Tay-swat-san itu sukar untuk menerobos. Setiap kali
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
mereka mendesak maju, mereka seperti terbentur dengan
pagar tenaga yang hebat. Dan yang lebih aneh, napas mereka
makin sesak.
"Mugkin mereka menggunakan asap beracun" pikir Bo Kian.
Tetapi dia tak melihat barang segumpal asap maupun bubuk
apapun yang sekiranya dapat menebarkan hawa racun.
"Mereka menggunakan ilmu setan," Bo Kian menggunakan
ilmu Menyusup suara pula untuk mamberitahu kepada kedua
rekannya.
"Sebelum mereka sampat menghancurkan kita, kita harus
menghancurkan mereka," sahut Liong Kim Tong si Ular-saljusaktl.
Bo Kian segera mencabut senjatanya, sepasang gembolan
berbentuk orang. Liong Kim Tong melolos jwan-pian atau
ruyung berbentuk ular dan Pai Kim dengan senjatanya
pedang. Ketiga tokoh itu dengan bersuit nyaring lalu
menyerang.
Hebat sekali memang kesaktian dari ketiga tokoh Tay-swat
san itu. Barisan Lian-hoa-tin kacau balau. Dalam beberapa
kejap dua tiga orang telan rubuh.
Barisan Lan-hoa tin berusaha untuk memelihara
kesatuannya tetapi desakan yang dilancarkan ketiga tokoh
Tay-swat-san itu terlalu dahsyat. Terutama senjata mereka,
merupakan maut yang mengerikan.
Beberapa imam jubah putih dengan gambar teratai kelabu
itu, kembali rubuh lagi. Tiba2 terdengar sebuah suitan nyaring
yang menggidikkan buluroma.
Sesosok tubuh kurus melayang dari udara dan meluncur
turun kedalam barisan.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Barisan Lian-hoa-tin hentikan serangannya. Dan merekapun
terus tegak berjajar lalu memberi hormat kepada pendatang
itu.
Orang itu bertubuh kurus kering, mengenakan jubah
dengan gambar teratai kelabu. Kepalanya bertutup kain
kerudung bunga teratai.
Ketiga jago Tay swat-san terkesiap dan tertegun ketika
manyaksikan orang itu. Wajahnya pucat kurus seperti mayat.
Jari2 tangannya yang kurus dengan kuku yang panjang,
menyerupai cakar setan.
Dia adalah Hwe lian-tong tongcu atau kepala paseban
Taratai Kelabu dari Seng-lian-kau. Namanya tak dikenal, orang
hanya mengenal gelarannya yakni Te-gak giam-lo-kui atau
Setan dari Raja Akhirat.
Ketiga Jago Tay-swat-san itu tak sempat bertanya apa2
karena Giam-lo-kui terus menyerangnya.
Dalam suasana petang hari seperti saat itu bayangan Giamlo-
kui itu benar2 menyerupai setan.
Rupanya ketiga lokoh Tay-swat san itu sungkan kalau maju
bartiga. Maka majulah si mata satu Swat-an-liong Pa Kim.
Dia memiliki pedang pusaka yang diperolehnya secara tak
sengaja. Ketika Tay-swat-san dilanda badai salju hebat maka
terjadi tanah longsor yang hebat. Sebuah puncak bukit telah
longsor. Dalam bukit itu terdapat bekas sebuah kuil tua. Entah
sudah berapa ratus tahun kuil itu teruruk timbunan salju.
Dalam kuil itulah si mata satu Pa Kim telah menemukan
sebatang pedang. Ketika dimainkan pedang itu memancarkan
hawa yang dingin sekali. la menamakannya pedang Kilat-salju.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Walaupun dengan tangan kosong, tetapi kesepuluh jari
Giam-lo kui itu tak kalah berbahayanya dengan pedang lawan.
Kuku jarinya itu dapat ditegangkan lurus dan keras untuk
menusuk.
Tring, iring-tring.....
Terdengar dering senjata tajam yang memekakkan telinga
ketika terjadi benturan antara pedang Kilat-salju dengan
kuku2 jari.
Keduanya menyurut mundur. Giam-lo-kui rasakan padang
lawan itu seperti menyembur hawa dingin yang menyusup ke
tulang2 lengannya. Pui Pa Kim rasakan lengannya juga seperti
dirayapi binatang kecil2 yang terasa panas.
Pa Kim terkejut namun tak sempat ia memeriksa lengannya.
Giam lo-kui sudah loncat menyerangnya lagi.
Pa Kim menduga kuku2 jari manusia seperti mayat itu tentu
mengandung racun. Ia segera keluarkan ilmu permainan
pedang Kilat-salju. Seketika tampak angin menderu-deru keras
dan kilat menyambar-nyambar.
Tetapi Giam-lo kui dengan gaya permainannya yang aneh
selalu dapat menghindari tabasan pedang. Dan kadang
terdengar dering tajam ketika ia gunakan ujung kukunya
untuk menutuk batang pedang.
Pertempuran berjalan seru. Beberapa saat kemudian
tampak gerakan pedang Pa Kim makin menurun
kecepatannya. Dan pada lain saat pula, tiba2 ia terhuyunghuyung
ke belakang.
Melihat itu dengan meringkik ngeri seperti hantu kuburan,
Giam-lo kui terus merangsang maju. Tring, ia dapat
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
menampar jatuh pedang lawan lalu mencengkeram lengannya
dan terus ulurkan tangan kiri untuk menerkam muka Pa Kim.
"Jangan mengganggu sam te!" tiba2 Liong Kim Tong loncat,
menyabat punggung Giam-lo kui dengan ruyung ular.
Wut ..... Giam-lo-kui cepat balikkan tangan untuk
menampar. Tetapi ruyung ular itu luar biasa sekali. Seperti
seekor ular hidup, ruyung ular itu dapat menghindar ke bawah
lalu maju pula untuk menghantam punggung orang.
Giam-lo-kui terkejut. Ia tahu bahwa lawan memiliki tenagadalam
yang hebat sekali sehingga dapat menguasai ruyung
menurut sekehendak hatinya.
Terpaksa ia lepaskan cengkeraman lengan Pa Kim, lalu
menyongsong ruyung ular itu dengan menebarkan kelima
jarinya. Kemudian disusul dengan lengan kiri menampar
batang ruyung.
Plak .... ruyung ular luput dicengkeram tapi kena ditampar.
Tetapi begitu meluncur ke bawah, ruyung ular itu kembali
menjulur maju menyambar perut lawan.
Serangan itu memang hebat. Giam-lo kui berteriak aneh
lalu melambung ke udara untuk menghindar. Di tengah udara
ia berulang kali menampar dengan kedua tangannya. Dan
sambil meluncur ia menampar kepala orang.
"Ji-te, cepat mundur! " teriak Bo Kian ketika melihat gaya
serangan Giam-lo-kui yang sedemikian cepat dan dahsyat.
Liong Kim Ting terkejut. Ia hendak loncat mundur tetapi tak
keburu. Sebelum kedua tangan Giam-lo-kui tiba, muka Liong
Kim Ting sudah seperti tertabur bubukan yang menyebabkan
kulit mukanya seperti terbakar.
Bum ....
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Pada saat itu Bo Kian tak dapat berpeluk tangan lagi. Ia
lepaskan dua buah hantaman ke arah Giam-lo kui dan kepada
Liong Kim Ting.
Bo Kian mempunyai gelaran sebagai Swat-kim-kong atau
Malaekat-salju. Tenaganya kuat sekali. Giam-lo-kui terkejut
dan terpaksa buang tubuhnya ke belakang. Sedangkan Liong
Kim Ting mencelat sampai beberapa langkah.
Bo Kian terus menerjang Giam-lo kui dengan sepasang
gembolan baja. Dengan tenaganya yang kuat, sepintas
tampak seperti seorang raksasa yang sedang mengamuk.
Giam lo-kui berkuik-kuik seperti setan merintih-rintih.
Sepasang tangannyapun makin kencang bergerak-gerak
menyerang dan menampar gembolan lawan.
Pertempuran berjalan amat seru dan seimbang. Bo Kian
penasaran sekali. Ia menyerang dengan kalap.
Wut ..... segumpal kain kerudung kepala lawan terhantam,
kopiahnya jatuh dan tampaklah wajah Giam-lo-kui lebih jelas.
Terkejut sekali Bo Kian melihat wajah lawannya. Kepalanya
tidak gundul tatapipun tidak banyak rambutnya. Batok
kepalanya berwarna putih. Dalam kegelapan malam wajah
Giam-lo-kui itu tak ubah seperti setan.
Hanya sekejap ia tertegun tetapi ia harus menderita
kerugian besar. Dengan tertawa meringkik keras dan seram,
Giam-lo kui rentang kedua tangannya dan menerkam lawan.
Bo Kian terkejut. Ia hendak mengangkat senjatanya tetapi
kalah dulu. Tangannya kena tersambar jari tangan lawan. Bo
Kian hendak ayunkan gembolan kiri untuk menghantam.
Namun seketika itu ia rasakan tangan kanannya yang
dicengkeram Giam-lo-kui itu seperti terbakar. Sakitnya sampai
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
menusuk ke ulu hati sehingga hantaman dengan gembolan kiri
tadi agak lambat.
Gian lo-kui miringkan kepala untuk menghindar lalu tangan
kanannya menyambar siku lengan kiri lawan. Bo Kian terkejut
sekali tetapi ia tak dapat berbuat apa2. Saat itu ia rasakan
tangannya seperti dibakar api dan tenaganyapun lunglai.
Setelah mencengkeram sekeras-kerasnya, Giam Io-kui tiba2
lepaskan tangannya dan terus hendak mencengkeram leher
orang. Jelas Bo Kian tentu akan mati apabila lehernya tercekik
manusia mayat. Namun ia tak berdaya, kecuali hanya
membelalak memandang dengan penuh kemarahan kepada
wajah lawan.
Dalam detik2 yang berbahaya itu tiba2 sebuah gelombang
angin yang keras menyambar punggung Giam-lo-kui.
" Hm, " Giam-lo kui mendengus marah. Terpaksa ia
balikkan tangan kanan untuk menangkis sambaran angin
dahsyat itu.
Krak ....
Giam-lo-kui tergetar tubuhnya. Menyusul pantatnyapun
tersodok oleh sebuah benda keras. Ia mundur karena rasakan
tubuhnya kesemutan. Buru2 ia empos semangat lalu kerahkan
tenaga dan loncat ke samping. Ia lebih berat menyelamatkan
jiwanya daripada membunuh Bo Kian.
"Setan Giam-lo-kui, jangan engkau mengganasi orang! "
bentak sebuah suara parau.
Giam-lo-kui berputar tubuh dan menggeram "Hm, kiranya
engkau nenek tua bangka!"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Kiranya engkau masih hidup setan kuburan? " ternyata
yang menyerang dari belakang tadi adalah nenek bertongkat
bambu yang mengiringkan si gadis cantik.
"Mengapa engkau turut campur urusanku? " tiba2 Giam-lokui
menggeram.
"Apakah engkau masih melanjutkan pekerjaan dulu? Tapi
yang hendak engkau bunuh itu seorang tua, bukan anak
gadis!” seru nenek bertongkat bambu kuning.
"Hong-tiok pohpoh, disini bukan di gunung Ki-lian-san.
Jangan engkau bicara semaumu sendiri!"
Hong-tiok pohpoh atau Nenek Bambu Kuning mendengus:
"Dimanapun juga, asal engkau setan kuburan masih suka
mencelakai orang, aku Hong-tiok poh poh, tentu akan
menghajarmu!"
"Dia hendak masuk ke dalam Seng-lian-kau tanpa aturan!"
"O, jadi sekarang engkau ikut sebagai antek Seng-lian-kau?
Apa pangkatmu? ” Hong Tiok poh poh mengejek.
"Tutup mulutmu, nenek tua!" teriak Giam-Io-kui, "sepuluh
tahun yang lalu engkau telah mengobrak abrik tempatku.
Sudah lama aku memang hendak mencarimu. Sungguh
kebetulan sekali engkau datang mengantarkan diri sendiri."
"Ponpoh," tiba2 terdengar lengking seorang gadis, "biarlah
aku yang menghadapinya."
Rupanya nenek Bambu Kuning itu taat pada si gadis. Ia
segera mengundurkan diri.
"Giam-lo kui," seru gadis cantik itu, "engkau masih ingat
kepadaku? "
"Siapa engkau!"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Aku adalah anak dari wanita yang engkau rusak
kehormatannya lalu engkau bunuh itu!"
"Hek-bi kui? ”
"Ya, Hek-bi kui si Mawar Hitam, engkau masih ingat? "
Giam-lo-kui terbelalak.
"Giam lo-kui, lekas bersiap untuk melawan aku. Pakailah
senjatamu atau kukumu yang beracun itu!" seru si gadis
cantik.
"Hong-tiok pohpoh!” teriak Giam lo kui kepada nenek
Bambu Kuning.
"Ya. memang nona itu yang akan menagih hutang darahmu
kepada ibunya. Jangan kuatir, setan akhirat, aku takkan
membantunya. Dan kalau engkau mampu mengalahkan,
bunuhlah."
Tergetar hati Giam lo kui. Dengan pernyataan itu jelas
bahwa kini akan berhadapan dengan seorang gadis yang lihay.
"Giam-lo-kui, aku tak punya banyak waktu menunggumu.
Kalau engkau tak lekas menyerang, terpaksa aku yang akan
menyerang! " seru gadis itu.
" Hm, silahkan! " dengus Giam-lo-kui.
Gadis itu tertawa melengking. Sekali geliatkan tubuh ia
terus menyerang lawan.
Giam-lo kui menyambut dengan kedua cakar mautnya.
Tetapi ia terkejut ketika mendapatkan bahwa gadis itu benar2
seperti sesosok bayangan setan. Tiap kali dicengkeram selalu
hanya angin kosong.
"Giam-lo kui, engkau dahulu membunuh ibuku dengan
menginjak perutnya. Sekarang akupun hendak menyuruhmu
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
merasakan betapa nikmatnya orang mati yang diinjak
perutnya itu! "
Crettt .....
Saat itu Giam-lo-kui tengah rentangkan kedua tangannya
hendak menerkam. Tetapi ia terkejut ketika merasakan setiup
desus angin tajam melanda ke arah tenggorokannya.
"Heh, " ia merasa tenggorokannya seperti tertusuk benda
tajam dan seketika itu ia rasakan napasnya seperti berhenti.
Baru ia hendak kerahkan tenaga-dalam untuk membuka
jalandarah pada tenggorokannya yang tertutuk itu, kembali ia
rasakan pusar perutnya seperti dilanda setiup angin tajam.
Seketika ia terhuyung-huyung dan rubuh.
Ia masih sempat menyadari bahwa dirinya telah terkena
tutukan jari sakti dari jarak jauh. Namun ia sudah tak dapat
berbuat apa2 lagi kecuali harus jatuh terduduk. Dan sekali
sebuah kaki menendang dadanya iapun terkapar di tanah.
"Hek......" ia hanya dapat menguak tertahan ketika
perutnya seperti dipijak oleh sebuah kaki yang beratnya ribuan
kati.
Hendak menjerit tak dapat karena tenggorokannya tertutuk.
Hendak merontapun tak mampul karena tenaganya hilang.
Tindihan itu makin lama makin keras dan tiba2 ia
menyemburkan darah merah ketika perutnya pecah dan
ususnya membural keluar.....
Tiga empat imam jubah putih teratai kelabu marah melihat
tongcu mereka menderita kematian yang begitu mengerikan.
Mereka terus berhamburan hendak menyerang si nona. Tetapi
saat itu nenek Bambu Kuning sudah menyambut dengan
tongkatnya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Terdengar beberapa jerit pekikan ngeri ketika orang2 itu
berhamburan terlempar ke beberapa penjuru.
"Pohpoh, dendam kematian ibuku sebagian telah terhimpas.
Pembunuhnya telah dapat kubunuh. Sekarang kita masih
harus mencari manusia yang mencelakai ibuku itu," kata si
gadis.
" Ketiga orang tadi terluka parah, biar kutanyai mereka
dulu," kata nenek Bambu Kuning.
Setelah mengetahui bahwa ketiga orang itu jago dari Tayswat-
san, nenek Bambu Kuning segera mengeluarkan tiga
butir pil dan diberikan kepada mereka.
"Kalian telah terkena racun-bangkai dari Giam-lo-kui. Pil ini
hanya dapat mempertahankan jiwa kalian sampai empatpuluh
hari. Dalam waktu itu kalian harus berusaha untuk mencari
obat yang lebih mujarab.
"Terima kasih, pohpoh," sahut Bo Kian. Kemudian ia
menanyakan apakah obat yang manjur untuk menghilangkan
racun-bangkai itu.
"Leng-ci, swat-lian, bo-siu-oh dan ..... ah, apabila kalian
dapat meminta obat Siok-beng-tan dari Kun Lun locu yang
tinggal di puncak gunung Kun-lun-san, tentulah jiwa kalian
dapat tertolong," kata nenek Bambu Kuning.
Kemudian nenek dan gadis itu segera melanjutkan
perjalanan masuk ke markas Seng-lian-si. Ternyata keduanya
juga mengambil jalan dari lamping kanan gunung.
Di sebuah lapangan, mereka melihat banyak sekali orang
berkerumun. Sekeliling lapangan itu diterangi oleh obor
sehingga terang seperti siang hari.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Di sebelah utara tepi lapangan, tampak berderet-deret kursi
yang penuh dengan orang. Juga di kedua samping lapangan
itu penuh dengan jajaran orang2 berjubah putih yang tegak
berdiri.
Ternyata ketua Seng-lian-kau telah menerima laporan dari
anakbuahnya bahwa Sean-lian-kau telah didatangi oleh
serombongan orang yang hendak menantang.
Ketua Seng-lian-kau lalu memerintahkan supaya
penerimaan tetamu dilakukan di lapangan yangl dulu dipakai
untuk mengadakan upacara meresmikan berdirinya Seng-liankau.
Semua anggauta Seng-lian-kau hadir lengkap. Tampak
duduk di kursi kebesaran, seorang lelaki mengenakan jubah
kuning dengan lukisan bunga teratai warna merah. Memakai
kopiah berbentuk bunga teratai. Tetapi mukanya tertutup kain
kerudung warna hitam.
Di kanan kiri diapit oleh dua orang pengawal. Bukan lelaki
yang bertubuh gagah perkasa melainkan dua orang gadis
cantik.
Di deretan muka agak bawah, duduk pula seorang lelaki
setengah tua, mengenakan jubah kuning dengan bunga
teratai warna hitam.
Di deretan mukanya, duduk lima orang. Empat lelaki dan
seorang perempuan setengah tua.
Sebenarnya deretan mereka telah disediakan tujuh kursi
tetapi yang hadir hanya lima orang. Masih dua kursi yang
kosong.
Kelima orang itu masing2 mengenakan jubah putih tetapi
berlainan gambar bunga teratai pada dada bajunya. Yang
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
seorang dengan bunga teratai warna merah, kemudian yang
seorang bunga teratai warna wungu, lalu bunga teratai warna
biru, teratai hijau dan teratai coklat.
Di antara kelima orang itu, yang mengenakan jubah
berbunga teratai warna bijau itu adalah wanita setengah tua
tadi. Sedang yang paling muda adalah orang yang
mengenakan bunga teratai warna coklat. Dia masih muda dan
berparas tampan.
Pada saat itu serombongan orang melangkah masuk ke
tengah lapangan dengan diiring oleh dua orang lelaki berjubah
putih bunga teratai merah.
Di sekeliling sepanjang empat penjuru tepi lapangan,
berjajar-jajar beberapa kelompok barisan. Barisan jubah putih
teratai merah, jubah putih teratai ungu, teratai biru, teratai
hijau, teratai coklat. Yang mangenakan jubah putih teratai
hijau terdiri dari gadis-gadis. Rupanya mereka termasuk
pimpinan dari wanita setengah baya tadi.
Setiap barisan ternyata disesuaikan dengan pemimpinnya
yang duduk di kursi. Jika pemimpin jubah putih teratai hijau
itu adalah seorang wanita maka barisan jubah putih teratai
hijau pun terdiri dari gadis2. Pemimpinnya yang berjubah
putih bunga teratai merah itu lelaki tua, maka barisannya pun
terdiri dari orang2 yang sudah berumur 50-an tahun.
Orang yang berjubah putih dengan teratai coklat itu masih
muda maka barisannya pun terdiri dari orang2 muda.
Rombongan orang tadi segera berdiri di depan tokoh2
Seng-lian-kau yang duduk di kursi.
"Cong-tongcu, tanyalah keperluan mereka!,” tiba2 wanita
setengah tua yang duduk di belakang kelima orang itu
berseru.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Orang muda yang berjubah putih dan teratai coklat segera
berbangkit.
"Hai, siapakah saudara2 ini? Dan apa maksud saudara
datang ke vihara Seng-lian-si kami? ”, serunya.
"Aku, Hoa Sin, ketua dari Kay-pang, bersama Hong Hong
tojin ketua Go-bi-pay, Ceng Sian suthay ketua Kun-lun-pay
dan beberapa orang yang menghadap ketua Seng lian-kau."
"O, pangcu bertiga tidak datang dalam acara peresmian
berdirinya Seng lian-kau kami?
"Kami bertujuh partai persilatan terpaksa membagi tugas.
Hui Gong taysu ketua Siau lim-si, Ang Bin tojin ketua Bu-tongpay
serta Su gong In kaucu dan Kong-tong-pay yang datang
memenuhi undangan Seng-lian-kau."
"Dan yang lain? "
"Aku, Hoa Sin, Ceng Sian suthay dan Hong Hong lojin serta
Pang To Tik dari Hoa san-pay terpaksa harus ke Thay-san
untuk memenuhi undangan Thian-tong-kau!"
"O, jadi kalian menganggap Thian tong kau itu lebih
berharga dari Seng lian kau? "
"Aku tak bermaksud mengatakan begitu. Tetapi keadaanlah
yang memaksa kami harus bertindak begitu.
"Apa yang engkau maksudkan memaksa itu? "
"Karena baik Seng lian kau maupun Thian lian-kau sama2
mempunyai ketua yang bernama Kim Thian Cong."
"Ho, dan kalian percaya? "
"Itulah sebabnya kami harus membuktikan mana yang
betul!"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Dan bagaimana buktinya? "
"Kim Thian Cong dari Thian teng kau di gunung Thay san
itu adalah palsu. Kalau tak salah, dia adalah Thiat sat cu atau
Ngo tok sin kun. Entah yang mana, tetapi yang jelas dia bukan
Kim Thian Cong."
"Engkau betul." seru orang muda yang disebut Cong lian
tongcu atau tongcu Teratai Coklat, "Kim Thian Cong yang aseli
adalah ketua Seng-lian-kau kami."
"Dimanakah kaucu Seng-lian kau'l" seru Hoa Sin.
Orangmuda berjubah putih dengan gambar teratai coklat itu
berpaling ke atas dan berseru:
"Yang duduk di deretan paling atas itu adalah kaucu kami
yang kami hormati!"
"Benarkah dia Kim Thian Cong tayhiap? " seru Hoa Sin agak
tegang.
"Mengapa aku harus bohong? "
"Tetapi mengapa kaucu tak menampakan wajahnya?
Bagaimana kami dapat melihatnya kalau wajahnya
mengenakan kain penutup warna hitam iiu? "
Kepala barisan Teratai coklat itu tertawa, serunya:
"Wajah Kim kaucu kami hanya dapat dilihat oleh orang yang
sudah masuk menjadi anggauta Seng-lian-kau."
"Bagaimana kami hendak membuktikan Seng lian-kau kaucu
itu benar Kim Thian Cong tayhiap atau bukan? "
"Engkau harus masuk dulu ke dalam Seng lian-kau."
Hoa Sin diam beberapa saat.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Jika dia benar Kim Thian Cong tayhiap aku dan
rombonganku, bersedia masuk menjadi anggauta Seng-lian
kau."
" Hm, peraturan Seng-lian-kau menetapkan, orang harus
masuk menjadi anggauta dulu baru di perkenankan melihat
wajah kaucu kami. "
" Hm, " Hoa Sin mendesuh lalu berpaling kepada Hong
Hong tojin dan Ceng Sian suthay untuk berunding. Tampak
kedua ketua Kun-lun-pay dan Go-bi-pay itu menganggukangguk.
"Tetapi bagaimana kalau setelah masuk ternyata kami
anggap Seng-lian-kau kaucu itu bukan Kim Thian Cong tayhiap
yang sesungguhnya? "
"Kaucu kami bersedia untuk dibunuh."
"Tidak cukup begitu saja! "
Tiba2 terdengar suara orang berteriak hingga tongcu
barisan Teratai Coklat terkejut dan memandang ke arah suara
itu. Demikian pula Hoa Sin dan kedua kawannya. Ah, ternyata
yang berseru itu tak lain adalah kakek Lo Kun.
"Eh, kakek, siapa engkau! " tegur tongcu barisan Teratai
Coklat.
"Kurang ajar! " maki Lo Kun, "masakan engkau lupa
kepadaku? "
"Siapa? "
"Gila! " kakek Lo Kun masih memaki, "bukankah engkau
yang kusemprot dengan bakso dari mulutku ketika berada di
rumah-makan di bawah gunung ini? "
Merah padam muka tongcu barisan Teratai coklat itu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hai, bung, siapa yang melakukan pembunuhan di rumahmakan
itu? Hayo, ngaku saja!"
"Soal itu, nanti saja kita bicarakan lagi. Sekarang yang
penting adalah untuk menyelesaikan persoalan yang diajukan
Hoa pangcu tadi," kata tongcu Teratai coklat.
"Kuanggap belum cukup," seru Lo Kun.
"Lalu bagaimana? "
"Kim Thian Cong harus di uji ilmu kepandaiannya dulu, baru
dapat dinilai dia aseli atau bukan. Karena kalau melihat
wajahnya saja, mungkin terdapat orang yang menyerupai atau
memakai kedok. Nah, inilah yang harus kujaga!"
Tongcu Teratai coklat, Hoa Sin, Ceng Sian dan Hong Hong
tojin terbeliak. Diam2 Hoa Sin terkejut mengapa tiba2 saja
kakek limbung itu berobah terang sekali pikirannnya. Dia
mengakui, bahwa dia tak sampai pada pemikiran begitu.
"Hm. selama ini belum pernah ada manusia yang menuntut
permintaan begitu!" seru tongcu Teratai coklat.
"Ya aku malah manusianya!" seru Lo Kun, Tongcu Teratai
coklat itu termenung.
“Cong lian tongcu, kaucu meluluskan tuntutan itu .... " tiba2
telinga Cong-tongcu itu terngiang suara halus macam bunyi
nyamuk.
Tongcu barisan Teratai Coklat itu terkesiap. Ia tahu bahwa
yang membisikinya itu adalah Hek thancu, si wanita setengah
tua yang duduk di belakangnya, dengan menggunakan ilmu
Menyusup suara.
Orang muda yang berpangkat sebagai Coug-lian tongcu
dalam Seng-lian kau itu segera berseru:
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
" Baik. Tetapi ingat Kaucu kami menjunjung rasa welas asih
terhadap setiap orang. Tetapi sekali bertempur, jangan harap
orang itu dapat diberi ampun jiwanya."
Kakek Lo Kun menggerutu : "Itu kalau menang. Tapi kalau,
eh..... Blo'on ke marilah, " tiba2 kakek Lo Kun memanggil
Blo'on.
Blo'on menghampiri.
"Ini adalah Kim Blo'on, anaknya Kim Thian Cong dan itu,"
kakek Lo Kun melambai Sian Li. Nona itupun segera
menghampiri, "murid dari Kim Thian Cong. Apa dia kenal pada
anak dan muridnya? "
Cong lian tongcu merenung sejenak.
"Sudah tentu kenal," sahutnya, "tetapi hubungan ayah dan
anak serta murid itu adalah hubungan peribadi. Sedang
urusan Seng-lian kau merupakan kepentingan umum. Jangan
mencampur adukkan urusan keluarga atau peribadi dengan
urusan umum! "
"Apakah Blo'on dan anak perempuan ini juga harus masuk
menjadi anggauta Seng-lian kau? ” tanya kakek Lo Kun pula.
"Tentu, “ sahut Cong-lian tongcu. "dan harus tunduk pada
setiap peraturan Seng-lian kau.”
"Kalau begitu percuma," kata kakek Lo Kun, "Blo’on hayo
kita pergi. Tak perlu engkau cari bapakmu. Ikut saja pada
kakekmu ini, aku dapat mencarikan isteri yang cantik
untukmu."
"Berhenti! " teriak Cong lian tongcu ketika melihat kakek Lo
Kun terus berputar tubuh hendak ngeloyor, "engkau sudah
datang ke vihara Seng lian si dan telah mendesak kaucu
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
membuka persidangan besar. Jangan harap engkau dapat
tinggalkan tempat ini sebelum urusan selesai! "
"Gi!a, engkau hendak memaksa menginjak-injak hak azasi
orang? " teriak Lo Kun.
Karena kuatir kakek itu menerbitkan onar sebelum urusan
selesai, buru2 Hoa Sin membisiki.
"Lotiang, harap bersabar dulu sampai urusan kita
selesaikan."
Lo Kun menurut.
"Bagaimana, apakah kalian sudah mengambil keputusan? "
tanya Cong-lian tongcu pula.
Hoa Sin memang sudah berunding dengan Ceng Sian dan
Hong Hong tojin. Ketiga ketua partai persilatan itu bersepakat
untuk menerima saja masuk menjadi anggauta Seng-lian kau.
Setelah itu mereka akan menuntut untuk melihat wajah Kim
Thian Cong.
"Baik, kami menerima," kata Hoa Sin memberi jawaban.
Cong lian tongcu segera memberi laporan kepada Hek cong
thancu atau wanita yang duduk di sebelah belakangnya
tentang hal itu.
"Panggil Seng-lian Su-cia untuk segera melakukan upacara
sembahyangan masuk menjadi anggauta! " Hek thancu
memberi perintah.
Tak lama kemudian muncullah seorang lelaki berjubah
merah dengan dada dan pinggangnya bergambar bunga
teratai merah. Orang itu mengenakan kedok muka yang
menyeramkan.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Dialah yang disebut Su cia atau duta dari Seng-lian kau. Di
belakangnya mengiring sepuluh pemuda dan sepuluh pemudi,
juga mengenakan jubah merah dengan gambar teratai hitam.
Dua pasang pemuda pemudi yang paling depan membawa
penampan bertutup kain warna merah. Entah apa isinya.
Begitu barisan jubah merah itu tiba di depan rombongan
Hoa Siu mereka lalu berhenti.
"Sebelumnya kalian harus mengucapkan sumpah
kesetiaan," seru Seng-Han Sucia itu.
"Ketua Kay-pang, dipersilahkan maju, " kata Seng-lian Sucia
itu pula.
Hoa Sin sebelumnya telah berunding dengan Ceng Sian dan
Hong Hong tojin bagaimana harus menghadapi keadaan saat
itu. Kemudian dia maju.
"Engkau harus menirukan kata-kataku,” kata Seng-lian
Sucia itu, " hayo, mulai ....... "
"Hari ini ..... . "
"Hari ini .... " Hoa Sin menirukan.
"Tecu, Hoa Sin, ketua Kay pan g ....
"Tecu, Hoa Sin, ketua Kaypang ..." Hoa Sin menirukan.
"Demi Thian dan agama Seng-lian-kau .. menyatakan
masuk menjadi anggauta Seng-lian-kau. Taat dan setya pada
Kim Thian Cong kaucu dan tunduk pada semua peraturan.
Apabila tecu ingkar janji .... tecu bersedia dihukum mati atau
hukuman apa saja ..."
Ketika menirukan sumpah itu, Hoa Sin telah mengganti dan
menambahi kata2 Kim Thian Cong kaucu' , menjadi * Kim
Thian Cong kaucu yang aseli' .
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Selesai mengucapkan sumpah, Sucia itu membuka sebuah
penampan, isinya sebilah pisau dan penampan yang kedua
berisi sebuah basi besar.
"Tusuk tanganmu dengan ujung pisau itu dan kucurkan
darahmu ke dalam basi itu," seru Sucia kepada Hoa Sin.
Hoa Sin juga menurut perintah itu.
"Upacara yang terakhir, bukalah dadamu,” seru Sucia.
Hoa Sin.tetap menurut saja.
Su-cia itu membuka penampan yang ketiga, berisi sebuah
hiolou atau tempat abu dupa. Ia mengambil hiolou itu,
menuang isinya lalu menaburkan ke dada Hoa Sin.
Terakhir Su-cia itu membuka penampan yang keempat.
Juga berisi sebuah bokor dari batu pualam putih, di bawah
bokor itu terdapat dua pasang supit dari gading.
Su-cia itu mengambil supit, masing2 dipegang dalam
tangan kanan dan kiri. Kemudian ia menyumpit benda dari
dalam bokor itu. Bentuknya seperti kalung dari prada perak.
Dengan hati2, Su-cia lalu menempelkan kalung prada perak
itu pada dada Hoa Sin. Setiap kali ia gunakan ujung sumpit
untuk menekan kalung prada itu.
Pada saat Su cia melepaskan kalung prada itu dan
meletakkan kembali supitnya di dada Hoa Sin telah berhias
sebuah lukisan bunga teratai perak.
"Ya, selesai. Silahkan menunggu di sana."
"Hong Hong tojin, ketua Go bi pay, harap melakukan
upacara sumpah.”
Hong Hong tojinpun maju dan melakukan upacara2 seperti
yang dilakukan Hoa Sin tadi.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Setelan selesai ia disuruh berjajar ke tempat Hoa Sin.
Kemudian Ceng Sian suthay. Hanya ketika disuruh buka
dada, Ceng Sian suthay menolak. Ia hanya mau melakukan hal
itu apabila yang menempelkan gambar teratai perak itu juga
seorang wanita.
Akhirnya sucia mengalah dan menyuruh salah seorang
gadis dari rombongannya itu yang melakukan.
Juga Ceng Sian suthay dipersilahkan berkumpul di tempat
Hoa Sin dan Hong Hong tojin. Kini yang mendapar giliran
kakek Lo Kun.
Waktu dilakukan upacara mengucap sumpah terjadi
kehebohan. Kakek Lo Kun mengucap :
" Hari ini aku, Lo Kun, bekas kepala Gi lim kun ( pengawal
istana ), disuruh bersumpah lagi masuk menjadi anggauta
Seng-lian-kau ..... “
Bermula Sucia hendak marah tetapi,, teringat bahwa
sebentar lagi setelah dada kakek dipasang gambar teratai
perak, pikiran kakek itu tentu hilang dan akan tunduk pada
semua perintah Seng lian-kau, maka Sucia itupun tak mau
ribut2.
Juga kakek Lo Kun menolak ketika badannya hendak
dipasangi teratai prada perak.
"Tidak, aku tak mau kalau engkau yang melekatkan. Aku
minta nona manis itu yang melakukan, " kata kakek Lo Kun.
"Jangan banyak tingkah, kakek liar! " Sucia membentak.
"Ho, engkau menolak, kalau begitu lebih baik aku pergi
saja.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Tiba2 telinga Seng-lian Su-cia terngiang oleh suara halus
macam bunyi nyamuk lagi. Suara itu menyuruhnya supaya
meluluskan saja permintaan si kakek gila.
"Hm, mengingat umurmu sudah tak berapa lama, maka
kaucu menurutkan kemarahan hati untuk meluluskan
permintaanmu, " kata Su-cia lalu memerintah seorang gadis
dalam rombongannya untuk melakukan penempelan gambar.
Girang sekali Lo Kun memandang wajah nona yang tengah
menaburkan abu pada dadanya. Memang kakek itu seorang
kakek yang gilah basah. Asal dekat dengan nona cantik, dia
lupa segala apa.
Setelah selesai, kakek Lo Kun disuruh berkumpul ke tempat
Hoa Sin.
Kemudian giliran Blo'on. Juga Bloon tak mau menirukan
semua perkataan Su cia itu tetapi merubahnya :
"Aku Blo'on, putera dari Kim Thian Cong aImarhum,
menyatakan coba2 masuk Seng-lian-kau. Taat dan setya pada
Kim Thian Cong apabila ia Kim Thian Cong yang sekarang ini
benar2 ayahku yang aseli dan yang hidup kembali dari
kuburan ....”
Su-cia marah tetapi kembali dia mendapat perintah dengan
ilmu menyusup-suara supaya membiarkan saja pemuda Blo'on
itu.
Yang terakhir adalah Sian Li. Juga nona ini menolak ketika
disuruh buka dada. Ia minta supaya seorang gadis yang
melakukan pelekatan gambar teratai perak pada dadanya.
Su-ciapun diperintahkan oleh pimpinan Seng lian-kau untuk
meluluskan permintaan Sian Li.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Setelah selesai, Sian Li disuruh berkumpul bersama kawan2
rombongannya.
Kemudian Su-cia memberi hormat kepada Seng-lian-kau
kaucu segera diiring rombongan, tinggalkan lapangan.
Beberapa saat kemudian Ceng lian tong kembali berseru :
"Nah, sekarang kalian sudah masuk menjadi anggauta
Seng-lian-kau. Bagaimana kalian akan ditempatkan dan akan
diberi jabatan apa, nanti kauculah yang akan memberi
amanat."
Rupanya Cong-Laan tongcu itu hendak menguji bagaimana
keadaan rombongan Hoa Sin saat ini.
"Hoa Sin, apakah engkau hendak bicara? ”
"Ya, " sahut Hoa Sin, "kami tetap hendak menuntut
permintaan yang kami ajukan tadi."
"Apa? "
"Kami minta supaya diperkenankan melihat wajah kaucu
Seng-lian-kau. "
Cong-lian tongcu merenung diam. Biasanya ia tengah
menggunakan ilmu Menyusup-suara untuk bertanya kepada
Hek thancu.
Ia mendapat jawaban bahwa permintaan Hoa Sin supaya
diluluskan.
Tak lama kemudian, kaucu Seng-lian-kau tampak
berbangku. Pelahan-lahan dia turun ke bawah.
Sekalian orang yang duduk di deretan kursi berbangkit
memberi hormat. Juga barisan anakbuah Seng-lian-kau yang
berjajar-jajar di empat penjuru keliling lapangan itu serentak
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
tegak dan berseru: "Seng-lian-kau kaucu banswe! Banswe! "
Banswe artinya dhirgahayu atau semoga panjang usia.
Pelahan-lahan dengan diiring oleh dua orang nona, ketua
Seng lian-kau itu menghampiri ke tempat rombongan Hoa Sin.
Lebih kurang dua tombak jauhnya dia berhenti.
"Apakah engkau hendak melihat wajahku? "
"Benar kaucu," seru Hoa Sin.
"Mengapa? "
"Agar kami yakin bahwa kaucu ini adalah Kim tayhiap yang
seperti kami kenal dahulu. "
"Hm ......"
"Apakah kaucu lupa pada kami semua ini? "
"Tidak, " sahut ketna Seng-lian-kau itu, " tetapi yang lalu
biarlah lalu. Sekarang kita harus mulai kehidupan baru. Dulu
kawan, mungkin karena sekarang tak suka padaku, terpaksa
harus kuanggap lawan. Demikian sebaliknya, dulu lawan
sekarang mungkin jadi kawan. "
"Tetapi maaf, kaucu ....... "
"Ya, katakanlah! "
"Bukankah kaucu sudah menutup mata ketika di kediaman
kaucu di gunung Lou-hu san yang lalu? *!
Ketua Seng lian-kau itu tertawa dingin.
"Yang mati itu hanya namaku untuk menyingkiri musuh
yang hendak membalas sakit hati kepadaku. Sekarang setelah
dapat kutundukkan mereka maka akupun hidup kembali dan
mendirikan partai agama baru ini. "
Hoa Sin mendesuh.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Apakah engkau masih kurang yakin dan tetap hendak
melihat wajahku? " tanya ketua Seng lian-kau itu pula.
"Agar hati kami tenang, kami terpaksa mengajukan
permohonan itu," kata Hoa Sin.
"Baik, " kata ketua Seng-lian kau, "tetapi ketahuilah, setiap
anggauta yang hendak melihat wajahku, kelak tentu harus
menerima hukuman."
"O, mengapa? "
" Karena hal itu kuanggap sebagai suatu penghinaan bahwa
kalian tidak mempercayai diriku. "
"Apakah hukumannya? "
“Kelak akan kuputuskan lagi, " sahut ketua Seng-lian-kau,
"yang mesti engkau dan kawan-kawanmu itu harus memotong
salah sebuah bagian tubuhnya selaku penebus dosa."
"Baik, kaucu. "
"Jika demikian, bersiaplah kalian di hadapanku," seru ketua
Seng-lian-kau.
Hoa Sin dan rombongannya segera tegak berjajar di
hadapan ketua Seng-Iian-kau itu. Mereka merasa tegang dan
berdebar-debar menunggu bagaimana sesungguhnya wajah
dari ketua Seng lian-kau yang mengaku sebagai Kim Thian
Cong itu.
Diam2 Cong-lian tongcu heran melihat sikap dan bicara Hoa
Sin. Saat itu sudah berselang sepeminum teh lamanya tetapi
mengapa ketua Kay-pang itu masih terang pikirannya dan
jelas perkataannya?
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Pada hal biasanya, dalam waktu lima menit setelah dadanya
diberi teratai prada perak, orang tentu sudah hilang kesadaran
pikirarnya.
Apakah yang terjadi? Apakah mereka kebal terhadap racun
dalam teratai perak itu? Mulailah timbul pertanyaan dalam
hati kepala barisan Teratai coklat. Tetapi ia belum berani
menduga pasti dan ingin melihat lagi bagaimana
perkembangan mereka lebih lanjut.
Pelahan-lahan tangan ketua Seng-lian-kau itu mulai
bergerak ke atas, memegang ujung kain penutup muka warna
hitam. Pelahan tetapi tertentu, mulailah kain penutup warna
hitam itu diangkat ke atas.....
"Kim tayhiap ...,!" teriak Hoa Sin.
"Kim tayhiap ....!"' demikian Hong Hong tojin dan Ceng Sian
suthay juga ikut serempak berseru kaget.
Memang dalam kain penutup warna hitam itu ternyata
merupakan wajah dari Kim Thian Cong.
"Belum tentu! " tiba2 terdengar suara orang berseru
nyaring.
Sekalian orang terkejut dan mencurah pandang. Ah,
ternyata dia.
"Blo'on, apa katamu? " teriak kakek Lo Kun kepada orang
yang menyangkal itu. Dia memang Blo'on.
"Bolehkan aku melihat dengan dekat wajahmu? " seru
Blo'on.
Kim Thian Cong terkesiap. " Sia ....... “
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Blo'on, apa engkau meragukan wajah ayahmu!" tiba2 Lo
Kun menyerobot sehingga ucapan ketua Seng-lian-kau itu
terhenti setengah jalan.
"Ya, ada sesuatu yang hendak kuperiksa pada muka ayahku
itu,., seru Blo'on.
"Apa? "'
"Nanti saja setelah habis kuperiksa," kata Blo’on.
"Ya, benar, kongcu," cepat Hoa Sin menyusuli kata2. Ia
kuatir Blo'on akan kelepasan omong menjawab pertanyaan Lo
Kun yang kurang pikir itu. Bukankah kalau mendengar apa
yang akan diperiksa Bloon, ketua Seng-lian-kau itu akan
segera ber-siap2 memberi jawaban.
Kakek Lo Kun memang tak dapat berpikir panjang. Seperti
tadi, baru saja ketua Seng-lian-kau itu mengucap 'Sia ... ", Lo
Kun sudah menukasnya. la duga kata2 'sia ..." itu tentu
berkelanjutan dengan kata 'siapa engkau? " Dengan ucapan
itu tentulah dapat diketahui bahwa Kim Thian Cong itu palsu.
Karena tak mungkin seorang ayah akan lupa kepada
puteranya.
"Hm, jangan engkau kurang ajar terhadap ayahmu.
Masakan seorang anak tak bercaya pada ayahnya? " seru
ketua Seng-lian-kau.
"Ah, kalau benar engkau ayahku, mengapa engkau
keberatan kalau aku dekat kepadamu? "
Blo*on balas bertanya.
Diam2 Hoa Sin terkejut dan memuji akan ketangkasan
bicara Blo'on saat ini.
"Hm, di depan orang banyak engkau berani kurang adat
kepadaku? Baik, kuberi ijin engkau mendekati aku tetapi
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
kalau engkau tak menemukan suatu apa pada diriku, engkau
harus menerima hukuman!"
"Boleh!" sambut Blo'on.
"Aku tak peduli anak atau sahabat. Pokok barang siapa
berani kurang adat terhadap aku ketua Seng-lian-kau, tentu
akan kuhukum. Ingat,! aku bukan Kim Thian Cong pribadi
melainkan ketua Seng-Iian-kau. Kepentingan umum, partai
Seng-lian-kau di atas kepentingan keluarga dan sahabat!"
"Aku bersedia!" seru Blo'on.
"Hm, silahkan engkau datang kemari," ketua Seng-liankaupun
memberi perintah.
Blo'on menghampiri maju. Hoa Sin dan kawan-kawan
tegang sekail. Kalau ketua Seng-lian-kau itu marah dan tiba2
menyerang Blo'on tidakkah anak itu akan berbahaya sekali?
Tetapi mereka tak dapat berbuat apa2 karena saat itu
Blo'on sudah berdiri pada jarak dua langkah di hadapan Kim
Thian Cong. Dan ternyata ketua Seng-lian-kau itupun tak
bertindak apa2.
Kim Thian Cong berhadapan dengan Blo’on. Ayah dan
putera saling berhadapan dan saling pandang memandang
dengan tajam.
"Sudah jelaskah engkau? " tanya Kim Thian Cong.
"Ya."
"Bagaimana? "
"Engkau bukan ayahku!"
Kim Thian Cong terkejut.
"Apa katamu? " serunya keras.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Kurasa engkau bukan ayahku!"
"Anak sial!" damprat ketua Seng-lian-kau, “Bagaimana
engkau berani mengatakan begitu? "
"Apa aku boleh menyatakan pendapat? " tanyanya "Bukan
saja boleh tetapi memang harus. Engkau berani mengatakan
aku bukan ayahmu, harusnya memberi keterangan2 dan bukti.
Kalau tidak, maka tak peduli engkau anak atau bukan, tentu
kuperintahkan supaya kepalamu di penggal!"
"Pertama," kata Blo'on, "engkau tampak lebih muda dari
ayahku. Pada saat sekarang sudah terpaut hampir delapan
tahun aku berpisah dengan ayah. Engkau semakin tua,
kebalikannya engkau semakin muda."
Ketua Seng-lian-kau tertawa.
"Engkau memang anak tolol! Paling akhir aku telah
menemukan ramuan obat untuk membikin diriku awet muda.
Soal itu bukan suatu hal yang mengherankan bagi setiap kaum
persilatan yang mengerti ilmu obat2an. Tahu!"
"Hm," desuh Blo'on.
"Sudah? Apakah masih ada lagi? " tanya ketua Seng-liankau,
"kalau memang masih, hayo, katakan."
"Memang masih!"
“Ho, hayo, bilang!" ketua Seng-lian-kau menantang dengan
suara garang.
"Baik," kata Blo'on, "aku hendak mengatakan satu bukti
yang tak terdapat pada dirimu. Ayahku mempunyai tahi lalat
pada ujung daun telinga sebelah kanan. Tetapi engkau tidak.
Aku tahu jelas akan tahi lalat ayah itu. Karena dulu ketika
masih kecil aku sering di bopong, di timang2 dan aku sering
memegang daun telinga ayah."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ketua Seng-lian-kau pucat seketika ....
Jilid 46
Anggauta pimpinan Seng-lian-kau terkejut melihat
perubahan airmuka ketua mereka. Tetapi cepat wanita
setengah tua yang masih cantik, berjubah kuning dengan
lukisan teratai putih, berseru : "Engkau memang seorang anak
yang kurang ajar, berani membuat malu ayah sendiri!" ia
menuding Blo'on.
"Eh, perempuan, jangan sembarangan memaki cucuku
Blo'on," seru kakek Lo Kun seraya deliki mata.
"Mengapa engkau menuduh aku tak menghormat orangtua?
" seru Blo'on.
"Engkau minta melihat wajah ayahmu, sudah diluluskan.
Kawan-kawanmu tadi pun sudah mengakui kalau ketua kami
memang benar Kim Thian Cong kaucu. Sekarang engkau ganti
acara, cari alasan soal tahi-lalat."
"Memangnya begitu sih," dengus Blo'on, apakah aku harus
mengatakan lain? Memang ayahku mempunyai tahi-lalat pada
ujung daun telinganya yang kanan."
"Hm, kalau benar mempunyai tahi-lalat engkau pasti
mengakui kaucu sebagai ayahmu yang aseli? " wanita itu
menegas.
"Ya."
"Baik. silahkan engkau memeriksa telinga kaucu."
Belum Blo'on menyahut, Lo Kun sudah maju ke samping
ketua Seng-lian-kau dan mengamati daun telinganya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Bohong! Tidak ada apa-apanya," serentak kakek itu
berteriak.
"Kakek gila!" bentak wanita yang disebut Hek thancu itu,
"yang engkau periksa telinga kiri? padahal yang tumbuh tahilalatnya
telinga kanan!"
"O," kakek Lo Kun terus berkisar ke sebelah kanan dan,
"celaka .....!"
Blo'on dan tokoh2 lain terbeliak.
"Kenapa? " seru Blo'on.
"Ada tahinya!" teriak Lo Kun.
"Tahi apa? ”
"Tahi nyamuk!" seru Lo Kun, "warnanya hitam seperti
kedelai."
"Kakek gi!a.'" bentak Hek thancu, "bukan tahi nyamuk tapi
tahi lalat."
"Perempuan katak!" Lo Kun balas membentak, "masakan
aku yang sudah begini tua tak tahu membedakan tahi-lalat
dengan tahi nyamuk. Kalau tahi-lalat tentu melekat didalam
kulit tetapi yang berada pada telinga ayah Blo'on itu hanya
melekat pada kulit."
"Jangan banyak mulut, kakek liar!" bentak Hek thancu, “ini
bukan urusanmu. Yang berhak meneliti adalah pemuda ini
karena dialah putera dari Kim kaucu. Sekarang silahkan
engkau memeriksanya," dia terus mempersilahkan Blo'on.
Blo'on maju dan berhenti pada jarak dua langkah dari ketua
Seng-lian-kau. Ia memandang ujung telinga sebelah kanan
dari ketua Seng-lian-kau itu. Lama sekali dengan melongo.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Bagaimana? Bukankah engkau sudah puas dengan bukti
yang engkau lihat? " tegur Hek thancu.
"Ya."
"Bukankah sekarang engkau percaya? "
"Ya."
"Jika begitu, lekaslah engkau menghaturkan hormat dan
mohon maaf kepada ayahmu “.
"Buat apa? " Blo'on mengerut dahi.
"Bukankah dia, Kim kaucu, itu ayahmu? "
"Ya, benar. Tetapi dia sudah meninggal dunia”.
"Hah? " Hek thancu terbelalak, "apa katamu? "
"Ayahku yang aseli sudah meninggal di gunung Lou-hi-san."
"Gila! Inilah Kim Thian Cong tayhiap yang sekarang menjadi
kaucu dari Seng-lian-kau. Dia adalah ajahmu."
"Engkau boleh mengatakan begitu tetapi aku pun bebas
tidak mengakui."
"Bukankah permintaanmu untuk menandai bukti tahi-lalat
pada telinganya sudah terpenuhi? "!
"Ya."
"Lalu? "
"Lalu? "
"Ternyata tidak ada tahi-lalatnya."
"Hai!" Hek thancu berteriak kaget lalu menghampiri ke
samping ketua Seng-lian-kau.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ia berdiri tegak memandang kaucu itu. "Kauou, aku telah
menjentikkan sebutir bubuk hitam ke telinga kaucu. Maafkan.
Agar pemuda itu menganggapnya sebagal tahi-lalat.” Hek
thancu gunakan ilmu Menyusup suara untuk memberi laporan
kepada ketua Seng lian-kau.
"Hm. memang tadi kurasa ada suatu benda lembut yang
menempel pada ujung telingaku. Tetapi beberapa kejab
kemudian, benda lembut itu hilang……” kaucu Seng-lian-kau
menjawab juga dengan ilmu Menyusup suara.
Hek thancu pucat. Jelas di tempat itu tentu terdapat
seorang ko-jin yang hebat.
"Lalu bagaimana, kaucu? Mohon kaucu suka memberi
petunjuk," kata Hek thancu.
Kaucu Seng-lian-kau tak menyahut melainkan memandang
Blo'on dan berkata:
"Soal tahi-lalat, memang aku lupa untuk mengatakan
kepadamu," katanya kepada Blo'on. “memang benar di ujung
telingaku yang kanan tumbuh sebuah tahi-lalat. Tetapi pada
suatu hari, tahi-lalat itu makin membesar dan sakit. Terpaksa
kuhilangkan saja."
"Tidak bisa!" teriak Lo Kun, "engkau tak berhak
menghilangkan tahi-lalat itu."
"Hah? * kaucu Seng-liang-kau terbeliak. "Tahi-lalat adalah
pemberian orangtuamu sejak engkau dalam kandungan. Itu
sebagai cap pengenal dari dirimu. Masakan enak saja engkau
menghilangkannya!"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Kakek gila." seru kaucu Seng-lian-kau, "tahi lalat itu
milikku sendiri. Aku berhak sepenuhnya untuk menghilangkan
karena kuanggap dapat menimbulkan bahaya."
"Engkau manusia durhaka!" teriak Lo Kun makin ngotot,"
berani membuang pemberian mamahmu!"
"Kakek gila, jangan kurang ajar engkau!” Hek thancu
kebutkan lengan jubahnya. Tahu2 Lo Kun mencelat sampai
setombak jauhnya. Dia terhuyung-huyung dan rubuh.
"Perempuan hitam, engkau berani mendorong aku!" Lo Kun
melenting kearah Hek thancu.
"Tunggu. kakek!” tiba2 Blo'on mencegah, “biar urusanku
selesai dulu. Jangan kakek mengganggu."
"Engkau lebih tahu aturan," seru Hek-tancu, "dan tentunya
engkau juga mau mengakui kaucu sebagai ayahmu, bukan? "
"Tidak!" sahut Blo'on, “dia lebih muda dari mendiang
ayahku dan tak punya tahi-lalat pada daun telinganya. Jelas
dia bukan ayahku."
“Hm, jika demikian." seru Hek thancu, "jangan harap
engkau mampu keluar dari tempat ini.”
"O, engkau hendak memaksa aku supaya mengaku ayah
kepada orang yang bukan ayahku? "
"Engkau mau mengakui atau tidak tetapi kaucu kami tetap
Kim Thian Cong kaucu!"
“Terserah, itu urusanmu!" teriak kakek Lo Kun, "kami tetap
tak mengakui. Blo'on, hayo, kita pergi!"
"Jangan," sahut Blo'on, "tujuan kita kemari adalah untuk
membikin perhitungan dengan orang yang mengaku sebagai
ayahku dan hendak menguasai dunia persilatan."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"O, kamu memang sengaja bermaksud begitu? " tegur Hek
thancu lalu berpaling kearah rombongan Hoa Sin, "apakah
kalian juga begitu? "
"Kami juga mempunyai beberapa pertanyaan yang hendak
kami ajukan kepada Seng-lian-kau kaucu," kata Hoa Sin.
Hek thancu terkejut. Mengapa rombongan Blo'on rata2
masih sadar pikirannya. Apakah bunga teratai perak itu tak
mempan terhadap mereka? "
"Dan apakah kalian setiap orang juga hendak bertanya? " ia
coba menguji lain2 rombongan Blo’on, Ternyata Ceng Sian
suthay, Hong Hong tojin dan Sian Li juga mengiakan. Kini Hek
thancu makin berkesan jelas bahwa rombongan Blo'on masih
sadar pikirannya.
Hek thancu menghadap kaucu Seng-lian-kau yang
sementara itu sudah kembali ke tempat duduknya.
"Kaucu, rombongan orang2 itu hendak minta ijin
menghaturkan pertanyaan kehadapan kaucu," kata Hek
thancu.
"Tidak perlu," sahut kaucu Seng-lian-kau, “suruh mereka
pilih. Mau masuk Seng-lian-kau atau dibasmi!”
Hek thancu kembali kepada rombongan Blo'on dan
menyampaikan kata2 kaucu.
"Kaucu telah manurunkan perintah, kalian mau masuk
Seng-lian-kau atau dihancurkan!"
"Sebenarnya, kami seluruh partai2 persilatan sangat
menghormat dan mengagumi peribadi Kim Thian Cong
tayhiap. Dulu Kim tayhiap pun kami anggap sebagai pemimpin
dunia persilatan. Sudah tentu sekarang pun kami tetap taat
dan patuh kepadanya. Hanya saja karena kami semua
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
mengetahui bahwa Kim tayhiap telah menutup mata di
gunung Lou-hu-san, maka betapa kejut perasaan kami ketika
mendengar bahwa di gunung Hongsan ini berdiri sebuah
partai Seng-lian kau yang dipimpin Kim tayhiap."
Berhenti sejenak Hoa Sin melanjutkan : "Namun persoalan
ini amat besar dan penting sekali bagi dunia persilatan.
Sebelum kami memutuskan untuk menggabung atau tidak,
kami mohon supaya diluluskan mengajukan pertanyaan
kepada Kim tayhiap agar perasaan kami lebih mantap dan
percaya penuh."
"Tadi kalian minta untuk melihat wajah Kim kaucu dan telah
diluluskan. Sekarang kalian hendak mengajukan pertanyaan
lagi. Hal itu sungguh keterlaluan sekali. Seng lian-kau dan
kaucu, bukan tokoh yang mudah dipermainkan. Sekarang
tinggal pilih, tunduk atau mati!"
"Ganas!" teriak Lo Kun," kalau begitu engkau hendak main
paksa!"
"Kakek gila, jangan banyak mulut. Siapkan pesan2mu
kepada anak dan isterimu. Karena sebentar lagi engkau akan
menuju ke neraka."
"Aku tidak punya anak dan isteri. Perempuan hitam, engkau
sudah tua dan hitam. Sekali pun aku begini tua, juga tak mau
mengambilmu sebagai isteri. Tetapi jangan engkau menyiksa
gadis2 cantik itu. Apakah mereka juga hendak engkau paksa
menjadi perawan tua? Begini saja. Aku akan memilih salah
seorang yang cantik. Aku berjanji takkan menyia-nyiakan dia.
Dia tentu lebih bahagia menjadi isteriku daripada menjadi
perawan tua disini."
Bukan main marah Hek thancu.
“Coba engkau buka mulut lagi!” teriaknya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"A...." baru kakek Lo Kun membuka mulut, dia tak dapat
melanjutkan kata-kata lagi. Mulutnya ternganga, mata
mendelik.
Hoa Sin, Ceng Sian suthay, Hong Hong tojin terkejut. Jelas
Lo Kun telah terkena angin tutukan. Karena yang menyuruh
itu Hek thancu terang yang menutuk itu pun Hek thancu.
Tetapi thancu itu tak melakukan suatu gerak apa2 dan masih
tetap tegak ditempatnya.
"Kek-gong-tiam-hiat yang sakti!" diam2 ketiga ketua partai
persilatan itu membatin. Mareka makin terkejut akan
kepandaian Hek thancu yang memiliki ilmu Kek-gong-tiam-hiat
atau Menutuk-jalandarah-dari-jauh yang begitu sakti.
"Kenapa? " tegur Blo'on melihat kakek Lo Kun ngangakan
mulut tetapi tak dapat bicara.
"Suko, dia terkena tutukan sakti dari wanita berkulit hitam
itu," bisik Sian Li.
Hoa Sin menghampiri dan menutuk jalan-darah pada
kerongkongan Lo Kun. Tetapi ia tak berhasil. Mulut Lo Kun
tetap menganga.
Hoa Sio kerutkan dahi. Ceng Sian suthay mencoba, tapi
gagal. Hong Hong tojin juga tak mampu menolong.
"Bagaimana Hoa pangcu? " tanya Blo'on.
"Dia terkena ilmu tutukan istimewa. Kami bertiga tak
mampu menolong," kata Hoa Sin.
"Lalu bagaimana? "
"Terpaksa untuk sementara kakek Lo Kun harus buka mulut
terus. Setelah dapat menundukkan wanita itu baru kita dapat
menyuruhnya membuka jalandarah paman Lo Kun."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Celaka!" seru Blo'on. "sampai berapa lama kakek Lo Kun
harus menganga begitu? "
Blo'on menghampiri kakek Lo Kun dan terus memegang
mulutnya, hendak dibungkam.
"Jangan kongcu," cegah Hoa Sin, "kalau menggunakan
kekerasan dikuatirkan jalan-darah paman Lo akan putus.
Kongcu memiliki tenaga-dalam yang kuat."
"Kalau jalandarahnya putus, lalu bagaimana keadaannya? "
"Mulutnya tak dapat digunakan lagi. Tidak dapat menganga
dan mengatup seperti mulut biasa."
"Ha, ha, ha ...," Lo Kun berkata-kata tetapi tak dapat
membentuk kata2. Ia menuding mulutnya.
"Maaf, kakek, kami tak dapat menolong. Untuk sementara
biar begitu dulu," kata Blo'on.
Kakek Lo Kun berjingkrak marah.
Dia berusaha untuk menutup mulutnya tetapi tak mampu.
"Kakek Lo, kulumlah mustika ini." Tiba2 Sian Li memberikan
mustika burung Hong hijau kedalam mulut kakek itu.
"Nah, itu suatu pelajaran. Siapa yang banyak mulut, tentu
akan mengalami nasib seperti dia," saru Hek thancu.
Rombongan Blo'on lalu dipersilahkan duduk di deretan kursi
paling bawah. Letaknya disebelah samping kanan gelanggang.
"Cong thancu, silahkan tampil untuk melayani mereka."
seru Hek thancu. Sesungguhnya Hek thancu itu adalah congthancu
atau kepala dari para thancu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Cong-thancu atau kepala kelompok barisan Teratai coklat,
segera berbangkit dan dengan langkah tenang maju ke tengah
gelanggang.
"Aku, Giok-bin-hou, thancu dari Cong-liau kun perkumpulan
Seng-lian-kau, mengemban perintah dari cong-thancu untuk
melayani kehendak tetamu2. Silahkan maju ke gelanggang
untuk menguji kepandaian."
"O, itu yang pernah kusemprot mukanya dengan bakso,"
kata Lo Kun, "biar aku saja yang menghadapi."
Ternyata dia sudah sembuh dan terus maju tetapi dicegah
Hoa Sin.
"Jangan lopeh," kata ketua Kay pang, "kita harus menyusun
tenaga untuik menghadapi mereka. Lihatlah, kelima thancu itu
masih ada. Mereka tentu memiliki kepandaian yang sakti."
"Maksudmu? " tanya Lo Kun.
"Kita atur siapa yang harus menghadapi mereka. Misalnya,
akulah yang akan menghadapi thancu teratai merah itu.
Sedang wanita yang mengenakan jubah teratai hijau itu
biarlah Ceng Sian suthay yang menyamhutnya."
"Dan pemuda yang pernah kusemprot bakso itu, siapa yang
harus maju menyambutnya? "
"Biarlah aku saja, Hoa pangcu," jawab Sian Li ajukan diri.
"O, engkau ...."
"Jangan, budak perempuan," Lo Kun pun ikut melarang,"
pemuda itu bermata keranjang. Dia nanti akan
mempermainkan engkau!"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hoa pangcu, rasanya aku masih sanggup untuk
menghadapinya. Mungkin aku tak dapat mengalahkan tetapi
aku pun tak sampai kalah," Sian Li mendesak.
Hoa Sin mengangguk. Tampak mulutnya berkomat-kamit
tetapi tak bersuara.
"Nona Liok, jangan meremehkan lawan. Gunakan siasat
agar dia lengah dan memandang rendah kepandaianmu. Jika
perlu pikatlah perhatiannya…..”
Sian Li terkejut ketika telinganya terngiang suara halus
macam nyamuk mendenging. Tetapi ia segera mengetahui
bahwa yang bicara itu adalah Hoa Sin dengan menggunakan
ilmu Menyusup-suara.
Siam Li mengangguk.
“Hoi pangcu, terima kasih. Aku hendak menghadapi thancu
itu," kata Sian Li seraya malangkah maju ke gelanggang.
Blo'on terkejut. Ia memandang Hoa Sin dengan pandang
bertanya. Tetapi ketua Kay-pang itu hanya tersenyum.
"Eh, Hoa pangcu, mengapa engkau merelakan dia pergi?
Awas, kalau dia sampai kena apa2, aku akan meminta ganti
kerugian kepadamu," kata Lo Kun.
Sementara Itu Sian Li sudah berhadapan dengan Congthancu
Giok-bin-hou. Sesuai dengan gelarannya Giok-bin-hou
atau si Rase-kumala, pemuda itu memang berwajah putih dan
bening seperti kumala.
"O, engkau nona cantik," seru Giok-bin hou, "apakah dalam
rombonganmu sudah tiada jago lelaki sehingga harus engkau
yang maju? "
"Banyak sekali tetapi pimpinanku cukup menganggap aku
akan dapat menghadapi engkau," sahut Sian Li.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"O, sayang," Giok bin-hou tertawa, "nona secantik engkau
mengapa harus mati muda? "
"Kuharap engkau mau memberi kelonggaran. Syukur
engkau mau mengalah."
"Ohh," Giok-bin-hou terkesiap, "apa maksudmu? ”
"Semua mata telah tercurah kepada kita. Terutama kawankawanmu
dari Seng lian-kau menaruh perhatian besar
kepadamu. Mari kita segera memulai," sahut Sian Li.
"Silahkan engkau mulai dulu, nona."
Sian Li tak mau banyak bicara lagi. Ia terus membuka
serangan dengan jurus Giok-li-san-hoa atau Bidadari-menebarbunga.
Kim Thian Cong memang memberi "pelajaran lain pada
ketiga muridnya. Kepada murid kesatu, Tio Goan Pa,
digembleng dengan ilmu pukulan yang sakti, baik dengan
tenaga-luar mau pun tenaga-dalam.
Kepada murid kedua yakni Kwik Ing Hong, yang mati
terbunuh itu, khusus ditempa dengan ilmu tendangan dan
ginkang yang lihay. Kepada Sian Li, karena memang anak
perempuan, Kim Thiian Cong mengutamakan ajaran ilmu
pedang dan ilmu gin-kang.
Giok-bin-hou menyambut serangan Sian Li dengan tertawa.
Mudah sekali ia menghindar lalu balas menyerang. Sian Li
kalang kabut menghindar mundur. Ia balas menyerang lagi
tetapi untuk yang kedua kalinya, Giok-bin-hou dapat membuat
gadis itu kelabakan.
Jelas menurut pandangan orang2 Seng-lian-kau. Sian Li itu
bukan tandingan Giok-bin-hou. Mereka yakin dalam beberapa
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
saat saja, thancu dari barisan Teratai coklat itu pasti dapat
mengalahkannya.
Serangan Sian Li yang ketiga, berakhir dengan suatu
kekalahan. Sian Li harus loncat mundur beberapa langkah.
"Tarima kasih, nona manis. Tusuk kundaimu ini akan
kusimpan untuk kenangan," Giok-bin-hou tertawa sambil
memasukkan sebatang tusuk kundai kumala kedalam sakunya.
Sian Li pucat. Tetapi diam2 ia girang. Jelas serangan Giokbin-
hou yang hendak menerkam kepalanya tapi, apabila
benar2 dilaksanakan tentu akan membawa maut. Giok-bin-hou
dapat menghantam kepala Sian Li. Tetapi ternyata kepala dari
barisan Teratai-coklat itu tak mau melakukannya.
Tiba2 Sian Li mencabut pedang Pek-liong-kiam, serunya:
"Cabutlah senjatamu!"
"Ha, ha, ha," Giok-bin-hou tertawa, "Untuk menghadapi
engkau, nona, perlu apa harus menggunakan senjata segala?
"
„Pedang tak bermata, jika engkau tak mau, itu bukan
salahku!"
"Tentu," sahut Giok-bin-hou dengan nada jumawa, "kalau
engkau mampu memapas ujung lengan jubahku saja, aku
mengaku kalan."
"Apakah omonganmu itu, dapat dipercaya? "
„Giok-bin hou adalah thancu dari kelompok Cong-lian tin
Seng-lian-kau. Semua pimpinan Seng lian-kau adalah orang
terhormat dan ksatrya!"
Diam2 Sian Li girang. Siasatnya berhasil mengelabuhi
lawan. Dalam penyerangan ia memang sengaja menggunakan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
jurus yang sederhana dan gerakan yang tak begitu hebat.
Giok-bin-hou terkecoh dan menganggap kepandaian nona itu
tak berapa tinggi.
„Baik, bersiaplah." seru Sian Li seraya mengambil sikap.
Berdiri tegak, pedang dijulurkan lurus ke depan dada, tangan
kiri ditebarkan melindungi dada. Kemudian dia mulai
mengangkat pedang ke atas dan tiba2 pedang berhamburan
menghujani lawan.
Murid perempuan dari Kim Thian Cong membuka serangan
dengan ilmupedang Giok-li-kiam atau ilmu Pedang-bidadari.
Giok-bin-hou terkejut melihat gerak serangan lawan. Ia
tahu bahwa nona itu menggunakan ilmu pedang Giok-li-kiam.
Tetapi ia heran mengapa gerakannya begitu cepat dan
dahsyat sekali. Giok bin hou pun segera menggunakan Thianliong-
pat hong-ciang atau ilmupukulan Naga dari-delapan
penjuru.
Thancu dari Seng-lian-kau itu walau pun masih berusia
muda tetapi ternyata memiliki kepandaian yang bebat.
Memang untuk diangkat sebagai thancu Seng-lian-kau, harus
benar2 teruji kepandaiannya.
Sian Li terkejut juga. Ia tak kira bahwa lawan mampu
terhindar dari serangan pedangnya bahkan mampu telah
mengirim pukulan.
„Hm, jika tak mampu mengalahkan dia yang bertangan
kosong, aku sungguh malu sekali," diam2 Sian Li
membulatkan tekad.
Serentak ia berganti dengan ilmupedang Mo-ing-pian-kiam
atau pedang Bayangan-iblis. Ilmupedang itu adalah ajaran dari
orangtua aneh dalam dasar jurang ketika Sian Li dilempar oleh
tokoh dari Thian-tiok dahulu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Hoa Sin, Ceng Sian suthay, Hong Hong tojin terbeliak.
Mereka tak menyangka bahwa Sian Li ternyata memiliki ilmu
pedang yang sedemikian ampuh.
"Gila budak perempuan itu," tiba2 kakek Lo Kun berseru,
"dari mana dia memperoleh kepandaian yang begitu hebat?
Mengapa dia tak pernah bercerita kepadaku? "
Blo'on tak mengerti ilmu silat mau pun ilmu pedang. Dia
hanya tahu bahwa saat itu Sian Li seperti berobah menjadi
puluhan bayangan. Dan dilihatnya pula bahwa lawan pontang
panting tak keruan. Diam2 dia gembira.
Giok-bin-hou kali ini benar2 kelabakan. Dia baru menyadari
bahwa nona yang dihadapannya itu bukan seorang lemah.
Andalkata dia menggunakan senjata, mungkin dia masih dapat
menghadapi. Tetapi dia hanya bertangan kosong dan menilik
angin sambaran pedang itu berhawa dingin dan tajam, jelas
tentu pedang pusaka. Hai Namun karena sudah terlanjur,
terpaksa dia harus berjuang mati-matian untuk membela
kehormatannya.
Tiba2 terjadi suatu adegan yang mengejutkan. Tahu2 Sian
Li mencelat ke udara dan melayang sampai tiga tombak
jauhnya. Dia berjumpalitan dan dapat berdiri dengan tegak.
Rombongan Blo'on terkejut. Mereka mengira Sian Li tentu
menderita pukulan lawan. Bahkan kakek Lo Kun terus lari
menghampiri.
"Hai, budak perempuan, bagaimana engkau? Apakah
engkau terluka? Biar kubalaskan ...."
„Tunggu kakek," seru Sian Li ketika melihat Lo Kun hendak
menghampiri Giok-bin-hou.
"Apa engkau tak terluka? "
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Sian Li gelengkan kepala. "Tidak," katanya, "mari kita
kembali ke tempat duduk,"
Gadis itu terus berjalan memimpin tangan Lo Kun diajak
kembali ke tempat duduk.
"Lho, bagaimana engkau ini? Apakah engkau menang?
Atau engkau menyerah kalah? "
"Tanyakan kepadanya sendiri," bisik Sian Li.
Kakek Lo Kun teras menghampiri kemuka Giok bin hou yang
sementara itu masih tegak terlongong-Iongong.
"Hai, bagaimana engkau? " seru Lo Kun.
Giok-bin-hou diam saja.
"Apakah engkau tuli? " Lo Kun mengulang seruannya.
"Lopeh, apakah engkau tak tahu kalau kain ikat kepalanya
telah terpapas pedang Sian Li? " tiba2 telinga Lo Kun
mendengar suara lembut macam nyamuk mengiang.
"Hai, siapa yang bicara kepadaku? " kakek linglung itu
berteriak dan memandang kian kemari." aneh ... eh, apakah, h
o .... benar2 ...," tiba2 kakek itu berteriak seraya memandang
kearah ikat kepala Giok-bin-hou.
"Sekarang engkau harus mundur. Lihat kain kepalamu telah
terpapas!" seru Lo Kun gembira.
Giok-bin-hou pucat.
"Hayo, engkau punya malu tidak? " teriak Lo Kun," apa
janjimu tadi? "
Tiba2 wajah Giok-bin-hou merah padam.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Tentu, aku tentu memegang janji. Tetapi sekarang aku
hendak membuat perhitungan kepadamu atas tingkahmu
menyemprot kuah bakso pada mukaku tempo hari."
"O, benar, benar. Engkau memang jujur dan memiliki
ingatan tajam. Tapi aku juga tidak lupa. Tempo hari
kusuruhmu menampar mukaku, engkau tak mau. Mengapa
sekarang engkau hendak cari gara2? ”
Bukan main mendongkol hati Giok-bin-hou saat itu. Untuk
menutup malu ia akan mengalihkan kemarahannya kepada Lo
Kun.
"Pokok, sekarang aku hendak balas menampar mukamu,
kakek gila!" serunya seraya maju dan plak, plak .... dengan
suaru gerak loncatan yang luar biasa cepatnya, ia sudah
menampar muka kakek Lo Kun.
Lo Kun terhuyung-huyung mendekap mulutnya yang
berdarah. Kepalanya serasa memancar berpuluh bintang.
Rupanya Giok-bin-hou tak mau memberi ampun. Ia masih
belum puas. Segera ia loncat memburu dan hendak menghajar
kakek Lo Kun lagi.
Tetapi tiba2 sesosok bayangan melesat ke hadapannya dan
membentak:
"Jangan kurang ajar terhadap kakekku!"
"Engkau!" Giok-bin-hou berteriak demi melihat
penghadangnya itu si Blo'on dan tanpa hentikan gerak
tubuhnya yang melaju ke muka, ia terus menghantam dada
Blo'on, Dukkkk .....
Tardengar suara tinju menimpa badan disusul dengan dua
sosok tubuh yaag mencelat masing2 ke belakang. Blo'on
mencelat jungkir balik tetapi dapat berdiri tegak. Sedangkan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Giok bin-hou juga terlempar sampai dua tombak dan masih
terhuyung-huyung mau jatuh. Mukanya merah padam.
Blo'on segera maju menghampiri dan berseru :
"Engkau sudah kalah dengaa sumoayku tetapi masih
hendak menganiaya kakekku!"
"Aku hendak membalas hinaan yang pernah dilakukannya di
rumahmakan kemarin."
"Baik. aku yang akan menerima pembalasanmu itu!" sahut
Blo'on.
Diam2 Giok-bin-hou terkejut heran. Jelas dia dapat
menghantam tetapi pada waktu tinjunya mengenai dada
Blo'on, serasa ditolak oleh tenaga yang dahsyat sekali.
Namun karena pemuda itu sudah maju dihadapannya, Giokbia
hou pun terpaksa harus melayani.
"Kalau engkau mau mewakili nyawanya terserah."
Giok-bin-hou terus bergerak menyerang. Dia gunakan jurus
ilmupukulan yang cepat dan dahsyat. Diserangnya Blo'on
dengan gencar sekali Tetapi alangkah kejutnya ketika
mendapatkan lawan juga bergerak sama, baik jurus mau pun
kecepatannya.
Giok-biu-hou heran. Diserangnya pula Blo'on dengan makin
gencar dan dahsyat. Tetapi dia benar2 heran tak terkira ketika
mendapatkan Blo’on dapat meniru semua gaya serangan dan
kecepatannya.
"Gila, ilmusilat apakah yang dimiliki pemuda gundul ini?
Atau apakah dia menggunakan ilmu sihir dan setan? " diam2
dia membatin.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Tiba2 ia teringat akan sebuah jurus yang disebut Anginmenderu-
hujan-mencurah. Ya, jelas sekali ia menggunakan
jurus itu.
Tiba2 tubuhnya melambung tinggi lalu bergeliatan menukik
kebawah seraya lepaskan dua buat pukulan tangan kanan dan
kiri.
Buru ... bum ...
Terdengar dua buah letupan disusul dengan hamburan
tanah yang muncrat keatas dan bertebaran ke empat penjuru.
Dengan gerak seringan kapas, Giok-bin-hou pun melayang
turun ke tanah. Ia memandang tajam2, menerobos kepulan
debu yang tebal. Ia hendak melihat bagaimana keadaan
Blo'on.
Setelah kabut tanah menipis ia dapat melihat jelas kearah
tempat Blo'on berdiri tadi.
Alangkah kejutnya ketika ia tak melihat bayangan Blo'on.
Dan lebih kaget pula ketika tahu2 dia disekap dari belakang.
Hah …. Ia berontak sekuat-kuatnya. Tetapi segera ia
mengeluh kesakitan karena, sekuat tenaga yang ia gunakan
untuk meronta itu, sekuat itu pula tubuhnya dijepit sekuatkuatnya.
"Hek ...." tekanan yang dideritanya sedemikian hebat
sehingga dia tak dapat bernapas. Pandang matanya gelap,
kepala pun pening.
Sesaat kemudian ia kerahkan segenap tenaga dan berontak
untuk melepaskan diri. Tetapi apa yang dideritanya juga makin
hebat. Sedernikian hebat sehingga tulang rusuknya merasa
patah.
"Kakek, berapa kali dia menamparmu? " seru Blo’on.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Dua kali."
"Kalau begitu, kembalikanlah!"
"Benar," kakek Lo Kun segera melangkah maju dan plat,
plak .......
Kali ini Giok-bin-hou benar2 tak berdaya. Ketika tangan Lo
Kun melayang. dia coba berusaha untuk mengerahkan tenaga
menghindari. Tatapi tangan Blo'on pun segera memancarkan
tenaga yang kuat sekali. Giok-bin-hou coba mengerahkan
tenaga dalam menahan tamparan kedua. Tetapi akibatnya
makin runyam. Apa yang dia lakukan, dia harus menerima
akibatnya. Didalam tubuh dia terlanda tenaga-dalam yang
dipancarkan dari tangan Blo'on, disebelah luar dia harus
menerima tamparan kakek Lo Kun yang marah.
Tiga buah gigi Giok-bin-hou tanggal dan orangnya pun
pingsan. Dia menderita luka-dalam yang parah.
Anggauta barisan Cong-lian-kun atau Teratai-cokelat segera
terhamburan menyerbu tetapi serentak mereka disongsong
tubuh Giok-bin hou yang dilemparkan Blo'on.
Sesaat rombongan barisan Cong-han-kun itu sibuk
menyanggapi tubuh Giok-bin-hou, Blo'on dan Lo Kun pun
segera kembali ketempat duduknya.
Gempar seketika gelanggang pertempuran itu. Giok-binhou,
thancu dari barisan Teratai-cokelat. merupakan salah
seorang thancu Seng-lian kau yang diandalkan
perkumpulannya. Selain masih muda, berilmu kepandaian
tinggi, pun memiliki kecerdasan yang mengagumkan.
Dialah yang mempunyai rencana untuk mendirikan
rumahmakan di kaki gunung untuk melumpuhkan dan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
menculik orang persilatan yang hendak mengganggu Senglian-
kau.
Tetapi dia mempunyai kelemahan, gemar paras cantik dan
bertabiat sombong. Itulah sebabnya dia harus menderita
kekalahan dari Sian Li.
Hek cong thancu segera gunakan ilmu Menyusup suara,
menyuruh Lam kim-kong Wan Tiong maju.
Thancu dari barisan Teratai-biru itu pun segera melangkah
ke tengah gelanggang.
"Kalah menang dalam medan pertempuran, sudah jamak.
Seng-lian kau mengakui dan menghormati lawan yang lebih
sakti," seru kepala barisan Teratai-biru.
Blo'on dan rombongannya memandang kearah Hoa Sin.
Ketua Kay-pang itu dianggap sebagai pimpinan mereka.
"Silahkan Hong Hong totiang maju menghadapi orang itu,"
kata Hoa Sin.
Ketua Go-bi-pay pun menurut.
Setelah saling memperkenalkan diri, maka Lam-kim-kong
atau si Malaekat-malas segera berseru:
“Silahkan totiang memulai. Kami sebagai tuan rumah
seharusnya mengalah terhadap tetamu."
Hong Hong tojin, seorang ketua partai persilatan yang
terkenal seperti Go-bi-pay. Sudah tentu dia bukan tokoh
sembarangan.
Dia membuka serangan dalam jurus Sin-wen-te-kuo atau
Kera-sakti-mempersembahkan buah. Tangan kanan lurus
menghantam kemuka. sedang tangan kiri siap didamping
pinggang.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Lam-kim-kong tak mau menghindar atau pun menangkis.
Dia hanya kampiskan dada dan perut ke belakang. Melihat itu
Hong Hong totiang tebarkan kelima jarinya untuk menusuk
dada lawan. Tetapi alangkah kejutnya ketika jarinya tersedot
oleh tenaga yang kuat. Cepat ia kerahkan tenaga-dalam untuk
menahan. Tetapi pada saat itu tenaga-sedotan itu tiba2
berobah menjadi pancaran tenaga-tolak yang keras.
Tangan Hong Hong tojin tertolak kebelakang sehingga
kuda2 kakinya tergempur mundur selangkah.
Dalam gebrak pertama itu Hong Hong di fihak yang
menderita. Tetapi kekalahan itu memberi pengetahuan
kepadanya bahwa lawannya itu seorang jago tenaga-dalam
yang hebat. Dia harus hati2 menghadapinya.
Selanjutnya pertempuran pun berlangsung seru dan cepat.
Keduanya sama2 mengeluarkan jurus-yang jarang digunakan.
Tiba2 terjadi satu adegan yang menegangkan sekali. Hong
Hong tojin berhasil mendesak Lan-kim-kong dan pada saat itu
dia pun melihat suatu kesempatan yang terbuka.
Sebagai seorang ketua partai persilatan sudah tentu Hong
Hong tojin tahu akan hal itu dan tak mau melewatkan begitu
saja.
Dengan menggerung keras, dia gunakan jurus Thui-gongong-
gwat atau Mendorong jendela-melihat rembulan. Kedua
tangan mendorong sekeras-kerasnya ke dada lawan.
Kung.....
Tiba2 Hong Hong tojin terkejut ketika mulut Lam-kin-kong
mendengkung keras. Segumpal angin yang keras melanda ke
muka ketua Go-bi pay. Ketua Go-bi-pay tak menyangka sama
sekali lawan akan menggunakan semburan tenaga-dalam dari
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
mulut. Jarak demikian dekat dan seluruh perhatiannya telah
ditumpahkan kearah kedua tangannya yang sedang
menghantam dada lawan.
Terdengar dua buah teriak tertahan disusul oleh dua sosok
tubuh yang mencelat ke belakang.
Ternyata Hong Hong tojin telah gunakan pukulan Gungoan-
ciang yang hebat. Ia tak percaya lawan mampu bertahan
dari pukulannya itu.
Memang Lan-kim-kong Wan Tiong mencelat sampai
setombak jauhnya tetapi dia dapat berdiri tegak. Sedangkan
Hong Hong tojin terhuyung-huyung beberapa langkah lalu
jatuh terduduk. Ketua Go-bi-pay itu pejamkan mata,
menyalurkan pernapasan. Menilik wajahnya yang pucat, jelas
ketua Go-bi-pay itu tentu menderita luka dalam yang cukup
berat.
Lam-kim-kong tertawa mengejek lalu mulai maju
menghampiri lagi. Melihat itu Blo'on segera maju ke
gelanggang.
"Eh, mengapa engkau muncul? Apakah mau main kerubut?
" tegur Lam-kim-kong.
"Tidak," sahut Blo'on. "Hong Hong totiang sedang
melakukan pernapasan. Mungkin menderita luka.
"Lalu? "
"Akulah yang akan menggantikan!"
"Engkau mengakui fihakmu kalah? "
"Ya."
"Hm, dia belum mampus."
"Apakah perlu harus sampai mati? "
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hanya dua pilihan, mati atau menyerah."
"Apa maksudmu dengan menyerah itu? "
"Menjadi anggauta Seng-lian-kau dan tunduk pada semua
peraturannya."
Blo'on tertawa.
"Pertandingan ini secara rombongan, bukan perorangan.
Jika semua rombonganku kalah, barulah rombonganku
menyerah kepada Seng-lian kau. Bukankah yang tadi, fihakku
juga merebut kemenangan? "
Hoa Sin, Ceng Sian suthay dan lain2 diam2 terkejut girang
mendengar bantahan Blo'on. Mereka heran mengapa
mendadak sontak pikiran Blo'on begitu terang.
"Ho engkau menghendaki pertempuran secara
keseluruhannya? "
"Apakah tidak begitu? Apakah harus satu demi satu
dianggap kalah atau menang. Jika engkau mengira bahwa
fihakku yang kalah harus ikut Seng-lian-kau maka menurut
keadilan, fihakmu yang kalah pun harus ikut aku!"
"Jangan, Blo'on.! Perlu apa memelihara mereka!" tiba2
kakek Lo Kun berseru.
"Sudahlah, Jangan banyak bicara. Mari kita segera
bertempur," seru Lam-kim-kong yang rupanya agak terdesak
dalam pembicaraan.
"Silahkan!" sambut Blo'on.
Lam-kim-kong gemas dengan Blo'on karena pemuda gundul
itulah yang dapat mengalahkan Giok-bin-hou. Diam2 ia
hendak cari pahala. Apabila dapat membekuk Blo'on,
bukankah pangkatnya akan naik dalam Seng lian-kau?
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Engkau tetamu, engkaulah yang memulai, saru Lam-kimkong.
Dia tetap pegang gengsi sebagai tuanrumah.
"Tetapi aku tak dapat menyerang," seru Blo’on, "engkau
saja yang menyerang, baru aku dapat membalas."
Mendengar itu Hoa Sin dan lain2nya terkejut. Apabila Lamkim-
kong sampai mengetahui bahwa Blo'on tak mengerti
ilmusilat, bukankah hal itu akan merugikan Blo'on.
"Baik." untunglah Lam-kim-kong tak mau bertanya lebih
lanjut. Dia ingin cepat2 meringkus Blo'on.
Serangan dibuka dengan sebuah terjangan dalam jurus
Hek-hou thou-sim atau Macan hitam-menerkam-hati. Sambil
loncat, tangannya menerkam dada.
Blo'on terkejut, Serentak memancarkan tenaga sakti Ji-ihsin-
cang dalam tubuhnya. Dia ingin menghindar dari terkaman
maut itu. Dan segera menjejak tanah untuk loncat keatas,
wut....
Lam-kim-kong Wan Tiong adalah seorang thancu dari Senglian-
kau. Dia memiliki ilmusilat yang tinggi terutama ilmu
tenaga-dalam yang di semburkan dengan mulut. Ha-ma-kang
atau ilmu-sakti Dengung-katak.
Demikian nama ilmu semburan tenaga dalam dari mulut itu.
Dan lebih ganas lagi, dia sering mengumur bubukan racun.
Hong Hong tojin tadi pun terkena semburan tenaga dalam
yang mengandung bubuk racun. Itulah sebabnya maka ketua
Go bi-pay itu gelap pandang matanya dan rubuh. Dia terkena
semburan tenaga-dalam beracun.
Lan kim-kong mengira sekali terkam dia pasti dapat
mencengkeram dada Blo'on lalu hendak dirobeknya, Tetapi
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
alangkah kejutnya ketika ia hanya menubruk bayangan
kosong. Blo'on seolah hilang dari pandangannya.
"Hayo aku disini!" seru Blo'on.
Lam kim-kong terkejut dan cepat berbalik tubuh ke
belakang. Ia tak mengira bahwa Blo'on sudah berada di
belakangnya.
Sekalian anakbuah Seng lian-kau, terutama barisan Terataibiru
menahan napas ketika melihat Blo'on melambung ke atas,
melayang melampaui kepala Lan-kim kong dan turun di
belakangnya. Mereka siap akan meneriaki Lam-kim-kong
apabila Blo'on akan menyerang dari belakang. Tetapi ternyata
pemuda itu tak mau melakukan dan hanya berseru memanggil
lawan.
Lam-kim-korg menggeram keras2. Dia segera menerjang
lagi. Dan karena tahu pemuda lawannya itu dapat melambung
keatas maka dia pun sudah menjagai kemungkinan itu.
Tetapi diluar dugaan Blo'on tidak melambung melainkan
menirukan gaya serangan lawan, "Hm, engkau cari mampus!'
dengus Lam-kim-kong ketika tangan kanannya yang
menerkam juga disambut oleh tangan kanan Blo'on yang
menerkam. Ketika kedua tangan saling beradu, dia terus
mencengkeram tangan Blo'on dan meremas sekuat-kuatnya.
"Hah!" Blo'on terkejut dan menepiskan tangannya Rasa
kejut telah memancarkan tenaga sakti Ji ih-sin-kangnya.
Seketika tangan Lam-kim-kong seperti tertolak sebuah
gelombang tenaga-dalam yang dahsyat sekali. Tenaga dalam
yang dipancarkan kearah tangan kanannja tadi seketika
tertolak balik kedalam tubuhnya lagi. Akibatnya hebat.
Tangannya seperti dilontarkan dan karena hebatnya lontaran
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
itu tubuhnya sampai ikut berputar-putar deras seperti
gangsingan.
Pada saat dia dapat menguasai dan menghentikan putaran
tubuhnya, ternyata tanah yang dipijaknya itu telah melesak
sampai sejari dalamnya.
Tardengar pekik kaget orang2 Seng-tian-kau. Belum pernah
selama ini mereka menyaksikan pertempuran yang begitu
aneh dan luar biasa.
Pucat wajah Lam kim-kong Wan Tiong. Saat itu baru dia
menyadari akan suatu keanehan yang luar biasa pada diri
pemuda gundul yang mengalahkan Giok bin-hou thancu
barisan Teratai-cokelat tadi.
Mengapa pemuda gundul itu mampu menirukan semua
gaya dan gerak jurus serangannya? mengapa pula pemuda
gundul itu dapat memancarkan tenaga dalam penolak yang
sedemikian aneh dan sakti?
Dikata aneh karena tubuh pemuda gundul itu seperti
menerima saja gelombang serangan tenaga-dalam tetapi tiba2
gelombang tenaga-dalam itu memantul balik kepada
penyerangnya. Dikata sakti karena ilmu memantulkan balik
tenaga-dalam itu termasuk ilmu tataran tinggi.
Lam-kim kong heran, benar2 heran . Namun karena sudah
turun di gelanggang, ia harus berusaha keras untuk
mengalahkan lawan. Cara yang bagaimana ganas dan keji pun
tak peduli, pokok dapat membunuh lawan.
Diam2 Lam-kim-kong pun sudah siapkan rencana. Lalu ia
maju lagi melakukan serangan. Karena tahu lawan tentu
menirukan serangannya. Segera ia memasang perangkap.
Dengan jurus Peck-ho can ki atau burung bangau merentang
sayap, ia merentang kedua tangannya. Dan memang Blo'on
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
pun menirukan gaya itu. Pada saat itu juga Lam kim kong
maju selangkah dan… “kung …..”
“Auh … " terdengar jeritan ngeri ketika tubuh Lam-kim kong
terlempar setombak jauhnya dan mendekapkan tangan ke
muka, meraung-raung seperti serigala sakit gigi.
Apa yang terjadi benar2 mengejutkan sekalian orang. Pada
saat Lam kim-kong mendengkung melancarkan ilmu Ha-makang
beracun, Blo'on menirukan. Racun yang disemburkan
dari mulut Lam-kim-kong disambut pula oleh semburan tenaga
dalam Jih ih sin kang dari mulut Blo'on. Akibatnya Lam-kim
kong tertampar racun dari semburan mulutnya sendiri,
ditambah pula masih terlempar satu tombak.
Lam kim-kong berjingkrak-jingkrak, dengan masih menutup
mukanya dia lari seperti orang gila.
Sesosok tubuh melayang dari deretan thancu2 Seng liankau.
Dengan gesit orang itu memegang tubuh Lam-kim-kong.
“Wan thancu, apa yang terjadi padamu? ”
Namun Lam-kim kong Wan Tiong masih meraung-raung
seperti orang gila. Melihat itu orang tersebut yang bukan lain
adalah Gok mo-ong si Raja-tangis yang menjabat sebagai
thancu barisan Teratai Ungu segera menyambar tangan Lan
kim-kong dan menariknya.
„Ah....." Gok-mo-ong memekik kaget ketika melihat wajah
Lam-kim kong berobah menyeramkan. Penuh dengan bintil2
hitam, kedua biji matanya melotot keluar, "Wan thancu,
engkau terkena racun!"
Lan-kim kong tak menyahut melainkan masih meraungraung
kian kemari. Gok-mo-ong makin terkejut melihat sepak
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
terjang rekannya. Jelas Lam-kim-kong telah buta kedua
matanya.
Ia pun melihat pertempuran tadi. Ketika Lam kim-kong
mendengkung, lawan pun mendengkung dan akitbatnya
segulung cairan warna hitam telah menyimprat ke muka Lamkim-
kong sendiri.
“Ah, dia tentu terkena racun yang disemburkannya sendiri,”
akhirnya Gok-mo-ong menarik kesimpulan. Cepat ia melambai
memanggil seorang anakbuah dan suruh dia membawa Lamkim-
kong masuk.
Setelah itu barulah Gok mo-ong menuju ke tengah
gelanggang. Tetapi ternyata Blo'on sudah tak kelihatan.
Pemuda itu sudah kembali ke tempat duduknya lagi.
Tiba2 Gok-mo-ong menangis, serunya dengan sedih :
"Siapakah diantara rombongan tetamu yang sudi menghibur
kesedihanku? "
Bio'on segera berbangkit.
"Jangan, " cegah Hoa Sin, "kali ini biarlah paman Lo yang
maju."
"Aku? " Lo Kun terkejut.
"Ya, hiburlah dia, orang yang gemar menangis itu, " ujar
Hoa Sin.
Sambil mengiakan Lo Kun segera lari menghampiri ke
hadapan Gok-mo-ong.
"Hai, orang sudah setua engkau mengapa masih suka
menangis? " tegur kakek Lo Kun, " apa yang engkau tangisi?
"
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Sambil menangis, Gok-mo-ong berseru: “Kakek, aku sudah
kehilangan dua orang kawan yang tercinta, bagaimana hatiku
tak sedih? Hanya manusia yang tak punya hati, tentu masih
dapat tertawa. "
Habis berkata Gok mo ong menangis makin keras. Aneh,
tiba2 Lo Kun pun ikut bersedih. Dia diam termenung-menung.
"Celaka," keluh Hoa Sin, "dia terkena serangan tangis Gokmo
ong. "
"Paman Lo, jangan kena ditipu lawanmu. Dia menangis itu
sebenarnya sedang melancarkan ilmu tangis sakti yang
disebut Toan-jong golc-hwa ( ilmu Tangis-penghancur usus) .
Apakah engkau tak takut kalau ususmu putus terburai ke luar?
" tiba2 telinga Lo Kun mendengar kata2 lembut tetapi cukup
jelas.
"Lawanlah dengan tertawa dan tamparlah mukanya. Suruh
dia diam jangan menangis," kembali suara macam ngiang
nyamuk itu melengking ke dalam telinga Lo Kun.
Serentak Lo Kun terperangah. Dia kebas-kebaskan kepala
sampai beberapa kali tetapi agaknya ia masih belum terlepas
dari pengaruh ilmu Toan-jong-gok-hwat.
Plak .... tiba2 ia menampar gundulnya sendiri keras sekali
sehingga gelagapan dan terhuyung-huyung ke belakang.
" Kurang ajar! " sesaat berdiri tegak dia terus memaki,
"mengapa engkau terus menerus menangis? "
Namun Gok-mo ong tak menghiraukan dan masih asyik
menangis. Bahkan makin lama nadanya makin menyayat hati.
Lo Kun maju hendak melakukan perintah orang yang
memberi bisikan tadi. Tetapi baru dua langkah, ia sudah
terhenti, menunduk diam.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Gok mo ong makin keras tangisnya. Tiba2 Lo Kun
mendumprah ke tanah seperti orang yang lunglai tenaganya.
"Celaka, kakek itu terkena Toan-jong-gok-hwat " diam2 Hoa
Sin mengeluh. Karena tahu bahwa sebentar lagi Lo Kun pasti
hancur ususnya, Hon Sin segera hendak maju ke tengah
gelanggang. Tetapi dia kalah cepat dengan Blo'on dan Sian Li
yang serempak lari menghampiri Lo-Kun.
Sebenarnya Bio'on dan Sian Li tak bersepakat lebih dulu.
Hanya karena mereka sayang akan kakek Lo Kun, melihat
keadaan kakak itu, keduanya terus berhamburan dan hendak
manolong.
"Kakek Lo, engkau kenapa? " seru Sian Li seraya
mengangkat tubuh Lo Kun.
"Kasih dia minum obat dan bawa keluar. Aku hendak
menghadapi setan tangis itu,” seru Blo`on yang terus maju ke
muka Gok-mo-ong.
"Hai, berhenti!" teriak Blo'on. Tetapi rupanya Gok-mo-ong
malah memperkeras tangisnya.
Blo'on mendongkol. Dia, maju mengharnpiri hendak
menampar tetapi haw baru beberapa langkah tiba2 dia
terhenti dan terus ikut menangis.
Sudah tentu Hoa Sin dan rombongannya terkejut. Dengan
cemas mereka mengikuti apa yang akan terjadi dengan kedua
orang itu.
"Auhhhhhh ...... " tiba2 Gok-mo-ong melolong
berkepanjangan dan terus terjungkal rubuh.
Gempar sekalian orang menyaksikan hal itu. Sudah tentu
terutama darit fihak Seng-lian-kau. Sesosok tubuh segera
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
melayang ke tengah gelanggang dan memeriksa tubuh Gokmo-
ong. Tiba2 wajah pendatang itu pucat.
“Dia sudah mati ….” serunya tertahan. Berpaling ke
belakang, dilihatnya Blo'on sudah berhenti menangis dan
pelahan-lahan melangkah ke tempat duduknya lagi.
Tiba2 pendatang itu tamparkan tangan kanannya ke arah
Blo'on.
"Kim kongcu, menyingkirlah!”, Hoa Sin yang sejak
pendatang itu turun ke gelanggang selalu mengawasi gerak
geriknya, cepat apungkan tubuh dan manyambar tubuh Blo'on
dibawa menyingkir ke samping.
“Kenapa Hoa pangcu? " terbelalak heran "Dia menyerang
kongcu."
"Menyerang? Mengapa aku tak mendengar gerak
pukulannya sama sekali? ”
Hoa Sin mengangguk.
"Dia adalah Bu Ing Sin-tan si Malaekat-sakti tanpabayangan
yang kini menjadi than cu Seng Tian-kau. Dia
memiliki pukulan yang disebut Bu-ing-ciang. Pukulan itu sama
sekali tak mengeluarkan bunyi dan sambaran angin tetapi
tahu2 lawan sudah rubuh. "
"Oh," desuh Bloon agak kaget, "tetapi bagaimana pangcu
tahu tentang diri orang itu? "
"Dia dulu juga hadir dalam malam terakhir dari
penghormatan jenasah Kim tayhiap. Pada saat melakukan
sembahyang, dia melepaskan ilmu pukulan Bu ing-ciang ke
arah peti jenasah ......."
"Setan, " teriak Blo'on lalu berputar tubuh hendak
menghadapi Bu Ing Sin-kun.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Kim kongcu, kali ini biarlah aku yang menghadapinya.
Harap kongcu suka beristirahat," kata Hoa Sin.
"Tetapi Hoa pangcu, dia memiliki ilmu Bu-ing-ciang yang
hebat ....... "
Hoa Sin tersenyum.
" Aku tahu bagaimana harus menghadapinya."
Akhirnya Blo'oa menurut. Dan majulah Hoa Sin berhadapan
dengan Bu ing Sin kun.
"Selamat berjumpa kembali, Bu lng Sin-kun," Hoa Sin
memberi salam, " tentulah anda masih kenal dengan Hoa Sin,
bukan? "
"Hm, bukankah engkau pengemis yang ikut giat mengurus
pemakaman jenasah Kim Thian Cong dulu? "
Hoa Sin tertawa mengiakan. "Benar, kiranya anda masih
memiliki ingatan yang tajam sekali. Tetapi aku heran,
mengapa tokoh sesakti anda ternyata mau bekerja sebagai
thancu dari Seng-lian-kau."
"Hm," Bu Ing Sin kun mendesuh, "Seng-lian-kau adalah
wadah yang paling tepat untuk kaum persilatan dan tokoh2
sakti. Jika engkau sudah kenal dengan Seng-lian-kau engkau
tentu tak kan malu menjadi anggautanya. Bahkan engkau
merasa bangga karena diterima sebagai anggauta
perkumpulan itu."
Hoa Sin tertawa.
"Terserah saja pada anggapan anda. Tetapi aku, Hoa Sin.
lebih suka jadi raja pengemis dari pada budak Sang-lian-kau."
Merah muka Bu Ing Sin-kun, hardiknya:
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Sudahlah, jangan banyak mulut. Mari kita selesaikan
personlan kita ini."
Kedua tokoh itu pun tak mau banyak bicara lagi. Keduanya
segera terlibat dalam serang menyerang yang hebat. Walau
pun pertempuran dilakukan dengan tangan kosong, tetapi
kedahsyatannya tak berkurang. Bahkan lebih maut dari
pertempuran menggunakan senjata.
Berulang kali pada beberapa kesempatan, Bu Ing Sia-kun
pun melancarkan pukulan Bu-ing-ciang yang lihay tetapi dia
heran mengapa ketua Kay-pang itu tak rubuh.
Ternyata Hoa Sin memang sudah mengadakan persiapan.
Dahulu ketika menerima pukulan dari tokoh Thian-sat-cu pada
malam may-song atau malam terakhir peti jenasah Kim Thian
Cong; berada di rumah, dia tak sampai remuk karena
sebelumnya ia memasang sehelai tikar yang dianyam dari
bahan kulit swat-coa atau ular salju yang berumur ratusan
tahun. Alas itu dapat menahan segala tusukan senjata tajam
dan pukulan sakti.
Pengalaman itu memberi pelajaran pada Hoa Sin, setiap
berhadapan dengan tokoh yang termasyhur sakti, dia selalu
mengenakan penutup dada dari kulit swat-coa itu. Demikian
ketika menuju ke markas Seng-lian-kau, Hoa Sin pun tak lupa
memasang alat pelindung itu, Itulah sebabnya beberapa
pukulan tanpa bayangan dari Bu lng Sinkun selalu disongsong
dengan dada oleh Hoa Sin.
Hoa Sin memang tajam sekali matanya. Dia sempat
memperhatikan bahwa lawan sedang bingung memikirkan
kegagalan pukulan Bu Ing ciangnya. Dalam kesempatan itu
Hoa Sin pun segera melancarkan ilmu pukulan Joh-hong-ciang
atau pukulan Salah-arah yang diciptakannya sendiri itu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Sebagai seorang ketua partai persilatan sebesar Kay-pang
sudah tentu Hoa Sin memiliki ilmu kepandaian yang tinggi.
Ditambah pula dengan kecerdasan otaknya yang tajam, dia
merupakan seorang lawan yang tak boleh dipandang enteng.
Pertempuran antara kojiu lawan kojiu memang berlangsung
cepat dan dahsyat, enak dinikmati. Dengan ilmu Joh-hongciang,
Hoa Sin berhasil memaksa lawan untuk berloncatan
kian kemari. Tetapi Hoa Sin pun tetap mencemaskan pukulan
Bu-ing-sin-ciang atau pukulan tanpa-bayangan dari lawan.
Pada suatu serangan, Hoa Sin berhasil menu tuk bahu kiri
lawan tetapi dia pun terkena pukulan-tanpa-bayangan.
Keduanya terhuyung-huyung mundur.
Bu Ing sin-kun tegak seperti patung sedang Hoa Sin jatuh
terduduk dan muntah daran.
Dari deretan tempat duduk para thancu, turunlah seorang
thancu, menghampiri Bu Ing sin-kun. Dia adalah thancu
wanita dari barisan Teratai Merah, Bau Hong mo li atau Ibliswanita-
angin-gemulai.
Tiba2 si Angin-gemulai Biau Hong moli menutuk tubuh Bu
Ing sin-kun beberapa kali. Bu log sin-kun gelagapan. Ternyata
jalan darahnya telah terkena tutukan jari Hoa Sin. Kini dia
bebas.
Bu Ing sin-kun tersipu sipu merah mukanya ketika
mengetahui apa yang terjadi. Dihadapan segenap pimpinan
dan anakbuah Seng-lian-kau, tarnyata dia tak mampu
mengalahkan Hoa Sin. Benar dia berhasil melepaskan pukulan
Bu-in-ciang hingga lawan muntah darah. Tetapi dia sendiri pun
terkena tutukan ketua Kaypang. Dengan demikian
pertandingan itu serie, tiada yang kalah dan menang.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Sejenak memandang ke sekeliling, la melihat Hoa Sin masih
duduk pejamkan mata. Wajahnya pucat. Seketika timbullah
nafsu jahatnya. Ia segera mengangkat tangannya.
Tiba2 Sian Li dan Blo'on lari ke tengah gelanggang,
menghampiri Hoa Sin.
"Hoa pancu, engkau terbuka? " seru Blo'on.
Sian Li yang tiba lebih dulu segera mendekat ke muka Hoa
Sin. Tetapi sebelum nona itu sempat membuka mulut, tiba2 ia
menjerit dan terjungkal rubuh.
Ternyata Sian Li telah menjadi korban pukulan tanpabayangan
dari Bn Ing sin-kun. Karena berdiri di muka Hoa Sin,
dia menjadi perisai ketua Kay-pang itu.
Melihat itu Blo'on terkejut. Cepat dia menghampiri
sumoaynya –“Sumoay, engkau kena apa? "
Baru dia bertanya begitu, tiba2 dia juga terdorong ke
tempat Sian li. Karena takut menimpa sumoaynya, Blo'on
kerahkan tenaga untuk condongkan tubuh ke samping, lalu
berguling-guling di tanah. Ia fak tahu mengapa tiba2
pantatnya seperti didorong tenaga yang kuat sekali.
Ia loncat bangun dan melihat ke sekelilingnya. Bu Ing Sinkun
dan wanita jubah merah berada tiga tombak jauhnya.
Mungkinkah mereka yang memukulnya? Ah, tak mungkin.
"Kim kongcu, Bu Ing sin-kun curang. Dia memukulmu dari
jarak jauh ....”
Melihat Blo'on celingukan kian kemari dengan wajah heran,
Ceng Sian suthay segera gunakan ilmu Menyusup-suara untuk
memberi tahu kepada anak itu.
Blo'on terbelalak dan memandang kaarah Bu Ing sin-kun.
Namun dia masih terlongong-longong.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Kim kongcu, Bu Ing sin-kun memiliki ilmu pukulan Bu-ingciang
atau ilmu pukulan tanpa-bayangan yang dapat
dilepaskan dari jarak jauh....," kembali Ceng Sian perlu untuk
menyusuli keterangannya lagi. Ia menduga Bio'on tentu
bingung dan tak percaya.
Kali ini Blo'on baru gelagapan sadar. Tetapi baru ia hendak
melangkah, tampak Bu Ing sin-kun mengangkat pula
tangannya. Blo'on pun segera menirukan. Serangkum angin
pukulan melanda, dia terdampar mundur selangkah, Tetapi Bu
Ing sin pun juga terdorong selangkah ke belakang.
Kini Blo'on benar2 menyadari bahwa memang Bu ing sinkunlah
yang menyerangnya. Serentak ia maju menghampiri
dan menuding.
"Hai, engkau, mengapa engkau curang? " serunya.
"Siapa curang? " balas Bu Ing sin-kun. "Hoa pang-cu
memang rubuh. Tetapi engkau pun tegak tak dapat bergerak.
Andaikata tidak ditolong wanita baju merah ini, engkau tentu
masih jadi patung. Engkau dibantu kawanmu, seharusnya
engkau memberi kesempatan kepada fihakku untuk menolong
Hoa pangcu. Mengapa sebelum kita menolong Hoa pangcu,
engkau terus memukul? Apakah itu tidak curang? "
Bu Ing sin-kun merah mukanya. Ia malu karena sampai
tertutuk oleh Hoa Sin. Kini dia dimaki maki oleh seorang
pemuda gundul. Walau pun ia tahu bahwa tadi Giok-bin-hou.
Gok-mo-ong telah dijatuhkan pemuda gundu! itu. Karena
diluap rasa marah karena ditutuk Hoa Sin, ditambah pula
karena melihat perwujudan Blo'on yang tak karuan, serentak
ia tumpahkan kemarahannya kepada pemuda itu.
"Jangan banyak mulut!" tiba2 Bu Ing sin kun mengangkat
tangannya dan terus ditamparkan ke arah Blo'on.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Tiada angin mau pun suatu bunyi yang terdengar dari
tamparan Bu Ing sin-kun itu sehingga Blo'on hampir terkecoh.
Untung anak itu segera menirukan gerak gerik orang.
"Uh....." Bu Ing sin-kun mendasuh kejut ketika tubuhnya
terpental sampai dua langkah ke belakang. Ia terkejut
mengapa tiba2 tenaga-dalam yang dipancarkan melalui
pukulan Tanpa-suara itu membalik dan melanda dirinya
sendiri.
Ia masih belum menyadari dan tetap penasaran. Kini dia
kerahkan tujuh bagian tenaga-dalam dan terus menampar
kearah Blo'on.
Bu Ing sin-kun diakui dunia persilatan sebagai sin-kun atau
ksatrya sakti. Dan pengakuan itu memang ada dasarnya.
Pukulan yang dimiliki tokoh itu memang menggemparkan
kaum persilatan. Entah sudah berapa banyak jago2 silat
ternama yang rubuh di tangannya. Seperti yang terjadi
beberapa detik tadi. Hoa Sin ketua Kay-pang pun muntah
darah karena termakan pukulan Bu-ing-ciang.
Bahkan saat itu dia gunakan tujuh bagian tenaga-dalamnya
untuk menghantam Blo'on, dapat dibayangkan betapa dahsyat
pukulan itu.
Melihat itu Blo'on pun menirukan gerakannya bahkan kali ini
dia menampar lebih keras. Dia marah melihat Bu Ing sin-kun
melukai Hoa Sin dan Sian Li.
Hek .... mulut Bu Ing sin-kun menguak, tubuhnya mencelat
sampai dua tombak. Tiba2 sesosok bayangan melayang dan
menyambar tubuh Bu Ing Sin-kun. Orang itu berjumpalitan di
udara dan bagaikan seekor burung alap2, dia terus
menggondol tubuh Bu Ing sin-kun, melayang turun di luar
gelanggang lalu lari....
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Gempar sekalian orang2 Seng-lian-kau. Dalam rapat besar
yang dihadiri oleh segenap pimpinan dan anakbuah Seng-liankau,
seorang pendatang yang tak dikenal, dapat melarikan
seorang thancu Seng-lian-kau. Hal itu benar2 hampir tak
dapat dipercaya.
B'o'on terkejut tetapi sesaat kemudian dia terus lari
mengejar.
"Hai, tunggu aku, Blo'on," kakek Lo Kun juga terus ikut
mengejar. Dalam beberapa kejap ketiga orang itu pun lenyap.
Jika Blo'on sibuk mengejar, tidak demikiai dengan pimpinan
Seng tian-kau. Mereka tenang2 saja. Sebenarnya Hek congthancu
hendak bertindak tetapi tiba2 ia mendapat kisikan
melalui ilmu Menyusup-suara dari ketua Seng-lian-kau, supaya
tenang dan melanjutkan acara pertandingan. Karena tiada
mendapat perintah, anakbuah Seng lian kau pun tak berani
bertindak.
"Kay-pang pangcu," seru Biau Hong moli, thancu Terataimerah
kepada Hoa Sin yang saat itu masih duduk bersemedhi.
Sementara Sian Li masih menggeletak di tanah, “ayo, engkau
atau siapa dari kawanmu yang melayani aku!"
"Biau Hong moli. akulah yang akan menemani engkau,"
tiba2 terdengar sebuah suara seorang wanita berseru.
Biau Hong terkejut dan berpaling. Ia terkejut karena tidak
mendengar suara apa2 tahu2 di belakangnya muncul seorang
rahib. Dan rahib itu bukan lain adalah Ceng Sian suthay.
"O, engkau Ceng Sian," serunya dengan nada garang untuk
menutupi rasa kejutnya, “rupanya sekarang ilmu
kepandaianmu bertambah sakti."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Jangan terlalu memuji," seru Ceng Sian suthay, "karena
hal itu akan menurunkan nyalimu.”
“Hm," dengan Biau Hong moli.
Ceng Sian suthay menggapai kearah rombongannya supaya
membawa Hoa Sin dan Sian Li. Tiba2 muncul seorang kakek
agak bungkuk, Dia adalah kakek Kerbau Putih yang muncul
bersama Hui Gong siansu, Ang Bin tojin. Sugong In. Mereka
membawa Hoa Sin dan Sian Li keluar gelanggang.
"Biau Hong moli," seru Ceng Sian suthay, "bagaimana
pertempuran ini akan dilangsungkan? "
"Kita cepatkan saja,” sahut Biau Hong, “mari kita pakai
senjata."
Thancu wanita dari Seng-lian-kau itu terus mencabut
pedang. Ceng Sian suthay pun mengeluarkan hud-tim atau
kebut pertapaannya. Sejenak dia mememandang tajam2
kearah thancu dari Seng-lian-kau itu.
Sesuai dengan gelarannya Biau Hong moli atau Iblis wanita
Angin-gemulai, walau pun usianya sudah lebih dari
empatpuluh tahun, tetapi Biau Hong masih mengenakan
dandanan yang menyolok. Mukanya berbedak tebal, bibir
dilumuri gincu merah, sangguInya keatas seperti seorang
perawan. Dan yang nyentrik, sepasang tangan dan kaki wanita
itu mengenakan gelang. Memang Biau Hong seorang wanita
cantik, tetapi dengan cara berdandan yang berkelebihan itu,
menimbulkan kesan kalau dia seorang wanita yang gemar
pelesiran.
"Engkau tetamu, engkau boleh mulai menyerang dulu,"
serunya kepada Ceng Sian.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Rahib yang menjadi ketua dari partai Kun Iun pay ini pun
segera melakukan pembukaan dalam jurus Tang-hong-hud liu
atau Angin-musim rontok-meniup-pohon liu.
Bulusuri dari kebut itu pun segara berhamburan sebagai
hujan mencurah. Namun Biau Hong moli bergeliatan
melayang-layang kian-kemari seraya memainkan pedangnya.
Sepintas pandang gerakannya mirip dengan kupu2 yang
menari-nari diantara curahan hujan.
Kedua wanita sakti itu segera terlibat dalam pertempuran
seru. Kuduanya sama2 memiliki gin-kang atau ilmu
meringankan tubuh yang sakti. Yang satu bagai hujan lebat
yang satu seperti angin gemulai.
Sudah seratusan jurus telah berlangsung namun keduanya
masih belum tampak siapa yang lemah. Bahkan saat itu
hampir sukar diketahui mana Ceng Sian mana Biau Hong.
Untung Ceng Sian mengenakan jubah warna putih dan Biau
Hong pakaian merah sehingga sosok tubuh mereka
merupakan paduan sepasang warna merah dan putih.
Baik dari fihak Seng-lian-kau mau pun dari rombongan Hoa
Sin, sama mengagumi keindahan dan kelihayan dan
pertempuran kedua wanita sakti itu.
Menilik jalannya pertempuran, mereka kuatir pertempuran
itu akan berlangsung lama sekali. Entah sampai berapa ratus
jurus.
Biau Hong mengagumi kesaktian Ceng Sian suthay. Dulu
memang dia pernah bentrok dengan suthay itu ketika dia
kepergok menculik seorang pemuda. Dalam pertempuran itu ia
berhasil mendesak Ceng Sian dan meloloslkan diri.
Tetapi kini dia dapatkan kepandaian rahib ketua Kun-lun
pay itu memang maju pesat dan jauh bedanya dengan dulu.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Untung dia pun sudah mempersiapkan diri untuk meyakinkan
ilmu yang lebih tinggi. Berkat menemukan sebuah kitab
pusaka, dia dapat meyakinkan ilmu gin-kang sehingga
mencapai tataran Coh-siang-hui atau Terbang-diatas-rumput.
Apabila ia lari maka kakinya seolah-olah tak menginjak tanah.
Juga Ceng Sian suthay tak kurang kejutnya melihat
kegesitan lawannya. Ia harus menumpahkan segenap
kepandaiannya agar jangan termakan pedang lawan, Hanya
dengan kesabaran dan ketenangan, barulah ia dapat bertahan
menghadapi Iawan.
Namun betapa ulet dan gigih suatu pertempuran, akhirnya
tentu akan terakhir juga.
Sekonyong-konyong dua buah sinar yang berbentuk suatu
lingkar bundar, meluncur kearah Ceng Sian. Menyusul dua
buah lingkar sinar melayang ke perut Ceng Sian.
“Tring, tring…”
Dua buah lingkar sinar yang menyerang ke muka Ceng Sian
itu tak lain adalah sepasang gelang kumala yang melilit di
tangan Biau Hong moli. Dan pada saat Ceng Sian menangkis
dengan hud-tim, Biau Hong moli ayunkan kakinya susul
menyusul dan kedua gelang kumala pada kakinya pun
meluncur ke perut Ceng Sian.
Bukan kepalang kejut Ceng Sian menerima serangan yang
tak terduga-duga itu. Ia berusaha untuk berkisar ke samping
tetapi pada saat itu juga pedang Biau Hong molli pun sudah
memapas kepalanya. Ceng Sian masih berusaha untuk
menangkis, tring budtimnya terbabat putus. Untung Ceng Sian
masih sempat menundukkan kepala sehingga selamat dari
tebasan pedang. Sekali pun begitu, kain penutup kepalanya
telah terbabat.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Bukan kepalang murka rahib ketua Kun-lun-pay itu. Dia tak
kira kalau lawan akan menggunakan senjata rahasia gelang
kumala yang dipakai pada lengan dan kaki. Sebagai seorang
ketua partai persilatan yang ternama, sudah tentu Ceng Sian
merasa terhina. Lebih baik mati daripada mendapat malu.
Dengan kerahkan seluruh tenaga-dalam, dia taburkan
tangkai hudtim kemuka Biau Hong. Biau Hong gugup. Dia pun
tak menyangka lawan masih dapat menggunakan jurus yang
sedemikian nekad. Cepat dia condongkan kepalanya ke
samping tetapi pada saat itu pula, tangan kiri Ceng Sian pun
sudah menutuk jalandarah pada tulang bahu lawan, tring....
Seketika Biau Hong rasakan tangan kanannya lunglai dan
pedangnya pun jatuh katanah. Tetapi pada saat itu juga Ceng
Sian merintih pelahan, tubuhnya terhuyung-huyung ke
belakang dan rubuh terduduk. Dia termakan gelang kaki lawan
....
Peristiwa itu terjadi hampir serempak. Pada saat Ceng Sian
menutuk, pinggangnya pun terbentur gelang kumala sehingga
tenaganya berkurang. Andaikata tidak, tutukan Ceng Sian itu
tentu akan membuat Biau Hong cacad seumur hidup.
Gemparlah sekalian orang menyaksikan kesudahan
pertempuran itu. Tampak wajah Biau Hong pucat kemudian
merah padam. Sejenak kemudian ia membungkuk, memungut
pedangnya lalu pelahan-Iahan mengharnpiri Ceng Sian yang
saat itu masih duduk pejamkan mata. Dengan mata
memberingas penuh dendam kemarahan, ia segera ayunkan
pedangnya menabas kepala Ceng Sian.
Sekalian orang menahan napas. Bahkan rombongan Hoa
Sin, terdengar ada yang menjerit karena mereka melihat Ceng
Sian masih pejamkan mata.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Auhhhh ......
Terdengar jerit pekikan mengaum dahsyat dan tubuh Ceng
Sian pun terjungkal rubuh ke muka. Tokoh2 rombongan Hoa
Sin menjerit dan hendak maju menolong Ceng Sian. Sian Li
yang saat itu sudah sadar, walau pun tenaga-dalamnya masih
terluka, paksakan diri untuk melangkah ke tengah gelanggang
karena hendak menolong Ceng Sian. Ia tak peduli dan tak
takut pada Biau Hong moli yang masih tegak dengan mata
melotot.
Begitu tiba ditempat dan hendak mengangkat tubuh Ceng
Sian sathay, tiba2 Sian Li menjerit kaget : "Oh....." ia rubuh.
Hong Hong tojin dan Hoa Sin, kakek Kerbau Putih lalu Hui
Gong taysu, berhamburan menolong Sian Li dan Cang Sian
suthay dibawa keluar.
Terdengar sorak gembira dari barisan Seng-lian-kau untuk
menyambut kemenangan Biau Hong moli. Namun thancu
wanita dari Seng-lian kau itu masih tegak seperti patung.
Tidak bergerak, juga tidak bicara apa2.
Tiba2 Hek cong-thancu melayang dari tempat duduknya ke
tanah gelanggang. Ternyata dialah yang pertama curiga atas
keadaan Biau Hong moli. Dengan ilmu Menyusup-suara iameminta
supaya Biau Hong moli kembali ke tempat duduknya.
Tetapi Biau Hong moli tetap diam saja.
Ketika memandang Biau Hong moli, seketika pucatlah
wajah Hek cong thancu. Ia maju mendekat dan memegang
bahu Biau Hong. Tiba2 Biau Hong rubuh. Untung Hek congthancu
sudah memegangi bahunya. Ternyata Biau Hong moli
sudah tak bernyawa. Hek cong-thancu memberi isyarat dan
beberapa anakbuah barisan Seng-lian-kau maju menghampiri
lalu mengangkat tubuh Biau Hong keluar gelanggang.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hm bagus, kalian ini." seru Hek cong-thancu dengan mata
berapi-api dan wajah merah padam, “rahib itu telah berlaku
curang menabur dada Biau Hong thancu dengan jarum
beracun .......*
Gemparlah sekalian orang. Baik dari fihak Seng-lian-kau
mau pun dari rombongan Hoa Sin. Mereka baru tahu bahwa
Biau Hong mati karena tertabur jarum beracun yang dilepas
Ceng Sian suthay.
Sekonyong-konyong udara berhamburan hawa harum dan
sesosok tubuh putih melayang ke tengah gelanggang.
"Ceng Sian suthay memang curang." seru orang itu dengan
suara merdu.
Hek cong-thancu terkejut ketika melihat pendatang
berpakaian putih itu. Seorang wanita yang cantik. Walau pun
umurnya hampir 40-an tahun, tetapi lekuk2 kecantikannya
masih menonjol. Dan tampaknya lebih muda dari umurnya.
Rambutnya bersunting seikat bunga melati putih. Tubuhnya
menyiarkan bau yang harum.
"Eagkau siapa? "* tegur Hek cong-thancu, “dan apa maksud
kedatanganmu kemari? "
"Aku siapa dan apa maksud kedatanganku kemari, tiada
sangkut pautnya dengan engkau maka tak perlu
kuberitahukan. Yang penting, aku hendak menjawab
tuduhanmu kepada Ceng Sian suthay tadi."
Hek cong-thancu terkesiap. Ia melihat sikapnya yang
tenang dan sinar mata dari wanita cantik yang tenang tetapi
berkilat-kilat tajam, Hek thancu menduga wanita itu tentu
berisi kepandaian sakti.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Engkau tak berhak ikut campur urusan ini!" melihat sikap
orang yang getas, Hek cong-thancu pun bernada keras.
" Aku tak ingin turut campur, hanya hendak mengatakan
bahwa Ceng Sian suthay memang curang ....... "
"O," Hek cong-thancu agak legah karena mengira orang
tentu berpihak pada Seng-lian-kau.
" Bolehkah aku memberi penilaian? " seru wanita cantik itu
pula.
"Hm," Hek cong thancu mengangguk.
"Tetapi Ceng Sian suthay terpaksa melakukan kecurangan
itu, " kata wanita cantik itu pula.
"Apa katamu? " Hek cong-thancu terbeliak.
"Kukatakan, Ceng Sian suthay berbuat begitu karena
terpaksa."
"Maksudmu? "
"Dia terpaksa mengimbangi kecurangan Biau Hong moli
tadi. "
"Jangan bicara sembarangan! " bentak Hek cong-thancu.
"Kedua pasang gelang kumala yang dipakai Biau Hong moli
tadi juga mengandung racun. Dan dengan menggunakan
senjata rahasia itu, dia juga curang bahkan yang berbuat
curang lebih dulu! "
"Setan!" Hek cong-thaucu terus ayunkan tangan
menghantam.
Tiba-tiba sesosok tubuh melayang dan menghantam
pukulan Hek cong-thancu dengan tongkatnya, pyarrr.....
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Terdengar bunyi berderak keras dan tahu2 tegaklah di
tengah gelanggang seorang nenek tua dengan mencekal
sebatang bambu kuning.
" Hong Tiok poh-poh! " saru Hek cong-thancu terkejut.
"O, engkau masih kenal aku? " seru nenek yang memang
Hong Tiok pohpoh itu dengan nada dingin.
" Mengapa engkau melindungi dia? Apakah dia kawanmu?
" seru Hek cong-thancu.
"Persetan!" teriak Hong Tiok pohpoh, "aku butuh mencari
engkau! "
"Aku? " Hek cong-thancu tergetar, "mengapa engkau
menangkis pukuIanku yang kutujukan kepadanya? "
"Agar engkau jangan keliwat banyak membunuh orang dan
agar engkau jangan kehabisan tenaga dulu dalam menghadapi
aku! "
"Hm, " Hek cong-thancu menggeram. “nenek Bambu
Kuning, jangan engkau bersikap seperti seorang hakim yang
berkuasa menentukan mati hidup orang. Ingat, di sini adalah
markas Seng-lian-kau, jangan bertingkah di sini! "
Hong Tiok pohpoh melengking marah : "Persetan dengan
Seng-lian-kau. Aku tak peduli, aku hendak mencari engkau,
bukan Seng-lian-kau!"
"Aku adalah cong-thancu dari Seng-lian kau dan di
gelanggang ini semua atas nama Seng-lian-kau. "
"Sudah kukatakan, aku tak peduli dengan segala macam
Seng-lian-kau. Aku hendak mencarimu dan menghimpas
hutangmu. Ini urusan peribadi, bukan urusan Seng-lian kau."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
" Tangkap nenek gila ini! " serentak Hek cong thancu pun
berseru. Duapuluh anakbuah barisan Teratai-merah segera
menyerbu Hong Tiok poh poh.
Melihat itu nenek Bambu Kuning marah. Tanpa banyak
suara dia terus putar tongkat bambunya untuk menghantam
mereka. Tetapi anakbuah barisan Teratai merah itu pun bukan
bangsa kerucuk yang lemah. Mereka mengepung dan
menyerang nenek itu dari delapan penjuru. Betapa saktinya
tetapi karena menghadapi sekian banyak jago2, Hong Tiok
pohpoh sibuk juga.
Hong Tiok pohpoh berhasil merubuhkan lima orang tetapi
akhirnya dia pun terkena pedang mereka. Bahunya terbacok
dan kakinya pun terbabat. Kini nenek itu berlumuran darah.
Dia makin mengamuk kalap.
Tiba2 sesosok tubuh melayang ke dalam gelanggang dan
terus langsung menerjang barisan Teratai-merah itu. Tangan
pendatang itu berayun-ayun beberapa kali dan terdengarlah
susul menyusul jerit pekik disertai dengan sosok2 tubuh yang
rubuh.
Dalam beberapa kejap saja, barisan Teratai-merah itu telah
dibasmi semua.
"Poh poh, apakah lukamu parah? " seru pendatang itu,
yang bukan lain adalah si gadis cantik yang datang bersama
nenek itu.
"Hm, kawanan kurcaci itu memang harus dibasmi, " kata
Hong Tiok pohpoh sambil menahan kesakitan.
"Pohpoh, lekas engkau mundur dan obatilah lukamu," seru
si jelita pula. Hong Tiok pohpoh pun menurut.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Kemudian si jelita maju ke hadapan Hek cong-thancu "Siapa
engkau" tegar Hek cong-thancu dengan marah sekali karena
melihat anakbuahnya bergelimpangan di tanah.
“, kalau engkau tak kenal aku, memang pantas. Tetapi aku
tetap mengenal engkau!” sahut jelita itu.
“Siapa engkau!”-teriak Hek cong-thancu.
“Jawab dulu pertanyaanku ini," sahut si jelita, “bukankah
engkau yang bernama Hek Bi-jin.
Hek cong thancu terkejut. Ia tak menyangka nona yang
semuda itu kenal akan namanya. Namun ia mengiakan juga.
"Aku adalah anak dari Hek Bi-kui yang engkau bunuh itu.
Saat ini aku hendak meminta ganti jiwa kepadamu! "
'Engkau .
Hek Bi-jin menyurut mundur.
"Jangan banyak bicara, lekas bersiap menerima
kematianmu! " tiba2 jelita itu mencabut sepasang tusuk
kundai dari sanggulnya lalu menyerang.
Melihat lawan hanya bersenjata tusuk kundai, Hek Bi-jin
pun segera memainkan pedangnya, menyerang dengan
gencar. Tring .... tring, setiap sambaran pedang tentu
disambut dengan tusukan ujung tusuk kundai. Hek Bi-jin
penasaran dan makin kalap tetapi dia tetap tak mampu
melepaskan pedangnya dari ujung tusuk kundai.
Tiba2 sesosok tubuh melayang dari tempat duduk pimpinan
Seng-lian kau : "Hai, berhenti. Apakah engkau puteri dari Hek
Bi kui? " serunya seraya melayang ke tanah.
Tetapi saat itu pula wanita cantik bersanggul bunga melati
tadi segera melayang ke hadapannya.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Sui Kim-san, engkau masih kenal aku? ” seru wanita cantik
itu.
" Engkau ..... Kui Giok! " teriak orang itu.
"Bukan!" seru wanita itu."Kui Giok sudah mati merenas
dalam derita penghianatanmu. Yang engkau hadapi ini adalah
Hu Yong siancu yang akan mencabut nyawamu!"
"Kui Giok...
"Jika lelaki semacam engkau masih hidup, tentu banyak
wanita yang menderita. Engkau harus mati sekarang juga!”
Tiba2 sesosok tubuh langsing melayang ke samping Hu
Yong siancu. Dia adalah Sui Kim Lian, murid Hu Yong siancu
yang sebenarnya puterinya serdiri.
“Suhu, apakah ini ayahku yang bernama Sui Kim-san itu? *
seru Kim Liau.
"Ya," sahut Hu Yong siance, "dia seorang lelaki yang lebih
mementingkan kesenangan diri dengan lain wanita dari pada
isteri dan anaknya. Apakah engkau rela mempunyai ayah
begitu? *
"Ayah," tiba2 Kim Lian berseru, "terimalah hormat anakmu."
terus berjongkok dan memberi hormat sampai tujuh kali.
Kemudian dia berbangkit. "Aku telah menghaturkan hormat
kepadamu sebagai seorang ayah. Hormat yang terakhir sejak
aku lahir dan hormat yang terakhir sejak aku hidup. Sekarang
aku pun hendak menuntut dua buah hal. Sebagai anak yang
tak diakui ayahnya, dan sebagai anak yang akan membela
mamah yang telah dihianati suaminya. Nah, bersiaplah
menerima pembatasan itu!"
"Engkau ... engkau anakku ….” baru Sui Kiai San hendak
maju menghampiri Kim Lian, tiba2 Hek Bi jin setelah dapat
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
mendesak lawan, terus loncat keluar gelanggang dan memaki:
"Huh, perempuan tak tahu malu. Mengapa masih mengejarngejar
lelaki yang tak sudi pada dirimu ....!"
"Jalang tua!” Kim Lian marah karena Hu Yong siancu dimaki
sehina itu. Serentak dia terus menerjang Hek Bi jin.
"Ih....." tiba2 Kim Lian menurut mundur, tubuhnya
terhuyung-huyung, bahunya berlumuran darah.
Melihat itu Sui Kim San marah : "Hek cong-thancu, engkau
berani melukai anakku? ” Dia terus menghantam Hek Bi jin.
“Tak perlu cari muka, aku dapat menghukum nenek hitam
yang menjadi gula-gulamu itu!" Hu Yong siancu serempak
menyongsong pukulan Su Kim San yang ditujukan kepada Hek
Bi jin, lalu menyerang lelaki bekas suaminya yang kini
menjabat sebagai wakil ketua Seng-Iian-kau.
Sementara itu si jelita pun menyerang pula Hek Bi-jin
dengan sepasang tusuk kundainya.
Tiba2 Hek Bi-jin menjerit keras, disusul dengan Sui Kim San
yang meraung dahsyat. Sebuah biji mata Hek Bi-jin pecah
tertusuk ujung tusuk kundai si jelita. Dan lengan kanan Sui
Kim San pun terpapas pedang Hu Yong siancu.
Rupanya baik si jelita mau pun Hu Yong tak dapat
mengendalikan emosinya. Setelah berhasil sekali, mereka pun
menyusuli pula. Si Jelita menghabiskan biji mata Hek Bi-jin
sehingga kedua mata wanita itu buta dan Hu Yong siancu pun
membabat lengan kiri Sui Kim San sehingga kedua lengannya
buntung.
Masih si Jelita dan Hu Yong siancu hendak menyerang lagi.
Rupanya kedua wanita itu tak mau lekas2 menghabisi nyawa
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
lawan, melainkan hendak berpesta pora dulu menyiksa
lawannya.
Sekalian anakbuah Seng-lian-kau terkejut meyaksikan congthancu
dan wakil ketua mereka menderita luka semacam itu.
Hek Bi-jin memang bingung menghadapi permainan sepasang
tusuk kundai yang luar biasa aneh dan saktinya dari si jelita.
Sedang Sui Kim San masih terlongong-longong karena melihat
Kim Lian, anak perempuannya terluka, sehingga ia lengah dan
terbabat lengannya oleh Hu Yong siancu, bekas isterinya.
Ketika melihat cong-thancu dan wakil ketua terancam
jiwanya, segenap barisan Seng-lian-kau segera bergerak
hendak menyerbu. Tetapi sekonyong-konyong di udara
terdengar suitan yang nyaring macam ledakan petir. Kemudian
sesosok tubuh melayang dan meluncur turun ke tengah
gelanggang.
Si jelita dan Hu Yong siancu terpental beberapa langkah ke
belakang. Mereka seperti dilanda angin dahsyat.
Dan muncullah di tengah gelanggang itu seorang pria yang
mukanya bertutup kain kerudung warna hitam. Dia adalah
ketua Seng-lian-kau.
"Jika aku mau membunuh kalian berdua perempuan yang
liar ini." serunya seraya menuding si Jelita dan Hu Yong
siancu, "adalah semudah kubalikkan telapak tanganku. Tetapi
aku menghendaki kepada rombongan kalian yang maju,
jangan kerucuk2 macam kalian ini!"
Marahlah si jelita dan Hu Yong siancu. Tanpa bersepakat,
keduanya segera menyerang. Tetapi ketua Seng lian kau itu
menampar dengan kedua lengannya seraya mendengus.
"Hm, kalian bukan tandinganku!”
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Si Jelita dan Hu Yong siancu terpental sampai setombak
jauhnya. Keduanya rasakan dadanya ampek dan napasnya
sesak. Buru2 mereka melakukan pernapasan untuk
melancarkan darah di tubuhnya.
Sementara beberapa anakbuah barisan Seng-lian-kau pun
segera membawa Hek Bi-jin dan Sui Kim San ke dalam
markas.
"Hayo, siapakah kepala dari rombongan yang hendak
menantang Seng-lian-kau. Keluarlah bertanding dengan aku! "
seru ketua Seng-lian-kau pula.
Rombongan Hoa Sin terkejut menyaksikan kesaktian ketua
Seng lian-kau itu. Hu Yong siancu dan si jelita yang mampu
menusuk kedua biji Hek Bi-jin, tetap tak dapat menahan
tenaga tamparannya. Dapat dibayangkan betapa kesaktian
ketua itu. Namun karena mendapat tantangan, terpaksa Hoa
Sin melangkah maju. Melihat itu Hui Gong siansu, Ang Bin
tojin, Hong Hong tojin, Ceng Sian suthay, kakek Kerbau Putih.
Sian Li serempak mengawal di belakang Hoa Sin.
"Hm, silahkan kalian maju semua! " seru ketua Seng-liankau
dengan nada mengejek.
"Kedatangan kami di sini, bukan mencari permusuhan dan
mau main kerubut, melainkan hendak mencari kedamaian.
Anda mengatakan diri anda Kim Thian Cong tayhiap tetapi
ternyata bukan. Maka atas nama seluruh kaum persilatan dan
segenap partai2 persilatan mohon agar anda suka melepaskan
rencana untuk rrenguasai dunia persilatan, membebaskan
tokoh2 yang telah anda tawan dan ...
"Jangan banyak bicara!" bentak ketua Seng-lian-kau,
"bersiaplah menerima seranganku. Ia menutup kata-katanya
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
dengan lepaskan sebuah tamparan kearah Hoa Sin. Hoa Sin
cepat menangkis tetapi dia terpental setombak kebelakang.
Tokoh2 ketua partai itu pun segera beramai-ramai
rnenghantam, bum .... ketua Seng-lian kau menyongsong
dengan pukulan dan terjadilah letupan dahsyat.
Hebat benar ketua Seng-liang-kan itu. Dia sanggup beradu
pukulan dengan sekian banyak ketua partai persilatan, bahkan
karena para ketua partai itu masih belum sembuh lukanya,
mereka tersurut mundur setengah langkah.
Sesaat kepulan debu tebal sudah menipis maka di tengah
gelanggang itu telah tambah dengan seorang pemuda gundul
dan seorang kakek botak.
"Kim kongcu!" teriak sekalian ketua partai ketika melihat
pemuda itu tak lain Blo'on dan kakek Lo Kun.
Mereka memberi anggukan kepala kepada mereka
kemudian melangkah kehadapan ketua Seng-lian-kau,
serunya:
"Akulah yang akan menghadapi engkau!"
"Ho, engkau? " teriak ketua Seng-lian-kau, “apakah tak ada
lain jago yang lebih lihay dari engkau? "
"Akulah yang paling besar mempunyai kepentingan dalam
urusan ini. Karena nama mendiang ayahku dicatut dan
disalah-gunakan."
Ketua Seng-lian-kan tertawa. "Engkoh gundul, ini bukan
main2 tetapi suatu pertaruhan jiwa dan nasib seluruh dunia
persilatan,” kata ketua Seng liang kau. “Kalau aku kalah
dengan engkau, aku rela mengundurkan diri dari dunia
persilatan. Seng-lian-kau kububarkan dan tokoh2 persilatan
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
yang kutawan itu akan kulepaskan semua. Tetapi bagaimana
kalau engkau kalah.? "
"Kalau aku kalah, potonglah leherku!" sahut Blo'on.
"Tidak, belum cukup!"
"Apa permintaanmu? "
"Seluruh partai2 persilatan itu harus menyerah dan tunduk
di bawah perintahku!"
"Ah. aku tak tahu mereka mau atau tidak! Karena aku
bukan pemimpin dunia persilatan melainkan hanya pemimpin
rombongan yang datang kesini."
"Kim kongcu, aku bersedia menuruti permintaan ketua
Seng-lian kau itu! " tiba2 Hoa Sin memberikan suara
persetujuannya.
"Tetapi Hoa pangou," Blo'on kerutkan alis, "aku tak yakin
kalau dapat mengalahkannya."
"Hoa Sin seorang ketua partai Kay-pang apa yang
kukatakan tak pernah kumerasa menyesal. Aku tetap menjagoi
engkau! "
"Kakekmu juga, Blo'on. Kalau engkau kalah aku rela
menjadi budak ketua Seng-lian-kau yang banci itu! "
" Pin-ni juga, Kim kongcu," seru Hui Gong.
" Pinto juga ....... "
Berturut-turut Ang Bin tojin, Hong Hong tojin, Ceng Sian
suthay, Sugong In dan Sian Li menyatakan dukungannya
kepada Blo'on. Blo'on terkejut.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Blo'on, mengapa engkau kuatir melawan seorang banci
macam ketua Seng-lian-kau itu? " tiba2 kakek Lo Kun berteriak
lagi.
"Eh, kakek gundul, mengapa engkau selalu mengatakan
aku banci? " seru ketua Seng-lian-kau.
"Karena engkau menutupi mukanya dengan kain hitam.
Kalau engkau memang seorang jantan, bukalah! " sahut Lo
Kun.
"Baik, ketua Seng lian-kau terus membuka kain yang
mengerudung mukanya.
"Ya, mereka telah mendukung aku. Apakah engkau sudah
puas? " tanya Blo'on.
"Baik, mari kita mulai! "
"Nanti dulu…. " kini Blo'on yang mencegah, "akulah yang
masih kurang puas dengan syaratmu tadi. Aku masih
menghendaki sebuah hal. "
"Apa? "?
"Engkau harus memberitahu dimana jenajah ayahku dan
menyerahkan kepadaku! "
"Wah, kalau aku tak tahu? "
"Harus mencarikan sampai ketemu! "
"Kalau tak bisa? "
"Kepalamu kupotong! "
Ketua Seng-lian-kau tertawa gelak2. Sedangkan sekalian
ketua partai dan tokoh persilatan terkejut dan kagum atas
kata2 Blo'on.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Engkau belum tentu menang," kata ketua Seng-liau-kau,"
baik, aku terima."
Segera orang2 itu disuruh minggir agar Blo'on dan ketua
Seng lian-kau dapat berhadapan dengan leluasa.
“Nah, mulailah!'«
"Aku tidak bisa berkelahi. Engkau saja yang mulai dulu! "
seru Blo'on. Ketua Seng lian kau itu pun dengan santai
ayunkan tangannya menampar. Tiada kedengaran sambaran
angin dan suara apa2. Tahu2 tubuh Blo'on mencelat sampai
tiga tombak jauhnya. Dia terbanting ke tanah tetapi cepat dia
melenting bangun dan melayang pula ke hadapan lawan.
"Ini lagi! *' ketua Seng Han kau menampar lebih keras dan
tubuh Blo’on pun melayang ke udara. Tetapi sebelum
meluncur ke tanah, Blo'on bergeliatan dan melayang kembali
ke hadapan ketua Seng lian-kau itu.
Terdengar teriak pujian dari sekalian jago2 persilatan.
Sementara ketua Seng-lian-kau mulai heran. Gila barangkali
anak ini. Pikirnya.
Kali ini dia menendang dan tubuh Blo'on pun jungkir balik
melambung ke udara tetapi seperti orang main akrobat, Blo'on
meluncur ke tanah sembari berulang-ulang jungkir balik.
Sebelum tiba di tanah, ketua Seng-lian-kau sudah menyambut
lagi dengan sebuah hantaman. Tubuh Blo'on melambung ke
udara lagi makin tinggi. Dia meluncur tetapi disambut lagi
dengan hantaman.
Karena terkejut dan gentar, memancarlah semangat Blo'on
dan serentak tenaga sakti Ji-ih sin-kang pun bergerak. Tenaga
sakti itu dapat menggerakkan tubuhnya menurut apa yang
dikehendakinya!
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Karena dua tiga kali berputar-putar jungkir balik di udara,
kepala Blo'on agak pusing. Dia marah. Sambil meluncur ke
bawah, dia menghantam. Hantaman itu tidak menurut tata
jurus silat; pokok asal menghantam saja.
Saat itu ketua Seng-lian-kau menyambut lagi dengan
sebuah hantaman keras.
Bum ..... terdengar ledakan dahsyat. Blo'on mencelat ke
udara makin tinggi tetapi ketua Seng-lian-kau itu pun
mencelat sampai setombak jauhnya. Sesaat dia dapat berdiri
tegak maka Blo'on pun sudah melayang turun di hadapannya.
"Kurang ajar, sekarang engkau juga harus merasakan
pukulanku," seru Blo’on terus menghantam, uh ....... cukup
dengan berkisar ke samping, Blo'on menghantam angin.
Ketua, Seng lian-kau pun loncat menyerangnya. Blo'on
terkejut. Tahu2 tubuhnya sudah mencelat ke atas sehingga
terjangan ketua Seng-lian-kau itu pun luput. Blo'on membuat
sebuah gerak salto atau jungkir balik, meluncur di belakang
lawan dan terus menerkamnya, uh ..... Blo'on menjerit
kesakitan karena perutnya termakan sodokan siku lengan
lawan. Tetapi anehnya ketua Seng-lian kau itu pun terdorong
ke muka dan terseok-seok menyusur tanah. Cepat dia
melenting bangun.
Dia tak tahu bahwa ilmu Ji-ih-sin-kang dalam tubuh Blo'on
itu mempunyai daya tolak yang ampuh. Akibatnya, dia harus
mencium tanah.
"Bangsat, mampus engkau!" ketua Seng lian-kau dengan
marah segera dorongkan kedua tangannya ke arah Blo'on
tetapi Blo’on juga menirukan gerakannya. Akibatnya Blo'on
terpental setombak ke belakang tetapi ketua Seng-lian-kau itu
terjerembab ke tanah.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Cepat ketua Seng lian-kau itu melenting bangun tetapi saat
itu Blo'on sudah menerkam dadanya, bratt .... ketua Seng-liankau
terkejut dan menyurut mundur tetapi karena dadanya
kena dicergkeram tangan Blo'on maka bajunya pun robek dan
dadanya terbuka. Sebelum dia sempat pulih kejutnya, Blo'on
sudah menubruknya lagi.
Gerakan B'o'on memang Iuar biasa cepatnya sehingga
tokoh seperti ketua Seng-lian kau pun tak sempat menghindar
lagi. Dia berontak sekuat kuatnya tetapi ah.....akibatnya
runyam. Seketika dia seperti dijepit rantai baja yang kokoh
sekali sehingga dia lunglai dan muntah darah.
Dia tak tahu bahwa tenaga sakti Ji ih-sin-kang yang dimiliki
Blo'on memang tiada tandingnya, dapat memantulkan daya
tolak yang aneh. Tenaga-dalam ketua Seng-lian-kau yang
dikerahkan untuk berontak itu bahkan malah melanda kembali
ke dalam tubuhnya. Dia menderita luka-dalam yang parah
sehingga sampai muntah darah.
"Bagus, Blo'on, engkau menang," seru Lo-Kun seraya lari
menghampiri, "hai, apa benda hitam di dada sebelah kirinya
itu? "
Kakek limbung itu terus ulurkan tangan hendak menjemput
benda hitam sebesar buah kelengkeng yang melekat di dada
ketua Seng-lian-kau sebelah kiri. Tetapi sekonyong berhembus
angin halus dan tahu2 Lo Kun terlempar beberapa langkah lalu
jatuh berguling-guIing di tanah. Dan saat itu dihadapan Blo'on
muncul seorang wanita yang mengenakan kerudung muka.
"Kim Yu yong Iepaskanlah, dia adalah engkohmu sendiri,"
seru wanita Itu seraya menudingkan telunjuk jari keaah
Blo'on. Entah bagaimana Blo'on pun lepaskan cengkamannya
pada tubuh ketua Seng lian kau.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Hiang Hiang niocu!" serempak terdengar teriakan dari Hui
Gong, Ang Bin dan Hoa Sin yang ramai2 menghampiri, "Taysu,
totiang dan suthay, selamat berjumpa kembali," wanita itu
memang Hiang Hiang niocu. Ia memberi hormat kepada para
ketua partai persilatan.
Setelah dilepas Blo'on, ketua Seng-lian-kau Itu pun duduk
pejamkan mata. Ia menyalurkan tenaga dalam untuk
memulihkan kembali lukanya.
"Siapakah wanita ini? * teriak Blo'on yang tak mengerti
mengapa para ketua partai akrab dan menghormatnya.
"Omitohud!” seru Hui Gong taysu, "niocu ini adalah
mamahmu, Kim kongcu."
"Mamahku? Ah, tidak, taysu. Mamahku sudah meninggal,"
bantah Blo'on.
Dengan suara tenang dan jelas, Hui Gong lalu menuturkan
semua peristiwa pada waktu Hiang Hiang niocu datang
menghadiri malam sembahyangan peti jenasah Kim Thian
Cong.
Blo'on terlongong-longong.
"Yu Yong," tiba2 Hiang Hiang niocu berkata dengan lemah
lembut, "aku girang sekali Thian Cong mempunyai putera
seperti engkau. Engkau sebenarnya masih mempunyai
seorang engkoh yang lahir dari lain ibu yalah aku ini."
"O, mah.....," tiba2 Blo'on berlutut membeli hormat.
"Bangunlah anakku," kata Hiang Hiang niocu dengan
airmata berlinang-linang, "semua telah berlalu, semoga berlalu
pula segala dendam dan penderitaan. Mari kita jelang hari2
kebahagiaan dapat berkumpul kembali."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Mah, mengapa engkau melarang aku menyekap ketua
Seng-lian-kau itu? " tanya Blo'on pula.
"Dia adalah engkohmu atau pateraku yang hilang," jawab
Hiang Hiang niocu.
Sekalian ketua partai persilatan terkejut dan meminta
keterangan.
"Tahi lalat sebesar buah kelengkeng pada dada kirinya,
merupakan ciri yang tak dapat diingkari lagi. Dia adalah
anakku yang diculik Pak Lian lojin, ketua Pek-lian-kau guru
dari The Seng-kun karena mengira anak itu adalah putera The
Seng-kan."
"Benar, aku memang putera The Seng-kun," tiba2 ketua
Seng lian-kau berseru seraya berbangkit, "siapa bilang aku
putra Kim Thian Cong? "
"Aku," sahut Hiang Hiang niocu."
"Engkau? Siapa engkau? "
"Aku adalah mamahmu, nak ....."
"Tidak!* ketua Seng-lian-kau berteriak.
"Pek Lian sucoa mengatakan ibuku sudah mati!"
"Dia bohong!" seru Hiang Hiang niocu dengan nada
tergetar, "dia telah menculik engkau waktu engkau masih
bayi."
"Apakah buktinya? " masih ketua Seng-lian-kau
membantah.
Tiba2 di udara terdengar suara orang bernyanyi:
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Dunia memang aneh, lucu sekali Yang benar, dikata salah
Yang salah dianggap benar Mungkin ayah tak yakin akan anak
Tetapi seorang wanita tahu pasti Siapakah ayah dari
puteranya Kerana dialah yang melahirkannya.
Sekalian orang terkejut ketika di gelanggang itu muncul
seorang kakek berwajah tertawa. Dengan langkah tenang dia
menghampiri ke tempat Hiang Hiang niocu.
"Bu Bun, engkau salah!" seru kakek itu kepada ketua Seng
lian-kau," niocu ini memang benar ibumu dan engkau adalah
putra Kim Thian Cong tayhiap, bukan The Seng kun.
Sudah tentu sekalian orang terkejut mendengar kata2 itu.
"Lo-tiang, siapakah lo tiang ini? * kali ini Hoa Sin segera
menghampiri.
"Engkau tak kenal aku? Ha, ha, Hoa Sin, kutahu engkau
telah mengalami badai penderitaan, Tetapi kini badai itu telah
berlalu,"
"Lo tiang, mohon lotiarg sudi memberi keterangan kepada
kami."
"O…. Bu Ing lojin, kemanakah Bu Ing Sin-kun tadi? ” tiba2
Blo'on menyeloteh.
"Sudah kulepaskan karena dia sudah berjanji takkan muncul
dalam dunia persilatan lagi," jawab kakek yang disebut Bu Ing
lojin.
Atas pertanyaan Hoa Sin, Blo'on menerangkan ternyata
yang menyambar dan membawa Bu Ing sinkun tadi adalah
kakek itu.
"Bu Ing lojin," kata Hiang Hiang niocu, “telah lama
kudengar dalam dunia persilatan tentang seorang tokoh yang
luar biasa. Beruntung sekali hari ini aku dapat berjumpa."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Ah, niocu terlalu merendah diri. Aku pun sudah lama
mengagumi nama niocu," sahut Bu Ing lojin, "sebenarnya aku
juga mendapat tugas dari suhu untuk mencari sumoayku."
Hiang Hiang Niocu kerutkan alis.
"Siapakah suhu dari lojin? " tanyanya.
"Kurasa Niocu tentu sudah mengenalnya. Beliau adalah Bu
Beng suhu!"
"Hai ....!" teriak Hiang Hiang niocu menyurut mundur
setengah langkah, "kalau begitu .... lojin ini adalah suhengku
..."
Bu Ing lojin tertawa: "Jika sumoay mau mengaku aku si
orang tua sebagai suheng, sudah tentu aku merasa gembira
sekali. "
"Suheng, terimalah hormat sumoay," serta merta Hiang
Hiang niocu terus menghaturkan hormat.
"Bu Bun, Hiang Hiang niocu ini memang mamahmu. Jangan
engkau tak kenal adat! " seru Bu Ing lojin pula.
"Hm, tidak mudah untuk mengaku-aku. Coba sebutkan,
mana buktinya! " sahut ketua Seng-lian-kau.
Bu Ing lojin segera mengeluarkan sebuah bungkusan kain
kuning dari bajunya lalu diserahkan ke pada ketua Seng lian
kau dan minta supaya memeriksanya.
Ketua Seng lian kau membuka bungkusan itu dan
membelalak ketika melihat isinya. Sebuah bunga teratai dari
batu kumala putih. Itulah pusaka milik sucounya, Pek Lian lojin
dan sekeping emas putih yang tipis berisi tulisan yang diukir.
Bunyi tulisan itu menyatakan bahwa Bu Bun telah diambil
secara paksa dari tangan ibunya, isteri The Seng-kun, yang
bernama Hiang Hiang niocu.....
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Ketua Seng lian kau terlongong-longong. Tiba-tiba ia
berseru : "Dari mana engkau mendapatkan benda2 ini? ”
"Dari suhuku," kata Bu Ing lojin, "dalam pertempuran
dengan pasukan Beng, Pek Lian lojin menderita luka2 berat
dan diselamatkan oleh suhu. Tetapi karena lukanya terlalu
parah, akhirnya Pek Lian menghembuskan napas. Sebelum
meninggal dia telah menyerahkan kim-long (kantong wasiat)
ini kepada suhu agar menyerahkan kepadamu."
"Mah, anak telah bersalah, terimalah hormat anak yang
puthau ini," kata ketua Seng-lian-kau seraya berlutut di
hadapan Hiang Hiang niocu. Hiang Hiang niocu memeluknya.
Selama duapuluh tahun, baru saat itu Hiang Hiang
mengucurkan airmata lagi.
“Mah, benarkah ayahku itu Kim Thian Cong? " tanya ketua
Seng-lian-kau yang bernama Bu Bun itu.
Dengan barcucuran airmata, Hiang Hiang niocu
menceritakan semua kisah hidupnya. Ia menandaskan dengan
sumpah bahwa Bu Bun itu memang putera yang didapatnya
dari Kim Thian Cong. Adalah karena mengra Bu Bun itu anak
dari The Seng-kun, maka Pek Lian lojin lalu membawanya lari.
"Tetapi aku adalah mamahmu maka hanya aku yang tahu
jelas siapa sebenarnya ayahmu itu," Hiang Hiang niocu
menutup pembicaraan.
"Jika begitu, semua tindakanku yang kulakukan menurut
perintah sucou Pek Lian lojin itu salah semua. Dia mengatakan
bahwa Kim Thian Cong itu adalah musuh besarku karena telah
membunuh ayahku The Seng kun. Aku harus membalas
dendam kepadanya. Itulah sebabnya maka aku lalu
mengumpulkan pengikut dan merencanakan untuk mencuri
jenaiahnya."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Oh, " Hiang Hiang niocu mendesuh kejut, "jadi engkaulah
yang melakukan pencurian itu? "
"Sebenarnya aku tak mempunyai rencana sampai begitu.
Tetapi Sui Kim San telah menawarkan jasa untuk melakukan
pancurian itu. Kemudian dia dapat memaksa Tio Goan Pa
untuk mencuri jenajah Kim tayhiap."
"Jahanam manusia Goan Pa itu. Mengapa ia mau
melakukan perbuatan terkutuk itu? " tiba2 Sian Li berteriak.
"Sui Kim San telah menjanjikan akan memberinya rahasia
dari tempat penyimpanan sebuah pedang pusaka serta harta
karun."
"Dari mana? "
"Dari kerangka pedang Ceng-liong-kiam," kata Bu Bun.
"O," tiba2 Ceng Sian suthay berseru, "jika demikian
kerangka itu berisi peta rahasia yang berharga. Aku terlambat
mendapatkannya."
"Apakah suthay mendapatkan pedang Ceng-liong-kiam itu?
" sekonyong-konyong Hu Yong siansu buka suara.
Ceng Sian mengiakan. Dia mengatakan bahwa dia
sebenarnya puteri dari Ong Gwat-ngo dengan Li Hong-kiat.
"Oh, cici ....," diluar dugaan tiba2 Hu Yong siansu berlutut
di bawah kaki Ceng Sian suthay, " aku adalah puteri dari
mamah Ong Gwat-ngo dengan Ong Han ......."
Ceng Sian suthay terkejut. Ternyata dia dan Hu Yong siancu
itu saudara seibu lain ayah. Keduanya lalu berpelukan dengan
mesra .....
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Bu kongcu," sesaat kemudian Hoa Sin bertanya kepada
ketua Seng-lian-kau, "jadi yang mencuri jenasah Kim tayhiap
itu Tio Goan Pa sendiri?
"Ya."
"Dan siapakah yang membunuh Kwik suhengku? " seru Sian
Li.
"Juga Goan Pa."
"Dia memang manusia licik. Setelah mendapatkan peta
rahasia dalam kerangka pedang Ceng-lui-kiam, barulah dia
menyerahkan jenasah suhunya. Setelah itu dia terus
melenyapkan diri entah kemana."
"Dimana jenasah ayahku sekarang!" bentak Blo'on.
Ketua S;ng-lian-kau terbelalak. Ia mengangguk dan
tersenyum : "Adikku Blo'on, karena tak tahu asal usul diriku,
maka aku telah melakukan kesalahan besar karena mencuri
jenasah ayah. Tetapi jangan kuatir. Jenasah ayah telah
kubalsem dan kusembunyikan dalam markas ini. Nanti setelah
urusan selesai, kita bawa lagi ke Lou-hu-san."
"Kim kongcu, engkau harus minta maaf kepada engkohmu
karena engkau berani melawannya tadi," bisik Hoa Sin.
"Engkoh .... eh, siapa namanya? Aku minta maaf karena
berani kepadamu," kara Blo'on.
"Engkau benar, Blo'on," Hiang Hiang niocu tersenyum "dia
bernama Bu Bun tetapi itu salah. Dia harus memakai she
ayahnya. Engkau bernama Kim Yu Yong dan biarlah dia kuberi
nama Kim Yu Ci."
Beberapa ketua partai persilatan itu segera memberi
selamat kepada Kim Yu Ci. Semua orang bergembira karena
keluarga dari Kim Thian Cong dapat berkumpul.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Kim Yu Ci lalu mengajak sekalian orang gagah masuk
kedalam markas. Dia perintahkan orang untuk mempersiapkan
perjamuan besar guna merayakan hari yang bersejarah itu.
Tiba2 rombongan Hoa-san-pay yang dipimpin oleh Pui Kian,
salah seorang tianglo partai itu pun muncul. Disusul dengan
rombongan murid2 Bu-tong-pay, Siau-lim-pay.
Di tengah perjamuan, Hoa Sin angkat bicara. Dia
mengatakan bahwa memang sudah menjadi naIuri bahwa
kehidupan dunia persilatan itu tak pernah mengenal tenang.
Setiap masa tentu timbul pergolakan. Tetapi bagaimana pun,
sejak dahulu hingga sekarang, setiap pergolakan tentu akan
lenyap karena yang Putih tentu akhirnya dapat menindas yang
Hitam.
Kemudian ketua Kay pang itu mempersilahkan setiap ketua
atau wakil dari partai persilatan, begitu pula tiap hadirin,
apabila mempunyai persoalan yang belum beres, supaya
diajukan dalam perjamuan agar dapat dipecahkan beramairamai.
Mumpung saat itu hampir dikata segenap tokoh2
persilatan sama berkumpul.
Pui Kian sebagai wakil Hoa-san-pay segera berbangkit dan
melanjutkan tuntutannya kepada Blo'on. Minta pertanggungan
jawab pemuda itu atas terbunuhnya Kam Sian Hong, ketua
Hoa-san-pay.
Kembali Bu Ing lojin tampil memberi keterangan :
"Ketika rombongan Hoa pangcu, Kim Blo'on, Ceng Sian
suthay dan Pang To Tik menuju ke markas Thian-su-kau
digunung Thay san, bukankah markas besar Thian-su-kau
hancur? ”
"Benar, lojin," sahut Hoa Sin.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Dan sebelum itu, tahukah saudara sekalian dimana Pang
To Tik? " tanya Bu Ing lojin.
"Saat itu Pang To Tik tayhiap mengatakan kepada kami
hendak melakukan penyelidikan menyusup kedalam markas
Thian-su-kau. Tetapi sampai dengan hancurnya markas Thiansu-
kau ternyata dia tak muncul."
"Benar," seru Hong Hong tojin pula, "bahkan diantara
reruntuk puing markas rahasia Thian su kau yang ambruk itu
kami menemukan mayat Pang To Tik."
"Siancay, siancay! Semoga diampunkan segala kedosaan
dari manusia2 yang khilaf dan menjadi budak nafsu,” seru Bu
Ing lojin, “semut mati karena gula, manusia mati karena
tingkahnya.”
"Bu Ing lojin ,..."
"Anakku Blo'on," buru2 Hiang Hiang niocu menyela.
“panggilah beliau dengan sebutan supeh karena dia adalah
suhengku, mau? "
"Supeh, apa maksud kata2 supeh? " Blo'on mengulang
pertanyaannya.
"Kukatakan manusia mati karena tingkah. Seperti halnya
Kam Sian Hong ketua Hoa-san-pay. Dia mati karena
dibunuhnya sendiri.. ".
"Supeh!" teriak Blo'on. "yang jelas, dong. Kalau memberi
keterangan jangan pakai kata2 yang berliku-liku, aku tak
mengerti."
„Baiklah," kata Bu Ina Lojin, "Jelasnya yang mati di gua
markas Hoa-san pay itu bukan Kam Sian-Hong tetapi
sebenarnya Pang To Tik. Sedang Pang To Tik itu sebenarnya
adalah Kam Sian Hong .. "
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Sekalian tokoh2 gempar mendengar keterangan itu. Bahkan
Blo'on terus menjerit:
"Supeh. Jangan bicara sembarangan. Ini benar2
menyangkut urusan penting karena orang2 Hoa-san-pay
menuduh aku yang membunuhnya!''
"Aku bicara dengan sesungguhnya." kata Bu Ing lojin
dengan nada serius. "Selama kalian berada di gunung Thaysan,
bukankah beberapa kali kalian melihat bayangan manusia
yang muncul lenyap seperti setan? "
"Hai, apakah itu supeh sendiri? " teriak Blo’on pula.
Bu lng lojin tersenyum lebar, selebar mukanya yang bundar
seperti bulan purnama.
"Ya," katanya, "aku memang mengikuti gerak gerik kalian.
Dan ternyata aku pun mendapatkan hasil yang tak terdugaduga."
"O, apakah itu? " seru Blo'on.
"Mengenai diri Pang To Tik itu." kata Bu Ing lojin. "pada
malam itu kulihat sesosok bayangan berkelebat didalam
markas Thian su-kau. Kuikuti dia. Dia masuk kedalam kamar
rahasia di bawah tanah dan walau pun kutunggu sampai hari
menjelang pagi, dia tetap tak muncul. Besok paginya baru aku
terkejut ketika mendengar ledakan yang menggelegar.
Ternyata markas Thian-su kau telah hancur. Dan diantara
sosok2 tubuh yang tertindih tumpukan puing, kudapatkan diri
Pang To Tik. Kutolongnya tetapi dia sudah tak mempunyai
harapan lagi.
''O," seru sekalian ketua partai penilaian, "sungguh kasihan
Pang tayhiap."
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Namun setelah kututuk jalandarah dan kusaluri dengan
tenaga-dalam, dia masih dapat membuka mata dan
mengucapkan pesan yang terakhir ......"
" Apakah pesan Pang tayhiap? " seru Hoa Sin. Juga
rombongan Hoa san pay tampak tegang dan menumpahkan
perhatian.
"Pesan itu hanya merupakan suatu pengakuan dosa. Pang
To Tik mengaku bahwa dia sebenarnya adalah Kam Sian
Hong, ketua Hoa-san-pay ..."
“Hai, ngaco belo!”, teriak Pui Kian, tianglo Hoa-san-pay.
“Maaf, jika tak ingin mendengarkan keteranganku, aku pun
terpaksa tak melanjutkan saja,"kata Bu Ing lojin.
"Hai, orangtua, jangan mengganggu orang bicara! " Blo’on
membentak tianglo dari Hoa san-pay, "kalau engkau tak suka,
silahkan tinggalkan tempat ini. Tetapi kami semua ingin
mendengar keterangan dari supeh. "
"Sudahlah, Kim kongcu," karena kuatir menimbulkan
perselisihan, buru2 Hoa Sin melerai, "baiknya kita dengar dulu
apa yang lojin hendak menceritakan. Setuju atau tidak setuju,
baru nanti kita katakan setelah selesai bercerita "
Bu Ing lojin pun melanjutkan pula :
"Kam Sian Hong mengaku bahwa dia telah khilaf karena
dirancang dendam asmara. Kam Sian Hong mempunyai
seorang sumoay yang cantik. Diam-diam Kam Sian Hong jatuh
cinta tetapi sumoaynya tidak menyambut. Sumoaynya lebih
mencintai Pang To Tik. Sudah tentu Kam Siau Hong
mendendam kepada Pang To Tik. Setelah suhu mereka
menutup mata dan Kam Siau Hong diangkat sebagai ketua
Hoa san-pay, diam2 dia menyusun rencana. Disuruhnya
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
sutenya itu ke gurun Go bi untuk mencari sebuah kitab pusaka
Thian-lun-cin-keng di kuil Budagaya. Kitab pusaka itu telah
dijanjikan oleh kepala kuil Buddhagaya kepada suhu mereka
....... "
"Pang To Tik seorang murid yang patuh. Dia segera
berangkat ke Tibet. Setelah dia pergi maka Kam Sian Hong
pun mulai melaksanakan maksudnya Dia mulai mempergencar
pendekatannya kepada sumoaynya. Tetapi karena dengan
cara halus sampai kasar, sumoaynya tetap tak mau, akhirnya
hilanglah kesabaran Kam Siau Hong. Pada suatu hari dia
meniup dupa wangi yang mengandung bius ke dalam kamar
tidur sumoaynya. Setelah sumoaynya tak sadarkan diri, dia
lalu masuk dan melampiaskan nafsunya ....... "
Keesokan harinya setelah bangun, sumoay itu terkejut dan
tahu apa yang terjadi atas dirinya. Serentak dia menyambar
pedang dan mencari Kam Siau Hong. Setelah memaki-maki,
sumoaynya segera menyerang. Kam Sian Hong terpaksa
melayani. Dia masih mengalah karena merasa bersalah. Tetapi
bahunya kena tertusuk pedang, dia pun marah. Akhirnya
sumoaynya dapat dirubuhkan. Menyadari bahwa perbuatannya
itu apabila ketahuan orang tentu akan menimbulkan malu
besar, dan kuatir kalau sumoaynya akan menyiarkan peristiwa
itu, maka Kam Sian Hong yang sudah terlanjur basah itu pun
mandi sekali.
Sumoaynya dibunuh lalu diatur sedemikian rupa, seolaholah
telah mendapat kecelakaan jatuh ke dalam jurang. 5
tahun kemudian pulanglah Pang To Tik. dengan membawa
kitab pusaka itu. Dengan hati yang jujur diserahkannya kitab
pusaka itu. Di dalamnya selain berisi ilmu pela|aran Prana atau
pemapasan juga tentang beberapa ramuan obat yang jarang
diketahui orang. Diantaranya yang disebut lo-yong-sut atau
ilmu Merobah-raut-muka.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Setelah berhasil mempelajari dan mendapatkan ramuan
obatnya, akhirnya Kam Sian Hong lalu melaksanakan
rencananya. Memang Pang To Tik juga menanyakan dimana
sumoaynya dan dijawab Kam Sian Hong kalau sumoaynya
juga sedang melakukan tugas ke daerah Hunlam.
Demikian setelah matang segala persiapannya, Kam Sian
Hong berhasil membunuh Pang To Tik, kemudian dia berganti
menjadi Pang To Tik. Sedang mayat Pang To Tik setelah
dirobah muka dan pakaiannya, dijadikan Kam Sian Hong dan
ditaruh dalam gua tempat dia bersemedhi ....
"Oh....., " terdengar gemuruh suara para hadirin yang
terkejut.
"Tetapi akhirnya segala perbuatan jahat itu tentu akan
menerima ganjaran. Dia hendak meledakkan markas Thian su
kau agar semua tokoh2 silat mati tetapi dia sendiri tak
menyangka bahwa ledakan itu akan menghancurkan seluruh
ruang rahasia sehingga dia sendiri turut tertimbun mati."
"O. jadi Pang tayhiap yang selama bersama rombonganku
itu sebenarnya Kam Sian Hong sendiri? " Hoa Sin menegas.
"Ya," kata Bu Ing lojin. "begitulah pengakuan dari dia pada
detik2 hendak menghembuskan napas. Dan aku pun telah
melakukan pesannya agar jenasahnya dibakar dan abunya
dibuang dalam bengawan Hong-ho."
Sekalian orang gagah terutama dari pihak Hoa-san-pay
termangu-mangu. Mereka tak menyangka bahwa Kam Sian
Hong yang begitu diindahkan dan seorang ketua yang berbudi,
ternyata melakukan perbuatan yang begitu diluar persangkaan
orang.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
"Kiranya hanya kekuasaan Asmara yang berpengaruh,
dapat menyebabkan seorang tokoh seperti Kam Sian Hong
sampai gelap pikiran.
"Nah, siapa lagi yang masih mempunyai persoalan supaya
dikemukakan," seru Bu Ing lojin.
"Aku, lojin," tiba* Hoa Sin berseru, "aku hendak minta
tanya dimanakah jejak ketua Kay-pang yang dulu yakni Hanjiat-
sin-kay Suma Kian? "
"Oh ,...," Bu Ing lojin menjerit kaget. Tetapi cepat2 dia
tenang kembali, "Hoa Sin, kutahu engkau telah melaksanakan
segenap kemampuan untuk menjabat ketua Kay-pang dan
engkau pun telah membuktikan dirimu memang tepat sebagai
ketua Kay-pang. Oh ....." tiba2 ia berteriak.
"Kenapa lojin? " Hoa Sin heran.
"Ya, aku lupa," kata Bu Ing lojin, "hari ini aku harus
menemui seorang sahabat di kota Tayli, ah, maaf, aku harus
lekas kesana. Dan inilah Hoa Sin, barang titipan dari Han-jiatsin-
kay Suma Kian," ia terus melemparkan sebuah bungkusan
lalu melesat keluar dan lenyap dalam kegelapan malam.
Sekalian orang tercengang ketika melihat tingkah ulah Bu
Ing lojin yang seaneh itu. Yang paling terkejut sendiri adalah
Hoa Sin. Ketika membuka bungkusan, ia mendapatkah sehelai
kulit kambing yang bertuliskan perkataan. Hoa Sin menjerit
sekeras-kerasnya ketika membaca tulisan itu. Ternyata tulisan
itu menyatakan bahwa Bu lng lojin itu tak lain adalah Han-jiatsin-
kay sendiri.
Mendengar keterangan itu, gemparlah sekalian orang.
Benar2 suatu kejutan!
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
Setelah tenang, Blo'on pun mengajukan pernyataan, supaya
sekalian orang bantu mencarikan ketiga ekor binatang
piaraannya yang terpencar.
"O, jangan kuatir adik Blo'on,” seru Kim Yu Ci, ketua Seng
lian-kau, "ketiga binatang itu memang telah ditangkap
orang2ku dan kini berada dalam markas sini."
"Jika begitu tolong koko keluarkan mereka,” kata Blo'on.
Tak lama anakbuah Seng-lian kau membawa keluar ketiga
binatang itu. Si monyet, burung rajawali dan anjing kuning.
Ketiga binatang itu segera menghampiri Bio'on dan
melibatnya.
Suasana perjamuan makin meriah dan gembira. Peristiwa
dalam dunia persilatan yang sangat mencemaskan, ternyata
dapat berakhir dalam suasana yang menggembirakan.
"Saudara2 sekalian, dalam peristiwa yang terjadi dalam
dunia persilatan dewasa ini, baik di gunung Thay-san mau pun
digunung Hong-san ini, sejak peristiwa hilangnya jenajah Kim
Thayhiap sampai terbunuhnya ketua Hoa-san-pay, rasanya
tiada seorang pun, baik dalam pengalaman, peristiwa,
keberanian dan kepandaian, yang dapat melebihi keluarbiasaan
dan kegaiban dari Kim Yu Yong yang Blo'on itu. Maka
jika saudara2 setuju, marilah kita nobatkan Kim Blo'on kongcu
sebagai putera mahkota yang menggantarkan tahta
kepemimpinan dunia persilatan yang dahulu dipegang oleh
Kim Thian Cong tayhiap!”.
"Setuju! Setuju! Hidup Kim Blo'on I Hidup Pendekar Blo'on!
Hidup ...! Hidup!"
Blo'on kaget setengah mati. Tanpa berkata apa2 dia, terus
lari keluar tinggalkan perjamuan, lenyap dalam kegelapan
malam, Sekalian hadirin tercengang.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.
SELESAI.
Tiraikasih website http://kangzusi.com.

Anda sedang membaca artikel tentang Cerita Silat Ngentot : Pendekar Bloon 8 Tamat Sd Liong dan anda bisa menemukan artikel Cerita Silat Ngentot : Pendekar Bloon 8 Tamat Sd Liong ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-silat-ngentot-pendekar-bloon-8.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cerita Silat Ngentot : Pendekar Bloon 8 Tamat Sd Liong ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cerita Silat Ngentot : Pendekar Bloon 8 Tamat Sd Liong sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cerita Silat Ngentot : Pendekar Bloon 8 Tamat Sd Liong with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2012/08/cerita-silat-ngentot-pendekar-bloon-8.html. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar